Bagaimana jadinya jika kita jatuh cinta dengan guru kita sendiri??ya itulah yang dialami oleh ana, seorang gadis remaja cantik dan sangat pintar yang jatuh hati dengan gurunya bisma. Namun takdir berkata lain dihari bahagianya ia harus pergi untuk selama-lamanya meninggalkan cinta dan kenangannya bersama orang terkasih.
KISAH DI MULAI!!!!!
Sinar matahari berubah menjadi jingga menandakan siang akan berganti malam, matahari akan diganti dengan sinar rembulan yang disukai siapa saja tak terkecuali ana yang baru saja meninggalkan area sekolah setelah seharian belajar demi membanggakan sekolah nya.
“Sangat indah”gumam ana matanya menatap takjub langit oranye,warna yang memberi harapan matahari akan terbenam hanya untuk bangkit kembali.
Setalah puas menikmati sunset di pertengahan taman kota,ana kembali melangkahkan kakinya menuju rumah yang ia gunakan untuk berlindung dari panas dan hujan.
***
Dering ponsel membuyarkan lamunan gadis itu dengan cangkir yang ia genggam dengan erat menikmati aroma kopi Arabika favoritnya.
“Halo??”ucapnya setelah meletakan cangkir itu dan beralih mengambil gawai miliknya.
“Ana besok datanglah lebih pagi karena perlombaan hanya tinggal menghitung hari”Suara bariton itu membangunkan gelanyar malas dalam diri ana seketika.
“Setiap hari memang sayang datang pagi pak dan anda ingin saya datang lebih pagi lagi??? Kenapa tadi anda tidak menyuruh saya untuk menginap saja disekolah”ujar ana yang malas dengan guru matematikanya.
“Ana ingat saya ini guru kamu”ucapnya hampir mendobrak gendang telinga ana.
“Pak bisma bisa lebih pelan lagi gak bicaranya, telinga saya mau pecah pak”protes ana memberi kepalan tangan yang sudah ia tiup sebelumnya ke telinganya yang seperti terdapat sirene.
“Saya tunggu jam 6 di sekolah”desisnya kemudian mematikan sambungan telepon sepihak tanpa menunggu protes dari ana.
“Agh.... guru menyebalkan untung saja tampan”geram ana mengacak-acak rambutnya.
Dengan wajah cantik tanpa makeup ana memasuki gerbang besi yang bahkan masih tertutup rapat,mobil hitam sudah terparkir teratur di pelataran sekolah membuat ana mendengus kesal namun tak mampu berkata kata.
“Kamu terlambat 5 menit”suara itu mengintruksi ana untuk berbalik melihat pahatan Allah yang sempurna.
Hidung mancung, mata besar dan bibirnya yang tipis ditambah usianya yang masih termasuk remaja,tidak heran jika disekolah dirinya menjadi salah satu guru favorit siswi meski sikapnya yang tegas dan cuek tidak membuat aura ketampanan yang menarik siswi luntur.
“Maaf pak tapi saya juga punya pekerjaan di pagi hari”saut ana menunduk hormat pada gurunya.
“Pekerjaaan macam apa yang kamu lakukan?ingat ana kamu memiliki tanggungjawab besar dalam olimpiade matematika kali ini,kamu sendiri yang sudah berkata siap maka bertanggungjawab lah dengan kata katamu”ucap bisma tegas mengantungkan kedua tangannya di saku celana bahan hitam miliknya.
“Saya minta maaf pak lain kali saya akan lebih tepat waktu”saut ana yang memang sadar,ini keinginannya untuk membanggakan sekolah dan dirinya sendiri.
Tanpa menjawab perkataan siswinya itu, bisma masuk ke dalam ruangannya meninggalkan ana yang masih terpaku.
_
Ana begitu memperhatikan setiap rumus yang diajarkan bisma sesekali ana memandangi wajah mulus tanpa cacat sama sekali, sejak lama ana memang mengagumi gurunya ini namun apalah dia hanya seorang gadis miskin yang tidak mungkin disukai oleh bisma.
“Kamu mengerti??”tanya bisma yang telah selesai menjelaskan rumus dari pertanyaan yang ana tidak mengerti.
“Ahh iya pak”saut ana menunduk dalam hati dia berdoa semoga saja bisma tidak tahu jika sejak tadi ia memerhatikan nya.
Hari semakin cepat berlalu, rumus demi rumus,angka demi angka sudah terekam sempurna di dalam otak ana, hari ini adalah penentuannya setalah kurang lebih 2 bulan ia berjuang bersama pria yang ia cintai, hari ini ana bertekad mengutarakan perasaannya pada bisma tidak peduli apa anggapannya nanti.
“Ana saya yakin kamu bisa”ucap bisma pada murid yang membuatnya kagum sejak pertama mengajar di sekolah ini.
“Terimaksih pak, tapi sebelumnya saya ingin menyampaikan sesuatu sebelum saya memulai lomba ini”ujar ana dengan serius membuat kening bisma mengerut.
“Tujuan saya ikut lomba ini karena saya ingin terus bersama dengan anda,maaf jika saya lancang tapi inilah kenyataan nya bahwa saya mencintai anda pak.Sampai jumpa”sambung ana membuat bisma diam tak percaya bahwa siswi yang selama ini ia kagumi ternyata memendam hal yang sama.
“Saya juga mencintai kamu ana”gumam bisma tersenyum lebar pada ana yang sudah siap mengisi soal soal olimpiade.
Lomba dimulai ana mengisi setiap angka yang terpampang jelas di atas kertas putih, setiap soal dan rumus telah diajarkan oleh bisma karena itu ana bisa menyelesaikan dengan mudah namun kekhawatiran akan kekalahan tentu ada dalam diri nya.
“Ana kamu bisa ayolah demi sekolah dan pak bisma”gumam ana yang sedang mengerjakan soal di menit menit terakhir.
Bisma memperhatikan siswinya itu dengan lembut, terlihat ana berkali kali memukul kepalanya mencoba mengingat rumus yang mungkin telah ia ajarkan.
“Saya yakin kamu bisa ana,saya sangat yakin”gumam bisma melipat tangan didada sambil terus memperhatikan ana.
Ana sekilas mengalihkan pandangannya dari lembaran kertas menuju wajah dengan seulas senyuman yang bahkan tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Dengan tangan yang berkeringat ana duduk di samping bisma,bisma hanya tersenyum melihat ekspresi wajah ana yang khawatir.
“ingat ana perjuangan tidak akan mengkhianati hasil”ucap bisma menggenggam tangan ana yang berada di atas pahanya.
“Terimaksih pak karena selalu ada untuk saya”saut ana membalas tatapan bisma, tatapan penuh kelembutan dan cinta yang bahkan orang lain belum tentu dapat melihatnya.
“Saya akan selalu ada untuk kamu ana, Selamanya”ujar bisma sungguh sungguh.
***
Dengan senyuman yang lebar ana dengan bangganya mengangkat piala penghargaan sebagai juara 1 olimpiade matematika 2019, impiannya membanggakan sekolah kini menjadi kenyataan dan dia sungguh berterimakasih pada bisma,guru yang dengan sabar mengajarinya.
“Terimaksih pak”ujar ana pada bisma yang sedang fokus menyetir.
“Tidak ana ini semua adalah hasil dari kerja keras mu, kamu ingat bukan bahwa”bisma menggantung perkataannya dan melirik ana yang juga meliriknya.
“Usaha tidak akan mengkhianati hasil”ucap keduanya bersamaan sambil tertawa renyah.
Sekolah menyambut kedatangan ana dan bisma dengan tepukan tangan yang meriah,ucapan selamat terlontar dari mulut para guru untuk ana.
“Kamu memang murid yang pandai ana”ucap kepala sekolah bernama bu siti.
“Iya bu lagipula ini memang tugas ku sebagai murid untuk membanggakan sekolah”saut ana sopan.
“Dan pak bisma terimaksih karena sudah mau mengajarkan ana”ucap bu siti.
“Dengan senang hati bu”balas bisma mengedipkan sebelah matanya pada ana.
Malam hari ana dan bisma melakukan dinner mate di sebuah restoran yang cukup mewah sebagai bentuk perayaan kemenangan ana.
“Pak apa ini tidak terlalu berlebihan?”bisik ana ketika seorang pelayan menyajikan makanan dalam porsi besar.
“Malam ini milikmu sayang jadi jangan khawatir”saut bisma sengaja menggoda ana dengan panggilan sayang sedangkan ana yang dipanggil sayang entah kenapa wajahnya memerah dengan suhu tubuh yang memanas.
“Ahhh jangan menggodaku pak”desis ana memukul bahu bisma.
Bisma menyuapi siswi sekaligus kekasihnya dengan telaten membuat ana nyaman atas perlakuan bisma dan tidak akan mau bisma pergi apalagi diambil oleh orang lain.
Setalah makan bisma mengajak ana berkeliling di taman kota menikmati malam indah yang dipenuhi bintang dengan cahaya rembulan yang menambah kesan romantis.hinar binar terlihat diwajah bisma memandang wajah ana yang indah di bawah pantulan cahaya rembulan.
“Ana aku mencintaimu”bisik bisma bagai dawai asmara di telinga ana.
“saya juga mencintai bapak”balas ana mengalungkan tangannya dileher bisma membiarkan bibir mereka saling menyatu dalam suasana malam romantis ini.
Sambil menikmati malam dingin dan romantis ini mereka menikmati beberapa tusuk sosis yang mereka beli di kedai dekat taman.
“Pelan pelan makan nya jadi kotor tuh”ucap ana menyeka noda saus di sudut bibir bisma yang sedang menikmati beberapa tusuk sosis bakar.
“Kamu tahu aku tidak pernah mendapatkan perhatian sebesar ini karena itu aku bahagia,kita baru saja memulai ini ana dan aku tidak akan mau mengakhirinya meski apapun yang terjadi”ujar bisma membelai pipi ana.
“Saya juga menginginkan hal yang sama pak”balas ana menyadarkan kepalanya di dada bidang bisma.
Bisma dan ana bersiap untuk pulang namun mata ana berbinar melihat pedagang ice cream yang ada di sebrang jalan membuat air liur nya tak henti ingin menetes.
“pak saya beli ice cream dulu ya sebentar”ucap ana pada bisma.
“Kamu diam saja di mobil biar saya yang beli”tutur bisma lembut kemudian melangkah menuju sebrang jalan namun terhenti karena dering ponselnya.
“Sebentar aku angkat telepon dulu ya”ucap bisma namun ana yang tidak sabaran langsung pergi ke tukang ice cream tanpa memberitahu bisma yang sedang asik bertelpon.
Setalah mendapatkan 2 ice cream pesanannya ana memanggil bisma dari sebrang jalan sambil mengangkat 2 ice cream cone di tangannya.
“Pak???”panggil ana membuat bisma menoleh masih dengan telepon di telinganya.
Bisma tersenyum dan mengangguk,ana segara berlari menghampiri bisma tanpa menoleh ke kanan dan kiri sampai ia tidak sadar jika sebuah truk muatan pasir melaju dengan kecepatan sedang.
BRAKKK......
Ana terpental bersamaan dengan 2 ice cream di tangannya,bisma menjatuhkan ponselnya melihat kejadian di depannya.Wanita yang ia cintai tertabrak truk dan terpental cukup jauh dengan darah yang sudah memberi noda merah di jalan raya.
“Ana?!!!!!!”seru bisma kemudian berlari menghampiri ana yang sudah di keliling banyak orang.
“Ana bangun sayang???!!”bisma meletakan kepala ana di pangkuannya, darah sudah mengalir dari kepala dan mulut ana bahkan bisma tidak bisa menahan sesuatu yang terus mengalir dari sudut matanya.
“Ana bertahanlah aku akan memanggil ambulance”ucap bisma dengan Isak tangisnya.
“pak lihat aku”pinta ana pelan dengan nafas yang tercekat meraih sebalah tangan bisma membuat bisma menatapnya dengan mata merah dan penuh air.
“berjanjilah k...kk...kau....akan...ssel..selalu...ter.... tersenyum.....”ujar ana semakin sulit untuk bicara.
“Ana aku akan tersenyum bersama denganmu, bertahanlah 10 menit lagi ambulance akan sampai”saut bisma membuat sudut bibir ana yang dipenuhi darah tertarik membentuk sebuah senyuman.
“Maafhhh..... tidak bisa... menemanimu....lebh... lebih... lama”ana menarik nafasnya dalam dan menghembuskan nya pelan hingga tangan yang tadinya menggenggam tangan bisma terjatuh tepat di pahanya.
“Ana??sayang???buka matamu na??”pinta bisma histeris sambil menepuk pipi ana.
“ANA?!??!!??!!!!!!!”teriak bisma memanggil nama ana dan memeluk membiarkan kepala ana bersandar di dadanya.
Ambulance datang,ana dimasukkan ke dalam ambulance selama perjalanan dokter mengarahkan alat Defibrillator di bagian dada ana namun hasilnya membuat dokter menggelengkan kepalanya.
“Dok ana tidak apa apa kan dok?”tanya bisma dengan air mata yang kembali membasahi wajahnya, menatap dokter dengan penuh harapan.
“Maaf tuan tapi nona ana sudah tiada”jelas dokter sambil menggelengkan kepalanya.
“Ana bangunlah na,kita baru memulai ini kenapa kamu meninggalkanku na”tangis bisma disamping jenazah ana,bisma mencium kening dan tangan ana dengan lama membiarkan bibirnya mengecup sayang ana yang mungkin tidak akan bisa ia lakukan lagi.
“Aku mencintaimu ana”bisik bisma ia berharap ana akan membalas ungkapan perasaan nya seperti biasa namun takdir berkata lain,ana pergi setelah hubungan baru saja dimulai.
“Pak ikhlaskan dia”ucap seorang dokter melihat bisma dengan tatapan sendu.
“Terimaksih dok”ucap bisma lemah menatap wajah ana terus menerus.
1 bulan setelah kepergian ana, bisma menjadi seseorang yang pendiam dan arogan yang ia lakukan setiap hari hanya diam di ruangannya sambil memandangi foto ana dan dirinya ketika makan malam romantis itu,beruntung sekolah memang milik bisma jadi tidak ada yang bisa berbuat apapun.
“Sayang aku harap kamu bahagia disana”lirih bisma sambil menitihkan air mata.
Bisma bangun dari kursi kebesarannya berjalan menggapai engsel pintu hingga terbuka.Kakinya ia biarkan menginjak gas menuju rumah kekasihnya.
Taman pemakaman umum Cijantung tulisan itu terpampang di depannya dengan besi yang sudah mengkarat dan tulisan yang mulai memudar, sambil membawa sebuket bunga bisma mendekatkan pusaran ana yang mual ditumbuhi rerumputan.
“Apa kabar sayang??maaf karena baru sempat kesini, sebentar ya aku bersihin ini dulu”ucap bisma mengelus batu nisan bertuliskan nama ana Gabriela.
Bisma mencabuti rumput yang mulai tumbuh di peristirahatan kekasihnya,ia letakkan buket bunga tepat di atas batu nisannya.
“Ana aku rapuh na,aku mohon kembalilah sayang”bisma tidak bisa lagi menahan air matanya yang sejak tadi ingin tumpah menunjukan kerapuhan nya.
Bisma menyeka air matanya dan berpamitan dengan ana karena waktu yang semakin gelap.
“Sayang aku pulang dulu ya, assalamualaikum”pamit bisma.
Langkahnya menjauhi makam ana membuat air matanya semakin membanjiri wajahnya, dia menyesal kenapa tidak sejak dulu ia akui perasaannya kepada ana namun sayang kini penyesalan itu tidak berguna yang hanya meninggalkan sebuah kenangan indah 1 hari bersama ana.
“Jika aku tahu akhirnya akan seperti ini sudah sejak lama aku akan mengutarakan perasaan ku dan menghabiskan lebih banyak waktu bersamamu,ana semoga kamu bahagia.Aku mencintaimu selamanya”
Terima kasih,End✨