~apakah jika memiliki kecerdasan di atas rata-rata hidup seseorang akan bahagia?
Lelaki berusia 17 tahun itu sedang merapikan kamarnya.Entah disebut kamar atau sebuah rumah lantaran 24 jam ia tidak pernah keluar daripadanya.
kenzie Jonathan Rajendra, anak bungsu dari keluarga Rajendra. Saat melahirkan kenzie dan varel ibunya meninggal dunia. Yups, mereka kembar, tetapi seluruh anggota keluarga baik nenek, kakek, keempat kakaknya termasuk varel mengucilkannya. mengapa demikian?, alasannya karena keluarga Rajendra adalah salah satu tokoh agama sekaligus pebisnis yang sukses, kenzie memiliki tanda lahir di wajahnya tepat di pipi sebelah kanannya berbentuk tanda salib. alhasil tanda tersebut dianggap pembawa sial, lantaran terlihat aneh jika dalam sebuah keluarga ternama yang dikenal sebagai salah satu tokoh agama terdapat hal yang menyimpang seperti ini.
kenzie sedang membaca buku. kesehariannya hanya ibadah, makan, membaca, tidur, dan keperluan kecil. tanpa selangkah pun pernah meninggalkan kamarnya.
tokk... tok.. tokk..
"masuk" ucapnya.
Varel masuk membawa beberapa tumpukan buku yang diikat tali,namun kenzie tidak memperdulikannya.
"sebulan lagi ada olimpiade Nasional, gua ikut kimia"
"oh oke"
tanpa berlama-lama varel pergi dari kamar kenzie
"kelas X udah, XI dan XII Belum" ucap kenzie lirih sambil memilah buku tersebut.
kenzie lanjut membaca dan sesekali menulis sesuatu.
beberapa pekan berlalu, tinggal seminggu lagi sebelum olimpiade di mulai,varel masuk terburu-buru menghampiri kenzie.
"ken, Olimpiadenya ternyata tanggal 15 gua salah liat"
"oh oke"
"tanggal 15 tuh besok, serius dikit lah!"
"oke"
"kalo gak menang awas aja lu"
varel pergi dengan ekspresi kesal meninggalkan kenzie yang sibuk membaca.namun selang beberapa saat,kenzie merasakan pusing yang sangat hebat, kemudian ia langsung memutuskan untuk berbaring dan istirahat.
Keesokan harinya, kenzie bersiap mengikuti Olimpiade, dipakainya seragam sekolah lengkap dan papan nama bertuliskan varel Jonathan Rajendra. Dan satu hal lagi, tanda kelahirannya ia tutupi dengan foundation hingga tak berbekas, hingga ia terlihat menjadi varel.
"14!" ucapnya lirih sambil melangkah keluar dari kamarnya.
Ia langsung menuju garasi, dikeluarkannya motor H2 yang tak pernah seorang pun menyentuhnya.Ia memakai helm dan langsung memacu mesin motornya menuju sekolah.
"Varel udah sampai?" tanya pak wijaya, guru mapel kimia sekaligus wakepsek di SMA Glarristy jakarta tempat varel bersekolah tersebut.
"Tadi ada di parkiran pak" sahut seorang siswa.
baru saja ia mengatakan hal tersebut, kenzie muncul dihadapan guru tersebut sambil menggandeng tas hitam varel dibahu kanannya.
suasana tersebut menjadi riuh dengan gumaman beberapa siswi.
"varel kalo mode olimpiade keren banget deh, beda kayak hari biasa" bisik salah satu siswi.
"iya nih, kek cool boy banget"
"udah berapa kali ikut Olimpiade aura mode Olimpiadenya masih buat ketar ketir sih niii"
kenzie menghampiri guru kimia tersebut.
"kamu udah siap rel?" tanya guru tersebut.
"udah"
"lombanya di SMAN 72 ya."
"oh oke,"
Kenzie mengendarai sepeda motornya.
"pftt, kapan ini berakhir ya Allah.Apakah hidupku akan selalu disembunyikan dari publik?, bahkan hingga saat ini aku selalu hidup dibalik bayangan varel.Olimpiade, kepintaran? hehehe, untuk apa itu semua kalo nama varel yang di harumkan nantinya. "gumamnya sambil terus fokus mengendarai motornya.
hari itu Olimpiade dilaksanakan dengan lancar, semua isi kepala kenzie ia curahkan untuk menjawab tiap soal secara teliti.hingga Olimpiade itu berakhir dan kenzie pulang.Namun ia singgah ke dokter spesialis untuk mengecek kesehatan nya.
"kamu varel putra bungsu keluarga Rajendra?" tanya spesialis kesehatan itu setelah memeriksa kenzie.
"bisa dibilang iya"
"kamu mengidap leukemia"
"leukemia, kanker darah?"
"iya, saya sarankan untuk ikut kemoterapi. leukemia yang kamu alami adalah leukemia akut jenis limfoma.kalo gak ditindak lanjuti bisa ngancam nyawa loh".
"baik terimakasih dok"ucap kenzie dan langsung beranjak dari suasana buruk itu.
ia mengendarai sepeda motornya sedikit cepat.
"haruskah memberi tahu ayah?, mungkin tidak.selama 15 tahun ayah tidak pernah mau melihatku.sepertinya ia tidak peduli"
gumamnya.
sesampainya di garasi kenzie langsung dihampiri oleh varel.
"Gimana?
"sesuai kemauan mu" ucap kenzie dan langsung berjalan menuju kamarnya.
"prediksi 100%?"
"ya"
setelah melewati pintu kamarnya kenzie merasa mual, ia pikir karena tidak sarapan sebelum pergi Olimpiade, tapi lama kelamaan ia tidak tahan dan langsung berlari ke kamar mandi.dikeluarkannya semua yang di tahan kerongkongannya diatas wastafel putih.
wajahnya pucat masai,cairan berwarna merah padam memenuhi permukaan wastafel itu, dilihatnya dicermin disekitar mulutnya dipenuhi cairan itu. badan kenzie seketika bergetar,tangannya yang tremor langsung menyambar keran air dan membasuh wajahnya.
"tidak, bukan karena takut leukemia, mengapa tubuhku bergetar?.karena darah?, sejak kapan aku punya hemophobia?" batinnya.
Ia keluar dari kamar mandi dan menenangkan perasaannya yang gelisah.
beberapa hari semenjak kejadian itu, ia berusaha untuk pergi ke RS menjalani kemoterapi.
"selalu konsultasi seminggu ini yah" ucap dokter widya, spesialis kemoterapi yang menangani kenzie.
"oh oke"
"ohh iya, ayahmu dulu temen SMA mbak loh, sampaikan salam saya yah. dan juga tolong sampaikan pesan almarhum bunda kamu, walaupun dia bilang harus disembunyikan tapi mbak rasa itu udah gak perlu lagi."
kenzie mendengarkan dengan seksama
" apa?"
"almarhumah bunda kamu sebenarnya punya riwayat leukemia juga.di saat itu keluarga Rajendra lagi terpuruk dan bangkrut. dia larang untuk mbak kasi tau pak Rajendra karena saat itu dia lagi hamilin kamu."
Perasaan kenzie campur aduk, ia sulit menemukan titik kronologi dari pemaparan dokter widya.
"jadi saat itu nyawa bunda memang udah terancam?"
"90% seperti itu kondisinya".
" Hal sepenting itu keluarga gak ada yang tau"
"mbak minta maaf loh rel,"
kenzie hanya diam mematung.Lalu kemudian ia beranjak dari tempat duduknya dan langsung memacu mesin motornya kembali ke rumah,
"Olimpiade, leukemia, kepergian bunda,dikucilkan, apakah ada hal lain lagi yang hamba akan ketahui selanjutnya Ya Allah?" lirihnya.
varel terburu-buru mendobrak pintu kamar kenzie, ia mendapati kenzie hanya duduk mematung menikmati secangkir americano di balkon kamarnya.
"ken, tolong gua!"
kenzie hanya melirik kembarannya itu sekilas.
"nilai olimpiade udah keluar, sesuai ekspektasi nilainya 100,tapi gara-gara itu gua mau di wawancarai sama wakil mentri pendidikan cuy!"
"trus?"
"kalo ditanya terus gak bisa jawab berabe urusannya.lu aja lah yang ikut wawancara"
"kapan?"
"sore ini,di jakarta pusat."
"oh oke"
"huftttt selamat"
kenzie menatap varel dalam, namun varel tidak menyadarinya.
"balap liar di pangkalan anak komplotan penjahat emang keren?"ucap kenzie secara tiba-tiba.
" ehh, ll-lu tau dari mana?"
kenzie hanya diam.
"jangan bilang lu sadap HP gua lagi!"
kenzie tetap diam.
"keterlaluan banget lu!"
dengan ekspresi marah varel pergi ke luar kamar.kenzie hanya duduk termenung memikir sesuatu.
kenzie duduk termenung sambil memegang pipi kanannya.
"kenapa gak di oplas aja yah, tapi mungkin percuma juga kalo dah mau di kubur"
ide tersebut sedikit singgah di pikiran kenzie tapi diurungkannya.
Sorenya ia kembali memacu mesin motornya menuju Jakarta Pusat. dan Varel mengirimkan share lock kepadanya.Karena haus, maka dia berhenti di depan sebuah warung untuk membeli air mineral.kenzie mendekati kulkas yang berdiri di pintu pojok warung tersebut dan mengambil sebotol aqua.
"berapa?"ucapnya sambil menyodorkan botolan air tersebut di atas etalase didepannya.
"lima ribu" ucap seorang wanita paruh baya di depannya.
kenzie segera mengeluarkan dompetnya, ia kesulitan menemukan pecahan yang sangat langka di dompetnya tersebut.tapi akhirnya kenzie mengeluarkan pecahan seratus ribu dari dalam dompetnya.wanita tersebut pun mengambil tas kain perca yang tergantung di dinding kiosnya.
"tatonya cakep banget den,tapi kalo dipipi keliatan gak cocok deh"
kenzie seketika terkejut, dikeluarkanlah handphone dari saku celananya dan ia bercermin.
hal yang paling penting ia lupakan.
"bu, jual masker gak?"
"oh ada, mau berapa?"
"1 pcs berapa?"
"dua puluh ribu den"
"oke, saya mau satu"
Kenzie pun memakai masker yang ia beli, dan menyimpan sebagian di bagasi motornya.
mesin motornya kembali melaju menuju Jakarta Pusat.
gedung itu menjulang tinggi. Nampak beberapa orang membawa kamera,kenzie berjalan mendekati gedung tersebut.
"Var!Varell!!"
begitulah suara yang terdengar dari tadi, nampak seseorang berlari dari belakang menuju kearah kenzie, dan langsung menepuk punggungnya tiga kali.Kenzie pun berbalik.
"Dari tadi dipanggil gak balik"Ucapnya.seorang gadis setinggi pundak kenzie itu memarahi kenzie tanpa henti.
"Diem" Ucap kenzie datar membuat gadis itu sedikit takut dan akhirnya diam.
"p-pak Wijaya udah nunggu di dalam"Ujarnya sambil menunjuk gedung itu rendah.
Wawancara hari itu pun dimulai.
" Nama lengkap ananda siapa?"Tanya wakil menteri pendidikan. Beliau seorang wanita bernama Arita Syarifuddin. Disekitarnya nampak beberapa wartawan beserta kamera-kameranya.
"Varel Jonathan Rajendra" Ucap kenzie.
"Saya dengar ananda ini juara Nasional Olimpiade Sains dengan nilai tertinggi di bidang mata pelajaran Kimia, dapatkah ananda beri tau seperti apa cara belajar ananda sehingga mendapatkan hasil yang sangat luar biasa seperti ini"
"seperti yang orang-orang ketahui, SMA Glarristy tempat saya bersekolah merupakan jurusan MIPA terfavorit.tentunya proses pembelajarannya juga profesional sehingga siswa-siswi mampu untuk mengasah dirinya, yang diperlukan hanya tekad untuk belajar."
"kepada bapak Wijaya diningrat, sebagai guru mapel kimia apakah ananda Varel ini memang terlihat sangat pandai dalam proses pembelajaran sehari-hari?"
"Kalau dalam sehari-hari, Varel termasuk murid yang patuh namun tidak terlalu aktif dalam kelas.Namun setiap terdapat tugas yang saya berikan, nilainya selalu sempurna."
Wawancara tersebut berjalan hingga menjelang malam