Bus mini melaju menuruni bukit, bus tersebut mengangkut empat orang penumpang. Para penumpang melirik ke luar jendela melihat pemandangan hutan yang asri. Di tengah perjalanan, bus berhenti. Salah seorang penumpang menghampiri sopir bus dan bertanya
" Kenapa berhenti pak? Apa ada masalah?
" Maaf nona, kita sepertinya tersesat. Dan bus kehabisan bahan bakar
Para penumpang panik dan berdiri dari kursi mereka. Salah seorang penumpang menghampiri dan mencekik leher si sopir
" Kenapa bisa tersesat? Tidak becus, " marahnya
" Ta... di... saya... melamun, " ucap sopir terbata
" Lepaskan dia Alfarezel, " Kardelen memegang pergelangan tangan Alfarezel
" Di sini tidak ada jaringan, " ucap Kiernan sambil memegang HP nya
Tiba-tiba sopir bus tersebut memegang dadanya, mereka panik, namun tak lama kemudian sopir bus tersebut sudah tidak bernafas lagi
" Sepertinya serangan jantung, " ucap Luxana seraya memeriksa denyut nadi sang sopir
" Sekarang bagaimana?, " Kardelen menggigit jarinya
Mereka ber empat memutuskan untuk turun dari bus dan menunggu ada kendaraan yang lewat untuk meminta bantuan.
Satu jam kemudian, belum ada juga kendaraan yang melintas. Kardelen dan Luxana mulai frustasi dan perbekalan mereka juga hampir habis
Tak lama kemudian, seorang laki-laki tua menghampiri mereka. Kardelen berlindung di belakang Kiernan sambil mengamati pria tua tersebut
" Dari mana pria tua itu berasal? Aneh sekali. Ini tidak wajar, " batin Kardelen
" Selamat sore anak muda, apa kalian sedang mengalami musibah?, " ucap pria tersebut sambil mengelus jenggot putihnya yang panjang
" Kami tersesat dan sopir kami meninggal, " jawab Luxana
" Perkenalkan nama saya Dreyden. Saya bisa membantu kalian, apa kalian mau ikut dengan saya? Kebetulan hari sudah hampir malam, " tawar Dreyden
Mereka berempat saling melirik
" Apakah rumah anda dekat dari sini?, " tanya Alfarezel
" Iya! Di dekat sini ada desa, tepatnya di dalam hutan itu, " Dreyden menunjuk ke arah hutan
" Baiklah kek, tolong tunjukkan jalan, " Luxana
Mereka pun mengikuti Dreyden masuk ke dalam hutan rimba, meskipun siang hari, keadaan di dalam hutan tampak cukup gelap. Banyak bunyi-bunyian hewan aneh. Namun mereka berempat sudah terbiasa dengan hal itu karena sudah sering mendaki gunung
" 𝘎𝘪𝘭𝘢! 𝘒𝘶𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘵𝘶𝘩 𝘬𝘢𝘬𝘦𝘬 𝘵𝘶𝘢, " batin Alfarezel melihat Dreyden yang menggendong sopir bus mereka di belakang punggungnya
Setelah beberapa menit menyusuri hutan, sampailah mereka di sebuah desa. Desa itu nampak bersih dan asri, para pria bergotong royong mengangkat kayu besar, anak-anak kecil berlarian, gadis-gadis desa duduk melingkar di padang rumput sambil bersenda gurau. Semua warga desa nampak mengenakan pakaian biru langit terang
" Indah sekali, " kagum Kardelen
" Saya akan menguburkan orang ini, " Dreyden meninggalkan mereka dan digantikan oleh seorang gadis remaja
" Selamat datang di desa kami. Ayo ikut saya, saya akan tunjukkan kamar kalian, " ramah gadis tersebut
" 𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬-𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬. 𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘱𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦𝘴𝘴 , " pikir Luxana
Mereka di arahkan ke sebuah kastil yang tampak sudah tua. Gadis tersebut menunjukkan kamar mereka masing-masing. Terakhir, gadis tersebut menunjukkan kamar untuk Kiernan
" Terima kasih, " Kiernan menaruh tas nya di lantai
" Saya akan memanggil ketika makan malam
Setelah gadis tersebut keluar dari kastil, mereka ber empat berkumpul di kamar Alfarezel
" Mereka sangat ramah dengan tamu, " Luxana
" Mungkin itu sudah adat mereka, " Kardelen
" Kiernan! Kau kenapa?, " bingung Alfarezel melihat Kiernan yang dari tadi meraba dinding kamar dengan memegang sebuah senter
" Ada lukisan. Sepertinya ada makna di balik lukisan ini, " Kiernan mematikan senternya
" Kau tahu apa maknanya?, " Luxana
" Masih ku pikirkan. Tapi, kita harus berhati-hati dalam ucapan dan tindakan selama di desa ini. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, " Kiernan
" Perasaanku juga tidak enak selama memasuki desa ini, " Kardelen
" Kita harus keluar dari desa ini secepat mungkin, " Alfarezel
" Memang harus begitu. Tapi, bus kita kehabisan bahan bakar. Apa kita minta tunjukkan jalan keluar saja dengan penduduk desa ini?, " Alfarezel
" Di kastil ini, masih ada empat orang lainnya yang tinggal. Katanya mereka sudah dua hari di sini, mereka juga tersesat sama seperti kita, " Kiernan
" Mereka juga tersesat sama seperti kita, apa jangan-jangan kita semua sengaja di buat salah jalan?, " Kardelen
Tibalah malam hari, mereka di panggil untuk makan malam. Mereka keluar dari kastil dan mengikuti gadis tadi yang membawa obor di tangan nya
" Nona! Apakah kau pernah keluar dari desa ini?, " tanya Kiernan
" Tidak pernah. Dunia di luar sana sangat kejam, saya tidak berani, " jawabnya
" Siapa namamu nona?, " tanya Alfarezel
" Bellatrix
" Baiklah nona Bellatrix, apa desa ini memiliki alat komunikasi yang bisa di pakai?, " Kardelen
" Kami tidak memiliki alat komunikasi atau kendaraan canggih. Kami tidak memerlukan itu, semua apa yang kami makan dan pakai berasal dari hutan, " Bellatrix
----------------
Mereka melangsungkan makan malam di tempat terbuka, di atas meja terdapat daging bakar dan secangkir minuman berwarna merah. Para warga duduk di kursi mereka masing-masing
Dreyden mengangkat gelasnya, di ikuti oleh yang lain. Namun, seseorang langsung minum sebelum Dreyden minum terlebih dahulu, akhirnya orang tersebut diseret keluar, tangan kirinya dipotong menggunakan kapak
Beberapa orang berteriak, tapi Alfarezel, Kardelen, Kiernan dan Luxana, mereka berusaha untuk tetap tenang
" 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘶𝘢𝘭, " batin Luxana
" Tidak ada yang boleh mendahului kepala suku, " seseorang memperingati
Mereka semua membiarkan orang yang tangannya di potong tadi berguling-guling kesakitan di tanah sedangkan mereka menikmati makanan dengan tenang
" 𝘙𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬. 𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪, " batin Kardelen
" 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘯𝘢𝘧𝘴𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪. 𝘔𝘪𝘯𝘶𝘮𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘣𝘢𝘶, " batin Alfarezel
Setelah makan malam, mereka kembali ke kastil
" Tadi itu kejam sekali, " Kiernan
Di pojok kamar, Luxana menangis terisak karena ketakutan
-----------------------------
Keesokan harinya, Luxana dan Kardelen berjalan-jalan keluar kastil sambil mengamati aktivitas para penduduk
" Kita terjebak selamanya di sini. Malam tadi Kiernan dan Alfarezel mencoba keluar dari sini, mereka mengikuti jalan yang kemarin dan akhirnya mereka kembali lagi ke depan gerbang desa. Begitu seterusnya, " Kardelen
" Bagaimana ini Kardelen?
" Pasti ada cara agar kita bisa keluar dari sini
Mereka berdua lalu menghampiri beberapa gadis yang duduk di bawah pohon besar
" Apa yang kalian lakukan di sini? Merangkai bunga?, " Luxana basa-basi
" Benar! Kami sedang merangkai bunga untuk pernikahan kakak kami
" Boleh kami bantu?, " Kardelen
" Tentu
Luxana menatap ke atas pohon, melihat buah-buah berwarna merah yang tampak segar
" Minuman yang kita minum berasal dari pohon ini
" Tapi rasanya akan tidak enak jika langsung dimakan
" Berarti harus diolah dahulu?, " Kardelen
----------------
Sementara itu, Alfarezel terbangun dari tidurnya dan merasa ada yang menimba tubuhnya. Ia perlahan membuka mata dan sangat terkejut ketika melihat seorang perempuan tanpa mengenakan busana duduk di atas perutnya
" Apa yang kau lakukan?, " Alfarezel menghempas tubuh perempuan itu ke sampingnya, Alfarezel segera turun dari ranjang
" Cepat keluar dari sini dan jangan lakukan hal itu lagi
Perempuan tersebut menangis sambil mengambil pakaiannya yang tercecer di lantai
----------------
Sore hari, sore itu dilangsungkan upacara pernikahan. Mereka ber empat menyaksikan upacara tersebut
Keanehan pun terjadi, pasangan tersebut melepas pakaian dan mereka melakukan hubungan seksual di tempat terbuka itu dan disaksikan oleh orang-orang bahkan anak kecil sekalipun
Mereka berempat meninggalkan tempat tersebut dengan berkeringat dingin. Melihat dapur yang terbuka dan tidak ada orang didalam, mereka ber empat masuk dan melihat isi dapur. Mereka terkejut ketika melihat sopir bus mereka tergeletak di atas meja dengan daging yang terpisah dari tulang
" Bukankah Dreyden ingin menguburkannya?, " Kardelen
" Dia dikuliti. Coba kalian ingat, selama ini daging yang kita makan rasanya aneh bukan seperti daging sapi, kambing ataupun ayam. Bisa jadi itu daging sopir kita, " Kiernan
" Aku ingin muntah. Ini sangat mengerikan. Mereka kanibal, " Luxana
" Bahkan kita juga kanibal, " Alfarezel
" Ayo kita keluar dari dapur ini
Mereka keluar dari dapur dan istirahat di bawah pohon
" Buah dari pohon ini yang selama ini kita minum, " Luxana
Beberapa saat kemudian salah satu buah dari pohon itu jatuh dan pecah mengenai kepala Alfarezel.
" Ini bau seperti darah segar, " Alfarezel
" Aku baru pertama kali melihat buah seperti ini, " Kiernan
" Ngomong-ngomong, hari ini aku tidak melihat empat orang yang tinggal di kastil bersama kali. Mereka kemana ya? Apa jangan-jangan sudah pergi?, " Luxana
" Karena semua orang sedang sibuk, ayo kita gunakan kesempatan ini untuk menyusuri desa ini, " Kiernan
Mereka pun memasuki setiap bangunan
" Tidak ada kuburan disini, " Kardelen
" Tentu saja tidak ada, mereka memakan orang yang sudah mati, " ucap suara dari belakang mereka, mereka semua menoleh dan melihat seorang pria yang merupakan salah satu penghuni kastil
" Kami kira kau sudah pergi, kemana tiga temanmu yang lain?, " tanya Kardelen
" Malam tadi aku melihat sendiri, ketiga temanku itu dibawa masing-masing oleh para wanita cantik. Mereka sepertinya tergoda. Aku pun juga di ajak namun aku menolak. Aku mengikuti mereka, ketiga temanku itu melakukan hubungan terlarang dengan gadis-gadis itu, dan ketika mereka kelelahan, mereka ditusuk lalu dikubur hidup-hidup. Sepertinya mereka akan mengambil mayat teman-temanku jika sudah kehabisan stok makanan di dapur, " jelasnya
" Lalu apa kau punya rencana?, " Alfarezel
" Pasrah saja dan menunggu giliran kita selanjutnya
-----------------------------
satu minggu kemudian, Luxana dan Kardelen mengurung diri di dalam kamar mereka masing-masing. Mereka tidak mau makan dan berbicara, hal ini sudah berlangsung selama tiga hari
Kiernan masuk kedalam kamar Kardelen, dan mendapati saat ini Kardelen tengah berbaring meringkuk sambil menangis
" Keluar, " titah Kardelen dengan suara serak
" Sebenarnya apa yang terjadi pada kau dan Luxana? Apa kalian frustasi karena tidak bisa keluar?, " Kiernan duduk disamping Kardelen sambil mengelus rambut Kardelen yang sudah kusut
Kardelen makin menangis, Kiernan dengan paksa mendudukkannya
" Aku pacarmu. Kau harus menceritakan apapun masalahmu. Aku akan menanggungnya bersamamu, " Kiernan
" Hiks! Kiernan, aku dan Luxana..... diperkosa oleh sepuluh orang bergantian dalam satu malam, " Kardelen
" Ouh
" Kau pasti membenciku kan? Kau ingin kita putus? , " Kardelen
" Aku selalu menerimamu apa adanya, " Kiernan berdiri dengan tatapan tajam menatap Kardelen
" Kiernan! Kau mau kemana?
" Aku akan membalas mereka
----------------
Malam hari, Alfarezel menjaga Luxana dan Kardelen di dalam kamar
" Mungkin kunci untuk keluar dari sini adalah dengan membunuh mereka, " Alfarezel
" Aku takut. Sepertinya Kiernan saat ini sedang dirasuki iblis. Kalian tahu kan dia kalau marah seperti apa
" Dia juga selalu bawa bom di dalam ranselnya
" Bahkan pisau, pistol dan racun dia juga bawa
Tak lama kemudian, bangunan-bangunan desa yang awalnya berdiri tegak menjadi hancur roboh. Orang-orang di dalamnya juga ikut tewas dengan anggota tubuh yang berserakan
Mereka bertiga tiba-tiba pingsan dan terbangun kembali di jalan awal mereka tersesat
" Akhirnya kita keluar, " senang Luxana
" Kau tidak kenapa napa kan sayang?, " Kardelen memeluk erat Kiernan
" Hanya luka kecil, sudah aku obati
" Tadi ada jaringan, aku segera menelpon ayah untuk mengirim helikopter kesini, " Kiernan
" Baguslah. Kiernan! Bagaimana kau membunuh mereka semua?, " Luxana
" Banyak, kau tidak usah tahu.
𝕾𝖊𝖐𝖎𝖆𝖓.