Tidak peduli berapa kali aku mengatakannya, rasanya itu masih belum cukup. Rasa kagumku padanya rasanya tidak cukup hanya dengan kata-kata. Tapi biar aku katakan sekali lagi. "Hari ini Hoseok juga bersinar. Julukan sunshine itu memang cocok untuknya."
Hoseok yang bagai mentari itu sangat berkebalikan denganku. Dia memiliki kepribadian hangat dan mudah dengan bergaul dengan orang lain berbeda denganku yang dingin dan cenderung lebih suka untuk menyendiri. Meski sangat berkebalikan, anehnya kita sangat cocok seperti soulmate.
Kita berdua merasa cocok dengan satu sama lain hingga bisa tetap bersama sampai sekarang. Tapi pasti ada saja orang yang mengatakan kalau kita tidak cocok jika bersama. Aku memang bisa mengacuhkan perkataan mereka tapi terkadang aku merasa jika perkataan mereka ada benarnya dan membuatku berpikir secara berlebihan. Lama-lama aku juga jadi tidak percaya diri dan merasa takut jika aku hanya memberikan pengaruh buruk padanya dengan hubungan ini.
"Apa yang kamu pikirkan Yoongi?" Hoseok menangkup pipi Yoongi dengan kedua tangannya dan mendekatkan wajahnya karena merasa terabaikan sejak tadi.
"Hanya, sesuatu." Jawabnya singkat.
Hoseok menghela nafas pelan. Tidak, dia tidak marah karena Yoongi hanya menjawabnya dengan singkat. Tapi karena dia merasa jika Yoongi menyembunyikan sesuatu darinya.
Hoseok mencubit pipi Yoongi. "Baiklah, tidak peduli apapun itu kamu pasti tahu apa yang terbaik, kan? Karena itu jangan merasa murung. Hari ini pun, ayo bahagia Yoongi!"
Yoongi tersenyum lalu memeluk Hoseok dengan sangat erat. "Iya, terimakasih." 'my sunshine'
Di saat hatinya gelap karena pikiran berlebih Hoseok selalu datang memberikannya cahaya dan membuatnya nyaman. Baginya, Hoseok adalah satu-satunya matahari yang memberi kehidupan untuk Yoongi.
.
.
.
A/N:
Apa ini?? Gatau!! ( ≧Д≦)