Namaku Jack, aku adalah Mahasiswa semester akhir, sebagai mahasiswa yang biasa saja bahkan terbilang menjadi mahasiswa yang kurang aktif di perkuliahan, bukan karena tanpa alasan, aku hanya lebih suka menyendiri menjauhi keramaian karena sedikit tak menyukai kebisingan.
*
Sangat sulit untuk bisa bertahan hidup ditengah angkuhnya kehidupan perkotaan, terlebih lagi jika tak mempunyai uang maka harga diri akan selalu diinjak.
Tapi yang kutahu aku tak boleh menyerah karena kata menyerah tak ada dalam kamus hidupku.
*
Hari ini adalah hari senin, aku paling membenci hari senin, tapi aku harus mengalahkan egoku.
karena jika aku bermalas malasan hanya karena masalah hari yang ku benci itu akan merepotkan diriku sendiri kelak.
Aku beranjak dari tempat tidurku menuju kamar mandi dengan mata masih terpejam, setelah mandi aku langsung sarapan kesukaan anak kos (mie instan)
*
selesai sarapan aku langsung berangkat kuliah," dengan kendaraan umum karena memang aku tak mempunyai kendaraan pribadi lagi, karena sudah kujual untuk biaya kuliahku. (Hard to live a poor life)
Sesampainya di kampus aku baru ingat bahwa hari ini aku tak ada kelas," Bodoh!
aku hanya tersenyum konyol, bagaimana bisa aku lupa jadwalku sendiri.
"Membanggakan sekali," gumamku dalam hati.
Aku beralih menuju kantin, tapi bukan untuk makan melainkan hanya sekedar menikmati secangkir kopi.
aku duduk sambil minum kopiku dan menyalakan sebatang rokok, karena memang aku perokok aktif jadi aku tak pernah lepas membawa rokok.
*
Tak lama kemudian aku melihat sosok seorang wanita cantik dan bisa dibilang ia adalah wanita idaman seperti yang kuinginkan, ia berjalan menuju kantin dengan gerak tubuh yang sangat aku sukai, bagaikan seorang bidadari yang turun dari langit, dengan postur tubuh ideal serta dibalut dengan jilbab itu membuatnya semakin anggun, tapi sayang sekali aku bahkan tak mengetahui namanya, yang jelas pada saat itu juga aku mengaguminya, dan bisa dibilang aku jatuh cinta pada pandangan pertama.
*
Namun saat rasa bahagiaku yang sedang memuncak aku dibuat kaget dengan sosok seorang peria tampan nan mapan dengan pakaian yang modis serta berwibawa datang mendekat kearah wanitaku ya dia adalah wanita idamanku, seketika aku menjadi lesu, mengingat keadaan ya aku yang bukan siapa-siapa, dibandingkan pria yang ada disampingnya.
"Jack ngapain ngelamun gitu."suara yang tiba-tiba mengagetkanku.
"Astaga kau membuatku kaget Jerry."ucapku dengan tegang karena kaget.
"Hahaha jangan bilang kau sedang memandangi Tasya ya?." cetus Jerry.
Aku tak menjawab ucapan Jerry karena sekarang aku mengetahui hal yang lebih penting yaitu nama wanita idamanku tersebut.
"Woy...eh malah lanjut ngelamun."ujar Jerry.
"Eh i-iya kenapa."jawabku gagap.
"Kau itu selalu begitu,"tak pernah bisa melihat wanita cantik."cetus Jerry.
"Ya wajarlah kawan,"aku kan pria, bagaimana aku bisa melewatkan pemandangan seindah ini."jawabku asal.
"Kau jangan mimpi untuk bisa mendapatkanya."ujar Jerry.
"Haha kau benar."jawabku masam dan langsung lesu.
"Kau lihat pria disampingnya."ucap Jerry.
"Memangnya siapa dia."jawabku penasaran.
"Dia adalah tunangan Tasya, namanya Yoga."cetus Jerry.
Seketika aku langsung tertunduk lesu, dan merasakan perih karena sangat cepat aku harus menerima kenyataan pahit tersebut, aku hanya bisa tersenyum.
Jerry hanya tertawa melihatku yang lesu karena mendengar ucapannya tersebut.
*
Hari mulai siang dengan panas menyengat menyinari seluruh alam semesta.
aku berjalan menuju parkiran, mengambil motorku namun, aku sekali lagi disuguhkan oleh pemandangan yang sangat membuatku semakin down, bagaimana tidak, aku melihat Tasya yang sedang tertawa bersama pria yang sama kulihat di kantin tadi, tampaknya mereka juga akan pulang, aku yang sedari tadi hanya dapat menyaksikan kedekatan mereka pun langsung memutuskan untuk beranjak pergi agar tak semakin dalam rasa perih dihatiku.
*
Sesampainya aku dirumah (kost), aku langsung menjatuhkan tubuhku diatas tempat tidur, aku mengingat tawa bahagia itu, ya tawa bahagia wanita idamanku yang kala itu membuatku sangat merasakan perih, karena bukan aku yang berada disampingnya dan membuatnya tertawa lepas bagai tanpa beban.
Dengan perasaan yang tak karuan aku memilih untuk melupakan ingatan tersebut dengan tidur, dan berharap saat aku bangun semuanya berubah tak seperti yang aku ingat.
*
Setelah puas tidur dan semua masih saja tetap sama, semua itu tetap ada di kepalaku, aku yang merasa tidak ingin memikirkannya langsung menelpon Jerry untuk mengajaknya keluar nongkrong.
"Halo
"Ada apa?."jawab Jerry.
"Mari keluar temani aku nongkrong."ucapku.
"Kemana?."tanya Jerry lagi.
"Bagaimana ditempat biasa."jawabku.
"Oke meluncur."jawab Jerry menutup telepon.
Akhirnya kami sepakat untuk nongkrong di tempat kami biasa nongkrong (Angkringan), aku yang duluan datang langsung memesan kopi menjelang Jerry datang.
Dan tak berselang lama Jerry pun akhirnya tiba.
"Kau lama sekali."tanyaku.
"Kau kira aku tak butuh mandi."cetus Jerry.
"Hahaha tapi kau masih tetap bau asem."jawabku sambil tertawa.
"Sialan kau," lalu ada apa kau mengajakku kemari."tanya Jerry padaku.
"Tak ada,"aku hanya merasa kita sudah lama tak nongkrong seperti ini."jawabku hanya alasan.
"Kau bercanda,"baru kemarin kita berada disini, dan kau bilang itu sudah lama."jawabnya
Kami langsung tertawa satu sama lain, ditengah malam yang semakin larut dan semakin dingin, kami membahas tentang wanita, masa depan, dan mati.
*
Aku yang sedang merasa sedih pun langsung lupa akan kesedihan yang kurasa perlahan menghilang dari pikiranku malam itu, Aku bersyukur mempunyai seorang sahabat seperti Jerry yang selalu bisa diandalkan, lagian ia selalu mengetahui ketika aku mempunyai masalah.
*
Aku merasa sudah cukup bualan kami malam ini dan aku mengajak Jerry untuk pulang, karena besok kami masih harus menuntut ilmu (kuliah), Jerry pun menyetujuinya, dan kami langsung pulang.
*
Karena rumah (kost), kami yang berbeda arah maka kami pun berpisah di persimpangan jalan, lalu menjauh satu sama lain.
*
Setibanya dirumah (kost), aku langsung memilih untuk tidur, karena besok aku ada jadwal kuliah pagi, aku langsung memejamkan matamu hingga akhirnya aku terlelap.
*
Di pagi hari yang dingin, aku sudah siap untuk berangkat kuliah mencoba menghubungi Jerry, karena ingin mengajaknya pergi bersama, aku meraih handphoneku dan langsung menelponnya.
"Halo, apa kau sudah siap."tanyaku pada Jerry
"Iya aku sudah siap."jawab Jerry.
"Baiklah aku tunggu."jawabku langsung memutuskan sambungan.
Tak lama setelah aku menelponnya ia pun datang dan kami langsung bergegas berangkat menuju kampus tercinta.
*
Akhirnya kami sampai, dan kami langsung kelas dan mengikuti mata kuliah pagi ini.
Setelah satu jam akhirnya mata kuliah tersebut selesai, dan kami langsung menuju ke kantin untuk makan dan minum sembari menunggu mata kuliah kedua.
"Kau mau pesan apa?."tanya Jerry.
"Kopi."Jawabku singkat.
"Baiklah."ujar Jerry.
Dari kejauhan aku melihat sosok wanita cantik yang aku dambakan datang mendekat, namun aku sudah tak terlalu memikirkannya lagi, bukanya menyerah aku hanya tak ingin terluka, aku akan memilih menyimpannya sampai rasanya benar-benar hilang.
*
Aku hanya akan mengaguminya, tapi aku takut untuk menyatakannya, aku sangat menganguminya, tapi aku takut untuk memperjuangkannya.
Aku hanya bisa menjadi pengagum rahasia dan selamanya hanya menjadi orang yang selalu memperhatikannya dari kejauhan, sudah sepantasnya seperti ini, sudah sepantasnya aku sadar akan siapa diriku.
Tamat.
Cerpen karangan : iit arianto
Kategori : Sedih, Patah hati.