Martha terkejut bukan main saat ia melihat pesan text yang masuk ke dalam telepon genggamnya di malam natal. Sebuah video kebersamaan suaminya dengan sekeretaris pribadi suaminya di sebuah kamar hotel, membuat Martha langsung merasa muak dan seketika meletakan telepon genggamnya di meja kerja untuk berlari di wastafel dan muntah-muntah di sana.
Satu bulan sebelumnya, Christian suaminya Martha memeluk Martha dari Sarah belakang setelah pergulatan panas mereka di ranjang. Christian menyusupkan wajahnya di leher istri cantiknya itu dan berkata di sana, "Sayang, satu bulan lagi Natal. Kamu pengen kado apa dariku?"
"Aku ingin anak darimu, Mas. Kita sudah menikah selama tiga tahun dan kamu selalu memakai alat pengaman setiap kali kita menyatu dengan alasan kamu masih sibuk. Padahal kata dokter, kita sama-sama sehat dan subur. Bulan depan, kita mulai program bikin anak, ya?"
"Baiklah" Sahut Christian sambil mendekap erat tubuh Martha kala itu.
Martha menatap layar ponselnya yang telah menggelap dengan derai air mata saat ia teringat di sebulan yang lalu, suaminya berjanji memberikan kado natal berupa program kehamilan, namun ternyata kado natal yang dia peroleh dari suaminya adalah video perselingkuhan Christian dengan wanita muda dan seksi yang bernama Juwita.
Martha langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas kerja sambil mengusap air mata di pipinya dengan tergesa-gesa. Kemudian ia melepas jubah dinasnya dengan wajah gamang. Saat Martha keluar dari dalam ruang kerjanya, seorang perawat menyapanya, "Merry Christmas, Dok. Selamat berlibur"
Martha menyahut dengan senyum yang dipaksa, "Merry Christmas, Susan. Selamat berlibur juga"
Martha adalah seorang dokter spesialis kandungan dan Christian adalah seorang kontraktor. Kesibukan Martha tanpa Martha sadari membuat Christian sering merasa kesepian dan akhirnya pria tampan itu tergoda bujuk rayu sekeretaris pribadinya sehingga terjadilah perselingkuhan.
Martha menekan pedal gas dalam-dalam agar bisa sampai di rumah mewahnya lebih cepat dari biasanya karena ia ingin segera melabrak suaminya dan meminta cerai.
Sesampainya di rumah, Martha langsung keluar dari mobilnya dan membuka pintu rumah dengan tidak sabar. Ia mengernyit saat hidungnya mencium bau amis. Martha sontak menekan saklar dan saat lampu di ruang tamu menyala terang, Martha langsung menjerit ketakutan. Ia melihat suaminya memandanginya, meminta tolong tanpa mengeluarkan suara dan ambruk di atas lantai yang bersimbah darah.
Sebagai seorang dokter, Martha langsung menekan perut suaminya yang terkena tusukan pisau dapur berukuran paling besar dan di saat Martha hendak memeriksa nadi di leher suaminya, Ada suara menggelegar yang mengejutkannya, "Berhenti! Jangan bergerak! Lepaskan korban lalu berdiri dan angkat kedua tangan Anda!"
Martha berdiri dan mengangkat kedua tangannya dengan bertanya, "Ada apa? Saya ingin menolong suami saya dan ........"
"Anda kamu tangkap atas tuduhan pembunuhan atas suami Anda sendiri, Dokter Martha Sumargo"
Malam Natal yang penuh harapan seketika sirna. Malam Natal yang seharusnya terang benderang seketika gelap gulita kala Martha harus mendekam di penjara atas tuduhan pembunuhan yang tidak pernah ia lakukan. Dua pukulan keras menghantam Martha kala itu, kenyataan kalau suaminya berselingkuh dan tuduhan pembunuhan atas suaminya sendiri.
sejak itu, Martha mengabaikan suara Tuhan yang terus berbisik di telinganya, "Martha, kenapa Aku kau singkirkan dari hidupmu? Martha, kenapa Aku kau pojokan di ruang paling gelap? Martha, kenapa Aku kau biarkan terus menunggu di dinginnya hatimu? Karena sejak itu, Martha berubah total dari wanita yang rajin ke gereja dan berdoa berubah menjadi apatis pada gereja dan doa. Dari wanita yang ramah berubah menjadi wanita yang tidak pernah tersenyum.
Seorang pengacara muda yang umurnya lebih muda tiga tahun dari Martha tidak pernah patah semangat untuk terus membuktikan bahwa Martha tidak bersalah karena pengacara muda itu jatuh cinta pada Dokter Martha Sumargo, saat Dokter Martha Sumargo menyelamatkan Kakaknya yang hamil di luar nikah dan hampir kehilangan nyawa dan juga hampir kehilangan bayinya. Kegigihan Dokter Martha Sumargo membuat pengacara muda yang bernama Lionel Andres itu jatuh cinta pada Martha Sumargo dan di saat ia mendengar Dokter Martha dituduh melakukan pembunuhan dia langsung maju untuk membela Martha karena ia yakin seorang Martha Sumargo tidak mungkin tega menghabisi nyawa seseorang.
Tiga tahun wira-wiri ke tahanan, akhirnya Lionel tidak kuasa lagi untuk menyembunyikan perasaannya, dia menyatakan perasaanya di ruang penerimaan tamu penjara negeri di mana Martha Sumargo menjalani masa hukumannya.
"Aku mencintaimu, Martha. Aku sangat mencintaimu. Maukah kau berjanji padaku, kalau aku berhasil membuatmu bebas dan membuktikan kamu tidak bersalah, kamu akan menikah denganku?"
Martha yang sudah mengenal baik Lionel tersenyum tipis dan berkata, "Lebih baik lupakan saja diriku! Aku sendiri sudah tidak punya harapan. Lilin harapan yang ada di dalam hatiku sudah lama padam, jadi jangan simpan harapan kamu padaku. Lupakan aku!" Martha menatap Lionel dengan sorot mata hampa.
Lionel menatap lekat wajah Martha dan berkata sambil meletakkan tangan kanan di atas dada, "Selama lilin harapan di hatiku belum padam, aku akan bagikan nyala api lilin di hatiku ini untuk menghidupkan kembali lilin yang telah lama padam di hati kamu, Martha. Tunggu aku! Sebelum Natal kembali tiba, aku akan membebaskan kamu dari sini"
"Cih! Jangan ucapkan kata Natal. Tiga malam Natalku gelap dan bahkan sempat membuatku ingin bunuh diri. Tapi, aku tidak bunuh diri karena aku ingin merasakan dan melihat sampai sejauh mana Tuhan bercanda di hidupku. Aku bahkan membenci Natal dan aku sudah lupa akan kasih Tuhan"
"Jangan berkata seperti itu, Martha! Tuhan saat ini terus berkarya atas hidupmu. Tuhan tidak pernah meninggalkan kamu. Buktinya saat ini Tuhan terus menuntunku untuk terus mencari bukti bahwa kamu tidak bersalah atas pembunuhan itu. Aku tidak menyerah. Jadi, kamu jangan menyerah!"
"Lupakan semua usaha kamu! Menyerahlah untuk terus mencari bukti. Semuanya percuma. Kau hanya buang-buang waktumu dan lupakan aku!" Martha langsung bangkit berdiri untuk kembali ke selnya dan meninggalkan Lionel begitu saja.
Tiga bulan sebelum malam Natal, Lionel memenuhi janjinya. Martha bebas dan namanya kembali bersih. Bahkan Lionel berhasil membuat Martha diterima bekerja kembali di rumah sakit tempat Martha pernah berdinas dulu.
Lionel mengantarkan Martha pulang ke rumahnya karena Martha masih belum siap pulang ke rumahnya sendiri padahal Lionel sudah membersihkan rumah Martha satu Minggu sebelum Martha bebas.
"Kaulah Tuhanku Surya hidupku. Kau besertaku dan ku sertaMu. Siang dan malam Engkau ku kenang. Di hadiratMu, harapanku penuh" Lionel bernyanyi sembari bermain piano saat ia menunggu Martha mandi.
Martha bisa mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh Lionel dari dalam kamar mandi dan seketika itu juga wanita cantik itu bersimpuh di atas lantai kamar mandi, menengadahkan wajah dan sambil menangis ia berucap, "Maafkan aku, Tuhan! Aku sudah melupakan Engkau, aku sudah menyingkirkan Engkau dari hidupku, dan aku bahkan sangat membenci Engkau. Sedangkan Engkau, Tuhan, tidak pernah melepaskan pelukan hangat-Mu. Engkau terus berkarya di dalam hidupku melalui Lionel. Terima kasih, Tuhan. Terima kasih"
Begitu keluar dari dalam kamar mandi, Martha langsung berlari dan memeluk Lionel yang masih asyik bernyanyi dan bermain piano dari arah belakang.
Lionel langsung menghentikan permainan pianonya dan menarik Martha hingga wanita itu jatuh di atas pangkuannya, lalu pengacara muda nan tampan itu bertanya, "Apa ini artinya, kamu mau menikah denganku Martha?"
Martha menganggukkan kepala dengan tersipu malu.
Lionel langsung menggemakan tawa bahagianya dan setelah itu ia menarik tengkuk Martha untuk memagut bibir Martha. Kedua sejoli itu kemudian berciuman dengan sangat panas.
Tepat di malam natal, Martha duduk dibatas pangkuannya Lionel dan berkata, "Suamiku, terima kasih untuk kado di malam Natal ini"
"Kado? Kamu bahkan belum membuka kado yang aku taruh di bawah pohon Natal, Sayang" Lionel mengecup bibir istrinya
"Kado Natalnya ada di dalam perutku" Martha mengerling manja penuh arti.
"Maksud kamu?" Ucap Lionel sambil menyentuh perut istrinya.
"Aku hamil dan ini kado Natal yang aku inginkan selama ini, Sayang. Terima kasih"
"Berterima kasih lah ada Tuhan, Sayang. Semua yang terjadi di hidup kita berkat dari kasih setia Tuhan, Sayang"
"Aku sudah berterima kasih kepada Tuhan, tadi setelah tahu aku hamil"
Lionel langsung mencium bibir Martha dengan penuh cinta kemudian Martha menarik diri untuk berucap, "Aku bersyukur, Tuhan mengirim kamu untuk menyalakan kembali lilin pengharapan di hatiku"
"Aku bersyukur Tuhan memberikan aku Istri secantik dan sebaik ini"
Lionel dan Martha kembali berciuman dengan penuh kasih dengan iringan lagu, "Malam Kudus" yang berkumandang di luar sana.
Dan di malam harinya, saat kebaktian malam Natal di Gereja, Martha tiada hentinya mengucap syukur dengan derai air mata bahagia di dalam dekapan hangat suaminya di saat lilin pengharapan di hatinya kembali menyala terang.
❤️Pesan penulis:
Selamat Natal dan selamat menyambut Tahun Baru semuanya😍 Jangan pernah padamkan lilin pengharapan di hati kita❤️ Tuhan memberkati 😘