"Ren ... Adit menikahi Silvia!' lapor Tina, sahabatku.
Sebenarnya aku sudah tahu hal itu sejak lama. Adit mendekatiku hanya untuk membuat Silvia cemburu. Aku sudah terbiasa dipermainkan, hanya bisa legowo.
"Tiga tahun kamu pacaran sama dia, eh seenaknya nikah sama gadis lain!" Seru Tina marah.
Gadis itu tak habis pikir dengan pria itu. Ketika terluka ia mendatangi sahabatnya. Memohon, mengatakan cinta bahkan mencaci Silvia di depan Renata. Aditya membuat sahabatnya percaya jika pria itu memang mencintainya. Buktinya selama tiga tahun, Adit menjalin hubungan dengan Renata.
Namun sekarang. Kenyataannya berbeda pria itu menghamili Silvia.
"Aku ingat, dia pernah bilang jijik menyentuh Silvia. Tapi ternyata malah ia mampu menghamili wanita itu!' ucapnya jijik.
Renata hanya diam saja. Ia sudah mempersiapkan hati. Sudah lama ia mengetahui jika Aditya hanya mempermainkan perasaannya. Tidak sekali ia mendapati pria itu berciuman panas dengan Silvia. Tetapi, sering.
"Kau harus lebih cantik dari Silvi!" Celetuk Tina tiba-tiba.
Renata menolak ia tak mau datang ke pesta itu. Malas baginya menampakkan diri di depan dua manusia tak berakhlak itu.
"Aku tak mau ...."
"Harus!" Tekan Tina ngotot.
Renata benar-benar sangat cantik. Mengenakan dress selutut warna bronze yang begitu kontras dengan kulitnya yang putih pucat.
Leher potongan sabrina. Memperlihatkan tulang selangkanya yang indah. Terlebih rambutnya yang digelung asal hingga riapan rambutnya jatuh menambah kesan seksi gadis itu.
"Angkat kepalamu gadis. Bukan kau yang harus kecewa saat ini. Tapi, buat pria itu menyesal seumur hidupnya!" tekan Tina berbisik.
Tiga kali ditinggal nikah oleh kekasih. Baru pertama ini ia menghadiri pernikahan kekasih yang belum memutuskannya.
Benar saja. Mata Aditya nyalang melihat kecantikan Renata yang menjadi tontonan para pria di sana. Rahangnya mengeras. Sungguh, jika ia tahu dirinya dijebak malam itu. Pernikahan ini tak pernah terjadi.
"Selamat ya," ucap gadis itu lalu tersenyum manis.
"Ren ... Aku bisa jelaskan," pinta Aditya memohon pengertian.
"Maaf ... Apa pun alasanmu. Kita putus!" ucap Renata tegas.
Tina tersenyum senang. Dua gadis itu melangkah meninggalkan gedung resepsi pernikahan.
"Aku tak akan menikahi Silvia jika saja dia tak menjebakku!' pekik pria itu.
Semua mata menatap pelaminan. Sedangkan kedua orang tua Adit pun murka mendengar kesaksian putranya. Mereka akhirnya ribut. Sedang Renata dan Tina tertawa dan memulai mencari pasangan baru.
Tamat.