mungkin jatuh cinta adalah hal yang paling indah namun tidak denganku waktu itu saat pertama kali merasakan jatuh cinta namun langsung merasakan patah hati .
8 tahun lalu di SMA itu , ada banyak hal yang ku temui , berkenalan dengan seorang laki laki dia adalah anggota Pramuka di sekolahku waktu itu ,
tubuhnya tinggi , jalannya tegap dan sigap membuatku banyak orang mengagumi dirinya, begitupun denganku namun waktu itu aku tersadar aku hanyalah seorang adik kelas yang tidak terkenal dan tidak aktif di organisasi seperti dia membuatku seakan mundur sebelum mendekat.
waktu itu di perpustakaan sekolah menjadi tempat awal aku mengetahui namanya dari kartu pelajar miliknya yang terjatuh di dekatku .
" Rifan Zaki ". Aku membaca nama yang tertera di kartu pelajar itu . tidak salah lagi ini kartu pelajar miliknya, aku melihat foto yang ada di kartu pelajar itu.
Aku menghampirinya ke kelas untuk memberikan kartu pelajar itu dengan jantung yang berdegup kencang dan tangan yang sudah berkeringat dingin.
Aku langsung menaruh kartu pelajar itu di atas mejanya lalu langsung pergi, tiba tiba saja dari belakang ada yang memegang tanganku, jantung ini rasanya tidak karuan.
" Terimakasih ya Fathia Hana ". ujarnya yang membuatku terkejut karena dia mengetahui namaku.
" kamu terkejut aku mengetahui namamu ". jawabnya tersenyum manis.
" Aku mengetahuinya dari kakak kamu Sabrina dia sahabat akrabku ". ujarnya yang membuatku tambah terkejut.
Kak Syabrina memang sering menceritakan tentang sahabat laki lakinya kepadaku, lebih tepatnya dia saling menyukai , Kak Syabrina memang jauh lebih cantik dibanding diriku dan aktif dalam organisasi pantas saja bang Rifan menyukainya
7 tahun setelah menamatkan pendidikan SMA aku harus menerima kenyataan bahwa kak Syabrina akan menikah dengan Bang Rivan , aku saat itu sedang menempuh pendidikan di Singapura,sejak tamat SMA aku memutuskan untuk tinggal di Singapura karena berusaha untuk menghilangkan perasaanku kepada Bang Rivan .
" Halo dek , kakak ada kabar gembira buat kamu ". kak Syabrina menelponku.
" kabar gembira apa kak "? . tanyaku yang masih bingung
" kakak dilamar Bang Rifan , dan rencananya bulan Desember kami akan menikah, kamu pulang dong Hana ". seketika dadaku terasa sesak , antara bahagia mendengar kakak akan menikah dan sedih karena Rifan adalah orang yang aku cinta sejak SMA.
" Oke kak , aku usahain pulang ke Indonesia, selamat ya kak". ujarku yang berusaha gembira sambil menahan air mata.
seharian aku hanya menangis di kamar dan harus berjiwa besar untuk kebahagiaan kak Syabrina, mereka juga serasi menjadi pasangan.
6 bulan kemudian tepatnya 20 Desember aku pulang ke Indonesia menghadiri acara pernikahan Kak Syabrina, Aku berusaha untuk selalu tersenyum dan bahagia di hari pernikahan kakak ku , namun ada yang berbeda tidak ada seperti persiapan pesta pernikahan 2 hari sebelum menikah, Ibu memeluk diriku sangat erat sambil menangis .
" Hana , kak Syabrina" . Ibu menangis histeris yang membuatku tambah khawatir .
"Kak Syabrina kenapa Bu"?. ujarku yang ikut menangis.
Ternyata kak Syabrina di diagnosa menderita kanker paru paru stadium akhir, dia selama ini menyembunyikan sakit yang di deritanya kepada semua orang termasuk aku. Hanya Bang Rifan yang mengetahuinya, itulah sebabnya dia ingin berada di dekat orang yang dia cinta pada hari terakhirnya.
"Kak, kenapa kamu nggak pernah cerita denganku tentang penyakitmu".Aku memeluk dan memegang tangan kak Syabrina yang terbaring koma.
di luar ruangan ICU aku bertemu dengan Bang Rifan, langsung aja aku sangat kesal karena mengapa dia juga ikut berbohong tentang penyakit kak Syabrina.
"Bang Rifan sudah mengetahui kakakku sakit , tapi kenapa nggak pernah memberitahu aku dan ibu ".Ujarku yang menangis histeris.
"itu permintaan kakak kamu Hana, maafin aku ". dia berlutut di hadapanku.
tak lama berselang dokter tiba tiba masuk ke ruangan dengan wajah panik, ternyata kondisi kak Syabrina sangat semakin melemah.
Dokter memanggilku dan Bang Rifan masuk ke ruangan karena diminta oleh kak Syabrina
"Rifan, tolong jaga Hana untukku". ujarnya dengan napas yang pendek dan meneteskan air mata .
"Kak, kamu jangan bilang kayak gitu, aku yakin kamu pasti sembuh ".aku memeluknya dengan erat.
"Hana ,Bang Rifan adalah orang yang baik, dan dia adalah orang yang tepat". ujarnya menggenggam tangan kami berdua.
Tak lama kemudian Kak Syabrina meninggal dunia, padahal aku ingin menghadiri pernikahan kakakku bukan untuk melihatnya untuk yang terakhir kalinya.
1 tahun berlalu setelah kepergian kak Syabrina aku sekarang menetap di Amerika setelah menamatkan pendidikan S2 . Sekarang aku lebih fokus kepada karir dan tak sama sekali memikirkan tentang cinta , semenjak kak Syabrina meninggal aku menjadi kesepian tidak ada lagi seorang Kakak yang akan meneleponku setiap hari dan bercerita tentang banyak hal rasanya sedih sekali ,hatiku terasa hampa , sekarang di Amerika sedang musim salju semua bangunan diselimuti salju dari jendela apartemen aku menatap ke arah luar sambil meminum secangkir coklat panas dan memotret salju dari jendela .
Besok paginya aku berbelanja ke minimarket dekat apartemen namun tak sengaja aku bertabrakan dengan seorang pria dengan memakai jaket tebal dan kacamata yang rasanya tidak asing bagiku .
"Sorry ". ujarku yang langsung membereskan barang belanja aku yang terjatuh.
ketika hendak keluar dari minimarket dia mengenggam tanganku yang seketika jantungku berdebar kencang seperti saat bertemunya.
"Fathia Hana". ujarnya menatap wajahku.
Ternyata benar dia adalah Rifan Zaki Aku memutuskan pindah ke Amerika untuk tidak mau bertemu dengannya lagi tapi entah mengapa alam selalu mempertemukan kita berdua , saat itu aku langsung melepaskan genggamannya dan berlari kencang untuk menghindarinya.
" Hana , kamu masih marah sama aku , tolong maafin aku , Aku tau kalau aku salah tapi tolong jangan menghindar dariku ". dia berlari mengejarku dan mengetuk pintu apartemenku .
Luka itu kembali muncul aku takut akan kembali tenggelam di lautan rasa .
Sudah tak ada lagi terdengar suara ketukan pintu aku membuka pintu kamarku dan menemukan sebuah buku diary di lantai dan sepucuk surat di atasnya , Aku mengambilnya dan membaca lembar demi lembar tulisan di buku itu.
Hana , kakak sudah mengetahui kamu menyukai Bang Rifan sejak masih duduk di bangku SMA , Maafkan kakak karena telah membuat kamu kecewa karena kita mencintai orang yang sama , Hana sepertinya umur kakak sudah tidak lama lagi karena kakak menderita sakit kanker jadi kakak mohon sama kamu Hana jangan pernah membohongi hatimu Kakak mengetahui sampai saat ini kamu masih menyukai Bang Rifan . Dan aku juga melihat ketulusan di hati Bang Rifan yang juga mencintai kamu jadi jangan nangis lagi ya , semangat Adekku Hana
I love you ❤️
Aku tak percaya Kak Syabrina mengetahui kalau aku menyukai Bang Rifan padahal aku telah berusaha menutupi perasaanku di depan Kak Syabrina .
Setelah menghela napas panjang karena menangis Aku pergi ke sebuah taman di dekat apartemen untuk menenangkan diri sambil memandang foto aku dengan kak Syabrina waktu SMA yang dia selipkan di buku itu .
" Kak, kenapa kakak secepat ini meninggalkanku". Ujarku yang menangis histeris.
Dari kejauhan ada seseorang yang menggunakan jaket tebal dan kacamata memberikan sapu tangan ke arahku dan menghapus air mataku.
" Hana , sudah cukup air matamu jatuh , apa kamu nggak kasihan dengan kak Syabrina yang sedih melihat adiknya menangis setiap hari ". ujarnya menghapus air mataku.
" Sejak kapan disini "?. Tanyaku dengan nada sinis.
" Aku harus menepati janjiku dengan Syabrina untuk selalu menjagamu ". Jawabnya menatap wajahku dan seketika jantungku kembali berdegup kencang.
" Nggak Perlu , aku bisa jaga diri aku sendiri ". Aku meninggalkannya dan pergi ke arah apartemen .
dari luar jendela apartemen aku melihatnya yang masih gigih meminta maaf kepadaku ditengah salju yang sangat dingin menutupi seluruh tubuhnya.
" Aku udah maafin Bang Rifan jadi tolong pergi dari sini sekarang". ujarku berteriak dibalik jendela apartemen dengan memegang selembar kertas.
2 bulan setelah itu Bang Rifan tidak lagi menghampiri diriku entah kemana dalam hati kecilku merasa aku masih mencintainya namun aku sangat munafik dengan perasaan diriku sendiri.
Aku mengunjungi apartemennya namun dia sudah tidak ada disana , aku berusaha mencari keberadaan Bang Rifan tapi tak kunjung juga aku menemukan pria berkacamata itu. Hingga aku mendapatkan informasi dari Adik Bang Rifan yang berkuliah di luar negeri .
" Fauziah ". ujarku yang tak sengaja bertemu dengannya di salah satu webinar.
" Kak Hana , sekarang kakak juga tinggal di Amerika ". Ujarnya sambil memelukku.
" Kamu adiknya bang Rifan Zaki kan". Tanyaku,karena aku sering bertemu dengannya di SMA dia merupakan adik kelasku dan adik kandung dari Bang Rifan.
" Iya kak , Bang Rifan sudah pulang ke Indonesia dia sering melamun dan tidak fokus tanpa sebab kak". Ujarnya yang membuatku merasa bersalah apakah ini semua karena diriku .
" Dia ada menceritakan sesuatu nggak "?.
" Ada kak , dia merasa bersalah karena telah menyembunyikan penyakit kak Syabrina dari kakak dan orang tua kakak". Ujarnya yang membuatku sedih karena aku selalu menyalahkan dirinya.
" Kamu ada nomor handphone bang Rifan "?.
dia memberikan nomor handphone bang Rifan kepadaku .
Aku mencoba menghubungi bang Rifan tapi tidak ada balasan dia tidak mengangkat panggilan handphone dariku dan chat yang aku kirim setiap hari untuk meminta maaf, aku semakin merasa bersalah karena dia telah menyesali dirinya sendiri karena perkataanku waktu itu.
Aku berusaha mencari sosial media nya namun tak kunjung aku temukan, hingga 6 bulan kemudian aku mendapatkan informasi dari adiknya jika Bang Rifan akan menikah, rasanya kembali sakit untuk yang kedua kalinya, aku masih mencintai Bang Rifan tapi masih kalah dengan rasa munafik di hati.
Aku memandangi fotonya saat SMA dulu teringat akan semua kenangan yang pernah ada dengannya, mencintai dalam diam , menyembunyikan rasa cinta bertahun tahun lamanya.
Aku mengirim sebuah pesan ke Bang Rifan untuk ucapan selamat karena dia akan menikah dengan orang pilihannya.
"Terimakasih ya Bang Rifan sudah pernah memberi warna di hidupku, maaf aku selalu menyalahkan dirimu atas meninggalnya kak Syabrina, Aku dengar kamu akan menikah ya , selamat ya Bang Rifan semoga bahagia 😊
begitulah kira-kira pesan yang aku kirim kepadanya saat itu
2 bulan kemudian aku disuruh pulang ke Indonesia oleh Ibu karena Ibu akan menjodohkan aku dengan seseorang laki laki pilihannya, hatiku merasa gundah antara tidak mau mengecewakan ibu dan apa bisa aku mencintai dirinya dengan tulus , aku masih ragu untuk menentukan pilihan , setelah itu aku memutuskan untuk sholat istikharah menentukan pilihan yang terbaik yang akan aku ambil , 2 hari setelah itu aku memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan berusaha menerima dengan ikhlas semuanya.
Sesampainya di Indonesia 🇲🇨
sudah lama aku tidak pulang ke Indonesia semenjak kak Syabrina meninggal beberapa tahun aku menetap di Amerika namun tidak senyaman berada di negara kelahiran sendiri, namun tak bisa dipungkiri terlalu banyak kenangan di sini yang harus bisa diriku hapus dari ingatan, sebelum pulang ke rumah aku menghampiri tempat wisata yang menjadi tempat favorit aku dan kak Syabrina dahulu setiap pulang sekolah, air mata selalu mengalir karena selalu teringat tentang semuanya.
saat perjalanan menuju rumah aku melewati SMA aku dahulu aku pandangi dari jauh sekolah itu .
mengingat aku sering membeli bakso didepan sekolah bersama kak Syabrina setelah pulang sekolah, air mataku terus mengalir, rasanya aku ingin kembali ke masa masa itu dengan kak Syabrina, waktu sangat cepat berlalu kenangan tak akan bisa terulang kembali karena mengikhlaskan adalah cara yang tepat untuk menjalani kehidupan
Sebelum sampai dirumah aku berkunjung ke makam kak Syabrina karena semenjak dia meninggal aku tidak pernah lagi pulang ke Indonesia karena aku tidak ingin terlalu lama larut dalam kesedihan.
Aku berkunjung ke makam kak Syabrina, makamnya terlihat sangat indah dan terlihat ada sebuah buket bunga diatasnya .
Aku mengambilnya dan menanyakan kepada penjaga makam yang sedang membersihkan area pemakaman saat itu siapa yang meletakkan buket bunga kesukaaan kak Syabrina disini, ternyata dia adalah Rifan Zaki yang masih setiap hari mengunjungi makam kak Syabrina ujar penjaga makam disana .Aku terkejut ketika sampai dirumah seperti sedang mengadakan acara lamaran banyak sekali seserahan yang sudah terpajang di ruang tamu .
"Ibu , kenapa banyak sekali seserahan seperti acara lamaran ya ".? tanyaku kepada Ibu dengan tatapan bingung yang langsung saja menarik tanganku dan menghias wajahku dengan penata rias yang sudah menunggu di kamar.
" Hana , Ibu telah mengambil keputusan untuk menjodohkan kamu dengan Rehan Adiyaksa , anak teman Ibu ". Jawab Ibu yang membuatku terkejut sekaligus antara kesal dan marah.
" Ibu , aku belum mengenal sosok Rehan , aku tidak mengetahui apakah dia baik, atau sabar menghadapi , kenapa lamarannya harus sekarang"?. Jawabku yang merasa keputusan Ibu terlalu cepat.
Setelah selesai dirias aku dibawa oleh Ibu ke ruang tamu untuk menemui Rehan dan keluarganya, namun dari kejauhan aku melihat sosok yang tidak asing lagi bagiku.
" Fauziah ". Ujarku yang terkejut mengapa Fauziah juga hadir di acara lamaran ini.
" Kak , ini Bang Rehan Abang kandungku dan Abang dari bang Rifan". Jawabnya sambil memegang kedua tanganku ku yang membuatku semakin bingung mengapa selalu berkaitan dengan dia .
" Bang Rifan sekarang dimana dek "? tanyaku yang masih saja mencarinya, karena sebenarnya dia adalah orang yang aku cintai sampai saat ini.
" Bang Rifan di kantor kak dia tidak bisa menghadiri acara lamaran ini karena ada dinas di luar kota ". Jawabnya yang membuatku sedikit kecewa, atau mungkin dia sudah memiliki anak dan Istri dan menjadi keluarga bahagia.
Pertunangan yang menurutku begitu cepat ini harus tetap dilaksanakan dan telah diputuskan waktu pernikahan 4 bulan setelah lamaran dengan lapang dada dan aku tidak mau mengecewakan Ibu , aku menerima lamarannya.
Setelah acara lamaran usai aku menangis sendirian dikamar dan menatap foto waktu SMA dulu ketika ulang tahunku yang ke 17 dia ikut merayakannya dengan brownies kecil dan 1 buah lilin, dahulu aku pernah menjadi seorang fotografer untuk Bang Rifan Zaki.
Keesokan paginya, aku kembali mengunjungi makam kak Syabrina dengan tujuan ingin menceritakan semuanya. namun dari kejauhan aku melihat seorang laki laki laki yang menggunakan jas dan kacamata duduk di depan makam sambil menangis .
Aku terus menatapnya dari jauh ternyata benar dia adalah Rifan Zaki , Aku mendengar curahan hatinya di depan makam kak Syabrina.
" Syabrina , maafin aku belum bisa menuruti satu keinginanmu untuk menjaga Hana untukmu , Aku takut aku tidak mengontrol perasaanku kepada Hana adikmu , ternyata kamu benar aku adalah seseorang laki laki yang munafik dan tidak bisa jujur terhadap perasaanku. Aku sebenarnya mencintainya Syabrina ,namun saat ini aku tidak mau melukai dirinya terlalu dalam karena aku pernah mengecewakan perasannya saat itu".
Aku menangis sambil bertanya tanya apa benar yang dia katakan tadi , dia juga mencintaiku .
Aku meninggalkan makam sebelum dia mengetahui aku berada di dekatnya.
Tidak terasa sudah 2 bulan Aku berada di Indonesia , selama 2 bulan itu Aku harus berkenalan dengan Rehan Adiyaksa yang merupakan Abang dari Rifan Zaki. Setiap berkunjung ke rumahnya Aku teringat saatku menjadi fotografer untuk produk baju bang Rifan Zaki , entah mengapa Aku selalu memikirkannya padahal bukan dia yang bersamaku saat ini.
Setiap berkunjung ke rumahnya selalu kutemui dia yang selalu sibuk dengan laptop miliknya di ruang tamu , Aku ingin sekali kembali menyapa dirinya namun, dia seperti selalu menghindar dariku .
Aku mendapatkan informasi jika dia tidak jadi menikah karena menolak perjodohan itu, Aku bingung mengapa dia menolaknya? Apakah karena perkataan yang Aku lontarkan waktu itu membuatnya memiliki rasa bersalah sampai saat ini .
" Bang Rifan ,kamu jangan merasa bersalah lagi karena meninggalnya kakakakku ,Aku minta maaf karena sudah menyakiti perasaan kamu ya ". Ujarku yang memulai pembicaraan.
"Nggak perlu merasa bersalah, memang Aku yang salah ". Jawabnya sambil menutup laptop miliknya dan mengunci pintu kamarnya.
Aku merasa sangat sedih mendengar perkataan dari bang Rifan . Kami seringkali bertemu namun seperti orang yang tidak pernah saling mengenal lagi.
Tanpa diriku sadari Aku selalu melamun ketika bersama Rehan Adiyaksa, Aku tidak bisa memaksakan mencintai dirinya. Aku tidak mau menyakiti perasaan laki laki sebaik dan setulus Bang Rehan , Namum tidak bisa dipungkiri rasanya sulit untuk mencintai dirinya.
"Bang Rehan, Apakah kamu menyetujui perjodohan ini"? Tanyaku
"Jika ini yang terbaik Aku menyetujui perjodohan ini". Jawabannya
"Apakah kamu mencintai Rifan , Hana? Tanyanya yang membuatku terkejut mengapa dia tiba-tiba menanyakan hal itu.
Aku tidak menjawab pertanyaan darinya dan pergi meninggalkan dirinya dan mengunjungi makam kak Syabrina sambil menangis menceritakan semuanya.
Aku memeluk makam itu ,ditengah hujan yang turun bersama tangisanku.
Disaatku menangis histeris ada seseorang yang memayungi diriku ditengah hujan lebat itu, memberikan sapu tangan miliknya untuk menghapus air mataku.
"Kamu sangat tidak waras ditengah hujan seperti ini kamu belum juga beranjak dari tempat ini". Ujarnya sambil menggenggam tanganku untuk berdiri.
Ketika Aku memalingkan wajah ternyata dia adalah Rifan Zaki.
"Darimana mengetahui diriku disini"? Tanyaku.
"Karena setiap sedih pasti kamu Akan bercerita dengan kakakmu ". Jawabnya.
hai sobat sendu kalian tim mana nih
tim FaNa=RiFan dan haNa
atau tim NaHan= haNa dan reiHan
komen dibawah 👇
bersambung
terimakasih telah membaca cerpenku jangan lupa like dan comment y biar aku tambah semangat lanjutin cerpennya ❤️
menurut kalian bagusnya dijadiin CS apa novel nih😅
comment di bawah👇
teman teman rencananya aku mau buat novel dari cerpen ini , kalian setuju nggak terus cover novelnya bagus ini aja atau ada usulan yang lain terimakasih 🤗,
jadi kalau mau tau kelanjutan cerita Rifan dan Hana kunjungi novelnya y