aku bunga, seorang siswi SMA dermawan 05.
aku tinggal di kos kosan seorang diri, karna orang tuaku ingin aku menjadi mandiri
setiap pulang sekolah, bi lili selalu mengantarkanku makanan, kebetulan ia seorang penjual Gado gado.
kini hari sudah sore, aku pulang dari sekolah dan memarkirkan motorku di samping kos kosanku.
"neng, ini bibi ada gado gado, kebetulan sisa satu tadi"
"waaah makasi bi, sudah jadi favorit bunga ini ma"
"Alhamdulillah kalau neng suka, bibi makin seneng deh jadinya"
"ohh iya, tadi malam kenapa rumah bibi rame"
"hah? bibi semalam nginap di rumah kakak bibi nanti aja bibi kesana lagi, soalnya saudara bibi ada yang meninggal"
"ohh turut berduka cita ya bi"
"iya neng, kalau begitu bibi permisi"
bi lili meninggalkan bunga. dan kini bunga pun memasuki kos kosannya dengan sebuah bungkusan gado gado di tangannya.
"aku ambil piring dulu lah"
bunga melangkahkan kakinya menuju dapur,namun entah mengapa perasaannya menjadi tak enak apalagi tadi mendengar keluarga bi lili ada yg meninggal
"ko aku merinding ya"
bunga kembali melanjutkan langkah kakinya, namun tiba tiba ada yg melesat di belakang punggungnya.
"siapa itu?"
ia merasa seperti angin berhembus kencang. ia mulai merasa was was. merasa seperti ada yg mengintai.
namun segera ia buang jauh jauh pikiran buruknya.
"ya ampun, tenaga bunga bukan siapa siapa ko tadi"
ia segera mengambil piring dan kembali ke dalam kamarnya.
membuka bungkusan itu dan segera memakannya.
*
*
*
*
hari menjelang magrib.
aku yg baru saja mandi langsung mengeringkan rambutku.
tiba tiba ponselku berdering.
drt....drt....
"halo Bu"
"halo sayang, udah makan"
"udah"
"gimana, betah ga tinggal sendirian"
"betah sih betah Bu, tapi bunga lebih suka kumpul sama keluarga"
"harus disana biar kamu jadi anak mandiri ga manja"
"huft..."
"hari liburan kamu nanti di jemput kakamu"
bunga mengangguk tanda mengerti.
" ya sudah, ibu matikan dulu, jangan tidur malam malam karna kamu perempuan"
"iya"
bunga mematikan ponselnya dan menaruhnya di atas nakas.
ia membaca buku nya untuk pelajaran besok, apalagi besok ia ikut ekstrakulikuler.
sunyi.
itu yg didengar bunga.
gadis itu mendengar suara pintu kos nya di ketuk dari luar.
tok
tok
tok
bunga melangkahkan kakinya menuju pintu untuk membuka nya.
"siapa"
"ini bebz aku Dwi"
"ohh iya bebz bentar"
bunga segera membuka pintu dengan cepat. ia melihat sahabatnya itu berdiri di depan pintu dengan bungkusan di tangannya
"apaan tuh"
"makaroni pedas kesukaan Lo"
ujar Dwi memberikan bungkusan itu pada suaminya.
"masuk bebz"
Dwi duduk di kursi kecil itu sementara bunga ke dapur untuk mengambil minuman.
tak lama bunga pun membawa minuman itu kedepan.
"bebz kamu tau ga semalam aku dengar keributan di rumah bi lili"
"kenapa?"
"nah itu sudah, aku udah tanya sama bi lili tapi dia bilang dia nginap di rumah saudaranya"
"emang kamu dengar kaya apa"
"kaya suami istri kelahi,aku ga sengaja dengar di kos kosan bi lili kaya minta tolong"
"siapa yg minta tolong" ujar Dwi menunjukan ekspresi seperti biasa. melotot dan serius.
"sependengaranku ada suara wanita minta tolong, kaya gini. (aku mohon jangan bunuh aku, ampun...sakit...) nah kaya gitu tu"
"hii ko serem ya kenapa ga kamu datangin"
"emoh, kamu pikir aku mau ikut campur urusan orang terus kalau sampai aku yg di bunuh kaya apa"
"iya juga sih"
lama mereka mengobrol hingga kini menjelang Isak.
Dwi pamit pulang dan kini tinggalah bunga sendirian di kos kosan
bunga menuju kamar mandi untuk buang air kecil. di dalam kamar mandi ia melihat seseorang yg lewat di dapur.
kebetulan pintu kamar mandinya seperti kaca namun sedikit buram.
"siapa itu" teriaknya dari dalam dan bergegas keluar.
namun tidak ada siapa siapa
ia pun berfikir positif mungkin tikus yg lewat.
ia menuju kamar untuk tidur. suasana di kota tempat tinggal bunga memang rame namun kalau pagi hari sampai sore hari
namun anehnya jika menjelang magrib semua orang seolah olah pindah dari lingkungannya.
bunga memejamkan matanya.
ia mendengar seperti orang menyalakan air keran.
bunga bergegas ke kamar mandi untuk melihat air nya. namun, air keran itu ternyata mati tidak menyala.
"tapi tadi aku dengar kaya air nyala"
bunga memutuskan untuk kembali tidur.
lagi lagi ia mendengar air keran nya menyala.
ia mulai merasa takut, ia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.
"ya Allah semoga tidak ada apa apa"
tiba tiba ia merasa seperti ada yg menaiki ranjang. dengan sedikit keberanian ia langsung menyingkap selimutnya.
ia tak melihat apa apa di sana.
"huh...kirain apa tadi"
saat bunga menoleh ke atas ia melihat wanita berambut panjang dengan mata merah tertawa ke arahnya.
"aaaakkhhh"
bunga berteriak histeris. namun tiba tiba ia berada di tempat yg berbeda.
ia melihat seluruh cahaya putih.
ia berada di sekolah.
ia menatap 2 pasang sejoli yg sedang melakukan hubungan intim di kamar mandi.
"engh....sayang sudah"
"sebentar milikku belum puas"
"ah...sht..."
"ohh ya ampun bisa bisa nya kalian melakukan ini di sekolah" ujar bunga berteriak namun tidak di dengarkan.
bahkan mereka tidak mengetahui jika bunga berada di dekat mereka.
"aku rasa mereka tidak bisa melihat ku"
"tunggu bukannya itu Mia ya, anak sekolahan yg belum di temukan"
"dan itu bukannya Rangga"
"ahhh"
keduanya sama sama puas dengan kelakuan bejat mereka.
mereka kembali memakai seragam sekolahnya dan meninggalkan kamar mandi.
hingga bunga melihat saat Mia pulang dengan keadaan mual mual.
Mia memegang alat tes pack dan menangis.
"Rangga aku hamil, kamu harus tanggung jawab"
"bagaimana mungkin, itu pasti bukan anakku"
"apa maksudmu..!!!"
Mia tampak marah dengan perkataan kekasihnya.
"aku tidak mau tau pokoknya kamu harus tanggung jawab"
teriaknya hingga memenuhi ruangan. kebetulan di daerah itu masih belum ada orang hanya Rangga yg tinggal di situ.
"jika aku bilang tidak ya tidak lagian bukan aku saja yg menidurimu bukankah yg merenggut kesucianmu arka minta saja pertanggung jawabannya"
Mia semakin menangis
ia memaksa Rangga untuk menikahinya, namun karna kesal Rangga mencengkram leher mulus gadis itu.
"tampaknya aku harus membunuhmu"
Rangga merobek paksa pakaian Mia dan melecehkan wanita itu.
dengan kasar ia memasukkan miliknya hingga membuat Mia histeris.
"akhh....hentikan....hiks..hiks..hiks"
setelah itu Rangga mengambil sebilah pisau di meja dan menggoreskan ke pergelangan tangan gadis itu.
masih dengan kelakuan setannya ia menyiksa Mia dengan terus mempercepat ritmenya
hingga milik mis mengeluarkan bercak darah tampaknya wanita itu keguguran.
"ampun...jangan bunuh aku kumohon...aku mohon jangan bunuh aku, ampun...sakit..."
puas dengan birahinya yg ia salurkan ke Mia, ia langsung menusuk perut gadis itu hingga tembus ke belakang.
perlahan wanita itu memejamkan matanya. ia pun meninggalkan dunia.
Rangga yg kebingungan, ia langsung menguburkan jasad Mia di belakang kos kosan dan ia lumpur dengan semen.
Rangga pun pindah kos kosan tidak tinggal di daerah situ lagi.
dan kini di tempati bi lili
"hah..hah..hah"
tampak bunga ngos ngosan melihat kejadian tersebut mungkin aneh, ia menelfon Dwi untuk menceritakan kejadian tersebut.
Dwi dan bunga pun menuju kantor polisi dan menceritakan hal itu.
awalnya polisi tak percaya, namun karna kasihan melihat bunga memohon akhirnya tim polisi pun menuju kos kosan bi lili.
polisi menyuruh tim penyelamat untuk membongkar semen tersebut.
benar saja, bau busuk langsung menyeruak membuat orang orang tak tahan dan pergi dari tempat tersebut
seorang wanita yg membusuk di dalam semen tersebut.
bersamaan dompet berisi ktp Rangga juga terjatuh disitu.
hingga polisi pun langsung menangkap Rangga temen kelas sebelah bunga dan Dwi.
akhirnya wanita itu tak pernah menggangu bunga lagi. wanita itu akhirnya bisa tidur dengan damai di alam baru
"selamat tinggal Mia" ujar bunga menatap kuburan Mia.
Dwi mengelus pelan pundak sahabatnya berusaha menguatkan sahabat nya.
_tamat_