Seokjin pergi ke minimarket untuk membeli kebutuhan bulanannya seperti biasanya. Setelah lama berkeliling dan mengambil beberapa barang yang dia butuhkan, Seokjin berhenti pada rak yang berisi berbagai makanan ringan. Dia berpikir untuk membeli beberapa sebagai camilannya menonton film nanti.
Dan sialnya karena tidak melihat, dia tidak sengaja menabrak seorang anak kecil dengan kakinya sehingga membuat anak itu terjatuh dan menangis.
"H-hei, kau tidak apa? Tolong berhentilah menangis..." Dia berujar panik seraya berusaha menenangkan anak itu dengan mengelus punggung dan kepalanya. Berharap anak itu segera tenang dengan perlakuan kecil itu karena suara tangisan anak itu sangat berisik dan menarik perhatian orang lain.
Entah beruntung atau tidak beruntung seseorang yang sepertinya adalah orang tuanya memanggil nama anak itu sehingga membuat anak itu langsung berlari menghampirinya. Seokjin jadi takut bagaimana jika dia sampai terkena masalah besar karena hal kecil seperti. Dalam hatinya pun dia mencemooh orang tua yang tidak perhatian kepada anaknya sehingga membuatnya berlarian tanpa ada pengawasan.
"Huh, Seokjin?" Panggilan itu membuatnya terkejut. Suara itu sangat persis dengan orang yang Seokjin kenal dan dia bersumpah jika dia sangat tidak ingin menemui orang itu lagi. Tapi apa ini? Sebuah kebetulan mempertemukan mereka lagi? Dia merasa muak.
Seokjin ingin beranjak pergi namun seseorang itu menahan gerakannya dengan menggenggam lengannya. "Seokjin, please jangan lagi. Setelah bertahun-tahun akhirnya gue bisa ketemu lagi sama lo, please dengerin penjelasan gue yang terakhir kalinya."
Seokjin menepis tangan Namjoon dengan kasar. "Apa yang mau lo jelasin? Lo udah nikah kan? Bahkan udah punya anak gede lagi. Jadi stop, jangan ganggu gue."
Namjoon tersenyum tipis dan menatap Seokjin dengan sayu. "Tapi Jinnie, itu anak adik ipar gue. Gue gak pernah deket sama orang lain setelah diputusin sepihak sama lo."
"Uh, huh??" Sekarang Seokjin sangat ingin mencari lubang dan mengubur dirinya sendiri di sana. Karena dia sangat malu karena kesalahpahamannya saat ini.