Kenanga tidak habis pikir dengan sahabatnya Melati, yang tiba-tiba memaksa dirinya untuk menggantikan Kenanga menjadi pengantin wanita dari pria bernama Rakuti. Mengingat namanya saja Kenanga seakan seram, dia ingat akan sebuah serial kolosal tentang kerajaan Majapahit. Seorang prajurit yang bernama Rakuti yang gagah berani, tanpa tanding dan terdengar menyeramkan.
"Kenapa sih Mel, kamu tega banget nyuruh aku menggantikan kamu jadi pengantin wanita calon suamimu itu? Katamu Mas Kuti tampan, gagah, dan kaya raya, tapi kenapa kamu menolak 1000 persen dengan menyuruh aku menggantikan kamu jadi pengantin wanita, sudah gila kamu Mel!" rutuk Kenanga kesal pada sahabatnya.
"Anga, pliss tolong aku! Aku tidak mau jadi pengantinnya, sebab dia bukan tipe pria idamanku. Dia kaku dan dingin mirip es batu. Kamu tahu kan es batu? Dia itu dingin, tidak ada romantis-romantisnya. Aku tidak mau cowok yang begitu. Aku sukanya cowok yang menantang!" alasan Melati lagi meyakinkan Kenanga yang kalut.
"Alasan apa yang bisa membuat aku bisa menerima calon suamimu? Kalau dingin dan kaku, aku juga mana mau!" cebik Kenanga kesal.
"Dia itu kaya Nga, dia cowok kaya dan tidak pelit. Kamu beruntung kalau menikah dengan dia. Uang di mana-mana, bisa jalan-jalan keliling dunia, makan yang enak-enak, terus satu lagi kamu bisa beli emas 24 karat sesuka hatimu. Kamu kan selama ini pengen beli sebuah perhiasan, kan?" bujuk Melati mengiming-imingi Kenanga dengan harta kekayaan calon suaminya.
"Kamu merayuku Mel? Tapi aku takut dia akan kasar sama aku, apalagi cewek yang dicintainya kan kamu."
"Sudahlah Nga, terima saja. Anggap saja ini balas budi, dulu aku pernah menolongmu dari kejaran Anjing buas. Dan sekarang kamu membayarnya dengan menggantikan aku sebagai pengantin wanita dari calon suamiku.
Kenanga diam, dia bingung memikirkan tawaran dan bujukan sahabatnya itu. Kalau dia menolak, dia merasa punya hutang budi pada Melati yang dulu pernah menolongnya dari kejaran Anjing gila.
"Gimana ya Mel, aku masih ragu. Dan apakah kamu nanti tidak akan menyesal kalau aku jadi menikah dengan calon suami kamu?"
"1000 persen tidak Nga, sebab aku sudah punya pilihan hati yang lain," tandas Melati meyakinkan.
Kenanga benar-benar dilanda bingung, hatinya kini bagai benang kusut yang susah disimpulkan.
"Emmm... baiklah Mel, aku terpaksa terima tawaran kamu. Terus bagaimana caranya aku bisa tiba-tiba ada disamping calon suami kamu dan menikah dengannya?"
"Tenanglag Nga, aku akan menyusun sebuah skenario, supaya kamu dan Mas Kuti bisa duduk bersanding di pelaminan."
*******
"Ayo kawan-kawan, ini pesta lajang terakhir aku. Kalian bisa minum sepuasnya jus atau minuman bersoda lainnya, disini tidak ada minuman beralkohol ya, jadi kalian aman. Ayo Coy... mainkan!" Suara Melati menggema seantero ruangan pesta. Tubuhnya meliuk-liuk bak di club malam padahal bukan.
"Aduh... maaf Mas....!" Kenanga terhenyak kaget saat air minumnya tumpah ruah mengenai jas mewahnya pria tampan dan kaya raya namun dingin itu.
"Biar saya elap dulu ya!" bujuk Kenanga.
"Dasar tidak melihat, mata itu dipakai, bukannya merem. Ini bukan peraduan, jika kamu ngantuk maka tidur saja di peraduan," hardiknya ketus.
Kenanga tidak menyahut, dia hanya sibuk membersihkan tumpahan air jus itu di jas pria yang benar-benar tampan itu.
"Mari saya bersihkan di sana saja Mas!" Kenanga menarik lembut ujung jas pria itu menuju kamar mandi. Pria tampan itu terpaksa menurut walaupun bibirnya merutuk kesal.
Saat Kenanga masih sibuk membersihkan sisa jus di jas Rakuti, entah karena licin atau atau apa, tiba-tiba Kenanga terpeleset dan tubuhnya terpental jatuh, namun sebelum kepala Kenanga mengenai lantai ubin, Rakuti pria tampan 30 tahun itu dengan cepat mencegahnya. Dengan gerakan cepat kepala Kenanga ditahan oleh kedua tangannya yang melingkar, lalu tubuh Rakuti jatuh tepat diatas tubuh seksi menggiurkan Kenanga. Yang saat itu sengaja didandani sedikit seksi oleh Melati.
"Duggg ... selll ....!" tubuh Rakuti menimpa tubuh kenanga tepat di atasnya. Ya ampun ini benar-benar memalukan buat Kenanga.
Dan sialnya bagi Kenanga, bibir pria itu tepat mencium bibir Kenanga. Posisi keduanya seakan tengah berciuman di atas lantai toilet.
"Hujah ... hahhhh ....!" Kenanga menahan nafas. Gelaaaa Kenanga benar-benar prustasi dia ingin menangis dan menjerit memanggil Melati dan minta pertolongan.
"Posisi yang tepat, yesss!" seru Melati di balik tembok samping, penuh kegirangan. "Sekarang mulai beraksi!" serunya lagi, entah apalagi yang akan dia rencanakan.
"Ya ampunnn... Kuti apa-apaan? Apa yang kalian lakukan di toilet ini? Kalian melakukan perbuatan yang tidak senonoh di toilet umum. Tak tahu malu," hardik seorang wanita yang tidak lain Ibunya Rakuti, dengan tiba-tiba muncul.
Orang-orang mulai berdatangan, tak terkecuali Melati yang tiba-tiba datang dan menangis pilu melihat kenyataan di depan mata.
"Kak Kuti..., apa yang Kakak lakukan pada sahabat Mel? Dasar penghianat. Mulai detik ini Mel tidak mau melanjutkan hubungan ini. Mel mau kita putus dan mengakhiri hubungan kita," cetus Melati sembari menangis.
Perlahan Rakuti bangkit dan melepas ciuman bibirnya yang tidak disengaja itu. Dia terbelalak dan kesal mengapa kejadian ini tiba-tiba terjadi, namun dia benar-benar merasakan sensasi lain saat tidak sengaja merasakan bibir seksi gadis bernama Kenanga itu.
"Mel, ini tidak seperti yang ada dalam pikiranmu. Kenanga terpeleset dan Aku melindungi kepalanya dari benturan ubin," jelas Rakuti meyakinkan.
"Aku tidak percaya kalau itu kecelakaan, aku yakin itu faktor kesengajaan!" pekik Melati marah padahal pura-pura. Hatinya berkata "yesss" rencana gue berhasil.
"Kalian... memalukan....! pekik Ibunya Rakuti seraya terbelalak. Kenanga mulai bangkit dan menunduk.
" Ya ampun... kalian melakukan itu di tempat umum. Kalau begitu nikahkan saja anakmu itu dengan gadis itu," seru lelaki paruh baya kesal.
Entah kesepakatan apa dan negosiasi apa, akhirnya hari yang seharusnya Melati menikah dengan pria bernama Rakuti, kini posisi pengantin wanita adalah sosok Kenanga gadis yang sederhana, yang menjadi korban paksa sahabatnya.
"Maafkan aku Kenanga, semoga kamu menikmati hari-harimu bersama pria dingin dan kaku ini. Aku pergi Nga!" ucapnya lirih melepas pernikahan sahabatnya dengan calon suami yang tidak jadi bersanding dengannya atas skenario yang diatur olehnya. Tidak ada penyesalan dalam diri Melati melihat sahabatnya menikah dengan calon suaminya yang seorang CEO kaya.
"Hari ini harusnya aku menikah dengan Melati, tapi gara-gara menolong wanita ini jatuh, aku dapat hukuman menikah dengan wanita ini, tapi... wanita ini rupanya cantik juga, tubuhnya sintal dan bibir seksinya yang lembut itu pernah aku rasakan. Uhhh... aku menikmatinya!" bisiknya dalam hati, membayangkan saat dimana dirinya mencium Kenanga saat jatuh di toilet.
Pernikahan yang digelar di sebuah hotel mewah itu berakhir, lalu kedua mempelai mulai memasuki kamar hotel.
Didalam kamar hotel suasana menjadi kaku, Kenanga hanya duduk diam gelisah. Dia bingung harus apa, sedangkan ini malam pertama dia dan suami paksanya.
.
"Hey... wanita bingung? Apa yang kau lakukan? Apakah kau akan duduk diam di sana dan termenung. Apakah kau tidak akan membuka baju pengantinmu yang ribet itu?" teriak pria bernama Rakuti itu menyeramkan.
Perlahan Rakuti melucuti baju pengantinnya dan segera mengguyur tubuhnya dengan air shower. Sementara Kenanga masih termangu dan bingung memandang tubuhnya di cermin.
"Alangkah cantiknya aku, tapi pernikahan ini bukanlah yang aku inginkan. Ini pernikahan salah paham," sangkalnya menangis.
Rakuti berjalan dan keluar dari kamar mandi, dia berdecak kesal melihat Kenanga yang masih belum berhasil membuka baju pengantinnya. Lalu apa yang terjadi? Rakuti membawa tubuh Kenanga ke dalam kamar mandi hotel yang luas dan nyaman. Perlahan Rakuti membuka sleting gaun pengantin yang Kenanga pakai. Susah payah Rakuti membukanya dan "brahhhh....!" pemandangan indah terpampang nyata di depan mata. Punggung mulus milik Kenanga membuat Rakuti menelan ludah ingin.
Rakuti membalikkan tubuh Kenanga, namun Kenanga menolaknya. Tapi dengan kekuatan tangan Rakuti yang kekar dan gagah, tenaga Kenanga tidak bisa menahan cengkraman tangan Rakuti. Lalu satu persatu gaun pengantin itu terlucut dan pemandangan menakjubkan ada di depan mata Rakuti.
Pria dingin yang kaku dan tidak romantis itu, tiba-tiba berubah liar dan menyerang. Tubuhnya telah basah dan merasakan sesuatu hasrat yang besar yang tidak bisa dia tahan.
"Kenanga, kini kamu milik aku sepenuhnya maka aku akan memintanya sekarang dan aku harap kamu tidak membantah. Lalu sebuah hal besar terjadi dalam hidup keduanya.
Kini keduanya telah berada di atas ranjang. Rakuti memapah gadis polos yang tadi masih bersegel itu ke ranjang, dan membaringkannya. "Aku telah memilikimu seutuhnya, dan kamu tidak bisa lari dariku," gumannya sarkas.
"Bagaimana, apakah kamu merasakan kebahagiaan, Kenanga?" Kenanga diam. Dia sakit hati dan fisik serta kecewa pada Melati sahabatnya.
"Aku sakit Kak, bukan bahagia. Aku sakit saat Kak Kuti mencoba memaksa aku," jawabnya dalam hati sembari menangis. Rakuti memeluk erat tubuh wanitanya yang kini berada dekat dipelukannya.
"Padahal kamu tahu, kamulah wanita yang aku inginkan bukan Melati. Aku bahagia memilikimu." ungkap Rakuti, pria yang kini resmi menjadi suami Kenanga tanpa sadar. Sontak Kenanga terhenyak mendengar pengakuan yang datang langsung dari mulut manis pria tampan yang kini telah sah menjadi suaminya.
"Apa yang aku dengar barusan tidak salah?" Beribu pertanyaan ada di benak Kenanga, namun tidak menemukan jawabannya sampai ia tertidur lelap dalam dekapan Rakuti.