Cinta untuk anak usia 7 tahun memang terdengar seperti lelucon, kalian mungkin berpikir jika cinta di usia anak TK pastilah hanya cinta monyet biasa. Dan akupun berpikir seperti itu, namun, cinta yang aku anggap hanya lah sebatas suka atau cinta monyet itu nyatanya terus saja menghantui ku hingga sekarang.
Jonathan Anggara, dia adalah teman ku saat aku di bangku TK sampai lulus sekolah dasar. Selama 8 tahun lebih aku berada dalam satu kelas dengan nya, dan selama itu pula aku merasakan cinta.
Setelah memasuki jenjang sekolah menengah, aku berpikir bahwa aku mungkin bisa bisa melupakan nya, namun aku lagi-lagi salah.
Aku masih mencintai, bahkan ketika seakan aku sudah memasuki dunia kerja. Melamar kerja di sebuah perusahaan ternama yang tanpa aku ketahui, ternyata perusahaan itu adalah milik keluarga Nathan.
Di pertemukan kembali dengan cinta pertama ku, tentu saja membuat ku merasakan sebuah perasaan yang sudah lama tidak aku rasakan.
"Wah, Vania. Sudah lama tidak bertemu." Sapanya pada ku dengan senyuman ramah.
Aku hanya mampu tersenyum, lidahku kelu untuk mengeluarkan suara.
"Bagaimana kabar mu?. Si pintar juara kelas." Julukan itu, aku masih mengingat jelas ketika ia memberikan julukan tersebut kepadaku, ketika kami berada di kelas 5 dan itu adalah ke-sepuluh kalinya aku mendapatkan peringkat pertama.
"Aku baik, dan kamu?."
"Yah, seperti yang kau lihat." Dia masih mempertahankan senyuman nya. Sungguh, aku ingin berteriak sekarang, dia semakin tampan dari sejak terakhir kali kami bertemu.
Setelah pertemuan itu, kami jadi sering bertemu di perusahaan, itu karena aku yang sekarang menjabat sebagai sekretaris barunya. Aku bersyukur, ternyata sampai sekarang, ia masih belum memiliki kekasih ataupun seorang istri, apakah itu tandanya bahwa aku memiliki sebuah kesempatan?.
•
•
•
Hari ini kami turun kelapangan untuk memeriksa sebuah pembangunan minimarket di daerah pedesaan.
Selain bekerja, aku jadi bisa sedikit merilekskan tubuh di sini, tempat nya segar dan teduh karena di sini cukup banyak pepohonan.
"Di sini udaranya segar, beda jauh dari di kota." Dia yang tiba-tiba muncul di samping ku, membuat aku terkejut.
"Ih, mengagetkan saja." Dia hanya terkekeh mendengar nya.
"Hey, ada yang ingin aku katakan pada mu." Dia duduk di samping ku, kemudian menatap ku dalam. Aku yang di tatap seperti itu, tentu saja menjadi gugup. "Ka_katakan saja." Aku melengoskan wajah tak berani untuk menatap matanya.
Tiba-tiba tangannya terulur untuk menggenggam tangan ku, ia menatap ku dengan tatap tulus yang membuat ku ingin berteriak seketika.
"Will you merry me."
Jangan tanyakan lagi bagaimana kondisi ku sekarang, yang pasti jantung ku sedang tidak sehat.
Apa ini?, dia? sedang melamar ku?. Oh siapapun, tolong cubit tangan ku dan katakan jika aku sekarang tidak sedang bermimpi.
"Aku sudah lama mencintai mu, sejak kita masih di sekolah dasar. Aku tidak menyangka, jika ternyata kita akan kembali bertemu setelah sekian lama." Ia terkekeh kecil, membuat ku menatap nya dengan tatapan yang sulit di artikan.
Jadi maksudnya?, selama ini cinta ku tak bertepuk sebelah tangan?. Namun kenapa dia selama ini selalu bersikap cuek pada ku?, bahkan ketika aku dengan sengaja mencari perhatian pada nya.
"Are you kidding me?" Tanya ku ragu.
"Aku tidak bercanda, aku benar-benar mencintaimu, sangat. Jadi mau kan kamu menjadi nyonya Anggara wahai nona Vania Zein?."
Dia terlihat sangat tulus, aku tak bisa untuk menolak nya, apalagi selama ini aku juga mencintai nya.
Dan selanjutnya, kalian tentu tahu, kami menikah dan memiliki keluarga bahagia meski tak selamanya bahagia. Bebby kali terjadi pertengkaran, namun dengan kepercayaan dan mau mengalah, kamu dapat menyelesaikan semua masalah bersama.
________________________________________________________
#AuthorNoviaGabut🙃