"Dia masa lalu mu, aku masa depanmu. Dia hancurkan kamu, ku susun kembali hati mu. Tapi mengapa kamu masih terpenjara bayang nya, aku sungguh cinta tapi mungkin kamu yang.....BODOH" -Play the song (Dia masa lalu mu, aku masa depanmu—By Vionita)
************
Harusnya saat ini aku sedang mengadakan pesta pernikahan kita, tapi Tuhan tidak mengizinkan nya.
Aku Lembayung Arunika wanita dengan usia matang untuk menikah yaitu 25 tahun, bagiku menikah adalah impian yang dari kecil selalu ingin aku wujudkan.
Pernikahan layaknya seorang putri kerajaan, bahagia hingga mempunyai keturunan. Aku ingin itu terlebih lagi menjalani dengan orang yang aku cintai selama ini.
Giovanno Dhanurendra, laki laki yang tidak sengaja aku kenal dari menonton konser bung Fiersa Besari waktu itu. Sudah 4 tahun berjalan saat kami saling mengenal dan menjalin sebuah hubungan.
********
Aku mencintai nya, setelah dia mengajarkan aku bagaimana caranya mencintai diri sendiri.
Aku mengidap Bipolar yang kapan saja bisa mengubah diriku. Sebelum aku bertemu dengan Gio hidup ku hanya seputar kesedihan dan keputusasaan belaka.
Ingin loncat dari ketinggian tempat dimana aku tinggal, pernah mencoba menenggelamkan diri di kolam renang, atau hanya menggores lengan dengan benda tajam yang berada di sekeliling ku.
Aku sudah gila, jika di dengar bukan?. Tidak bisa tidur dan meminum banyak sekali obat yang tidak seharusnya aku minum.
Dunia itu jahat, sebelum Gio mengenalkan aku pada dunia yang menurut nya indah.
Aku hanyut di bawa perasaan, karena jika orang lain memandang ku gila tapi Gio menatap ku dengan cinta.
"Lembayung Arunika, maukah kamu menjadi teman hidupku?"
Gio berlutut memamerkan senyum manisnya dan sebuah cincin indah yang selalu aku dambakan.
Setelah 3 tahun berjalan hubungan kita waktu itu, Gio melamar ku. Dengan segala keyakinan aku menjawabnya....
"Ya aku mau Gio"
Salah satu mimpiku akan terwujud dan aku bahagia karena itu.
***********
Tingg!...
Ada sebuah notifikasi dari handphone Gio
"Gio, bagaimana kabarmu?"
Di ambilnya ponsel tersebut dan bertapa terkejut nya dia mengetahui siapa yang menge-chat nya
"Maurine?"
**************
Giovanno POV (point of view)
Maurine adalah mantan ku kita putus karena keinginan nya dan tiba tiba dia menghilang tidak ada kabar, tapi ketika tau sosial media nya rupanya ia pergi ke luar negeri tapi mengapa dengan laki laki lain?
Saat itu tentu banyak pertanyaan di pikiran ku, jika boleh jujur aku masih mencintainya. Tapi bagaimana dengan Lembayung? itu kan yang kalian ingin katakan
Lembayung nama yang unik seperti orang nya, gadis lugu yang menyimpan luka begitu banyak pada hati nya dan aku munafik jika tidak bilang bahwa aku juga menyukainya.
Hari itu memang kita tidak sengaja bertemu di sebuah konser, dan dengan banyak nya orang di sana... pertemuan kita itu seperti takdir yang nyata. Dia yang pergi sendiri dan aku yang sedang belajar untuk bisa sendiri setelah Maurine pergi.
Lama lama Dia yang menyembuhkan luka ku dengan tingkah dan hadir nya.
"Bisakah kita bertemu?"
-maurine
Lagi dan lagi chat dari nya, sebenarnya aku sudah tidak peduli tapi kenapa bayang nya selalu menghantui, untuk itu kali ini mungkin aku akan menemuinya.
POV END
***********
Hari ini adalah jadwal ku untuk menemui psikiater, dan katanya Gio Sibuk dengan pekerjaannya dan tidak bisa menemani ku tapi tidak apa dulu biasanya juga aku sendiri.
(Di lain tempat)
"Gio!! aaaa aku kangen" dipeluk nya gio oleh Maurine
Alasan yang di pakai Gio pada Lembayung sebenarnya adalah untuk menemui mantannya Maurine
Mereka kini berada di sebuah restoran favorit mereka dulu ketika berpacaran, karena Maurine lah yang memilih tempatnya.
"Udah berapa lama ya, kita ga ketemu Gio"
"Iyaa sudah lama, sejak kamu pergi ga ada kabar"
"Ih jangan ketus gitu dong, maaf ya soal waktu itu"
"Gapapa, udah lewat ini"
Gio yang masih memiliki rasa sakit di hatinya itu mencoba untuk tidak terhanyut kembali dengan Maurine
Tapi sepertinya gagal,
"Aku masih cinta sama kamu Gio, aku mau kita kayak dulu lagi"
"Kan kamu udah punya pacar di luar negeri"
"Ah pasti kamu liat Instagram aku ya, hehehe itu bukan siapa siapa kok,cuma temen aja. Kamu masih cinta kan sama aku Gio?"
***********
Sebulan sudah berlalu, ketika Lembayung sudah resmi bertunangan dengan Giovanno yang ternyata sedang dilema karena terus memikirkan Maurine.
Gio di buat bingung dengan perasaannya yang sekarang ia menyukai Lembayung tapi tidak ingin kembali kehilangan Maurine yang memang sedari kecil di kenal nya.
Malam ini Lembayung ingin pergi ke sebuah restoran viral katanya, untuk itu Gio ikut bersamanya
Ketika sampai di pelataran parkir, Gio melamun memikirkan Maurine karena restoran yang di maksud Lembayung adalah restoran favorit nya bersama Maurine.
"Gio!"
"Gio!"
"Giovanno!"
"Ah iya! kenapa ma-"
Hampir saja aku keceplosan, lebih baik jangan banyak ngelamun deh. -batin Gio
"ma? maksudnya?"
"Itu maksud aku ayo ma-masuk"
Mereka duduk di outdoor dengan view malam yang sangat indah,
Pantas saja viral -batin Lembayung
"Kamu mau pesan apa Gio?"
"Gio?"
"Gio?!"
"Ah apa?"
Lagi lagi Gio melamun memikirkan hal lain,
"Kamu kenapa sih? dari tadi ngelamun aja ada masalah? atau ga enak badan?"
Lembayung dengan refleks nya memegang kening Gio untuk memastikan nya.
"Kamu gapapa?"
"Iyaa aku gapapa kok, aku ke toilet dulu ya sebentar"
Setelah Gio pergi dan lembayung yang sedang menunggu pesanan nya datang, tiba tiba ponsel Gio berdering ada yang menelepon nya
'Maurine?' -batin Lembayung ketika membaca nama kontak nya, dan ia memutuskan untuk tidak mengangkat karena itu bukan hak nya.
*********
Suatu hari Lembayung meminta Bertemu dengan Gio di taman rumah nya...
"Gio! gimana rambut baru aku?"
"Kamu potong rambut?"
Lembayung memotong rambutnya menjadi pendek dan itu sedikit membuat Gio marah
"Iyaa, bagus kan? aku mau surprise-in kamu"
"Jelek! Siapa yang nyuruh kamu potong rambut gitu"
deg... (hati lembayung sedikit kecewa)
"A-aku, aku kira kamu suka kalo aku potong rambut gini"
"Gak, aku gak suka"
**********
Sebenarnya aku sudah tau, dan aku berusaha tapi sepertinya usahaku sia sia -batin seseorang
**********
Hari ini aku berencana untuk menemui Gio tanpa sepengetahuan nya di kantor
"Kamu kenapa kemari?" Ia mendatangi aku di lobby perusahaan
"Ada yang ingin aku bicarakan"
"Apakah harus sekarang? aku masih ada kerjaan, kita ketemu nanti jam makan siang saja ya"
"Tidak, aku mau ngomongnya sekarang"
"Okay, ada apa?"
"Aku udah ga tahan lagi" ujar ku sambil mencopot cincin lamaran nya pada meja yang memisahkan kita
"Maksud kamu apa? kenapa di copot?" nampak kerutan di dahi nya pertanda ia berfikir keras
"Kita selesaikan saja sampai di sini"
Aku bangkit dari duduk dan berjalan pergi mencoba tidak mengeluarkan air mata.
"Tunggu! Lembayung!"
Aku mendengar derap langkahnya yang semakin dekat
grep....(dia menahan tangan ku)
"Aku masih belum ngerti, kamu kenapa? ada apa?"
"Aku sudah tidak cinta sama kamu"
Aku berbohong! aku masih mencintainya bahkan sangat tetapi aku sudah tidak sanggup lagi menahan semuanya dan tumpah lah air mata ini di hadapannya
"Bohong! kamu masih mencintaiku karena......air mata ini"
Aku menepis tangan nya yang berniat menghapus air mata ku
"Benar, aku masih mencintaimu tapi kamu tidak mencintaiku iya kan?"
"Lembayung jangan gini, aku masih mencintaimu kita balik lagi ya"
Dia mencoba memasangkan kembali cincinnya tapi aku menolak
"Tangan kamu kenapa?!"
Rupanya dia melihat pergelangan tangan ku yang terdapat luka goresan di sana
"Jangan so peduli lagi"
"Tentu aku peduli sama kamu jadi jangan melukai diri kamu lagi ya"
"Kamu pikir siapa yang udah buat aku kayak gini? kamu! kamu yang udah luka-in aku!"
"Lembayung aku ga ngerti!, kamu jelasin ada apa ini"
"Maurine?"
"Oh..... Ma-Maurine itu cuma mantan aku"
"Aku tau, dia cuma mantan kamu, aku tau itu....Tapi coba kamu pikir, apa pernah kamu liat aku sebagai diri aku sendiri bukan sebagai Maurine?
Aku bodoh udah ngira kamu cinta yang nyatanya kamu cuma kasian"
"No! aku tertarik sama kamu"
"Bullshit!! Aku udah ga percaya apa pun yang kamu bilang"
"Tapi acara pernikahan kita?"
"Ga usah kamu peduliin aku yang bakal batalkan"
"Tapi apa kita gak bisa memulai kembali Lembayung?"
Aku menggeleng..."Gak bisa, aku udah coba dengan semua usaha untuk menjadi diri aku sendiri di mata kamu sampai harus mengorbankan rambut tapi kamu sudah buta"
"Maaf, maaf Lembayung aku tidak bermaksud begitu
Jika ini membuat kamu tidak tersakiti lagi, dan kamu pantas bahagia dengan orang lain
Maafkan aku"
**********
Semesta kejam, dia yang menyembuhkan aku tapi dia juga yang menyakiti aku....
Lalu sekarang harus dengan siapa?
Ketika aku benci dengan diri ku sendiri, tidak ada lagi orang yang membuat ku percaya...
Lantas mengapa aku harus bertahan?
Mungkin mengakhiri hidup adalah keputusan yang tepat
Maaf aku menyerah dengan keadaan, karna sekarang mati terdengar lebih nyaman di bandingkan hidup yang sedari awal tidak memihak ku....
.
.
.
.
TAMAT