Aku mengayuh sepedaku sepulang sekolah, waktu itu aq sudah habis ujian Ebta / Ebtanas . aq menjenguk ibu yang habis melahirkan adik bungsuku.
Ya kami empat bersaudara dan aq anak kedua dari 4 bersaudara. kejadian aneh itu terjadi dan sampai sekarang aq slalu mengingatnya.
Ibu melahirkan disebuah puskemas desa yang terletak agak jauh dari rumah penduduk karna dekat dengan lapangan. dan juga hanya ibu sendiri
yang melahirkan.
Ku tuntun sepeda mendekati puskesmas.
dan mencari kamar dimana ibu dirawat.
" dara....." panggil seseorang.
" heh......ka. ida" kata ku lalu langsung mendekati
ka ida kakak ku yang menunggu ibu bersalin.
" udah selesai ujiannya ?" tanya kak ida.
" sudah tadi pagi aq sekalian bawa baju salin" kataku sambil mengendong tas ransel yang biasa ku pakai sekolah.
" ayo ibu dikamar " kata kak ida .
Aq pun mengikuti langkah kakakku yang menuju kamar ibu dirawat.
" ibu...." kata ku yang melihat ibu terbaring dengan adik bayi.
" adikmu laki laki ra " kata ibu ketika aq melihat bayi terbungkus yang sedang tidur.
" naik sepeda kesini?" tanya ibu.
" iya bu, tadi selesai ujian langsung kesini" jawabku
tersenyum melihat adik ku yang tertidur pulas.
" nanti biar kakakmu pulang. bergantian mau kan nungguin ibu" kata ibu memintaku menemaninya.
" iya bu " kataku sambil melihat kak ida membereskan baju kotor.
" kakak mau pulang nyuci , kamu jagain ibu. besok pagi kakak kesini lagi " kata kak ida.
" iya kak " kataku.
Sore itu kak itu pulang dijemput ayah , ayah tak bisa menemani ibu karna harus bekerja.
jadi tinggallah aq yang menunggu ibu sendiri di puskesmas desa.
" ra, ini mau magrib. minta air panas buat nanti malam, itu termos nya diatas meja " kata ibu menujuk ke arah termos.
" ya bu, ibu ngak pa pa dara tinggal " kataku.
" tapi jangan lama , ini sudah hampir magrib jangan kemana mana, langsung kesini sehabis ambil air panas " kata ibu.
" ya bu, dara ambil dulu" kataku lalu mengambil termos di atas meja dan segera berjalan keluar untuk minta air panas untuk nanti malam.
Senja terlihat langit merah, aq bergegas kembali
setelah mengambil air panas di rumah pa mantri desa, dengan menunggu sebentar. karna harus direbus sampai mendidih.
Setelah itu aq bergegas pulang menuju kamar rawat ibu , sesuai pesan ibu.
clek .....
Pintu pun terbuka ,ibu sedang menyusui adikku.
" kok lama ?" tanya ibu.
" tadi nunggu karna harus nunggu mendidih dulu" kataku lalu menaruh termos dimeja dan duduk di
dekat ibu.
" ya sudah cepat tutup pintunya dan kunci " kata ibu .
" ya bu " kataku seraya berjalan menutup pintu
dan lalu menguncinya.
Terlihat wajah ibu yang khawatir. ibu mendekap adikku yang masih bayi dan tak menaruhnya
karna ibu takut sesuatu.
" sini duduk dekat ibu" kata ibu. menyuruhku.
," ya bu " kataku.
" kamu tahu ngak ra, bayi yang baru lahir itu, baunya sangat harum bisa melampaui 7 gunung dan 7 bukit " kata ibu.
" kok bisa bu" kata ku heran.
" iya karna masih suci dan bersih " kata ibu.
Lalu ibu membetulkan selimut adik bayi., dan tetap memangkunya.
" biar dara gendong bu, kalo ibu capek " kataku menawarkan ibu untuk gantian.
" jangan ...kamu duduk aja disitu " kata ibu.
Entah mengapa ibu terlihat gelisah ,ibu mengambil sesuatu dari tas lalu mengeluarkannya.
sesuatu yang tak lain adalah pisau di letakkan ibu
dibawah bantal.
Aq hanya terdiam menatap apa yang dilakukan ibu.
lalu ibu menyuruhku menyiapkan senter dan obor
yang biasa kami pakai bila senter tak bisa menyala
Setelah ku siapkan ibu pun terlihat sedikit tenang.
lalu duduk masih mendekap adik bayi.
" ibu sambil makan ya " kataku .
" nanti aja setelah magrib" kata ibu.
" dara ngak sholat "kata ibu
" belum bersih bu masih haid" kataku yang memang berhalangan.
" ya sudah duduk sini " kata ibu.
Terdengar lamat lamat suara azan dari kejauhan.
lalu setelah selesai aq dan ibu pun makan. namun
tak sekalipun ibu melepas adik ku dari dekapannya
seperti takut akan sesuatu.
Aq hanya diam tak juga ingin tahu, kenapa ibu begitu pasti punya alasan untuk itu. selesai makan aq dan ibu pun duduk tenang tampa bicara.
Suasana hening hanya terdengar suara jangkrik dari luar. ibu bersandar didinding tetap memangku
adikku. namun tiba tiba ibu menyuruhku duduk didekatnya.
Aq duduk disebelah ibu lalu ibu menyuruhku memangku adikku dan duduk tenang.entah kenapa perasaanku ikut merasa tak enak.
" diam jangan bicara kalo melihat yang aneh tetap diam' kata ibu padaku.
' iya bu "kataku. yang melihat ibu menyala lilin dekat kami duduk untuk menambah penerangan .
lampu yang redup.
Tiba tiba mataku mengarah ke jendela dekat pintu.
"Astagfirullah " gumanku namun terdengar ibu
yang sedang membetulkan seprei
" diam " kata ibu pelan.
aq pun diam tak bicara, namun sangat jelas dua mata merah sedang mengintip aq dan ibu
ibu hanya menghela nafas kasar.
Mata merah itu lama memandang aq dan ibu, aq
merinding takut namun ibu terlihat tenang sambil memegang obor dan tangannya masuk kebawah bantal memegang sesuatu. dan aq tahu pasti itu apa.
Aq diam terpaku sambil memeluk erat adiikku.seumur hidup itu yang kedua kali nya
kejadian aneh pernah ku alami
ibu terlihat kumat kamit membaca doa, dengan siaga.
" krek....krek ...pintu yang terkunci mulai bergoyang
seperti orang yang hendak memasak masuk.
ibu tetap diam dan bergeser duduk didepanku melindungi sambil tanganya memegang pisau dan
obor yang ibu siapkan dengan menyalakan lilin.
" tiba tiba pintu terbuka dan.....
" yes......yes........kepala terbang menyerang ibu
namun ibu langsung menyerang dengan pisau dan obor yang menyala......
dengan tenang ibu menghalau kepala itu yang membuat ku takut setengah mati , melihat bentuknya yang menjijikan.
brus ....brus......api obor yang menyala besar membuat mahluk itu pergi dengan cepat ibu menutup pintu dan mendorong meja untuk menganjal pintu agar terkunci. rapat.
" bu itu apa " kataku takut sambil memeluk
adikku erat sambil gemetar.
" kuyang, hantu kepala terbang " kata ibu.
Setelah mahluk itu pergi ibu sedikit tenang dan malam itu ibu menjagaku,beliau tidak tidur..
Pagi ayah dan kak ida menjemput kami pulang.
ada rasa lega dihatiku ketika sampai rumah,
aq menceritakan semua apa yang terjadi pada kak ida. kak ida pun berkata
" kemaren malam juga mahluk itu menganggu kami " kata kak ida makanya ibu tak pernah melepaskan gendongan adik
" hah ......ih mengerikan " kataku bergidik ngeri
mengingat kejadian itu.jyang membuatku teringat
slalu hal kejadian aneh.
Ibu bercerita itu adalah kuyang, atau manusia penganut ilmu sesat yang lapar dan haus menghisap darah bayi yang baru lahir. tak semua orang brani melawan seperti ibu. ibu bilang bahwa kuyang itu masih kerabat pa matri puskesmas desa itu.
Bagaimana ibu tahu, aq tak pernah bertanya karna ibu yang asli suku dayak kalimatan melihat hal seperti itu tidak lah aneh dan tahu banyak seluk beluk hal hal gaib dan bagaimana melawannya.
Sejak saat itu ibu slalu mengingatku untuk berhati
hati, apa lagi didesa terpencil ibu bilang dimana kita berpijak disitu langit dijunjung. tenang dan diam bila apapun terjadi dan jangan panik. tapi tetap siaga dan siap menjaga diri.
Tamat..