Arumi melangkah melewati beberapa teman kerjanya.
"Rum.. mau kemana. buru buru amat?" tanya seorang teman.
"Ada akang cilok. aku mau beli." jawabnya
"Rumm... gue nitip 5 rb yaa. pake pedas banget.", teriak Harni. Yang di angguki oleh Rumi
"akang Galih.. beli ciloknya satu pedas biasa yang satunya super pedas yaa." ucap Arumi
pria yang disebut Galih pun mengangguk lalu tersenyum pada Arumi.
"Ini neng Arum." ucapnya sambil menyerahkan dua cilok untuk Arum.
Arum menerima dengan senyuman merekah. sambil menyerahkan uang 20 rb.
Galih segera mengambil kembalian uangnya
"Akang Galih udah lama keliling cilok?" tanya Arum
"Baru beberapa hari sih neng. " jawabnya
1minggu ini Arum selalu mencuri pandang pada Galih. karena Galih walau hitam tapi sangat manis. tidak bosenin untuk di lihat.
Sdangkan Arumi bukanlah tipe wanita untuk Galih. karena Arumi ini memiliki tubuh yang agak gendut tapi juga tidak begitu cantik.
Galih malah sedang naksir sama teman Arum yang bernama Vivi. selain cantik tapi juga punya tubuh yang sangat di idamkan oleh para lelaki.
Namun sayang.. Vive bukan wanita ramah. selalu berkata kasar pada pria yang tidak masuk dalam kriteria nya.
"Kang Galih.. beli ciloknya 2 tapi ngutang yaa." ucap seorang wanita.
yang sedang Galih bayangin ternyata datang. " i.. iya non. silahkan tunggu." jawabnya
Arumi segera meninggalkan Galih dan juga vivi.
***
Hari minggu Biasa Galih akan berkeliling dagangannya kelapangan sepak bola. di sana psti ada bayak gadis muda. termasuk vivi dan juga Arumi.
Galih mengayuh sepeda tanpa lelah.
sampai di lapangan Galih menatap lapangan. dan melihat Vivi tengah menghapus keringat seorang cowok.
"kang Galih.." tegur Arumi
"ehh neng Arum."
"jangan melamun kang. nanti kesambet loh."
Galih hanya menjawab dengan cengiran.
"kang Galih naksir sama vivi?" tanya Arum. yang ikut membantu melayani pembeli.
"Sepertinya non Vivi bakal nolak." jawanya
"Di coba aja kang. siapa tau dia juga suka." jawab Arum
Galih menatap Arumi. lalu mengangguk. "kalo begitu tolong dong non Arum. buat kami bisa bertemu." ucapnya
"Ookeehh..." jawab Arum lemas. padahal Arum tidak beneran bilang begitu.
Galih menatap Arum . terbaca dari raut wajahnya. jika Arum sedang kecewa.
Namun Galih tidak ambil pusing. tohh.. Arum bukanlah tipe nya
"Vi.. nanti malam temenin aku yaa." ucap Arum pada Vivi
"kemana? aku ada janji sama pacar aku." jawabnya
"Sebentar doang. cuma beli kado buat ulang tahun Yeye." jawabnya Yeye adalah adik Arum yang masih berusia 9 tahun
"ok deh.. tapi jangan lama lama yaa.."
malam pun tiba.
Arum dan Vivi jadi pergi untuk membeli kado. " Vi.. bagaimana cara ungkapin persaan kita pada pria yang kita cintai? " tanya Arum
"Kamu sedang jatuh cinta?" tanya Vivi
"ng.. ngak.. bukan aku. tapi temen aku." jawabnya
"kamu jatuh cinta sama Gilang?" tanya Vivi
Arum diam. karena emang kenyataanya dia sedang jatuh cinta sama Gilang.
"Tapi dia tidak mencintaiku." jawabnya
"Utarakan saja Arum.. siapa tau dia juga suka sama kamu. kalo aku lihat kalian itu cocok." ucap Vivi
"Dia tidak menyukaiku. tapi dia menyukaimu Vi." jawabnya
WHAATTT..
Vivi tidak percaya saat Arum bicara seperti itu.
"Jijik banget aku sama dia. udah item jelek giginya tonggos. aku tidak suka." jawabnya.
"Kok kamu lihat nya gitu sih Vi?" tanya Arum
"Denger Arum.. lihatlah aku ini cantik. kulitku putih. dan aku sudah memiliki pacar dia udah ganteng kaya dan baik juga sama aku." jawabnya. Tentu saja Arum tau siapa yang tengah di bicarakan pada dirinya. tidak lain dan tidak bukan. dia adalah anaknya pak lurah. memang cakep cuma kurang beretika
Galih yang mendengar ucapan Vivi pun meringis. merasakan nyeri di hatinya. saat di bilang tonggos item dan miskin
"Arum.." panggil Gilang.
"kang Gilang.." panggil Arum. sedangkan Vivi hanya menatap jijik pada Gilang.
"Arum.. apa benar kau sangat menyukaiku? " tanyanya
Arum hanya menunduk tak berani menatapnya. "maafi Arum kang." jawabnya
"Maaf Rum. aku tidak menyukai wanita gendut. " ucapnya lalu segera meninggalkan Arum dan Vivi.
Vivi segera berlari mengejar Gilang. "Kau ini. kau juga jelek lihat wajahmu. bahkan wajah Arum lebih sempurna dari wajahmu. kau tega menyakiti Arum sahabatku."
**
Setelah kejadian itu. Gilang tak pernah nampak lagi. sedangkan Arum. Arum tengah menderita sakit hati karena ucapan Gilang waktu itu.
Arum berdiri di depan cermin. menatap dirinya. sendiri. "Aku memang gendut. makanya tak ada yang melirik ku. tapi aku cantik kok." gumamnya sambil menghapus air matanya.
Arum bertekad akan melakukan program diet.
Pagi pagi sekali. Arum sudah bangun dan melakukan jogging. Mungkin karena kelebihan lemak dirinya sampai saat ini jomblo.
Arum dengan telaten melakukan jogging pagi. Hingga pagi itu Arum melihat Gilang kembali di desa di mana dirinya tinggal.
"Arum.." panggil Gilang.
Arum segera mengehentikan gerakannya dan melihat kearah Gilang. Gilang yang masih sama dengan penampilan nya. namun beda dengan Arum. Arum yang sekarang malah jauh lebih cantik dari Vivi wanita yang Gilang taksir.
"Kau.. sedang apa disini? " tanya Gilang. walau Arum sekarang terlihat lebih cantik dan kurus namun sikapnya dengan Gilang tetap sama. tidak membenci
"Olah raga kang." jawabnya
"Sejak kapan kamu melakukan olahraga? " tanya lagi
"Sejak kang Galih mengatakan. jika kang Galih tidak menyukai orang gendut. "
"apa kau melakukan ini untuk ucapanku waktu iru?" tanyanya. jujur sejak Galih mengatakan itu. ada perasaan menyesal sudah menghina Arum. wanita yang baik yang tidak pernah memandang orang dari segi fisik. Arum selalu berteman dengan siapapun.
"Aku sadar kang.. aku emang harus mengubah gaya hidupku. jika tak ingin selalu di pandang sebelah mata oleh orang lain." jawabnya
Galih segera mendekat ke arah Arum lalu mengambil tangan Arum. "Arum apakah kau masih mau menjadi pacar aku?" tanya Galih.
"maafin aku. aku sudah melukai hatimu waktu itu. padahal kau adalah gadis yang baik." ucapnya
"Apa mas Galih menyukai Arum karena Arum sudah kurus?" tanya Arum
"Tidak.. sejak waktu itu. aku mulai mencintaimu Arum sejak aku mengatakan jika aku tidak menyukai wanita gendut. makanya aku ke sini untuk mengambil hatiku yang ada pada kamu. " ucapnya
Arum terdiam dan menatap lekat wajah Galih.
"Apa kau tidak menyukaiku karena aku jelek. miskin dan tonggos? " tanya Galih
Arum menggeleng. "Arum takut. jika nanti Arum kembali gendut kang Galih akan ninggalin Arum."
"Arum tidak pernah memandang fisik ataupun jabatan. jika Arum suka ya udah suka. di balas ya syukur. tidak di balas ya mungkin Arum harus membenahi diri"
"jadi kau masih mau menerimaku Rum.?" tanyanya. Arum mengangguk.
"walau aku miskin?'
Arum tetap mengangguk.
" Kamu tidak malu memiliki aku yang tonggos dan jelek ini?" tanyanya
"kenapa harus malu. tohh Tuhan sudah menciptakan kita dengan segala kesempurnaan nya." jawab Arum
Gilang lalu memeluk Arum erat. "terimakasih Rum. terimakasih.. selama ini aku sudah jatuh cinta padamu." jawanya.
Arum tak tau apa yang Galih ucapkan.
Galih mulai menceritakan pada Arum. jika dirinya sudah menyukai Arum semenjak Arum masuk di pabrik milik orang tuanya .
Arum masih belum paham apa yang bilang Galih
lalu Galih segera membuka penyamaranya. selama ini Galih ingin mencari wanita yang tidak pernah memandang harta yang di milki.
Setelah semua terlepas. Arum begitu kaget.
"Pak.. pak Arfan." gumambya.
"Iya.. ini saya bos kamu. Arfan. selama ini saya menyamar menjadi tulang cilok. saya ingin mencari wanita yang benar benar tulus mencintai saya apa adanya. dan saya sudah menemukan kamu. semenjak kamu bekerja di sana. kau selalu berbuat baik pada siapapun."
Arum benar benar tak percaya. ternyata cowok yang jelek yang disukai adalah bosnya.
"saya mau kau menjadi istri saya Arum."
tak bisa berkata banyak Arum pun mengangguk. Arfa segera memeluk Arum. tak berapa lama mobil Arfan datang.