Desy dan Ati adalah sahabat baik. Mereka memulai pertemanan saat ospek di sebuah kampus di kota Malang. Mereka beda asal, Desiy dari Lamongan sedangkan Ati dari Kalimantan Selatan. Bertemu di salah satu kost sekitar Bendungan Dharma. Juga satu jurusan yaitu teknik lingkungan.
Tak ada rahasia antara keduanya, baik urusan lehabisan uang yang kadang lambat di transfer. Apalagi soal lelaki yang mereka taksir.
Untuk selera makan, keduanya tak jaueh berbeda. Pun kriteria lelaki idola. Mereka sama sama penyuka lelaki macho, gagah dan pasti juga tampan. Hanya, Desy lebih suka pria yang agak kalem dan pendiam. Tak sama dengan Ati, ia lebih suka dengan lelaki yang banyak bicara walau kadang terdengar gombal, tapi baginya itu menyenangkan. Karena kepribadiannya lumayan tertutup dan jarang bicara.
Waktu bergerak maju, hingga tiba di penghujung wakti perkuliahan mereka pun selesai.
Singkat cerita keduanya melanjutkan kehidupan sealyaknya orang orang pada umumnya. Kembali ke kota asal masing masing dan menikah. Membina rumah tangga dengan pasangan yang mereka pilih sejak masih kuliah.
Desy menikah dengan Yos, kaka tingkatnya yang ia pacari di penghujung perkuliahan. Dan Ati menikah dengan Hengki, teman satu angkatan beda jurusan yang ia pacari sejak semester dua.
Hengki tak hanya dekat dengan Ati, namun dengan Desy juga. Sebab mereka memang banyak di bantu oleh Hengki selama menjalani masa kuliah.
Rumah tangga Hengki dan Ati di karuniai dua orang putri, Dea dan Adel. Pun, rumah tangga Desy dan Yos di karuniai dua orang putra, Andi dan Yudi.
Baik Desy dan Ati tak pernah putus kontakbl walau kini mereka tinggal berbeda kota.
Ati dan keluarga menetap di Kota Baru merupakan salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan. Hengky mendapat jabatan yang lumayan basag, menjadi manager penyuplai pupuk pada perusahaan besar yang memiki anak cabang hampir di seluruh pulau Kalimantan.
Intensitasnya tinggal di rumah pun sedikit, sedangkan Ati tak ia ijinkan untuk bekerja di kantor. Ia tak ingin anak anak mereka kurang kasih sayang, jika mereka semua bekerja dengan aktif.
Ati tidak keberatan, sebab semua kebutuhan baik primer maupun skunder semua tercukupi bahkan lebih oleh Hengky, sehingga rumah tangga mereka dapat di katakakan harmonis.
Kali ini berbeda nasibnya dengan Desy, yang kabar terakhirnya ia dan Yos akan bercerai. Bahkan yang lebih parah hak asuh anak mereka jatuh ketangan Yos keduanya.
"Turut prihatin ya Des. Maaf aku hanya bisa berdoa agar kamu bisa melewati ini semua dengan tabah dan ikhlas." Hibur Ati via ponsel untuk mendengar keluh kesah sahabatnya tersebut
"Makasaiih Ti. Kamu yang terbaik." Jawabnya pelan.
"Apa hak asuh itu sudah tak bisa naik banding lagi?" tanya Ati, ia seorang ibu. Tentu tau bagaimana rasanya terpisah dari sang buah hati.
"Percuma Ti, semuanya telah mantap. Kini akupun hanya menunggu masa iddahku selesai untuk menikah dengan kekasihku. Kekasih yang sudah membuatku kini berbadan dua." Jawabnya dengan suara agak serak.
"Astagaaah... Kamu yang selingkuh dari Yos Des?" Ati terkejut.
"Ya begitulah. Mungkin ini yang terbaik untuk kedepannya hubungan kami. Sebab mas Yos tak mau lagi melanjutkan semuanya."
"Tentu ... Tentu saja. Suami mana yang mau menjalani rumah tangganya, jika istrinya serong bahkan sampai hamil dengan pria lain." Emosi Ati.
"Sudah lah Ti, aku tau aku salah. Dan aku sudah terlalu muak dengan ceramah dan ceramah yang isinya selalu memojokkanku. Aku juga ingin bahagia bersama orang yang ku cinta dan mencintaiku Ti." Tangisnya pecah.
"Maaf... Jika aku ikut menyalahkanmu. Ku kita Yos adalah cinta sejatimu. Sungguh semua di luar dugaan ya Des. Sekali lagi maaf. Semoga kamu benar mendapatkan kebahagiaan bersama kekasih barumu." Doa tulus Ati untuk sahabatnya Desy.
"Entahlah Ti. Aku memang telah berbadan dua dengannya dalam ikatan nikah siri. Tapi belum bisa di resmikan. Intinya cinta kami masih harus di perjuangkan." Lanjutnya.
"Hmm... Rumit. Mengapa hanya nikah siri. Oh... Iya, statusmu masih bersuami." Jawab Atu sendiri menganalisa.
"Ya... Dan dia pun masih beristri. Bahkan belum ada tanda tanda akan bercerai. Dia tampak masih ingin mempertahankan rumag tangganya. Ah, apa masih ada ya Ti, wanita yang ingin di madu?" tanyanya konyol.
"Hah... Pertanyaan aneh. Mana ada wanita seperti itu, Des."
"Jika kamu di posisi itu, apa yang kamu pilih? Di madu atau bercerai?" tanya Desy mendadak.
"Nauzubillahimindzalik. Amit amit. Mengandaikannya pun aku tak mau."
"Tapi... Ayah dari bayiku adalah Hengki. Suamimu Ti." Ucap Desy. Membuat hati Ati mendadak sakit. Guruh gemuruh menggulung bak tsunami menerpa tepian relung hatinya.
"Bercandamu tidak lucu, Des." Ucap Ati bergetar.
"Maaf, aku cinta suamimu Ti. Bahkan sejak kalian belum pacaran dulu." Jawabnya tegas tanpa ragu.
"Aku paling benci kamu, Des...!!!" Jawab Ati, sebelum pingsan dan di antar ARTnya ke Unit Gawat Darurat terdekat.
Bersambung...