Aku berada di antara dua pilihan, antara lanjut kuliah atau berhenti di tengah jalan.
Karena keadaan ku yang tak memungkinkan,
itu kata mama.
"Kalau berhenti...aku harus mengubur cita citaku," itu kata hati ku.
Aku ingin seperti mama bisa berkarier dan mengembangkan imajinasiku.
Ya Allah kuatkan hambamu, aku tak ingin menyerah karena keadaan.
Mama takut aku di bully.
Mama takut aku jadi minder.
Aarrrhh...itu alasan yang klise.
Buktinya temen temen real ku ga ada yang mengejek ku.
Mereka suport aku. Tak ada satupun yang menolak aku.
Mama...tolonglah anakmu.
Aku janji aku gak akan minder.
Biar saja orang di luar sana menolakku atau mangolok olok ku, aku akan terima.
Aku gak akan sakit hati.
Mama jangan kuwatir, aku akan tetep jadi anak mama yang tegar.
Hingga suatu hari abang membawa kabar, aku boleh lanjut kuliah.
"Aku boleh memilih ga bang? tanya ku pada abang.
"Boleh, apa sih yang engga buat kamu dek," jawab abang.
"Aku ingin lanjut kuliah dan tinggal di pesantren," kata ku.
"Seperti sahabat online ku yang dari Madura," lanjut ku.
Dia selalu suport aku bang, dia bilang di pesantren waktu kuliah, ga sama dengan waktu SMA," jelasku ke abang.
"Boleh, tapi bu Imah harus ikut untuk menjagamu," itu kata abang.
"Mana ada bang, SMP, SMA, aku di pesantren ga ada pengawalan," kataku sambil cemberut.
"Ini beda kill, dulu dan sekarang mah beda," tegas abang.
"Beda apanya? Oh beda karena dulu aku bisa jalan dan sekarang engga, iyaa!! jawab ku dengan ketus.
Abang, mama juga papa, aku gak mau bergantung terus sama orang lain. Aku yakin aku bisa dan pasti aku akan sembuh," bantah ku.
Mama menangis sambil memelukku.
Aku tau mama sangat menyayangiku.
Bu Imah tak dapat menyembunyikan kesedihan nya.
"Titipkan saja aku di pesantren, sampai aku sembuh," aku berusaha tegar namun hati ini menangis.
"Terus siapa yang antar jemput kamu nak," kata mama di tengah isak tangis nya.
"Mama, kuliah ku masih online jadi masih aman.
Jika ada sesuatu yang mengharus kan tuk ke kampus, aq bisa bisa minta anter pihak pesantren. Seingatku ada ustadzah yang bisa nyetir. Shyla bisa minta bantuan nya.
Alhamdulillah...akhirnya mama menyetujui.
Dan akhirnya deal aku bisa lanjut kuliah lagi. Aku di pesantren tak jauh hanya bebera jam perjalanan dari rumah. Tempat aku mondok waktu SMP, masih satu pulau.Tidak seperti waktu SMA, jauh dii pulau jawa. Dan semoga aku bisa cepet sembuh.
Aamiin...