Aku merasa ngantuk setelah marathon novel. Kutatap jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Oh tidak, jika ibu melihatku begadang lagi, maka aku akan diomeli.
“Padahal ronde 2 sudah dimulai, ya sudah aku lanjutkan besok saja.”
Deg!
Round 2
“Eh?” aku bingung karena sepertinya aku mengenali tempat ini.
“Sudah ronde kedua.”
Aku menolehkan kepalaku ke depan melihat seorang pria yang sedang mengocok kartu. Pandanganku kembali melihat ke samping, seorang pria bertopi fedora berdiri menatapku.
“Permainan ini…” mataku membulat besar menyadari kondisi yang aku alami sama persis dengan kondisi mc utama wanita dalam novel yang aku baca kemarin.
“Jangan bilang aku terbangun dan masuk ke dalam novel ini?!” pekikku dalam hati.
“Rakia, kenapa kau diam saja?” tegur pria yang pasti tidak lain adalah Pangeran Kedelapan.
Tunggu, kalau ronde 2 dimulai, seharusnya Rakia menang dan membuat Dealer itu kena mental. Kalau begitu aku hanya perlu bertingkah angkuh seperti dirinya, tapi bagaimana kalau aku kalah? Jangan bilang alur novelnya akan berubah? Tidak! Novel ini adalah novel kesukaanku, meskipun sudah tamat, aku tidak bosan membacanya, aku harus menang.
"Aku pasang 1000 chip(10 milyar)," ucapku seperti kalimat Rakia.
"Heh, kau berambisi juga, aku suka. Aku ikut."
“Split, split, split dan aku memilih stand untuk ketiganya,” ucapku.
Seharusnya di sini aku akan menang seperti yang dilakukan Rakia. Dan ternyata benar, aku menang.
"Sungguh membosankan, ini bahkan belum pertengahan tapi kau sudah kalah 2x berturut-turut dariku,”
Dia menatapku tajam seperti yang dia lakukan kepada Rakia.
"Bagaimana kalau kita menaikkan taruhannya agar semakin menegangkan?" pancingku.
"Kalian berdua seorang Pangeran, kalau mengenai uang bukankah tidak ada masalah?"
“Apa maksudmu Rakia?”
"Aku meminta $715 milyar (10,46 Trilliun) sebagai taruhannya," senyumku.
Bulu kudukku jadi naik karena suasana sekarang. Tidak menyangka Rakia hanya bersikap biasa di novel.
"Baiklah, aku berikan $715 milyar (10,46 Trilliun)."
Dealer marah seperti yang ada di novel, dan kurasa dia akan segera ikut juga.
"Segera siapkan $715 milyar (10,46 Trilliun) untukku!"
Berselang menit, sebuah tumpukan uang tunai dari masing-masing pemain telah tersedia.
"Ada apa? Kenapa mengulur waktu? Bukankah kau sangat berambisi?" tanyanya padaku.
"Aku hanya berpikir, setelah memenangkan taruhan ini, kau akan mempertaruhkan apalagi?"
"Kau terlalu angkuh, aku pasang $100 milyar(1,4 Trilliun)."
Aku tertawa meremehkan.
"Kau yang berhenti mengulur waktu, kita selesaikan ini dengan cepat," ucapku mendorong semua uang di sampingku ke tengah meja.
"ALL,"
Jantungku berdebar karena merasa puas. Apakah ini yang dirasakan Rakia juga.
"ALL, berikan pilihanmu," kata Dealer mengikut.
"Pilihanku Stand."
Aku tersenyum miring karena aku menang lagi.
Aku kembali menatap Pangeran Kou. "Jadi apa yang akan kita pertaruhkan selanjutnya?" tanyaku dengan wajah polos.
"Sudah cukup! Aku tidak bisa meneruskan permainan konyol ini!" kesal pria itu membuang kartu remi ke lantai dan bergegas pergi.
"Meninggalkan permainan maka kupastikan akulah pemenangnya," ucapku.
Bisa kutebak pria itu pasti sudah cemas bukan main seperti di dalam novel, dan kulihat dia kembali melanjutkan permainan dengan wajah merah padam.
"Tentukan taruhanmu," ucapnya memajukan wajahnya mendekat ke wajahku.
Ahh, aku sedikit terpesona melihat wajahnya, tapi tunggu jangan sampai melenceng dari novel.
"Gelar Pangeran," ucapku.
Dealer dan Pangeran Kedelapan melotot ke arahku.
"Benar, aku pertaruhkan posisi Pangeran Kedelapan dan kau tidak punya hak untuk mundur setelah melanjutkan kembali perjudian ini."
Pangeran Kou yang juga merupakan Dealer menggertak gigi sambil mengepalkan tangan.
"Rakia, apa kau sudah bosan hidup?!" seru Pangeran Kedelapan.
"Semua ini terjadi karena salahmu juga, jadi diamlah!" tegurku.
Wah, ini pertama kalinya aku membentak seorang pangeran.
"Kau benar-benar membuatku marah! Aku, Kou da Sillamarc, mempertaruhkan gelarku sebagai Pangeran Ketiga Kerajaan Sillamarc untuk taruhannya!"
Aku tersenyum sambil menopang dagu. Di sinilah puncak permainan, aku ingin lihat apakah sesuai dengan di dalam novel.
“Showdown…”ucapku.
Halo para author tercinta, yang mau tahu kelanjutannya bisa baca novelku yang berjudul 'My Arrogant Princess' . Aku kasi spoiler, ya? Rakia tuh tuan putri dari kerajaan yang menyembunyikan identitasnya sebagai pelayan di kerajaan 12 pangeran yang dia layani. Yuk join ke sana...