Ini adalah hari pertama bagi seorang Venus masuk ke dalam sekolah barunya, SMA Gajah Mada. Karena pekerjaan ayah Venus yang di pindahkan ke kota lain. Tentu perempuan itu merasa kesal, sebab ia harus mulai beradaptasi lagi dengan lingkungan baru.
"Huh, males banget aku, kenapa sih harus pake pindah sekolah segala," Cebik Venus berdiri di hadapan gerbang sekolah yang cukup besar. Dia pun segera masuk ke dalam, takut kalau bel masuk sekolah akan segera berbunyi.
Venus segera pergi ke kelasnya yaitu sebelas Bahasa 1, tentu saja anak itu harus bertanya terlebih dahulu kepada beberapa siswa di sana, untung saja ada salah satu murid yang baik kepada Venus mau mengantarnya sampai di depan kelasnya.
"Makasih yah," Ujar Venus kepada siswi itu.
"Iyah sama-sama," Balas siswi tersebut lalu berpamitan kepada Venus untuk pergi kembali ke kelasnya.
Kini Venus kembali terfokus kepada sebuah pintu coklat sedikit terbuka yang berada di hadapannya, hati Venus berdegup kencang untuk melangkahkan kakinya masuk ke dalam sana. "Tenang Venus, tinggal masuk terus perkenalkan diri, segampang itu kok," Gumam Venus berusaha untuk menenangkan pikiran juga hatinya, dan berjalan masuk ke dalam kelas tersebut.
Di saat sudah berada di dalam sana, benar seperti apa yang Venus bayangkan semua perhatian anak-anak hanya tertuju kepada dirinya, dan ibu guru meminta Venus untuk mulai memperkenalkan diri.
Setelah selesai Venus memperkenalkan dirinya walau sedikit gugup, ibu guru menyuruhnya untuk duduk di salah satu bangku kosong samping siswi perempuan yang bernama Ruby, dan pembelajaran pun kembali dimulai.
"Venus, ikut yuk!" Ajak Ruby kepada Venus.
"Kemana?" Ujar Venus bertanya melihat beberapa anak lainnya bergantian berjalan keluar kelas. "Lagi ada acara di lapangan upacara, anak OSIS yang ngadain," Balas Ruby.
"Oke," Venus menyetujui ajakan dari Ruby, dan bersama-sama menuju lapangan upacara. Baru kali ini Venus mendapatkan teman sebangku bisa langsung seakrab ini seperti Ruby, dia merasa beruntung.
Di lapangan upacara acaranya sungguh ramai, terdapat panggung besar di tengah-tengah sana. Semua ini dipersiapkan oleh para anggota OSIS untuk menyambut ulang tahun SMA gajah Mada. "Rame banget," Batin Venus melihat begitu banyak gerombolan anak.
Suasananya semakin riuh ketika seorang remaja laki-laki naik ke atas panggung dengan membawa sebuah mic. Semua anak meneriakkan namanya, terutama golongan perempuan. "Ruby, dia siapa? kok semua pada heboh waktu dia dateng?" Tanya Venus penasaran.
"Nama dia Marvel, ketua OSIS sekaligus most-wanted terkenal di sekolah ini, jadi Lo gak perlu kaget yah kalau fans itu anak banyak," Jawab Ruby.
"Marvel? dulu ibunya ngidam iron man kali yah," Batin Venus.
Di atas sana Marvel memulai pidatonya, beserta mengucapkan kata selamat kepada SMA Gajah Mada atas ulang tahunnya. Tak lupa juga kepada para guru-guru dan anak-anak murid yang hadir di lapangan upacara tersebut.
"MARVEELLL!!!!" Terdengar suara teriakan dari seorang wanita membuat seluruh perhatian tertuju kepadanya, terutama Marvel yang melihat siswi itu mulai naik ke atas panggung membawa sebuket bunga.
Marvel menautkan kedua alisnya, "Apa?" Tanya Marvel terlihat risih.
Tiba-tiba saja siswi tersebut mengambil salah satu mic yang tergeletak di atas meja. "Gua di sini mau ngumumin sesuatu kepada kalian semua," Ucapnya menggunakan mikrofon sehingga suaranya mampu terdengar oleh semua orang.
"Ruby, itu cewe kenapa?" Tanya Venus menyenggol pelan pundak Ruby.
"Dia Calista, cewe yang super duper tergila-gilanya sama si Marvel. Lo paham kan maksud cinta itu buta? nah Calista tuh contohnya," Jawab Ruby dan Venus mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Marvel-" Jeda Calista menghentikan perkataannya, berusaha untuk mengontrol napas.
"Gua Calista, sudah lama suka sama Lo. Dan gua mau Lo nerima perasaan gua Vel, gua mau Lo jadi pacar gua," Ungkap Calista mampu membuat semua orang melongo melihatnya.
"Astaga, kenapa malah gua yang malu. Dia udah gila apa," Ujar Ruby menutup wajahnya dengan telapak tangan.
"Sorry, tapi gua sudah punya cewe," Balas Marvel seketika membuat Calista terkejut, di sisi lain hatinya juga hancur selepas mendengar jawaban tersebut. "Siapa? Lo pasti bohong kan Vel, setahu gua Lo itu masih sendiri," Balas Calista merasa tidak terima.
"Kata siapa?" Ucap Marvel lalu kedua matanya melirik ke arah salah satu gadis di sana. "K-kok dia ngeliriknya ke aku sih?" Batin Venus merasa takut.
Marvel berjalan turun dari atas panggung melewati beberapa tangga-tangga kecil, dan menghampiri Venus. "Sayang, ayo ikut gua naik ke atas panggung," Pinta Marvel mengulurkan tangannya.
"Sa-sayang?" Batin Venus semakin dibuat terkejut, jantungnya ikut-ikutan berdegup kencang saat ini. Gadis itu bingung harus menjawab apa, dia baru saja datang ke sekolah ini, bahkan dia sama sekali tidak mengenal siapa itu Marvel.
"Gu-gua, gua gak kenal siapa Lo," Jawab Venus gugup, semua sorotan mata sedang tertuju kepada dirinya sekarang, terutama Ruby yang menatapnya begitu intens.
"Lo lupa sama pacar Lo sendiri? gua Marvel, sudah sebulan kan kita pacaran, masa Lo bisa lupa sih," Balas Marvel, ingin sekali Venus menampol wajah lelaki itu.
"Makin ngadi-ngadi nih anak," Batin Venus merasa geram.
"Tapi-"
"Shhhttt sudah yah sayang, kamu diem sekarang," Ujar Marvel menempelkan jari telunjuknya pada bibir Venus.
"Calista, Lo lihat kan sekarang. Gua sudah punya cewe, jadi Lo gak perlu buat deket-deketin gua lagi mulai saat ini," Pungkas Marvel dan pergi begitu saja sambil menggandeng tangan Venus untuk ikut bersamanya.
°•••Pacar kontrak si pangeran•••°
"Lepasin tangan gua!" Ronta Venus berusaha untuk melepaskan genggaman Marvel yang memegang erat tangan mungilnya, membawa gadis itu ke lorong sepi sekolah.
"Lo itu siapa sih hah? main bilang kalau gua itu pacar Lo, gila kali yah," Sebal Venus menuding pada wajah Marvel.
"Memangnya kenapa? masalah? banyak cewe yang pingin jadi pacar gua, dan gua selalu nolak mereka semua mentah-mentah. Dan nasib mereka semua gak seberuntung Lo," Balas Marvel.
"Tapi gua itu masih baru sekolah di sini, dan sekarang Lo sudah buat gua dimusuhi sama anak satu sekolah tahu gak. Lagian gua juga gak pernah inget kalau kita pernah jadian."
"Owh, jadi itu masalahnya," Marvel berjalan lebih dekat mendekati tubuh Venus, badannya yang tinggi membuat dia harus menunduk untuk menatap wajah gadis itu.
"Venus Ayudia, mulai sekarang gua mau Lo jadi pacar seorang Marvel Aditama Putra selama satu bulan, dan gua gak mau mendengar adanya penolakan," Ungkap Marvel membuat mulut Venus membulat sempurna. "Di-dia, dia tahu nama panjang gua," Batin Venus terkejut.
"Bereskan, sekarang Lo sudah resmi jadi pacar gua. Setelah satu bulan, gua akan pertimbangkan lagi hubungan kita akan terus berlanjut atau enggak," Ujar Marvel lalu membalikkan tubuhnya, pergi meninggalkan Venus.
"Mak-maksutnya, pacaran satu bulan itu apa? dia pikir hati gua kos-kosan gitu?" Heran Venus melihat punggung Marvel semakin menjauh.
Akhirnya, hubungan antara Venus dan Marvel pun dimulai, seisi sekolah berpikir kalau mereka berdua memang benar-benar memiliki hubungan, terutama perlakukan yang tak biasa Marvel kepada Venus membuat semua anak-anak semakin percaya.
Sehingga, hari bertambah hari terus berlalu sebentar lagi akan mencapai waktu satu bulan. Di saat itulah waktu yang akan menentukan, hubungan pacar kontrak tersebut akan terus berlanjut atau berhenti begitu saja.
•Rooftop sekolah.
"Kan gua sudah bilang, sebelum satu bulan Lo gak boleh deket-deket sama cowo lain selain gua," Ujar Marvel kepada Venus, hanya ada mereka berdua di tempat tersebut.
"Bapak gua?" Balas Venus.
"Ven-"
"Lagian kenapa sih? Lo gak berhak buat ngatur-ngatur gua harus deket sama siapa, itu hak gua. Lagipula hubungan kita itu cuman bohongan aja kan, besok sudah satu bulan dan hubungan palsu ini akan selesai," Ujar Venus memotong perkataan Marvel.
"Enggak, besok hubungan ini akan terus berlanjut, gua yang bikin perjanjian jadi cuman gua yang berhak buat mengambil keputusan," Jawab Marvel.
"Lo!" Geram Venus.
"Lo tahu gak sih, Lo itu cowo egois, posesif, dingin, cuek, dan gak pernah bisa mengerti perasaan cewe," Pungkas Venus hendak pergi dari area rooftop, tetapi langsung dihentikan oleh Marvel.
"Lo gak ingat sama gua Ven?"
"Sudah stop yah Vel, gua sudah capek sama semua jenis drama Lo. Gak, gua gak kenal sama sekali sama Lo, pertama kali gua dateng ke sekolah ini mirip anak polos yang gak tahu apa-apa, tiba-tiba aja Lo dateng dan bilang kalau gua itu pacar Lo. Siapa yang gak kesel hah!"
"Yakin? beneran Lo sudah gak ingat sama gua," Ujar Marvel sekali lagi mencoba memastikan.
"Yah, gua yakin," Celetuk Venus.
"Kalau soal ini, Lo masih ingat gak? atau memang pikiran Lo sudah bener-bener lupa," Marvel mengeluarkan sebuah boneka hiu kecil dari dalam saku celananya, dan menunjukkannya kepada Venus.
"Lo Venus Ayudia kan? atau memang gua yang salah. Boneka hiu ini, dia yang sudah kasih ke gua waktu kecil, dia tahu kalau gua suka banget sama hiu, makanya dia kasih ini sebagai hadiah ulang tahun gua waktu itu," Sambung Marvel teringat akan masa lalu.
"Untuk umur gua yang dulu masih sekecil itu, diam-diam gua sudah naruh hati sama dia. Tapi, tiba-tiba aja dia pindah rumah dan gua gak bisa lagi lihat senyumnya, jujur gua kangen. Dan cuman boneka hiu ini yang bisa mengobati rasa rindu gua ke dia, walau gak sepenuhnya."
"Mungkin emang benar, Lo bukan Venus yang gua cari," Pungkas Marvel menatap kecewa wajah gadis tersebut.
"Avel, Lo Avel?" Kejut Venus langsung memeluk tubuh Marvel begitu erat. "Gua gak nyangka kalau ini beneran Lo," Ujar Venus dengan masih memeluk tubuh Marvel.
Avel adalah panggilan kecil Venus kepada lelaki itu, sewaktu umur mereka masih sembilan tahun.
"Kenapa gua bodoh banget, bisa-bisanya gua gak peka kalau ini Lo."
"I-iyah," Jantung Marvel berdegup tidak karuan, dan perlahan menurunkan tangan kanannya di atas kepala Venus, mengelusnya begitu lembut. "Syukurlah, kalau sekarang Lo sudah inget gua," Senang Marvel membalas pelukan Venus begitu hangat.
Mereka berdua tidak pernah menyangka, bahwa dulu teman kecil yang pernah terpisah, sekarang keduanya sudah sama-sama dewasa dan memiliki perasaan yang sama.
--TAMAT--
Hai teman-teman, makasih yah udah mau baca cerpen aku 'Pacar kontrak si pangeran'. Gimana? seru, baper?. Hehe, jangan lupa kasih vote, komen dan sharenya yah^^. Jangan lupa dukungannya.
Papayo, see you dilain kisah ....
Penulis: Vina Anggraeni.
Sampul: Pinterest.