"Dari mana teeeh," sapa Bu Mirna dengan ramah ketika aku lewat depan rumah nya.
"Ooh, ibu Mirnaaa, ini dari warung buuu, " jawabku dengan sedikit tersenyum kepadanya.
"Ibu Mirna lagi apa ?! mau ada tamu ya, " kepo ku karena melihat ibu sedang membereskan rumah nya seperti akan ada tamu yang datang.
"Iyaa, mau ada saudara ibu yg mau tinggal sementara di sini, "jawab ibu Mirna sambil membersihkan alat alat kebersihan yg masih berantakan.
"Ooh gitu Bu, y udah aku bantu beresin ya Bu, supaya cepet selesai," pintaku sambil kucium raih sapu yg masih di tangan Bu Mirna.
"Beneeeran mau bantuin ibuu," jawabnya dengan tatapan curiga,
"Iya buuu, beneran loooh," jawabku serius.
"Ya udah, ibu percaya, hehehe, terima kasih udah mau bantuin lho," kata Bu Mirna sambil cengengesan,
************
Setelah semua beres, Siti pun berpamitan untuk pulang ke rumah. Keesokan harinya seperti biasanya,Siti pergi ke warung dan pasti melewati rumah Bu Mirna, di lihatnya seorang pria lagi duduk aantai, kulitnya putih, t-shirt hitam sangat cocok dgnnya. Siti sampai tak bisa bergerak menatap pria itu,
"Permisiii kaak, " Ucap Siti sambil sedikit menunduk kan kepala tanda rasa hormat kepada orang lain,
"Iyaaa silahkan ", Ucapnya sambil tersenyum dengan manisnya bagi Siti itu senyuman termanis yang pernah dia lihat.
"Ya ampun, nie orang bukan siih, kok bisa manusia manis bgt, kalah deh gula juga" Hati Siti sedikit berkecamuk 😂
Beberapa bulan kemudian tau GK gaees, hm ternyata pria itu bernama Imam, keponakan Tante Mirna.Ada sesuatu hal yang membuat dia tinggal sementara bersama Tante nya. Dan itu membuat Siti tak bisa berharap terlalu banyak kepada Imam.
Hari ini hari yang paling bahagia buat Imam, tidak buat Siti, entah apa yang di pikirkan nya, mau tidak mau Siti harus menghadapi kenyataan bahwa Cinta tak harus saling memiliki.
Imam akan bertunangan dengan Syifa kekasih nya yang tak lain adalah saudara jauh Siti.tepat hari ini Siti akan membuang jauh angan-angan bisa menikah dengan Imam.
PUISI UNTUK KEKASIH KU
Aku tahu mengapa
Kau menginginkan aku
Kau menganggap ku sempurna
Kau merasa aku istimewa
Membuat mu selalu terpana
Ketika melihatku
Tak terasa jatuh cinta
Namun, aku tak sempurna
Ku hanya manusia biasa
Janganlah engkau terperdaya
Dengan sihir tipuan mata
Hanya kamulah ratuku
Hanya kamu sang bidadari
Aku percaya kepada mu
Kamulah jodoh TUHAN untukku
Secarik kertas yang Siti temukan di halaman rumah Bu Mirna, kini Siti mengerti untuk siapa, yang jelas bukan untuknya.kenapa harus sesakit ini TUHAN...
Padahal Siti sudah membalas tulisan tangan yang di buat pujaan hatinya.kini dia hanya bisa memandang dengan sesak di dada,
ini yang Siti tulis, sebelum akhirnya tau kebenaran nya.
Benarkah perkataan mu
Jangan membuat ku malu
Karena hatiku hanya ada satu
Bisakah ku percaya diri mu
"Maaf ya Siti, ibu seharusnya mengatakan hal ini dari awal, ibu benar - benar tidak tahu kalau kamu cinta sama keponakan ibu,"Ucap ibu Mirna
"ehmmm, aku g ada perasaan apa-apa kok Bu sama kak Imam, " Ucap Siti lirih, entah bagaimana hatinya klo tau saat ini bibir nya sudah berdusta.
"Ya sudah klo begitu, ibu percaya sama kamu, ini
undangan pertunangan Imam dan Syifa,"
Siti menerima kartu undangan itu, di tatapnya cover depan yg di hiasi foto kedua mempelai,
rasanya Nano nano, GK bisa di uraikan,
"Terima kasih Bu Mirna, semoga kak Imam dan Kak Syifa bahagia ya,"Ucap Siti lirih,
"Klo begitu, a..a..ku.. pamit ya Buu, Tanpa menunggu Jawaban ibu Mirna, Siti mempercepat langkahnya, berharap ini hanya mimpi buruk baginya.
*************
"Tiiii, ayooo banguun, masa masih tidur juga, nanti kamu telat loh, datang ke acara tunangan Syifa,"
Teriak ibu Darsih yg tak lain adalah ibu Siti sambil membuka selimut yg masih melekat erat pada tubuh anaknya itu.
"hmmmm, eh ibuuuuu, a..a..kuu GK pergi ya Bu, lagi kurang fit rasanya," Ucap Siti yg masih enggan membuka mata dan masih mencium guling kesayangan nya.
"Gak fit?!!! ... Masaaa siiih, perasaan kmrin kamu sehat sehat saja lho," Ucapnya sambil meraba dahi anaknya itu yg ternyata tidak ada tanda demam atau sakit sama sekali.
"Ada apa dengan Siti, padahal dulu dia ingin jadi yang pertama menjadi saksi pertunangan Syifa, sepupu itu... Apaaa jangan-jangan selama ini firasat ku benar, dia menyukai Imam, calon tunangan Syifa, sepupu nya," batin ibu Darsih pun mulai menerka nerka tentang perubahan sikap Siti yang drastis itu.
****************
Drrrt...Drrrt...
Ada sebuah pesan masuk, di lihatnya ponsel yg masih menyala di atas meja, tampak nam Syifa yang muncul di layar.
"Kak Syifa....", Siti pun langsung menekan tombol HP-nya dan membuka pesan dari kakak sepupunya itu.
"Adeeek... heeeey... kenapa belum datang sih,?!
kamu kenapa?! kamu baik baik saja kan?!
Siti bingung harus bagaimana, rasanya seperti
makan buah si malakama, bila datang ke acaranya,sama saja menghancurkan hatinya, tapi bila tidak datang, semua orang akan menanyakan ketidakhadiran nya sekaligus membuat kakaknya kecewa.Siti tidak mau hal itu terjadi dan melanggar perjanjian nya bersama kakaknya.
#FLASHBACK ON#
"Kaaaak... tungguin laaah," Siti terus mengejar Syifa dengan terus berlari,
"Haaah...haaah...", nyeraah aku kak, kamu menang," Ucap Siti, rasanya kakinya tak mampu lagi berada di tempatnya sekarang,
Untuk kesekian kalinya Siti kalah telak melawan Syifa, sepupunya.
"Adeeek siih nantangin Mulu," Ejek Syifa sambil membantu Siti berdiri,
"Duduk sono yuuk," Ajak Syifa sambil berjalan ke arah pohon besar dengan dedaunan yg lebat dan rimbun, cocok untuk berteduh.
"Ayoo kaaa," Mereka pun berjalan sambil saling bergandengan tangan.
"Deek, sebenarnya ada yang ingin kakak bicarakan,"Ucap Syifa dengan mimik serius.
"Ada apa sih Kaaaak, kok tegang gitu mukanya,"
Siti tambah kaget ketika tiba-tiba Syifa memeluknya sambil menangis,
"Lhoo kok kakak malah nangis siih, ada apa kak,"Siti jadi semakin penasaran dan ingin ikut nangis juga.
"Hiks... hiks...Deeek..., Ka... kakak gak bisa nemanin kamu tiap hari lagi, besok kakak mau pindah ke kota", Ucap Syifa dengan terbata.
Deeg... Siti hanya terpatung tak membalas kata kata Syifa yg seakan sebilah pedang yg sudah menusuk jantungnya. Rasanya sakit sekali mendengarnya,
"Deeeek...kenapa kamu diam saja," Ucap Syifa sambil memegang tangan Siti yang terasa sedingin es.
"kenapa mendadak kak, kenapaa," kini air mata yang tadi tertahan mulai keluar dan mengalir deras,
"Cuma kak Syifa yang sayang ma aku kak, terus sekarang kakak mau pergi, gituuu,"
Siti tau suatu hari dia pasti akan mengalami hal ini.
berpisah dengan seseorang yang sangat dia sayangi melebihi dirinya sendiri.
"Ayaah mendapat pekerjaan di kota, Deek.. jadi kami harus pindah ke sana karena jarak nya sangat jauh dari desa kita ini," Jelas Syifa, mudah mudahan Adik sepupu nya mengerti alasan yg Syifa berikan.
Tak ada Jawaban di sana, cukup sulit mengeluarkan sepatah kata pun buat Siti, tapi di sisi lain, dia gak mau jadi penghalang buat Kakak nya. kenapa secepat ini kak," batin Siti yg mampu mengendalikan keadaan.
Syifa pun tak berbicara lagi, dia tahu ini tidak mudah bagi adik sepupunya itu, namun ini tidak mudah baginya juga. Selalu berdua kemanapun, seperti anak kembar, di mana ada Siti di situ ada Syifa. persis kayak Upin Ipin 😅
"Klo memang itu sudah keputusan terbaik, aku rela kak, kakak kan pengen banget tinggal di kota,"Siti gak mau kakaknya tau klo dia belum bisa merelakan kepergiannya begitu saja. Namun di sisi lain, Siti gak punya hak untuk melarang kakaknya pergi.
"Iyaa, tapi bagaimana dengan kamu Deek," Syifa Sangat khawatir klo adiknya akan merasa kesepian tanpanya. Seandainya dia bisa bawa Siti juga tinggal bersama di kota. tapi itu tidak mungkin, bagaimana dengan Paman dan bibi nantinya,
"Aku baik baik saja kok kak," aku tuh gadis terkuat di desa ini, ucapnya sambil mengangkat lengannya memperlihatkan ototnya yg sedikit berisi.
"Ha...ha...ha..., Dasar kamu niiih, ada-ada saja iih," Syifa tertawa melihat tingkah laku adiknya yg berlagak sok kuat.
" Kamu jaga diri kamu baik-baik ya dek," Syifa tersenyum getir lalu mengusap rambut Siti dengan lembut.
"Iya kak, aku pasti baik baik saja kok," Siti GK mau membuat Kakak nya khawatir tentang nya.
"Yoo, kita buat janji dek, dan kita bertemu lagi di sini, di tempat ini, "Syifa merasa berat harus meninggalkan tempat ternyaman ini, hanya di sinilah keduanya menghabiskan waktu bersama.
"Hmmm... janji...?! Siti GK ngerti apa maksud Kakaknya.
"Janji apaan kaaak," Jawab Siti penasaran dengan janji yang akan di buat kakaknya, Syifa.
"Suatu hari, bila kakak menikah, kakak akan menikah di sini, di tempat kelahiran kakak, dan kamu yang akan menjadi saksi kakak pertama x ya" Ucap Syifa sambil memegang tangan Siti.
"Baik aku janji kak, " Ucap Siti sambil tersenyum.
#FLASBACK OF#
************************
Tap...tap...tap... suara langkah kaki memasuki area pertunangan, Gaun yang berwarna biru muda, di tambah manik manik seperti mutiara menambah kesan betapa cantiknya si pemakai nya.
Dengan membawa kotak merah berbentuk love yg di dalamnya terdapat dua cincin yg bertuliskan ukiran M&S...
"Adeeeeeek, Syifa bergegas menghampiri tamu itu yang tak lain adalah Siti, adik sepupu yg sangat dia sayangi. Syifa langsung memeluknya.
"Kemana aja sih, kok lama banget," Tanya Syifa sambil melihat penampilan adiknya yg tampak berbeda.
"Maaf ya kak, biasa lah, aku kan GK bisa dandan kaak, jadi ya cari tutorial dulu," bisik Siti ke telinga Syifa.
"Oalaaah, aku lupa ya,,, kamu kan GK suka pake make up, hehehe" Syifa teringat klo Siti emang sedikit tomboy.
"Selamat ya kak, semoga kakak bahagia dan sampai ke pelaminan, Siti pun menyerahkan kotak yg sejak tadi ada di tangannya.
"Terima kasih deek," Syifa menerima kotak itu.
Dan Acaranya pun berlangsung dengan khidmat.
***TAMAT***