Pagi ini entah kenapa aku merasa berat untuk bangun dari tidurku, mataku terasa lengket untuk dapat aku buka. Sampai cahaya menyilaukan yang masuk melalui jendela kamar memaksaku untuk membuka mata. Angin bertiup kencang mengibarkan gorden putih tipis di kedua sisinya, daun jendela itu terbuka lebar. Pantas angin masuk dengan mudahnya, gumamku sambil mengucek mata.
Klap-klap....kepakan sayap merpati putih lalu hinggap di jendela, berbunyi dengan suara khasnya.
"Kenapa ada merpati?" Ku pandangi merpati itu lalu menunduk lemas dan mengantuk lagi.
"Tunggu!" Kesadaranku menyadari akan sesuatu, ku lempar pandangan ke jendela dan sekeliling kamar.
Kamar yang luas dengan furnitur kayu yang mewah serba putih.
"Aku ada dimana?" Tanyaku bingung dan juga panik. "Ini bukan kamarku!" Seruku.
Aku memandangi diriku yang berbalut kimono tidur berbahan satin berwarna krem terang.
"Omo...pakaian siapa ini? Dimana kaos tidurku?" Tanyaku lagi terlalu bingung, aku tidak pernah memakai pakaian seperti ini bahkan punya saja tidak. Pakaianku di rumah biasanya hanya kaos oblong bergambar random kadang sponsor dari merk produk yang aku dapat gratisan dan juga celana ledging berwarna gelap.
"Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Apa yang aku lakukan semalam sampai aku bisa berada di sini?" Aku mencoba mengingat-ngingat yang terjadi semalam tapi sama sekali tidak ada clue, aku tidak bisa mengingat apapun.
Cklek...
Pintu kayu besar putih itu terbuka. Seorang wanita cantik berdiri memegang knok pintu tanda dialah yang membuka pintu itu. Dari belakangnya seorang pria pendek, tunggu itu terlalu kasar, pria imut berjalan mendekati tempat tidur. Dengan cepat ahku menutupi tubuh ini dengan selimut tebal sampai ke dadaku.
Aku tahu siapa orang ini, pria dengan tinggi 175 cm, berkulit putih, memiliki mata yang imut, dan aku salah satu fans dia. Dia adalah Park Jimin.
"Bangun karena kamu kita terjebak di dunia ini sekarang." Cerocosnya dengan suara bebek.
Daebak! Jimin bisa berbahasa Indonesia dengan lancar.
"Ini adalah dunia paralel yang kamu ciptakan dari fantasimu. Dari berjuta-juta fansku di seluruh dunia kenapa aku harus terjebak dengan wanita sepertimu?"
"Hey...kamu pikir aku senang berada di sini terjebak bersamamu?" Balasku tidak kalah sengit berjalan menghampirinya dan menunjuk-menunjuk wajahnya dari atas tempat tidur.
"Dari 7 anggota Bts kenapa harus kamu yang ada di sini? Kenapa bukan Seokjin, Taehyung atau Jungkook pacarku." Sambungku lagi dan aku menyadari bajuku kini terlalu pendek dan mengekpose badanku dihadapannya. Aku berlari mengambil selimut lagi.
"Jungkook pacarmu? Jungkook aja nggak tahu kalau kamu hidup."
"Astaga, dia benar, maksudku akh... tidak peduli. Waktu aku berimajinasi itu, aku bersama Jungkook, kenapa kamu yang datang ke sini?"
"Aku tidak datang, aku dihisap masuk ke dunia ini." Jawabnya.
"Bagaimana dengan anggota yang lain? Apa mereka ada di sini juga?" Aku penasaran, kalau ada mereka ini pasti akan ssngat menyenangkan.
"Nggak ada! Hanya aku yang ada di dunia ini."
"Bagaimana caranya agar keluar dari sini." Tanyaku sedikit lembut.
"Itu yang mau aku tanyakan padamu, gimana caranya keluar dari sini?"
"Aku tahu kamu bukan jimin asli, kamu hanya imajinasi."
"Aku Jimin asli, lihat ini id card aku." Menunjukkan id cardnya.
"Dimimpi bisa bawa id card." Pikirku.
"Jimin asli mana bisa bahasa Indonesia." Kataku sinis.
"Ini dunia paralel, sudahlah cepat cari cara agar bisa keluar. Aku harus kerja, syuting, siapin buat comeback."
"Ya sudah, aku akan coba untuk tidur lagi, mungkin ketika bangun semua akan normal paling tidak Jimin bisa berubah menjadi ayang Jungkook."
.