Di malam pernikahan mantan pacar, aku hamil.....
Aku dan mantan telah perpacaran selama tiga tahun. Namun, hubungan kami kandas 3 bulan yang lalu. Kami memang sudah sering seperti ini, putus-nyambung sudah menjadi hal biasa dalam hubungan kami. Tapi, untuk kali ini semuanya berbeda.
Mantan tidak pernah menghubungi aku lagi, sama halnya seperti dulu. Walaupun sudah putus, dia tetap menghubungiku walau sekedar menyapa. Dan hari ini aku dikejutkan dengan dua berita sekaligus. Pertama, aku mengetahui diriku tengah hamil setelah pagi tadi aku mengeceknya sendiri karena memang aku sudah telat 3 bulan. Dan yang kedua adalah kabar pernikahan mantan, yang aku dapat dari kakaknya sendiri.
Duniaku seketika hancur, tak tahu harus bagaimana. Aku tengah hamil dan ayah dari bayi yang tengah aku kandung malah akan menikahi wanita lain.
'Apa yang harus aku lakukan?'
"Dek.... Lebih baik kamu datang kemari." Ucap kakak perempuan nenek dari mantanku via telepon.
"Tapi Kak, apa yang bisa aku lakukan?" Tanyaku.
Aku memang sudah berterus terang pada kakak sang mantan mengatakan bahwa aku tengah hamil anak adiknya.
Aku memang sudah sangat dekat dengan keluarganya, dengan orang tuanya, neneknya dan saudara-saudara yang lainnya.
"Kau harus memberitahu dia." Jawab kakak sang mantan.
"Bagaimana caranya Kak? Apa aku harus berteriak mengatakan aku hamil di pesta pernikahannya?"
"Tidak seperti itu. Lebih baik, kau datang saja. Aku punya rencana." Balasnya.
Meski ragu-ragu, aku pun mengikuti saran dari kakak mantanku untuk datang ke pernikahan itu. Jujur saja, hatiku sangat hancur saat melangkahkan kaki memasuki area pesta pernikahan itu. Semuanya terlihat sangat indah. Aku bahkan menitikkan air mata tetapi itu semakin menguatkanku.
Setelah acara selesai aku hendak menghampiri kedua mempelai, tetapi kakaknya menyuruhku untuk duduk di sebelah meja keluarga. Cukup canggung tapi aku melakukannya. Aku masih akrab dengan keluarganya, dan berdiri ketika kedua mempelai datang. Mereka datang dan menyapa, lalu kakaknya memberi selamat atas kehamilanku.
"Terima kasih Kak. Aku sudah tidak sabar untuk menjadi orangtua bersama mereka berdua." Ucapku pada kakaknya.
Ternyata pengantin wanita tidak tahu aku hamil hasil hubungan dengan suaminya. Dia langsung panik dan berlari keluar. Mantanku coba mengejarnya tetapi ayahnya datang. Situasi pun jadi kacau.
Beruntung bagiku, saudara laki-laki Dani datang dan membantuku keluar dari sana secepat mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Setelah semua drama itu, mantanku mulai menghubungiku menanyakan kabar terbaru dari kehamilanku. Hingga akhirnya, aku diberitahu oleh kakak mantanku bahwa mantanku dan istrinya itu bercerai.
Bulan ke 7 kandunganku, aku mengatakan pada kedua orang tuaku bahwa aku tengah hamil. Awalnya mereka benar-benar marah dan tak terima. Mereka bahkan mengutukku.
"Kau itu sudah membuat malu keluarga. Bagaimana mungkin kau bisa menutupi aib itu selama 7 bulan. Siapa ayah dari anak yang kau kandung itu?" Teriak ayahku.
Tubuhku bergetar kuat, aku menangis lalu bersimpuh dikaki kedua orang tuaku meminta maaf atas kesalahan yang telah aku perbuat. Tatapan mata ayah penuh kekecewaan dan amarah, namun ia tak sampai melakukan apapun padaku. Ku pikir ayah akan memukuliku, dan disampinya ibu hanya bisa menangis pilu.
Keesokan malamnya, tanpa aku duga-duga mantan datang bersama rombongan keluarganya ke rumah. Ternyata mereka datang untuk melamarku. Mantan tak pernah mengatakan apapun mengenai hal itu saat ia menghubungiku. Jujur saja, ada rasa lega dalam diriku karena anakku bisa memiliki seorang ayah.
"Kandungannya sudah 7 bulan. Dua bulan lagi dia melahirkan. Lebih baik pernikahan diadakan setelah dia melahirkan saja." Ucap ayah.
Awalnya ku pikir, kedua orang tuaku akan marah-marah. Nyatanya mereka berdua membicarakan semuanya baik-baik dengan keluarga mantan.
Cibiran demi cibiran mulai terdengar ditelingaku dari para tetangga. Tidak ada yang bisa ku lakukan karena semuanya sudah menjadi konsekuensi dari perbuatan yang sudah aku lakukan. Aku hanya bisa meminta maaf kepada orang tuaku karena sudah membuat mereka malu.
"Sudahlah Nak, mau bagaimana lagi? Semuanya sudah terjadi. Kita hanya bisa menguatkan mental untuk mendengarkan cemoohan orang. Tapi semua ini tidak akan berlangsung selamanya. Lambat laun mereka semua akan berhenti membicarakan kita." Ucap ibu yang lalu kupeluk dengan erat.
Mantan terus datang ke rumah, memberiku perhatian berupa membawakan makanan yang aku inginkan dan peralatan yang aku butuhkan untuk melahirkan, karena perkiraan kelahiran satu minggu lagi. Sebelumnya aku bertanya padanya, bagaimana ceritanya ia bisa menikah waktu itu.
"Aku tidak tahu. Tapi jujur saja, sebelum kita putus dulu. Aku memang berselingkuh dengannya selama 2 bulan. Dan entah bagaimana ceritanya aku setuju untuk menikahinya setelah ia meminta untuk dinikahi padahal sebelumnya aku tidak pernah melakukan apapun padanya seperti halnya denganmu." Ucap Mantan. "Aku minta maaf atas semua kejadian ini. Aku tidak tahu jika kau tengah hamil. Ku pikir...."
"Sudahlah. Ini semua juga bukan semata karena kesalahanmu, tapi juga aku. Aku terlambat mengetahui bahwa aku tengah hamil. Aku malah merusak pernikahanmu."
"Jangan dibahas lagi. Bagaimanapun kita akan segera menikah. Aku janji akan menjagamu dan anak kita dengan baik. Maafkan aku." Ucapnya.
Hari kelahiranpun datang. Kedua orang tuaku senantiasa mendampingiku. Begitu juga dengan mantan dan keluarganya. Aku melahirkan seorang bayi laki-laki, dan bisa ditebak. Wajahnya begitu mirip dengan ayahnya. Dan dihari itu juga aku mendengarkan mantan berbisik ditelingaku setelah aku melahirkan.
"Aku mencintaimu, menikahlah denganku dan aku akan menghabiskan sisa hidupku denganmu."
Akhirnya pernikahan itupun terjadi setelah anak kami berusia 2 bulan. Semuanya masih seperti mimpi. Namun, inilah yang terjadi. Aku mencoba memperbaiki diri dari kesalahan yang pernah ku perbuat dimasa lalu.
'Terima kasih Tuhan, atas pelajaran hidup yang sudah Engkau berikan.'