Di malam pernikahan mantan, aku hamil
Aqila gadis cantik ini tengah menatap kedua mempelai yang terlihat sangat serasi, tatapan yang penuh sendu sembari mengusap perutnya yang belum membuncit, teringat saat dia menerima undangan pernikahan dari sang mantan.
"Aqila." Ibu Rizky memanggil putrinya yang tengah berada di kamar mandi, ibu rizky masuk ke kamar putrinya begitu saja "Sayang kau masih lama di kamar mandi? " Tanya nya.
"Tidak.. tidak bu aku akan keluar sekarang" Ucapnya seperti sedang menahan gugup.
Tak lama Aqila keluar dari kamar mandi dan mendapati sesuatu di tangan ibunya. "Ada apa bu? " menatap ibunya
"Ada undangan pernikahan untuk mu" Ucap sang ibu
"Undangan pernikahan? " Tanya aqila
"Iya" Menyodorkan undangan pada putrinya "Ibu kembali ke dapur ya" Ucapnya
Aqila membaca nama yang tertulis di undangan itu seketika hatinya begitu hancur mendapati nama yang tertera di sana "Andhika" Gumamnya pria yang baru saja putus satu bulan yang lalu "Ariska" dia membaca nama mempelai wanita di undangan itu nama yang sangat tidak asing untuk di ucapkan nya.
Saat itu dia belum mengetahui bahwa dirinya hamil, dan pagi tadi saat kecurigaan di hati aqila semakin besar kenapa dia belum mendapatkan tamu bulanan dia memberanikan diri untuk mengecek nya dan benar alhasil dia mendapatkan garis dua, aqila hamil.
"Aqila" Suara seseorang membuyarkan lamunan nya, aqila berbalik dan melihat siapa yang memanggilnya.
"Tu.. Tuan Rian" Ucap aqila tergagap, saat tau yang memanggilnya adalah anak dari bos besar di perusahaan nya
"Kau datang sendiri? " Tanyanya santai
"Be.. benar ak.. aku sendiri" Ucap aqila sedikit gugup dia memang kenal dengan Rian sebelum masuk dalam perusahaan tapi setelah tau jika Rian adalah anak dari pemilik perusahaan Aqila memilih menjaga jarak dengan nya
"Baguslah kalau begitu" Ucapan Rian membuat aqila sedikit bingung
"Bagus? maksudnya Tuan"
"Aqila kenapa memanggilku Tuan.. Tuan.. Tuan, apa aku sudah sangat Tua? " Ucap Rian.
"Ah maaf Tuan Muda" Aqila refleks mengganti panggilan nya.
Rian menghela nafas panjang "Bukan itu maksudku "
"Lalu harus bagaimana? " Tanya aqila menatap Rian
"Panggil namaku seperti dulu saat kita kuliah" Ucap Rian mengingat kan masa-masa kuliah yang malah membuat Aqila hancur
"Tidak Tuan Muda, itu tidak mungkin kau adalah bos ku sekarang, seorang CEO ternama anak dari pemilik perusahaan " Ucap aqila tidak enak
"Itu tidak merubah bahwa kita adalah teman Aqila"
Aqila diam, dia mulai sedikit mual saat ada seseorang berjalan melewati nya dengan parfum yang menurut Aqila baunya sangat tidak enak
"Emm emmm " Aqila menahan jualnya
"Kau kenapa Aqila? Apakah kau sakit? " Tanya Rian terlihat raut wajah nya sedikit khawatir
"Tidak apa-apa Tuan muda aku, aku hanya sedikit kurang enak badan" Aqila beralasan
"Kalau begitu ayo bertemu dengan pengantin dan aku antar kau pulang" Ucap Rian
"Tidak perlu, ak.. aku bisa sendiri, Tuan muda jika ingin terus di sini tidak masalah" Ucap Aqila
Rian tanpa basa-basi langsung saja menggandeng tangan Aqila membawanya bertemu Andhika dan Ariska
"Andhika Ariska selamat, Nikmati Honeymoon kalian" Ucap Rian yang memberikan dua tiket pesawat dan Hotel sebagai hadiah pernikahan dari Rian untuk sahabat nya Andhika
Andhika tidak fokus pada Rian tapi dia fokus menatap tangan Rian yang menggandeng Aqila wanita yang lebih dari setahun dia pacari
"Terimakasih Tuan Muda" Ucap Ariska sembari menunjukkan senyum manisnya, Ariska menyenggol badan suami nya. "Sayang, kau tidak mengucapkan terimakasih pada Tuan Muda" Ucap Ariska membuyarkan lamunan Andhika
"Terimakasih Rian untuk hadiahnya" Ucap Andhika
"Sama-sama, kalau begitu aku pamit" Ucap Rian yang tidak melepaskan tangannya yang menggenggam Aqila meski sedang memberikan selamat pada sahabat nya itu
"Kalian datang bersama? " Tanya Ariska yang sedikit heran karena setau Ariska laki-laki yang dekat dengan Aqila hanya Andhika
Sebelum Aqila menjawab Rian menjawab terlebih dulu"Benar kami datang bersama, Aqila adalah pendamping ku hari ini" Ucap Rian sontak membuat Andhika tidak suka mendengar nya perlahan menatap Aqila, tapi Aqila membuang pandangan nya
"Kalau begitu kami berdua pamit, Aqila sedikit tak enak badan" Ucap Rian
"Aqila kau sakit? " Ucap Andhika tanpa sadar membuat Rian dan Ariska menatap nya
"Aku hanya sedikit pusing tidak apa-apa" jawab aqila sembari memaksakan senyum "Kalau begitu sekali lagi happy wedding ya bahagia sampai tua" Ucap Aqila suaranya terdengar sedikit bergetar namun terlihat tetap tersenyum dan memberikan ucapan tulus untuk Andhika dan Ariska
Saat Ini Aqila sudah berada di mobil Rian, matanya semakin panas tak lagi bisa menahan perlahan air mata membasahi wajah cantik aqila
Rian menatap sendu pada gadis yang selama ini dia kagumi, Rian kemudian membawa aqila pada pelukan nya, dia tau Aqila terluka. "Menangis lah" Ucap lembut Rian
Rian akhirnya mengantarkan Aqila pulang
***
Dua hari berlalu Aqila berada di kantor
Saat ini jam menunjukkan makan siang, Aqila berjalan dengan Manda menuju kantin namun tiba-tiba Aqila merasa dunia nya menghitam membuat Aqila tak sadarkan diri
Aqila membuka matanya perlahan sekarang dia melihat sosok yang menatapnya tajam, tatapan mata nya yang penuh tanya tapi dia tetap diam
"Te.. terimakasih" Ucap Aqila membuka kecanggungan itu
"Siapa? " Tanya Rian ya sosok yang menatap Aqila adalah Rian, Rian yang membawa Aqila ke rumah sakit
Aqila diam, kemudian tersenyum getir "Dokter sudah memberitahu mu? " pertanyaan Rian di balas pertanyaan oleh Aqila
"Aku sedang bertanya padamu Aqila!! apa Andhika? " Rian menerka siapa Ayah dari anak di dalam kandungan Aqila
Aqila tidak bisa berkata lagi dia hanya bisa diam namun perlahan bulir matanya membasahi wajah cantik nya
"Aku bodoh ya" Ucap Aqila tiba-tiba dia tau semua orang akan mengatakan itu pada wanita yang hamil di luar pernikahan, padahal mereka semua tidak tau bagaimana wanita itu hamil
"Kenapa tidak memberitahu ku lebih cepat, jadi kau hamil dan menghadiri pernikahan mantanmu kau benar-benar hebat Aqila" Ucap Rian sembari memeluk tubuh lemah yang baru saja bangkit dan duduk.
Aqila tak menyangka bukan kalimat yang menghina yang keluar dari laki-laki di hadapan nya itu melainkan malah kalimat pujian, Aqila tak kuat menahan sesak di dadanya kemudian menumpahkan semuanya di dada bidang laki-laki yang memeluknya itu
"Kita pulang" Ucap Rian lagi dengan lembut, Aqila hanya mengangguk karena aqila hanya kelelahan dia cukup beristirahat di rumah tanpa harus di rawat
Aqila hanya menyandarkan tubuh lemahnya tanpa melihat arah tujuan Rian, namun saat Rian menghentikan laju mobilnya dan menyuruh Aqila turun, mata Aqila terbelalak "Tuan muda apa yang kau lakukan? " Ucap Aqila saat sadar dia ada di rumah Rian bukan di rumahnya sendiri
"Ada sesuatu yang ingin aku lakukan, kita masuk" Ucapnya, namun Aqila menggelengkan kepalanya
"Aku tunggu disini saja, kau masuk saja atau aku akan memanggil taksi" Ucap Aqila
"Tidak! sebentar saja kau masuk untuk minum setelah itu aku antar kau pulang"
Aqila tak enak hati untuk menolak Rian, dan berakhir mengikuti Rian berjalan masuk. ke rumah besar itu
Rian dan Aqila kini berada di dalam rumah mewah itu
"Tuan muda sudah pulang? " Ucap sang bibi
"Iya bi, Papa Mama ada? "
"Ada Tuan Muda seperti nya mereka berada di ruang baca"
"Kalau begitu aku akan ke sana" Ucap Rian menarik tangan Aqila "Ikut dengan ku" Ucap Rian
"Untuk apa? " Tanya nya bingung
Rian tak menjawab hanya menuntun Aqila untuk berjalan di belakang nya
Mereka kini sudah sampai di ruangan baca, Rian membuka pintu tanpa mengetuk, membuat kedua orang Tuan nya terkejut
"Rian kenapa kau ada di sini? " Ucap Pak Khair
"Sayang kau sudah pulang" Menatap gadis di belakang Rian
"Papa Mama aku ingin menikah" Ucap Rian lantang membuat seisi ruangan itu bingung
"Tunggu apa yang kau katakan? Papa tidak salah dengar kau selalu menolak perjodohan yang Mama mu lakukan dan tiba-tiba sekarang ingin menikah? " Tanya Papanya terkejut
Sedangkan Aqila tak bisa berkata-kata dia terkejut dengan keputusan yang Rian ambil
"Maaf Pa, ini keputusan Rian"
"Baguslah, kalau begitu calon mu juga sangat cantik" Ucap Mama Rian ramah "Sayang siapa namamu? "
"A.. Aqila Tan.. tante" Ucap Aqila gugup
"Ah jangan panggil tante panggil Mama, Aqila nama mu tidak asing" Ucap Mama Rian
"Mungkin nama saya pasaran tante" Ucap aqila segan
Tapi Mama Rian malah menatap Rian seakan ada Rahasia di antara mereka
"Ada yang tidak beres!! " Ucap Papa menatap Rian, Papa Rian orang yang peka mendadak putra nya ingin menikah pasti ada masalah
Aqila mulai pucat dan berkeringat
"Apanya yang tidak beres pa, Harusnya papa senang anak kita akan menikah" Ucap Mama Dewi
"Papa jangan khawatir meski Aqila bukan dari keluarga terpandang tapi dia adalah wanita yang sangat pintar dia adalah wanita yang lulus sebagai lulusan terbaik di kampus Rian" Ucap Rian meyakinkan papanya karena dia tau kedua orang tuanya bukan orang tua yang kolot yang ingin menikahkan anaknya dengan anak koleganya
"Bagus dia memiliki bibit sebagai ibu dari penerus keluarga Adinegara" Ucap khair
"Jadi sayang kapan rencana nya kau akan menikah? " Tanya Ibu Dewi
"Lusa" Ucap Rian membuat kedua orang tuanya membulatkan matanya
"A.. Apa kau gila? Menyiapkan pesta pernikahan tidak semudah membalikkan telapak tangan Rian! " Bentak sang Mama
Khair menatap Anaknya "Apa ada yang kau sembunyikan? " Tanya nya menyelidiki
Rian tentu saja tidak bisa membohongi Papanya " Aqila sudah hamil 2bulan" Ucap Rian membuat kedua bola mata Papanya ingin lompat keluar karena terkejut
"Tidak bisa! kau tidak bisa menikahi wanita seperti itu! menjaga kesucian nya tidak mampu papa tidak setuju! Gugurkan saja! " Ucap papa Khair yang membuat Aqila tak bisa menahan sesaknya, begitupun dengan Mama Dewi yang terkejut dengan ucapan suaminya
"Papa dia adalah cucu kita bagaimana kau bisa berfikir seperti itu? "
"Wanita yang tidak bisa menjaga harga dirinya tidak pantas menjadi menantu kita" Ucap Khair
Aqila tersenyum pedih air matanya tak bisa di bendung lagi, ucapan Tuan Khair menyadarkan Aqila Wanita kotor seperti nya memang tidak pantas mendapatkan kasih sayang
"Papa Aqila tidak salah! aku yang menjebak nya aku ingin dia menjadi istri ku, aku menyukainya sejak pertama kali bertemu" Ucap Rian
"Cukup Tuan Muda, apa yang di katakan Tuan besar benar! wanita yang baik adalah wanita yang mampu menjaga kesucian nya, tidak seperti ku, aku tidak pantas untuk mu, terimakasih sudah mau menanggung dosaku tapi lebih baik aku pergi" Ucap Q
Aqila dengan tangis yang tak bisa dia tutupi lagi
dengan lemah Aqila berlalu keluar Rian mengejarnya
"Rian " Teriak sang papa
"Pa, ini sudah terlanjur biarkan mereka segera menikah mau tidak mau bayi yang ada di kandungan aqila adalah cucu kita " Ibu Dewi menasehati suaminya "Tidak mungkin membunuh darah daging Rian bukan, dia adalah penerus keluarga Adinegara apa papa tidak ingin segera menimang cucu" Rayu Nyonya Dewi pada suaminya
*****
Di luar Rumah Rian
"Aqila! berhenti di situ! Aqila Kusuma! berhenti" Terima Rian membuat Aqila berhenti
Rian segera berlari mengejar Aqila " Jangan ikut campur urusan ku! " Ucap Aqila sembari menghapus air mata nya "Jangan bersandiwara lagi, aku berterimakasih atas niat baikmu tapi aku tidak apa-apa aku bisa menangani ini sendiri, jangan ganggu aku lagi" Ucap Aqila yang berlalu pergi namun tangan nya di tahan oleh Rian
"Aqila Aku tidak bersandiwara, Aku mencintaimu sejak pertama kali aku melihat mu, aku benar-benar mencintai mu Aqila"
"Lupakan Rian, kau tidak perlu bertanggung jawab atas dosa yang tidak kau perbuat kau layak mendapatkan wanita yang lebih baik darimu, aku adalah wanita kotor" Ucap Aqila
Rian memeluk Aqila "Jangan pernah mengatakan itu, kau bukan perempuan kotor, kau adalah perempuan yang Aku cintai" Rian mengecup pucuk kepala Aqila hatinya terasa sakit melihat aqila yang begitu menderita
"Rian kau laki-laki baik kau bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari pada aku"
"Kalau bukan kamu aku tidak mau" Ucapnya meyakinkan Aqila
######
Beberapa hari berlalu Aqila memilih mengundurkan diri dia tidak bisa bekerja lebih lama dia semakin mual dan tubuhnya semakin lemas
Aqila sudah membereskan ruangan nya dia membawa barang-barang nya semua orang menatap sedih karena Aqila mengundurkan diri
"Kau benar-benar akan mengundurkan diri Aqila? " Tanya Manda menatap Aqila
"Iya Manda, semangat ya kerjanya" Aqila memaksakan senyumnya
"Selamat ya Aqila, kau keluar karena ingin menikah dengan Tuan Muda bukan" Ucap Ariska yang terdengar tidak suka
Semua orang di ruangan itu terkejut begitu pun dengan Aqila "Me.. menikah aku? " Tanya Aqila bingung bagaimana dia bisa menikah dengan Rian Papa nya saja tidak setuju
"Benarkah itu Aqila" Manda terlihat ikut bahagia
Aqila menatap Ariska " Darimana kau mendengar rumor ini Ariska"
"Suamiku dia mendapatkan kabar langsung dari Tuan Rian" Ucap Ariska penuh percaya diri
Aqila tidak menanggapi ucapan Ariska dia terus berpamitan dengan semua orang "Semuanya aku minta maaf jika aku berbuat salah, untuk rumor itu itu hanya sebuah rumor terimakasih atas kerjasama dan bimbingan kalian selama ini, aku pamit" Ucap Aqila yang mendapati pelukan dari semua orang di ruangannya
Aqila berjalan menuju parkiran Motor, tapi tak menyangka di parkiran sudah ada Andhika yang menunggu nya "Ikut aku" Menarik tangan Aqila menuju ke depan gudang belakang tempat sepi dan tidak ada CCTV
"Katakan sejak kapan kau bersama Rian! kau berselingkuh di belakang ku!! " Teriak Andhika
"Apa urusan nya dengan bapak Andhika" Ucap Aqila dingin
"Kau menyelingkuhi ku dan bilang apa hubungannya dengan ku" Amarah Andhika memuncak matanya memerah tangan nya mengepal
"Lalu kau apa? kau berselingkuh dan menikah aku juga tidak bertanya sejak kapan? " aqila tetap dingin
"Aqila aku dan kau berbeda!! kau sudah hamil bukan? " Ucap Andhika
"Kalau iya kenapa? "
"Paaaakkkk Dasar pelac*r beraninya kau meniduri dua laki-laki sekaligus" Ucap Andhika sembari menampar pipi mulus Aqila
"Kau bilang aku meniduri! kau yang meniduri ku kau yang merenggut kesucian ku" Ucap aqila
"Lalu setelah kesucian mu hilang kau bisa tidur dengan laki-laki lain"
Aqila benar-benar muak bagaimana dia bisa jatuh cinta dengan laki-laki sebrengs*k ini dia sendiri sudah tidur dengan beberapa wanita dan juga sudah ketahuan berselingkuh beberapa kali, Namun Aqila selalu memaafkan nya sampai Andhika mendapatkan kesucian nya dan akhirnya meninggalkan nya dan menikah dengan Ariska
"Aku benar-benar bodoh! bisa jatuh cinta padamu" Ucap Aqila yang tak menyangka setelah andhika mendengar dia hamil dia malah di maki dan mendapatkan tamparan
*****
Aqila kembali kerumahnya dia terkejut ada dua mobil mewah bertengger di sana
"Ibu Aqila pulang" Ucap Aqila
"Nak Qila kau sudah pulang" Seorang wanita menyambutnya dia begitu terkejut melihat Rian dan kedua orang Tuanya berada di rumahnya
"Aqila, kau tidak bilang kalau Nak Rian akan kemari" Ucap Ibu Rizky
"Jangan menyalahkan nya bu, Qili juga tidak tau kalau kami akan kesini" Ucap Ibu Dewi
"Jadi kedatangan saya kemari saya ingin mempersunting anak Ibu " Ucap Rian sopan
"Kalau Ibu terserah anak ibu saja" Ucap Ibu rizky
"In.. ini" Aqila terlihat bingung Rian berdiri sejarah dan meraih tangan Aqila
"Jangan menanggung beban sendiri" Bisik lembut Rian
"Tapi Ibu kakak? " Ucap Aqila mau bagaimana pun siapa masih punya seorang kakak dia tidak mungkin mendahului nya
"Kakak baik-baik saja, seorang laki-laki menikah di umur yang sangat matang tidak masalah" Ucap Rey kakak laki-laki Aqila
"Bagus kalau begitu kita akan menentukan hari baik" Ucap Tuan Khair
****
Dua bulan setelah pernikahan Aqila pergi berbelanja di super market dia berangkat dengan supir yang di atur oleh Rian
Setelah selesai berbelanja Aqila menelpon supir untuk membantunya mengangkat belanjaan bulanan yang Ibu mertuanya catat, biasanya mereka berbelanja bersama tapi hari ini Ibu Dewi sedang tidak enak badan namun semuanya sudah habis jadi Aqila memaksa untuk berbelanja sendiri, sebenarnya Ibu mertua nya melarang keras Aqila namun Aqila tetap memaksa
"Pak belanjaannya sudah selesai" Ucap Aqila Aqila menelpon karena supir parkir sedikit jauh karena kondisi sangat ramai
Tak berapa lama supir menghampiri Aqila
"Sudah Nyonya muda belanja nya" Tanya Pak supir
"Sudah Pak" Ucap Aqila
Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil Pak. supir melajukan kendaraan dengan kecepatan yang sedang karena jam. kantor membuat jalan tidak. macet
Namun tiba-tiba saat lampu merah saat Pak supir menginjak Rem, Rem tidak berfungsi "Nyonya rem blong" Ucap supir itu
"Ap.. Apa Pak, ba.. bagaimana bisa? " Tanya Aqila bingung
"Saya juga tau Nyonya" Ucap supir itu
Supir itu mencoba sebisanya menghentikan mobil namun saat lampu merah dia tidak bisa berhenti dan berakhir mobilnya tertabrak satu mobil yang melintas untung mobil itu tidak terlalu mengebut
"Nyonya apa kau baik-baik saja" Ucap supir itu
Tapi. kesadaran Aqila mulai hilang saat melihat darah mengalir di sela kakinya
"Nyonya" Ucap supir itu
******
Saat ini Aqila berada di ruang perawatan, dia mulai siuman terlihat Rian dan Ibu Dewi menunggu nya di sadar
"Sayang kau sudah bangun" Ucap Dewi
"A.. Anak ku bagaimana kondisinya ma dia baik-baik saja kan" Ucap Aqila
"Sayang yang kuat ya, anak kamu sudah tidak ada" Ucap Aqila
"Tidak tidak mungkin ma, waktu itu aku melindungi nya sebisa ku aku memeluknya erat ma tidak dia baik-baik , Mas Rian katakan dia baik-baik saja" Ucap Aqila menangis sejadi-jadinya
"Maafkan Mas tidak bisa melindungi kalian" Ucap Rian yang memeluk kedua wanita yang berharga dalam hidup nya
"Ini tidak mungkin" Ucap Aqila yang teringat baru saja kemarin dia dan Rian mengecek kondisi janinnya dokter mengatakan janinnya sangat sehat tapi sekarang dia sudah tidak ada lagi di rahim Aqila, Aqila sangat terpukul
Beberapa bulan berlalu, Rian masih menyelidiki penyebab Aqila keguguran, sedangkan Aqila kini menjadi seorang yang pendiam tidak lagi ceria seperti dulu, kedua mertua nya pun merasa perubahan dari Aqila
"Rian, sebaiknya kau bawa Aqila pergi berlibur" Ucap Tuan Khair
"Rian juga berfikir begitu pa, ini sudah 2 bulan setelah dia keguguran tapi dia masih terlihat sedih" Ucap Rian
"Bagus, kau bisa mengajaknya ke resort baru kita, di sana sangat bagus siapa tau itu akan membuat nya terhibur" Ucap Tuan Khair, sebenarnya sebelum menikah Khair lah yang menentang pernikahan tapi setalah Aqila masuk ke dalam keluarga nya Khair malah lebih menyayangi Aqila ketimbang anaknya sendiri..
Rian berjalan menuju kamar
"Qila" Panggil Rian
"Iya mas" Ucap Aqila
"Aku ingin bicara" Ucap Rian
"Aku juga ingin bicara" Ucap Aqila
"Baiklah kau bicara lah dulu" Rian mempersilahkan Aqila untuk berbicara lebih dulu..
"Aku ingin kita bercerai Mas" Ucap aqila
Deg....
jantung Rian terasa berhenti berdetak seketika tubuhnya lemas tak bertenaga
"Apa yang kau katakan Qila?! aku tidak mungkin, aku tidak ingin pisah dari mu" Ucap Rian
"Kau laki-laki baik Mas, sekarang aku tidak hamil dan aku tidak memerlukan perlindungan mu, kau bisa hidup bahagia dengan wanita pilihan mu wanita yang suci dan tidak kotor seperti ku" Ucap Aqila menatap sendu Rian
"Aqila aku sudah bilang kau bukan wanita kotor, kau adalah wanita pilihan ku" Rian tak menyangka hari ini akan datang
"Tidak! Aku tidak pantas untuk mu Mas, aku adalah wanita yang tidak bisa menjaga kesucian nya, aku tidak layak untuk mu, sekarang anak ku sudah tidak ada, jadi lebih baik kita bercerai dan menikah lah dengan wanita yang mampu menjaga kesucian nya dan lagi, jangan pernah menanggung kesalahan orang lain seperti ingin membesarkan anak dari laki-laki lain" Ucap Aqila
Ucapan Aqila itu di dengar oleh Tuan Khair karena Tuan Khair sedari tadi mendengar kan pembicaraan mereka
"Apa? Apa maksud mu?!! " Ucap Tuan Khair masuk kedalam kamar tanpa mengetuk pintu
"Papa" Rian terkejut
Aqila hanya menghela nafasnya " Seperti yang Tuan Khair dengar, itu bukan Anak Mas Rian Mas Rian hanya menanggung dosa yang tidak dia perbuat" Ucap Aqila
"Rian jelaskan padaku" Dengan emosi menatap tajam anaknya
Nyonya Dewi mendengar keributan dan berjalan mendekat "Ada apa ini pa? " Tanya nya lembut
"Mereka membohongi kita selama ini, anak itu bukan cucu kita" Ucap Tuan Khair
Nyonya Dewi terlihat tidak terkejut mendengar ucapan suaminya membuat suaminya menatapnya tajam "Apa kau sudah tau tentang ini Ma? " Menatap bintik mata istrinya
Nyonya Dewi menghela nafasnya "Benar" Jawabnya singkat
"Jadi selama ini kalian membohongi ku?! dan kau ma menerima Wanita kotor ini kedalam keluarga kira bagaimana bisa" Ucap Tuan Khair tidak habis pikir saat ini dirinya di penuhi dengan emosi
"Tenanglah Pa, Mama akan jelaskan" Ucap Nyonya Dewi
"Biar Saya yang jelaskan" Ucap Aqila, Aqila menjelaskan situasi nya pada Tuan Khair
"Rian kenapa kau begitu bodoh mau bertanggung jawab atas dosa yang tidak kau perbuat!! "
"Pa harusnya kau bangga dengan putramu dia mau bertanggung jawab meski itu bukan kesalahan nya, dan lagi Aqila adalah Gadis cilik 20tahun lalu" Ucap Mama dewi
"Dia? " Ucap Tuan Khair sedikit melunak
"20tahun lalu? " Ucap Aqila berfikir 20 tahun lalu umur sekitar 6thn
"Dari mana Mama tau? " Ucap Tuan Khair
Nyonya Dewi berjalan ke arah Aqila memperlihatkan tanda lahir yang begitu kecil di antara sela ibu jari dan jari telunjuk "Ini buktinya dan dia juga cinta pertama dari Putra kita" Ucap Nyonya Qila
"Tapi bagaimana pun dia bukan gadis baik-baik, dia harus bercerai dengan Rian! "
"Tidak perlu repot Tuan, saya sudah menyiapkan berkasnya" melepaskan perlahan tangan Dewi kemudian mengambil surat di laci
"Mas ini surat cerai kita"
"Tidak! aku tidak akan berpisah dengan mu!! "
"Rian" Teriak sang Papa
"Papa!! Kau tidak boleh menilai Aqila baik atau tidak karena sudah kehilangan kesucian nya dan hilang di luar pernikahan! kita bukan berfikir sempit, saat itu Aqila di jebak seperti yang Rian bilang ada laki-laki yang menjebaknya! ini bukan sepenuhnya salah Aqila, Papa apa kau yakin saat Rian bercerai dengan Aqila dia akan menemukan perempuan baik-baik? apa kau yakin Rian akan menikah lagi? apa kau ingin keturunan Adinegara berhenti Pada Rian! apa yang terjadi dengan Aqila adalah kesalahan masa lalu, kesalahan Rian yang takut memperjuangkan aqila, kesalahan Aqila yang kurang waspada, tapi itu semua hanya masa lalu, hanya kesalahan masa lalu, jadi Aqila Mama mohon jangan berpisah dengan Rian, kalian bisa membuka lembaran baru "
Nyonya Dewi berbicara panjang lebar membuat semua orang mulai menyadari nya Tuan Khair bukan orang yang berfikir kebelakang dia akhirnya tidak menuntut meraka bercerai
"Aqila, apa kau mau menua bersama dengan ku" Rian berlutut dan memberikan tiket pesawat pada Aqila, Aqila sedikit ragu tapi melihat senyum dari kedua mertua nya membuatnya menerima nya dia tidak mungkin menyia-nyiakan kasih sayang dari mereka semua
####
Satu hari sebelum pergi honeymoon
"Mas apa kau yakin kita tidak perlu membawa banyak baju" Ucap Aqila yang sedang merapikan kopel lr mereka
"Tidak bawa beberapa saja sisanya kita beli di sana" Ucap Rian masih dengan tangan yang bekerja
"Baiklah, tapi apa kau yakin, kau terlihat begitu sibuk. " Ucap Aqila
"Tenang saja, semuanya sudah selesai" Ucap Rian menutup laptop nya dan menghampiri istrinya
Rian memeluk Aqila dari belakang "Aku sudah tidak sabar" Ucapnya sembari menyenderkan Kepala nya di pundak aqila..
"Mas kau kenapa manja sekali" Ucap Aqila
"Biar saja, manja dengan istri sendiri tidak salah bukan" Ucap Rian yang kini membalik tubuh istrinya, dia mencium lembut bibir Aqila "Manis" Ucap nya saat suah selsai berciuman, Rian ingin melanjutkan nya namun tiba-tiba HP nya berdering, Rian pada awalnya tidak menghiraukan nya terus mencium Aqila namun saat Rian ingin memberikan tanda di di leher Aqila dirinya di hentikan oleh istrinya
"Mas handphone mu berbunyi terus, mungkin saja penting angkat dulu" Ucapan Aqila membuat wajah suaminya yang tadi sangat senang tiba-tiba terlihat masam
"Ck! baiklah, mengganggu saja" Ucap Rian yang mulai mengangkat telpon nya "Halo" Ucap Rian "Benar saya Rian" Ucap nya lagi "Kantor polisi? baik saya ke sana" Ucap Rian sebelum mematikan telpon nya
"Ada apa Mas? " Tanya Aqila yang sedsri tadi mendengarkan pembicaraan Suaminya
"Mas harus ke kantor polisi"
"Ada apa Mas? " pertanyaan Aqila tidak langsung di jawab oleh Rian terlihat ada keraguan di mata Rian
"Mas Ada apa? "
"Orang yang mencelakai mobilmu sudah tertangkap" Ucap Rian
"Benarkah Mas? Aku ikut! " Ucap Aqila
"Kau di rumah saja ya, aku takut kau emosi"
"Tidak! aku ingin tau siapa pembunuhan dari Anak ku! " Ucap Aqila serius
"Baiklah" Ucap Rian yang tidak tega
Mereka akhirnya ke kantor polisi
"Siang Pak saya Rian, di mana orang nya" Ucap Rian
"Silahkan kesini Tuan Nyonya" Ucap polisi penjaga
Tak berapa lama Rian dan Aqila duduk matanya membulat saat tau siapa yang ada di depan mereka
"Andhika kau?!! " Ucap Aqila tak percaya
"Kenapa? apa kau terkejut mantan pacar" Ucap Andhika, Aqila ada yang aneh dengan Andhika
"Ka.. kau bagaimana bisa ka.. kau Andhika" Tubuh Aqila bergetar dia tidak bisa menahan amarahnya ingin rasanya Aqila menampar pria yang ada di hadapan nya itu
"Andhika kenapa kau melakukan itu?! " Ucap Rian
"Aku ingin Aqila mati bersama bayimu, jika aku tidak bisa memiliki Aqila kau juga tidak boleh"
"Apa maksud mu Andhika kau sudah menikah! kenapa kau masih mengganggu ku! " Ucap Aqila yang tak habis pikir dengan ucapan Andhika
"Aku bodoh Aqila, Aku ingin kau kembali padaku, tapi kau terlihat bahagia dengan Rian apa lagi saat kau keluar dari ruang kandungan! kau bagaimana setega itu padaku Aqila kau hamil dengan pria lain saat berpacaran dengan ku! " Ucap Andhika
"Dasar bodoh! Plaaaakkkkk" Aqila tidak tahan untuk menampar Andhika dia tak sanggup lagi berada di sana dia keluar lebih dahulu
"Apa yang ada di pikiran mu Andhika! kau yang sudah menyakiti Aqila, kau mengambil paksa kesucian nya lalu kau menikah dengan gadis lain dengan mengundang nya dan terakhir kau mengambil nyawa anaknya" Ucap Rian
"Aku mencintainya Rian! aku sangat mencintai nya tapi setelah aku merenggut kesucian nya Ariska bilang dia hamil aku terpaksa menikah dengan nya, tapi ternyata dia tidak hamil dia tidak bisa hamil, dan aku melihat kalian sangat bahagia itu membuat sangat menginginkan Qila kembali, tapi semua akses ku padanya sudah dia block, itu membuatku berfikir jika aku tidak bisa memiliki nya kau pun tidak bisa, meski Aqila tidak mati setidaknya kalian kehilangan anak kalian" ucap Andhika
Rian menggelengkan kepala tak habis pikir " Kau bukan laki-laki Andhika kau lari dari tanggung jawab, kau juga tidak tau bersyukur kau benar-benar tidak pantas di sebut laki-laki!! Asal kau tau anak yang kau ambil nyawanya itu anakmu dan Aqila"
Deg..
Bak Tersambar petir Andhika tidak menyangka dengan apa yang dia dengar "Ka.. kau bohong! kau membohongi ku Rian! kau ingin membuatku merasa bersalah! tidak aku tidak percaya" Ucap Andhika
"Apa.kau bodoh, aku baru masuk ke perusahaan satu bulan lebih sebelum kau menikah, dan Aqila hamil Sudah 2 bulan apa kau tidak berfikir bahwa anak yang dia kandung anakmu? kau malah berfikir dia berselingkuh dengan mu! Aku bersyukur kau tidak menikahinya jadi aku bisa membahagiakan nya" Ucap Rian berlalu pergi menyusul istrinya
Andhika berteriak merutuki kebodohan nya "Andhika kau membunuh Anak mu sendiri kau bodoh! " Ucapnya
Rian keluar " Kau tidak apa-apa Sayang" Ucap Rian "Jangan menangis lagi biarkan putramu tenang di surga jangan menangis ok" Rian menenangkan Aqila
####
Saat ini Aqila dan Rian sedang menikmati dingin nya malam di pinggir pantai menatap. indahnya langit berbintang
"Aqila" Ucap Rian
Rian mengambil tangan Aqila menggenggam nya
"Malam ini, aku ingin kau menyerahkan hatimu untuk ku sepenuhnya membuang masalalumu dan melangkah untuk hidup di masa sekarang dan masa depan bersama ku" Ucap Rian
Aqila mengangguk "Terimakasih Mas sudah mau menerima kekurangan ku, mencintai ku tanpa sarat, aku adalah wanita paling beruntung karena bisa mendapatkan cinta darimu
" Akulah laki-laki yang beruntung memilki mu dalam hidup ku, AQILA KUSUMA AKU MENCINTAIMU " Ucap Rian dengan suara sangat lantang dan tiba-tiba langit di penuhi dengan kembang api
"Itu sangat indah" Menunjuk kembang api di atas langit membuat Aqila sadar tangannya sudah memakai cincin pernikahan yang dia lepas saat meminta cerai
"Ini sejak kapan Mas" heran bagaimana dia tidak merasa kalau cincin itu sudah masuk di jari manis nya "
"Itu tidak penting, Aqila aku mencintaimu" Mereka berciuman di tepi pantai dan berlanjut di ranjang hotel
"Mas pelan sedikit" Ucap Aqila pada suaminya yang sudah berada di atasnya
"aku sudah menunggu mu lama Aqila, Aku ingiiiinnn kita se.. selelalu bersama selamnyaaaaaaaaaahhhh" Ucapan Rian mengakhiri permainan malam itu
3 tahun kemudian
"Aku tidak menyangka Andhika berani kabur dari penjara dan membawa istrinya mati dalam kecelakaan tragis itu, dan berwasiat ingin di kuburkan di samping janin putranya" Ucap Aqila
"Itu mungkin caranya untuk menebus kesalahan di masa lalunya" memeluk tubuh Aqila
"Mama, Papa" Teriak gadis kecil di luar mobil yang terparkir di area pemakaman
"Iya sayang"
"Cepatlah kakak ingin pulang" Ucap gadis itu
"Hei anak kecil kenapa kau membawa-bawa ku, kau saja yang sudah tidak sabar untuk memakan es krim yang papa janjikan"
"Syuuut kakak kau diam saja! jangan menggangg ku bicara dengan mama papa" Ucap gadis imut bernama Vania
"Terserah saja" Ucap Varro saudara kembar dari vania
Aqila dan Rian segera berjalan ke arah mereka
"Ayo kita pulang, ke rumah kita" Ucap Rian sembari menggendong Vania
Rian dan Aqila hidup bahagia dengan dua malaikat kecilnya yang sangat menggemaskan...
.....................................TAMAT...................