"My princess Arabella"
by: vina anggraeni.
********
"Ucookkk cok Ucok!!!" Terdengar teriakan suara seorang siswa, tengah memanggil nama temannya yang diduga baru saja berjalan keluar kelas.
"Eh bego!" Tegur Septian kepada Bams teman lelakinya, menepuk keras punggung anak itu.
"Apa sih Lo, dateng-dateng maen pukul orang, Lu pikir punggung gua gendang apa?" Sebal Bams merasakan panas dibagian punggungnya.
"Lo kalau manggil nama orang yang bener dong, kelas kita ini deket sama ruang guru Bams, nanti kalau ada guru yang dateng kesini gara-gara teriakan Lo gimana?"
"Biarin aja, gua kan cuman manggil nama temen gua, emang apa salahnya?" Balas Bams.
"Tapi kedengerannya itu kayak toxic Bams Aji Nugraha bin Jamal, lagian nama panggilan Ucok gak cuman itu aja, Lu panggil dia pake nama belakangnya kan bisa," Geram Septian.
"Ardi?, gak ah, gak cocok itu anak dipanggil Ardi, Ucok aja lebih pas di mulut gua."
"Serah!"
"Mikaaaa!!!!" Terlihat seorang siswi bernama Sarah, berlari masuk kedalam kelas dengan langkah kaki tergopoh-gopoh menghampiri teman perempuannya yang sedang duduk dibarisan kedua dekat jendela.
"Apa?" Tanya anak perempuan tersebut dengan surai rambut berkuncir kuda bertalikan pita merah. Bernama Mikayla Luv Arabella, dengan Sarah sudah berdiri dihadapannya dengan kedua sudut bibir mengembang.
"Hallo bestiii, aku bawa kabar baik nih," Ucap Sarah beraut wajah senang, memegang beberapa lembar kertas dikedua tangannya.
"Apa?, soal Husbu baru lagi, tentang Lo sudah berhasil move on dari Kageyama dan pindah lain hati mencintai si Mikey?. Males ah, gua ogah dengerin haluan gepeng Lo lagi," Jawab Mikayla.
"Iiihhh enggak kok, aku kesini bukan soal itu. Nih!" Ujar Sarah memberikan selembar kertas itu kepada Mikayla, dan anak itupun menerimanya.
"A-apa!" Batin Mikayla merasa terkejut melihat selembar kertas yang kini sudah ia pegang, kedua mata gadis itu sama sekali tidak berkedip.
"Selamat yah, nilai ujian kamu dapat seratus," Ucap Sarah ikut merasa senang.
"ALHAMDULILLAH!!!!" Bahagia Mikayla dengan perasaan yang meletup-letup, memeluk begitu erat selembar kertas berisikan nilainya itu. Dia sudah mempatenkan, kalau hari ini adalah hari yang paling bahagia didalam hidupnya.
---My princess, Arabella---
"Mika, taruh didalam tas aja sih kertasnya, daritadi dibawa mulu, bosen gua yang lihat," Ujar Sarah memutar bola matanya jengah, melihat tingkah Mikayla, mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang.
"Biarin aja sih, sirik Lu?. Lagian ini itu nilai terbaik didalam hidup aku yang pernah seorang Mikayla dapatkan selama ujian, lihat aja, pulang nanti bakal gua tunjukin ke bapak sama emak gua, hh mereka pasti bangga," Balas Mikayla.
"Iyah deh terserah kamu, asal besti seneng aku juga ikut seneng," Disaat mereka berdua sedang berjalan ditepi jalan raya, tiba-tiba angin cukup kencang berhembus, membuat selembar kertas ujian milik Mikayla itu terbang disapu angin.
"Eh kertas ujian aku!" Panik Mikayla melihat selembar kertas ujiannya melayang-layang di udara, dan beberapa saat kemudian mendarat tepat ditengah jalan raya.
"Eh Mika, kamu mau kemana?" Teriak Sarah melihat Mikayla berlari ketengah jalan raya.
"Gua mau ambil kertas ujian itu," Jawab Mikayla sambil berlari.
"Jangan nekat Ka!, banyak kendaraan gua ta-" //Brak// dengan bersamaan tubuh Mikayla terpental, selepas tertabrak sebuah truk bermuatan kayu.
"MIKAAAA!!!!" Histeris Sarah melihat keadaan teman perempuannya tengkurap bergelimang darah.
---My princess, Arabella---
"Tuan putri, bangun tuan putri!" Samar-samar terdengar suara seorang wanita masuk kedalam gendang telinganya, membuat gadis itu perlahan membuka kedua matanya.
"Akhirnya, anda bangun juga tuan putri Bella," Sambungnya selepas melihat gadis itu tersadar.
"Be-Bella?" Ulangnya merasa bingung, dengan sebuah nama yang wanita berbaju seperti pelayan kerajaan itu katakan.
"Sejak kapan nama aku berubah jadi Bella?" Batinnya mengerutkan kening, ternyata gadis itu adalah Mikayla, remaja perempuan yang tadi baru saja mengalami kecelakaan, sepertinya tragedi itu membuat dia berpindah ke dimensi yang berbeda.
"Ta-tapi nama aku bu-"
"BELLA!!!" Teriak seorang wanita mengenakan gaun berwarna merah, dengan sebuah mahkota emas bertengger di kepalanya, dobrakan pintu yang ia ciptakan, membuat Mikayla dan satu pelayan wanita itu merasa terkejut.
"Ini siapaaa lagi ibu-ibu?" Batin Mikayla semakin dibuat bingung dengan semua karakter tokoh asing bermunculan satu persatu.
"Bella!, kenapa kamu masih belum siap-siap sayang?, ini sudah jam berapa?. Sebentar lagi kamu harus menghadiri pesta di kerajaan Aron," Ujar sang ratu.
"Pe-pesta?"
"Iyah sebuah pesta, pesta yang diadakan oleh raja Carlos untuk mencarikan pasangan anak pertamanya pangeran Edgar, kau harus wajib mendatangi pesta itu Bella. Pangeran Edgar adalah pria yang sangat bijaksana dan ahli dalam peperangan, banyak sekali putri bangsawan diseluruh negeri berlomba-lomba datang kesana," Jelas sang ratu.
"Yah biarin aja, ngapain aku harus rela pergi kesana buat rebutin hati satu pangeran, lebih baik tidur aja lebih nikmat," Balas Mikayla.
"Lagian juga, kodratnya wanita itu dikejar bukan mengejar, kalau memang pangeran Edgar mau cari jodoh, suruh aja dia cari sendiri manja benget sih."
"Tu-tuan putri," Ujar si pelayan lirih, ia takut karena perkataan tersebut membuat sang ratu marah. Sepertinya, Mikayla masih tidak bisa menghilangkan tingkah laku buruknya itu yang dia bawa didunia sebelumnya.
"Bella!, cepat pergi siap-siap sekarang, atau aku sendiri yang akan memaksa mu untuk melakukannya!"
"Issh iyah-iyah," Jawab Mikayla terpaksa.
"Sumpah, orang ini lebih parah dari emak gua yang dulu. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, nama Bella diambil dari nama belakang nama aku, Arabella," Batin Mikayla lalu segera untuk bersiap-siap, cepat atau lambat dia harus bisa beradaptasi dengan dunianya yang sekarang.
---My princess, Arabella---
"Gila, ini baju berat banget siiihhh, lima kilo apa yah beratnya?" Batin Mikayla menggerutu mengenakan sebuah gaun berwarna biru laut itu, rasanya seperti sesak sampai kesulitan untuk bernafas. Dia sedang menaiki sebuah kereta kencana yang didalamnya juga ditemani seorang pelayan wanita, dalam perjalanan menuju ke kerajaan Aron.
Singkat cerita, tak lama kemudian sampailah mereka di sebuah kerajaan yang terlihat begitu megah, menjulang dan sangat kokoh.
"Kita sudah sampai tuan putri," Ujar pelayan wanita itu sembari membantu Mikayla untuk turun dari kereta kencana.
"Jadi ini kerajaan Aron," Batinnya merasa takjub, baru pertama kali gadis itu melihat istana dengan kedua bola matanya sendiri.
Lalu lalang juga terlihat banyak sekali tuan putri dari kerajaan lain mulai berdatangan dengan kereta kencana mereka masing-masing, mereka terlihat begitu cantik dan elegan.
"Saingan gua bening-bening astaga, mana bisa gua ngambil hati si pangeran Edgar," Batin Mikayla belum-belum sudah melihat bayang-bayang keputusasaan.
"Mari tuan putri Bella, kita juga harus segera masuk kedalam istana," Ujar pelayan wanita tersebut.
"Yah, baiklah," Angguk Mikayla, lalu berjalan menuju istana.
Sesampainya didalam sana, tak lama kemudian acara pesta pun dimulai, terlihat sang raja Carlos tengah duduk di kursi tahta emasnya, dengan sang anak pangeran Edgar menemani sang ayah berdiri disamping beliau.
"Bagaimana Edgar anakku?, apakah kau sudah tertarik dengan salah satu putri cantik disini?" Tanya sang raja Carlos terdengar menggoda.
"Belum ayah, aku masih belum tertarik dengan siapapun untuk saat ini," Jawab pangeran Edgar.
"Baiklah, kalau begitu," Raja Carlos menepukkan tangannya dua kali, memberikan sebuah isyarat agar semua tamu duduk di kursi yang sudah disediakan, inilah acara yang paling ditunggu-tunggu, dimana setiap tuan putri harus mau menunjukkan kelebihan atau kemahiran mereka dihadapan semua orang.
"Gua bisa apa astagaa, yang gua bisa cuman nyanyi dikamar mandi sama makan, udah gitu aja," Batin Mikayla merasa resah, telapak tangan gadis itu mulai berkeringat, sebentar lagi adalah gilirannya.
"Baiklah, untuk tuan putri selanjutnya, berasal dari kerajaan Sunset yang terkenal akan keindahan alamnya, memiliki tuan putri yang sangat cantik, dipersilahkan tuan putri Bella!" Ujar pelayan kerajaan Aron dibalas tepukan tangan meriah oleh para tamu.
"Baiklah Mika, kau tidak boleh mengecewakan semua orang, walau sebenarnya aku sangat amat tidak perduli dengan hal ini. Tetapi, harga diri kerajaan Sunset sedang berada digenggaman ku saat ini," Batin Mikayla berusaha untuk menenangkan hatinya, melirik kearah sang ratu ibunya, tengah duduk tak jauh bersama dengan sang suami disampingnya.
"Tuan putri Bella, kemampuan apa yang ingin kau tunjukkan kepada kami?" Tanya sang raja Carlos kepada Mikayla.
"Saya disini hanya ingin menunjukkan kemahiran saya, yang sedikit berbeda dengan tuan putri lainnya," Jawab Mikayla, sedangkan pangeran Edgar hanya memandangnya dengan tatapan datar.
"Hoho, apa kau yakin dapat menarik perhatian anak laki-laki ku ini?" Tanya sang raja Carlos sekali lagi.
"Kita lihat saja nanti, tuan raja Carlos. Tetapi sebelum saya memulai, bolehkah saya meminta sesuatu kepada anda?"
"Tentu saja, apa?"
"Izinkan saya untuk mengganti pakaian saya sebentar, karena saya tidak ingin kalau gaun ini sampai menghambat pertunjukan saya nantinya," Balas Mikayla mengeluarkan keinginannya, dan diizinkan oleh raja Carlos. "Pelayan, ajak tuan putri Bella pergi, dan berikan dia pakaian yang diinginkannya," Suruh sang raja Carlos.
"Silahkan tuan putri Bella, aku harap pertunjukan mu nanti tidak kalah menariknya dengan ucapan mu saat ini."
"Tentu saja, saya tidak akan mengecewakan anda raja," Balas Mikayla.
---My princess, Arabella---
Setelah beberapa menit lamanya menunggu, akhirnya Mikayla kembali kedalam acara dan berdiri dihadapan raja Carlos dengan pangeran Edgar disampingnya. Semua orang terlihat terkejut, melihat gadis itu kembali dengan mengenakan pakaian biasa serta sebuah sabuk hitam yang diikatkan ke perutnya, tanpa mengenakan alas kaki.
"Apa yang mau gadis itu lakukan?" Batin pangeran Edgar bertanya-tanya.
"Raja Carlos, saya mohon perintahkan beberapa prajurit anda untuk melawan saya," Pintanya mampu membuat raja Carlos tertawa.
"Hahahaha, kau memang tuan putri yang sangat unik tuan putri Bella, baru pertama kali didalam sejarah kerajaan Aron akan menyaksikan seorang wanita bertanding dengan seorang pria," Ujar sang raja Carlos.
"Baiklah, kalau itu memang mau mu, tapi jangan salah kan kami kalau dirimu sampai terluka, karena prajurit kerajaan Aron adalah orang-orang yang terlatih," Sambung sang raja Carlos dan memerintahkan beberapa prajuritnya untuk maju melawan Mikayla.
"Tunggu sebentar!" Henti pangeran Edgar.
"Turunkan pedang kalian, tuan putri itu tidak bersenjata, maka kalian harus sama, walau bagaimanapun juga ini bukanlah perang sungguhan," Pinta sang pangeran.
"Tidak apa-apa pangeran Edgar, biarkan mereka tetap memakai pedangnya, jangan pernah meremehkan kekuatan seorang wanita," Balas Mikayla dengan senyumnya.
"Baiklah tuan putri Bella, setidaknya aku sudah memberimu kesempatan," Ujar pangeran Edgar tersenyum smirk.
Gong akhirnya dibunyikan, pertanda kalau pertunjukkan sudah bisa dimulai, tanpa ragu prajurit-prajurit itu mulai menyerbu Mikayla, tetapi dengan mudahnya gadis itu menghindar, lalu memberikan sebuah pukulan yang sangat keras. Hingga mampu membuat, salah satu dari mereka tumbang.
Melihat kekuatan Mikayla, membuat seluruh penonton terkejut melihatnya, terutama raja Carlos dan pangeran Edgar.
Suara pukulan, tendangan, seketika memenuhi seisi istana, seluruh tamu dibuat deg-degan dengan aksi Mikayla yang mampu menumbangkan satu persatu prajurit dari kerajaan Aron.
"Bagaimana raja Carlos, apa kau mau aku memotong leher prajurit terlatih mu ini?" Tanya Mikayla tersenyum smirk, dengan menghunuskan sebuah pedang yang berhasil ia rebut, dan sekarang hanya tersisa satu prajurit.
Prajurit itu terlentang di lantai dengan ujung pedang berada tepat didepan lehernya.
Mikayla ngos-ngosan, gadis itu masih berusaha untuk mengatur nafasnya, "Ternyata, aku tidak sia-sia mengikuti pencak silat didunia sana," Batin Mikayla tersenyum bangga.
Lalu terlihat pangeran Edgar dengan langkah kakinya turun kebawah menghampiri Mikayla, melakukan sesuatu yang mampu membuat seluruh penghuni istana terkejut, terutama sang raja.
"Akhirnya, setelah sekian lama, aku bisa menemukan mu tuan putri Bella," Ujar pangeran Edgar berbisik di telinga Mikayla, dengan masih memeluk tubuh gadis tersebut.
"A-apa ini?" Batin Mikayla dengan jantung berdegup cepat, kini pipinya sudah merona merah.
Pangeran Edgar melepaskan pelukannya, membalikkan badan menghadap kepada sang ayah, dirinya terlihat seperti hendak mengumumkan sesuatu. "Ayah, sekarang anak mu ini mau mengatakan, kalau aku sudah menemukan calon ratu pendamping ku," Ujar pangeran Edgar membuat sang raja Carlos tersenyum bahagia, disambut dengan tepukan tangan meriah dari semua orang.
"Tuan putri Bella," Ujar pangeran Edgar berjongkok dihadapan Mikayla, seperti posisi seorang pangeran mau melamar tuan putri tercintanya.
"Apakah kau bersedia untuk menjadi pasangan dihidup ku, merajut sebuah kisah yang dimana hanya ada engkau dan aku?" Ujar pangeran Edgar begitu romantis, sambil mengulurkan tangan kanannya, menunggu gadis itu untuk menerimanya.
"Iyah, dengan senang hati aku menerimanya," Balas Mikayla menerima uluran tangan pangeran Edgar, dan semuanya pun bersorak gembira. Pernikahan pangeran Edgar dengan Mikayla akan segera dilangsungkan.
--TAMAT--
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Eits, udah selesai nih bacanya, gimana happy ending kan?, semoga kalian suka yah sama cerita yang aku buat.
Jangan lupa juga buat dukung yah:
•Dengan tekan love.
•Beri komen.
Papayo, sampai jumpa lagi dilain kisah, salam hangat vina anggraeni^^.