Pagi yang cerah ini aku mulai dengan sholat subuh di dalam kamar sendirian sedangkan yang lain barjama'ah di masjid yang ada si pesantren. Ya aku tinggal di salah satu pesantren yang ada di kota yogja, nama ku adalah Anindira humairah. Nama itu pemberian dari abah, abah sendiri merupakan pemilik pesantren Nur ini.
Awal pertemuanku dengan abah di bandung dan aku masih berumur 4 tahun. Masih dapat ku ingat dengan jelas saat abah mendatangiku yang ketakutan dan kedinginan di tengah hujan deras dan petir yang bersautan. Abah membawa ku pulang ke rumah kerabat nya yang ada di sana.
Saat mereka ingin mengambilku dari abah untuk ganti pakaian ku yang basah aku tidak mau, seakan ada perekat aku terus menempel pada abah bahkan berteriak histeris ketika mereka memaksa. Akhirnya abah lah yang mengurusku saat itu karna aku sangat ketakutan jika di tempat ramai yang kebetulan di rumah itu sangat ramai.
Abah dan kerabatnya yang lain sempat melaporkan pada polisi tentang anak hilang karna mereka beranggapan bahwa aku hilang dari pengawasan orang tua. Sebenar nya aku tidak hilang tapi sengaja di buang oleh nenek angkat ku yang tidak menyukai ku sejak di bawa dari panti asuhan.
Ketika pulang dari rumah sakit setelah melihat ibu angkat ku yang melahirkan nenek yang saat itu pulang bersama ku meninggalkan ku di jalan sendiri bahkan dengan sengaja mengambil jalan yang jauh dari jalan pulang kerumah orang tua angkat ku. itu lah yang ku dengar dari apa yang di kata kan nya pada supir yang membawa kami.
💜
Setelah melapor pada polisi abah akan meninggal kan ku pada seorang polwan yang akan menjaga ku, tetapi aku tidak mau melepaskan pelukan ku pada abah aku bahkan menangis saat mereka mencoba memisahkan kami dengan segala rayuan.
Hingga akhirnya pihak polisi meminta abah tuk membawa ku lagi dan menunggu waktu 48 jam dari berita kehilangan anak itu di sebar. Jika tidak ada yang datang malapor maka abah boleh membawaku.
Pada batas waktu yang di tentukan tidak ada orang yang datang maka pihak kepolian memutuskan agar abah membawaku karna aku pun tak mau berbicara saat mereka bertanya tentang status ku. Aku hanya memeluk abah setiap ada orang yang datang mendekatiku dan mencoba bertanya.
Abah mengambil jalur hukum untuk mengadopsi aku agar suatu saat nanti tidak terjadi masalah. Setelah semuanya selesai abah membawaku pulang ke jogja, pertama kali tiba di pesantren aku sangat ketakutan karna banyak nya orang berlalu lalang.Tetapi tangan lembut abah menenagkanku hingga aku tertidur di gendongan abah.
Saat bangun aku melihat ada seorang wanita berhijab dan tiga orang laki laki yang salah satu nya abah, karna kaget aku pun menangis dan memeluk abah erat. Pada saat itu aku merasakan belaian lembut pada kepalaku dan suara yang begitu menenangkan.
" Tenang lah sayang ini umi kamu aman di sini jangan takut ya" Kata wanita paruh baya yang ternyata istri abah. Ku lihat semua yang ada di rungan itu tersenyum pada ku hingga akhirnya aku pun berani mendekat pada mereka. Mereka menerimaku dengan baik bahkan abah dan umi tidak pernah memaksa ku untuk bersosialisasi semuanya di biarkan berjalan apa adanya.
Sewaktu kecil aku lebih banyak menghabiskan waktu ku di rumah. Belajar bersama umi, abah dan kedua mas ku yang sangat posesif. Jika mereka sibuk maka aku akan menghabiskan waktu ku dengan mengaji dan menghafal. Hingga saat aku beranjak dewasa semua kegiatan itu terus ku lakukan tanpa bosan.
💜
Pagi ini aku membantu umi di dapur untuk menyiapkan sarapan, kata umi nanti abah akan kedatangan tamu dari jakarta. Setelah semua makanan di hidangkan aku memilih untuk masuk kamar dan memakai cadar ku. Yah aku bercadar sejak aku berusia sepuluh tahun aku memutuskan untuk memakai nya.
Ketika keluar kamar aku mendengar suara ramai di depan,mungkin tamu abah datang batin ku. Aku memilih untuk ke kolam ikan yang tak jauh dari rumah tapi masih dalam pesantren. Tempat ini merupakan tempat kesukaan ku karna sejuk dan jarang di lalui.
Saat sedang asik memberi makan ikan tiba tiba ada yang mengucap salam.
" Assalammualaikum"
Aku sangat kanget ketika mendengarnya tapi segera menjawab salam nya.
" Walaikum salam" jawab ku spontan.
Aku melihat seorang pemuda yang sedang duduk di kursi roda dengan setelan kemeja dan celana bahan menggunakan kaca mata bulat yang justru terlihat imut di mata ku. Astagfirullah apa yang ku lakukan dia bukan mahrom ku ucap batinku. Segera ku tundukkan pandangan ku dan sedikit menjauh.
Aku memilih untuk pergi meninggal kan nya, tapi belum jauh langkah ku tiba tiba hujan datang aku pun berlari menjauh karna takut pada hujan. Seakan hujan terus mengingatkan ku pada kejadian lalu dan terus menghantui pikiranku.
Ketika tiba di rumah aku teringat akan pemuda yang itu, bagaimana iya akan kembali dengan kondisi seperti itu pikir ku. Tanpa pikir panjang lagi aku segera berlari menuju tempat pemuda tadi dengan membawa payung. Benar saja dia kesulitan bergerak, aku pun mendekat dan membuka payung lalu memberikan pada nya.
Pemuda itu menatap ku bingung tapi segera mengambil payungnya. Ku dorong kursi roda nya menuju rumah dengan tubuh gemetar karna terkena hujan. Setibanya di rumah semua orang menatap kami terkejut. Dengan pakaian yang setengah basah aku berlari menuju abah dan memeluknya dengan erat, seakan tahu dengan kondisi ku abah memeluk ku erat dan membacakan surah an nisa di telingaku.
Seperti biasa setelah abah membaca kan surat itu maka aku akan tenang dan tertidur di pelukan abah dengan nyenyak.
💜
Aku terbangun saat mendengar suara azan dzuhur berkumandang dari masjid, kulihat hijab dan cadar ku telah terbuka biasanya umi lah yang melakukannya jika hal ini terjadi. Selesai sholat aku melantunkan ayat al quran yang dapat menenangkan hati dan pikiran ku. Ku dengar suara pintu terbuka dan umi masuk membawa makanan untuk ku karna aku tidak keluar kamar jika ada tamu yang akan menginap. Abah dan umi pun memaklumi keadaan ku yang tak terbiasa dengan orang baru apa lagi setelah kejadian tadi, sungguh aku karnanya.
Sebulan kemudian
Aku menjalani hari hari ku dengan banyak perhatian dan kasih sayang dari keluarga ku, apalagi dengan kehadiran keponakan ku anaknya mas rizal dan mas bahri yang hari ini datang bersama. Kegiatan yang selalu mereka lakukan datang setiap akhir pekan apalagi mas rizal yang akan menggantikan abah memimpin pesantren.
pagi ini setelah sarapan kami berkumpul di ruang keluarga sembari menonton tv dan bercanda. Tiba tiba abah berbicara serius pada kami.
" Mas apa kamu sudah siap bila abah kasi tanggung jawab besar suatu saat nanti?" tanya abah.
" Insyaallah siap bah, nanti kalau sudah waktu nya mas akan mengundurkan diri dari universitas dan fokus di sini" jawab mas Rizal yakin.
" Kenapa harus mundur mas kan itu cita- cita mas dari dulu" tanya ku pada mas Rizal.
" Adik mas Rizal yang cantik, itu memang cita- cita mas tapi pesantren juga butuh mas jadi, mas lebih memilih pesantren dari pada menuruti ego sendiri" mas Rizal mengusap kepalaku dengan sayang begitupu mas Bahri yang tersenyum pada ku.
" Adik kecil nya mas Bahri suatu saat nanti jika kamu harus memilih sesuatu yang sulit maka mintalah petunjuk Allah, insyaallah kamu akan mendapat kan jawaban terbaik yang tidak akan menghianati hati mu" kata mas Bahri uang sedikit tak ku mengerti.
" Pada saat nya nanti kamu akan tahu maksud mas mu dek" umi sepertinya menyadari kebingunganku. Aku hanya tersenyum pada mereka semua.
" Dek berapa umur mu sekarang nak" abah terlihat serius dengan pertanyaan nya.
" 23 abi ada apa"
" Dek jika ada seorang pemuda yang berniat baik ingin melamar mu bagaimana nak" aku sungguh tercengang mendengar pernyataan abah yang tak terduga ini.
" Dek sudah saat nya kamu untuk berumah tangga, abah ingin ada seseorang yang dapat menggantikan abah menjaga mu, karna tidak selamanya abah akan sehat jadi abah ingin kamu segera menikah" aku memperhatikan abah dalam, ada sebuah harapan besar di mata abah terhadap keinginan nya kali ini.
aku menundukkan kepala ku diam tak menanggapi pernyataan abah.
" Dek abah bukan tidak sayang lagi pada mu tapi demi masa depan mu karna kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan abah hanya ingin kamu memiliki imam yang mampu menjaga mu dengan baik" jelas abah karna aku hanya diam.
Ku pandang abah lagi dan tersenyum,
" Abah jika memang itu yang terbaik dedek bersedia dengan 2 syarat" mereka menatap ku bingung.
" Syarat apa dek" tanya mas Bahri.
" pertama harus lulus seleksi dari keempat penjaga hati ku terlebih dulu"
" Dedek udah punya pacar" tanya mbak Sarah istri mas Rizal.
" Bukan mbak, keempat penjaga hati ku itu abah, dan kedua mas ku yang tampan dan yang pasti satu lagi Allah yang akan menjadi penentu akhir" mereka semua tersenyum pada ku.
" lalu syarat yang kedua apa dek" mbak yuni istri mas Bahri terlihat penasaran.
" Maharnya surah an nisa" umi pun memelukku hangat, pelukan yang sangat ku sukai.
" Umi sangat bangga padamu sayang kamu tetap lah jadi putri umi yang rendah hati danberbudi luhur sayang nya umi" umi mencium keningku dengan sayang hingga air mataku menetes, umi menghapus air mataku yang menetes di pipi karna aku tidak memakai cadarku di hadapan mereka.
" Trus abah gak di sayang gitu, huh umi padahal dulu bilang nya abah paling di sayang" gerutu abah.
" Itu kan dulu abah sebelum ada anak anak, semenjak ada mereka segala nya udah pasti terbagi sama anak abah gitu aja cemburu" kata umi yang menyebabkan tawa kami pecah karna lucu dengan tingkah abah.
" Dek, apa dedek ingat dengan pemuda yang pernah adek dorong pulang waktu hujan" pertanyaan abah mengingatkan ku pada sosok pemuda cacat yang pernah mengagetkan ku di kolam ikan waktu itu.
" Dek kok melamun, belum muhrim gak boleh terlalu di pikirin" mas Bahri menepuk pundak ku.
" Ingat bah memang nya kenapa" tanyaku
" Dia ingin melamarmu sayang" kata abah mengagetkan ku.
" Kapan?"
" Setelah kamu tertidur dia menyatakan niat baik nya pada abah"
" Lalu abah jawab apa?" aku penasaran dengan jawaban abah
" Abah belum menjawab, abah serahkan semuanya pada mu nak, jadi abah memintanya untuk bertanya langsung padamu, tapi karna dia harus segera pulang karna ada urusan jadi mereka akan datang besok untuk meminang mu secara resmi" jelas abah yang membuat ku tercengang tak percaya.
Kami baru saja bertemu dan dia sudah memiliki niat baik untuk melamar ku.
" Dek gimana menurut dedek" tanya umi.
" Seperti syarat dedek tadi umi" aku melirik abah dan kedua mas ku.
" Abah setuju dengan nya karna abah tahu dia anak baik dan ibadah nya juga baik yang pasti dari abah lulus" abah tersenyum.
" Kalau dari kedua mas mu ini udah pasti lulus dek karna pilihan abah gak pernah salah" kata mas Rizal.
" Yang jadi masalah nya sekarang dedek emang gak akan malu kalau nikah sama dia ingat lo dek dia pekek kursi roda dan menurut mas culun juga" pendapat mas Bahri yang lain mengangguk setuju.
" Bagaimana pun fisik nya bagi dedek gak masalah mas yang penting bisa bimbing dedek jadi lebih baik dan hal lebih memalukan kalau dia gak bisa jadi imam yang baik karna dedek lebih takut malu sama Allah dari pada manusia" jawab ku sembari tersenyum dan mereka pun tersenyum. Dari kecil abah dan umi sudah menanamkan ketakwaan yang besar untuk ku cacat fisik bukanlah kekurangan tapi ujian untuk dirinya dan orang sekitar untuk lebih bersabar.
💜
Seperti kata abah rombongan pemuda yang akan melamarku tiba dengan keluarganya dan kami pun berkumpul di ruang tamu karna acara ini hanya di hadiri keluarga inti.
" Abah kyai kedatangan saya dan keluarga adalah untuk meminang putri abah untuk anak saya Zikri abimanyu, sekiranya niat baik ini di terima atau tidak kami akan menerima dengan ikhlas " suara orang yang pria paruh baya yang ku yakin orang tuanya.
" Semua keputusan ada pada putri saya tuan Abimanyu, saya sebagai orang hanya bisa mendukung apa pun pilihan anak saya" kata abah.
" Nak Zikri nyatakan niat baikmu pada putri abah" lanjut abah
" Anindira humairah saya Zikri abimanyu, dengan izin Allah saya datang untuk melamar kamu jadi istri saya, jadi makmum dalam sholat dan ibu dari anak - anak saya. Apakah kamu bersedia?". terdengar suara yang masih ku ingat jelas lembut namun tegas.
" Bismillah denga izin Allah saya akan menerima lamaran ini dengan syarat berupa mahar surah an nisa dan akad di langsungkan bakda isya" jawab ku dengan mantap tapi semua orang bengong mendengar syarat ku.
" Nak Zikri nindi berkata demikian karna ada bukan karna sudah tak sabar tapi karna hari ini merupakan hari spesial untuk nya nanti nak Zikri bisa dengar alasan nya secara lengkap jika sudah sah" abah rupanya tahu maksudku.
" Baik lah abah saya tidak masalah apa pun alasan nya karna bagi saya yang penting di terima" sontak semua orang tertawa di buat nya.
Hari itu juga semua orang sibuk menyiapkan acara untuk akad yang akan berlangsung nanti malam di masjid pesantren.
Setelah bakda isya semua orang berkumpul di masjid akad berjalan lancar dan hikmat kesan sakral sangat terasa dan semua jadi tegang karna ijab kabul di mulai.
Ketika kata sah terucap dari saksi semua pun mengucap hamdalah bersama.
Umi menuntunku untuk mendekat pada pemuda yang telah menjadi suami sekaligus imam ku. Seseorang yang telah menggantikan tugas abah semua nya sudah berpindah pada nya.
Sungguh tampan suamiku ini dengan setelan kemeja berlapis jas dan celana bahan putih senada dengan setelan ku yang berwarna putih juga.
setelah serangkaian prosesi akad selesai kami pulang ke rumah abah, tapi ada satu hal yang sangat mengejutkan ku.
Tubuhku terasa melayang keudara spontan aku mengalungkan tangan ku pada orang yang mengangkatku, aku yakin itu abah atau salah satu mas ku tapi ternyata salah mereka justru berdiri santai menggendong anak masing masing dan abah di gandeng umi.
Ketika ku lihat siapa yang mgangkat ku mata ku langsung melotot kaget. Ternyata dia suamiku bukan kah dia tidak bisa berjalan karna lumpuh. Itu lah berita yang ku dengar dari beberapa santri dan santri wati beberapa hari lalu, apakah ini nyata pikir ku.
Karna asik dengan pikkran ku sendiri, aku sampai tak sadar jika sudah berada di kamar ku sendiri. Mas Zikri menduduk kan ku di ranjang, aku pun jadi gugup di buat nya
" Kamu gugup, bisa mas tahu hari spesial ini" pertanyaan mas Zikri sedikit membuat ku bingung, ah aku ingat pasti kata kata abi tadi pagi tentang hari spesial ini.
" Nindi bukan putri kandung abah dan umi"
" Mas tahu lalu!"
" Kata abah, dulu abah nemuin Nindi di hari jum'at dan saat itu di jadikan tanggal lahir Nindi. Hari ini bertepatan dengan hal itu semua, maaf mas kalai Nindi maksa" aku menundukkan kepala ku
" Jangan minta maaf mas juga senang karna Nindi mau nerima mas apa ada nya"
" Trus kenapa mas gak di kursi roda bukan nya mas lumpuh apa uda bisa jalan!" sungguh aku sangat penasaran di buat nya tadi pagi aja masih pakai kursi roda kok hilang kursinya.
" Mas gak lumpuh dek itu semua mas lakukan karna ingin mendapatkan pendamping yang dapat menerima segala kekurangan mas" ya Allah senyuman suamiku sungguh indah dan menyejukkan pantas abah dan kedua mas ku setuju ternyata dia memang sempurna dan malam ini mas Zikri membaca kan surah Al quran yang lain katanya untuk mengurangi kecanggungan dan ketegangan.
Ada saja tingkah suami ku ini yang membuat ku merasa nyaman dan melupakan rasa trauma ku pada orang baru. Bahkan genggaman tangan nya seolah mengandung banyak kekuatan hingga aku mampu berkomunikasi dengan keluarga yang lain walau masih sedikit takut. Tapi mas Zikri meyakinkan kalau semua baik baik saja dan yah memang baik baik saja.
💜
Tiga bulan kemudian
Tak terasa waktu cepat berlalu aku sudah berada di jakarta dengan suamiku yang ternyata seorang pengusaha muda. Kehidupan kami berjalan dengan baik karna suamiku sangat pengertian dan lembut. Aku bahkan sudah berani bersosialisasi dengan orang banyak.
Kata mas Zikri trauma dan takut beda tipis dan tidak perlu terlalu di hindari jika tidak membahayakan. Justru semua itu harus dilawan secara perlahan agar kita bisa menjalani kehidupan secara normal tanpa ada rasa takut dan beban karna sesungguhnya yang perlu di takuti hanya Allah. Semua kata kata mas Zikri memberiku kekuatan baru dan aku berhasil melalui semua nya, sungguh suami idaman.
Akhir pekan telah datang dan seperti yang biasanya mas Zikri akan membawaku ke suatu tempat yang indah. Tempat yang tak pernah ku tahu dan semakin indah dengan ada nya suami tercinta.
Saat mas Zikri meninggalkan ku sendiri untuk membeli air mineral, tidak sengaja aku menyenggol seorang wanita paruh baya dan dengan cepat aku membantunya bangun.
Aku mengucapkan kata maaf berkali kali dan menanyakan keadaan nya tapi wanita itu hanya menatapku lekat dan itu membuat ku tak nyaman.
Tak lama mas Zikri datang dan wanita itu pun pergi setelah menanyakan nama ku. Sungguh aneh orang itu, tapi aku tak mau ambil pusing karna tujuan kami datang kesini untuk liburan jadi kami menikmati setiap momen kebersamaan ini yang semakin mendekatkan hubungan kami.
💜
Lima bulan telah berlalu semua nya berjalan baik bahkan saat ini aku telah mengandung anak petama kami. Sungguh kebahagiaan yang tak terkira bagi keluarga kecil kami.
Mas Zikri juga banyak menghabiskan waktu di rumah demi menjagaku dan anak kami yang masih berumur 6 minggu di kandungan ku.
Sore ini kami sedang jalan jalan di salah satu mall yang ada di jakarta, sekaligus membeli kebutuhan bulanan yang sudah menipis. Setelah puas mengelilingi mall mas Zikri mengajakku untuk pulang karna hari sudah hampir malam . Di perjalanan kami mampir di masjid untuk menjalankan sholat magrib yang sudah masuk waktu nya. Setibanya dirumah aku langsung istirahat karna sudah kelelahan.
Siang ini saat aku pulang dari kantor mas Zikri, tiba tiba ada mobil yang menghentikan laju mobil kami. Ku lihat seorang wanita paruh baya yang pernah ku senggol waktu liburan lalu dan dua orang pria satu paruh baya dan satu masih muda datang mengampiri mobil kami.
Mang Asep supir kami melarang ku keluar saat aku akan turun menghampiri pak Asep keluar dan tak lama membuka pintu tempat ku duduk. Ternyata mereka mencari ku dan sangat mengejutkan ketika aku keluar wanita tadi memeluk ku erat dan mengatakan sesuatu yang tak ku mengerti karna bahasanya bukan bahasa ku.
Karna melihat aku kebingungan wanita tersebut baru menggunakan bahasa yang ku mengerti tapi kalimat yang keluar darinya sungguh membuatku kaget luar biasa. Seketika rasa khawatir muncul aku masuk ke dalam mobil dan meminta mang Asep pulang cepat. Tak lama suamiku pun tiba di rumah dengan wajah khawatir dan memeluk ku.
" Ada apa dek apa yang mereka lakukan pada mu sayang" raut wajah mas Zikri sangat cemas. Aku tersenyum agar mas Zikri tidak terlalu khawatir.
"Semua baik mas mereka tidak menyakitiku"
" Kata mang Asep setelah mereka memeluk dedek dan mengatakan sesuatu dedek terlihat sangat syok, apa yanng mereka katakan sayang" aku menunduk saat mengingat kejadian tadi sungguh aku merasa khawatir ntah apa sebab nya.
" Mereka keluarga kandungku mas, wanita itu bilang jika aku anak nya yang hilang 20 tahun yang lalu"
" Bagaimana mungkin mereka bisa mengatakan itu sedangkan wajah kamu tertutup apa mereka punya bukti untuk itu"
" Ini mas, kata mereka tanda ini merupakan tanda lahirku, tanda yang sama dengan saudara laki laki ku dan aku keturunan dari keluarga hirosi" aku menunjuk tanda yang seperti bentuk bulan sabit di kelopak mataku.
" Hirosi Jepang tidak mungkin sayang"
" Anak laki laki mereka juga memilikinya mas hanya saja letak nya di atas alis" jelas ku pada mas Zikri.
" Sayang berhati hati lah mulai sekarang dan ingat jangan keluar rumah tanpa mas mengerti, entah kenapa perasaan tidak enak mengenai mereka" mas Zikri memelukku erat .
💜
Seperti kata mas Zikri aku tidak pernah keluar rumah tanpa dirinya dan hal itu benar terjadi untung nya aku belum merasakan ngidam, bahkan suami ku itu rela bolak balik kantor saat makan siang hanya untuk memastikan aku aman.
Malam ini mas Zikri akan pulang terlambat karna ada pekerjaan yang tidak bisa di tunda jadi aku di rumah dengan mang Asep dan istrinya untuk teman. Setelah sholat isya aku mendengar suara bel rumah berbunyi, segera ku pakai hijab dan cadar ku klalu keluar kamar. Sepertinya mang Asep dan istrinya belum selesai sholat jadi aku membuka pintunya dengan harapan suamiku yang pulang. Alangkah kagetnya aku saat mendapati seseorang menutup mulutku dan menarik ku keluar.
Aku terus meronta karna kurasa kain yang dipegang orang itu bau obat, perlahan aku lemah tapi aku masih bisa mendengar suara suamiku berteriak memanggilku hingga semuanya gelap.
💜
Suasana sunyi jadi pemandangan pertama saat aku membuka mata dan kepalaku juga sedikit pusing, saat aku sudah sadar sepenuhnya aku kaget karna berada di kamar yang asing bagiku. Pintu terbuka masuklah wanita yang pernah menemui ku dijalan waktu itu. Tubuhku bergetar apa aku di culik untuk apa.
Wanita ini menyentuh wajah ku yang sudah tidak tertutup bahkan hijab ku sudah terbuka. Aku semakin ketakutan saat dua orang pria masuk segera ku tarik hijab dan cadar ku yang terletak di ujung tempat tidur.
Mereka mendekat dan duduk di samping ku berusaha melepas kan kembali cadar dan hijab yang ku pakai. Aku terus menolak saat mereka akan menyentuh hijab dan cadarku hingga kurasakan pipi ku panas akibat pukulan. Sungguh aku tidak tahu apa yang merwka kata kan mungkin ini bahasa jepang seperti yang pernah di katakan suamiku.
Mereka terus memaksa ku membuka hijab dan cadar bahkan mereka mereka menggunakan kekerasan tapi aku tak gentar untuk tatap mempertahan kan penutup aurat ku ini. Setelah lelah mereka meninggalkan ku sendirian dengan rasa sakit di wajah dan tubuh, aku hanya terus berdoa mohon perlindungan Allah untuk kandunganku dan semoga suami ku segera menemukan ku.
Keesokan harinya mereka datang lagi, hanya saja kali ini mereka menggunakan bahasa yang ku mengerti walau kurang jelas. Wanita itu memberiku bag berisi pakaian setelah ku lihat pakaian itu aku mengembalikan nya.
" Aku tidak bisa memakainya pakaian ku seperti ini bukan seperti itu"
" Pakai saja jangan membantah atau aku akan menyiksamu" kata pria paruh baya itu.
" Kami ini keluarga mu mom yang melahirkan mu dan itu bukan pakaian keluarga kita buang saja" wanita itu kembali meletakkan bag yang ku kembalikan tadi
" Buka pakaian itu keyakinan keluarga kita tidak bisa di bantah dan kamu harus menurutinya Yumi" pria muda yang memiliki tanda sama denganku.
" Aku Nindi bukan Yumi kalian salah orang"
" Nama kamu Yumi hirosi paham, sekarang ganti pakaian itu sungguh aku bosan melihat nya, kamu harus berkeyakinan sama dengan kami" pria paruh baya itu marah.
Aku tetap tidak perduli dengan amarah mereka yang tertahan dengan terus merayuku dengan segala cara. Menawarkan uang yang sangat banyak , kedudukan, kekuasaan dan kemewaham lain nya padaku tapi aku tidak perduli.
Mereka mengurungku di dalam kamar rumah mereka yang ada si Jepang tanpa mmeberi makan dan minum dengan tujuan aku berubah pikiran dan mengikuti keinginan mereka. Tak jarang mereka menyiksa fisik ku dengan menyakitkan tapi aku tak menghiraukan sakitnya jika pun aku harus mati maka aku ingin tetap istiqomah dengan keyakinanku.
Aku terus melindungi kandungan ku setiap kali mereka menyiksa ku dengan pukulan. Aku hanya terus berdoa dan berzikir pada Allah agar di beri kekuatan dan ketabahan dari cobaan ini .
💜
Dua hari berlalu pagi ini aku mendengar suara ribut dari bawah dan tak lama masuk 2 orang yang ku yakini sebagai polisi, mereka membawa ku keluar dari rumah ini dan memanggil ambulans karna kondisi ku yang sudah lemah hingga aku tak tahu apa yang terjadi selanjutnya.
Sayup ku dengar suara lantunan ayat suci dari suara yang sudah sangat ku rindukan. Suara suamiku dapat ku dengar dengan jelas berada di dekat ku. Apa dia di sini, atau aku sudah tiada. Ku rasa ada yang menyentuh tangan ku dan mengecup keningku, saat ku buka mataku aku melihat suamiku yang saat itu tersenyum senang karna melihat ku membuka mata.
Dari cerita mas Zikri aku baru tahu jika mereka memang keluarga kandungku dan mereka tidak memiliki keyakinan apa pun karna menurut mereka itu membuang waktu. Saat mereka kehilangan ku, aku berumur 3 tahun dan hilang saat acara peresmian perusahaan mereka karna segaja di culik dan di buang jauh dari jepang oleh saingan bisnis mereka sendiri.
Ketika aku di bawa paksa oleh mereka mas Zikri melihat nya dan mengejar bersama pihak keamanan yang kebetulan sedang patrol, karena mobil yang membawaku melaju jauh lebih dulu mereka kehilangan jejak. Berkat bantuan sepupu mas Zikri yang seorang intel mereka bisa menemukan ku yang si bawa ke jepang saat itu juga. Mereka melakukan berbagai prosedur untuk bisa mendapat bantuan pihak pemerintahan dijepang.
Kami sangat bersyukur karna semuanya sudah selesai. Orang tua kandung ku yang ternyata orang jepang, karna tuntutan mas Zikri mereka mendapat hukuman dari pihak pemerintah jepang karna kasus penyiksaan dan penculikan terhadap ku dan juga pembunuhan terhadap seorang pengusaha yang menjadi saingan bisnis barbahaya menurut mereka.
Aku sudah berusaha meyakinkan mas Zikri untuk tidak memperpanjang masalah penculikan itu tapi mas Zikri beranggapan lain. Sekalipun mereka orang tua kandung ku tidak sewajarnya mereka menculik dan menyiksa ku.
Jika mereka memang berniat menemuiku maka datang baik baik ke rumah dan bicarakan secara kekeluargaan bukan dengan cara seperti itu.Biarlah hukum menjadi pengadil untuk mereka agar tidak bertindak semena mena lagi begitulah menurut mas Zikri.
💜
Tidak terasa kandungan ku kini sudah masuk waktu persalinan, karna aku pernah mendapat pukulan di bagian tulang belakang saat di jepang dulu maka aku menjalani operasi untuk melahirkan anak kembar ku. Bagaimana pun cara aku melahirkan, aku tidak perduli yang penting bayiku selamat dan sehat.
Rasa sakit dari operasi tidak sebanding dengan kebahagiaan saat mendengar suara kedua anak ku menangis. Mereka jagoan yang tampan seperti ayah nya, Arga dan Argi dua malaikat kecil pelengkap kebahagiaan keluarga kami. Semoga kedua putra memiliki iman yang teguh, menjadi pemimpin yang bijaksana dan tidak mudah goyah.
💜💜💜💜💜