Aku pernah menjadi tempatmu bersandar namun tiba tiba kau hilang dan menghindar. Kamu menjadi seseorang yang mengingkari janjimu sendiri. Dengan mendadak kau tepikan semua yang terlihat baik baik saja. Kamu memilih berlalu bersama pilihan yang tak pernah ku duga. Kamu menjadi liar dan mencemaskan tanpa alasan yang jelas, lalu memaksaku untuk melepaskan.
Aku mati tertikam tanya.
Sekian kali ku yakinkan diri. Mencoba menerka apa yang sebenarnya terjadi. Bercermin untuk mengetahui salah diri. Namun, tak ada yang mampu ku cerna. Kita sebelum itu baik baik saja. Lalu bagian mana yang membuatmu semudah itu melepaskan. Lama aku merenung diri, masih tidak percaya akan apa yang dialami.
Andai kau hanya berniat untuk singgah, seharusnya kamu tidak membiarkan diriku terlalu patah. Kenapa tidak buru buru pergi saat hatiku masih biasa saja waktu itu. Saat semua mulai mendalam dan diriku mulai tenggelam, kau menghantamkan kenyataan pahit.
Aku memang tidak sehebat kamu dalam perkara melupakan. Tak mudah bagiku untuk merelakan. Namun percayalah, detik demi detik akan ku bunuh semua detak yang menginginkanmu. Akan ku benamkan kau dalam relung luka paling hitam. Aku tidak akan membiarkan sedetik pun bayangmu melintas tenang dalam anganku.
Cukup sudah semua luka hatiku, apa yang telah kau buat sengsara akan ku telan pahitnya. Aku akan mengenangmu sebagai seseorang yang begitu manis mengawali rindu, lalu menusukkan pisau saat memelukku, tepat di jantungku.
Pada malam-malam nanti aku akan mengirimkan rindu ke jantungmu. Pelan-pelan akan menghabisimu. Lalu, dengan sisa tenaga kau akan memeluk tubuhnya sebagai pelampiasan belaka.
Kamu tidak akan pernah lepas dari rasa sepi, meski mencoba menjadikan dia (wanita lain) pelarian berkali-kali.
Rindu yang kukirim menjelma belati. Sementara, dibagian doa lain, mengutuk dirimu tak pernah mati, tetapi tersenyum lepas tanpa mampu memiliki apa yang kau namai cinta.
Waktu akan mengutukmu, hingga tak ada satu hal pun yang disebut "bahagia" yang sudi mengetuk dadamu. Tanpaku, kamu hanyalah kumpulan rasa sepi yang enggan mati tetapi tak mampu bunuh diri. Kau hanya akan berakhir memilukan dan menjijikan.
Sementara itu, saat aku sudah bahagia berkali-kali lipat dari perasaanmu kini, tak akan ada satu kata sedihpun yang mampu kau lewati. Kamu akan mengingatku dan menyadari pernah ada hati yang benar benar kau hancurkan. Dan sampai saat itu tiba kau sudah ku lupakan, dan bukan orang yang penting kemudian.