Aneh sekali malam ini kami benar-benar mengantuk sekali. Padahal biasanya kita masih bisa begadang dan tidur larut malam sambil mengobrol. Mamanya Farrell pun tidur di kasur spring bed yang disediakan pihak rumah sakit.
Aku pun tidur di kursi disamping Farrell sambil tangan ku menggenggam jemarinya Farrell. Kami semua tertidur lelap sekali malam ini. Seperti dibuai indahnya malam, kami benar-benar pulas sekali tidurnya.
Tepat jam 00.00 WIB tiba-tiba aku bermimpi bertemu Farrell memakai pakaian serba putih dan wajahnya terlihat sangat tampan dan bersinar. Dia tersenyum pada ku dan melemparkan pelukan pada ku. Sontak aku langsung berlari padanya dan memeluknya. Kami berpelukan sangat erat sekali dan sangat erat. Bisa dikatakan ini adalah pelukan untuk saling melepas rindu kami yang sangat mendalam.
Farrell pun mengelus wajah ku dan meneteskan air matanya.
" Terima kasih sudah menjadi sahabat terbaik ku selama ini. Terima kasih sudah mengisi hari-hari ku selama beberapa tahun ini. Kamu adalah perempuan yang sangat aku cintai dan aku sayangi setelah Mama dan Kakak ku. "
" Tapi aku juga mencintai mu Farrell, maafkan aku yang terlambat menyadarinya kalau aku telah mencintai mu. Dan aku sungguh menyesalinya karena aku tidak sempat memberitahu mu akan perasaan ku ini hingga kamu mengalami kecelakaan ini. "
" Tanpa kamu memberi tahu ku akan perasaan mu, aku sudah mengetahuinya. "
" Bagaimana kamu bisa tahu ??? Bahkan aku belum sempat memberitahu mu sampai kecelakaan ini terjadi ??? "
" Tenang saja, aku tahu sayang. Tapi aku pura-pura tidak mengetahuinya. "
" Kenapa ??? "
" Karena aku tidak mau membuat mu sedih. "
" Sedih ??? Sedih kenapa Farrell ???. "
" Karena takdir kita tidak bisa bersama di dunia ini. Maafkan aku, ini mungkin yang terbaik buat kita Rissa."
" Apa maksud mu Farrell ??? "
" Aku tidak bisa menjaga cinta kita di dunia Rissa, tapi aku berjanji akan membawa cinta kita ke surga. "
" Farrell, jangan bilang kalau kamu...... kalau kamu, " Kata-kata ku terbata-bata.
" Iya Riss, maafkan aku. Ini semuanya sudah suratan takdir dariNya. Waktu ku sudah habis di dunia ini, kini saatnya kita berada di dunia yang berbeda. "
" Lalu mengapa kamu datang pada ku malam ini Rell, kalau kamu harus pergi ??? "
" Karena aku ingin berpamitan pada mu Riss, dan ingin meminta satu permohonan pada mu. "
" Apa Rell ?? Katakan saja pada ku, selama aku bisa aku pasti akan melakukannya. "
" Berjanjilah pada ku Rissa, bahwa apapun yang terjadi pada ku kamu akan terus melanjutkan hidupmu. Jangan sedih, menangis, putus asa, apalagi mengakhiri hidup mu. Karena kalau kamu melakukan itu, disana aku tidak akan tenang. "
" Kamu harus terus berjuang Farrell, demi cinta kita kamu harus tetap hidup Farrell, " Aku mulai meneteskan air mata ku.
" Tidak Riss, untuk kali ini aku tidak bisa menepati permintaan mu. Biarkan cinta kita abadi di surga, kamu harus terus melanjutkan hidup kamu. "
" Kamu tega Farrell, tega meninggalkan aku sendiri di dunia ini. Apa menurut mu aku bisa menjalani hari-hari ku sendiri tanpa kamu disamping aku Rell ?? " Aku mulai menangis tersedu-sedu memukul-mukul dada Farrell.
" Apa menurutmu aku juga tidak sedih dan hancur harus berpisah dengan mu Riss ??. Aku jauh lebih sedih dari kamu Riss. Kamu adalah perempuan yang sangat aku cintai, bahkan sudah berapa tahun aku tetap menjaga cintaku padamu Riss ???. Seandainya boleh memilih, aku juga ingin hidup lebih lama bersamamu Riss, " Jawab Farrell sesenggukan sambil mengusap air matanya yang terus mengalir di pipinya.
Kami pun saling berpelukan satu sama lain, perpisahan ini kian semakin dekat. kami sama-sama meneteskan air mata karena akan berpisah untuk selama-lamanya. Lalu Farrell melambaikan tangannya yang berarti selamat tinggal.
Jangan ditanyakan lagi bagaimana perasaanku saat ini. Kalian tahu kan sakitnya dari sebuah perpisahan ????.
Aku pun langsung terbangun dari tidur ku.
" Syukurlah ini hanya mimpi, " Batin ku.
Aku pun langsung memeriksa keadaan Farrell dan syukurlah Farrell tidak apa-apa dan masih bernafas. Lalu aku naik keatas tempat tidur dan berbaring di samping Farrell. Aku menatap wajah Farrell lekat-lekat.
" Apa benar malam ini adalah malam terakhir bagi kita Farrell ??? " Batin ku dalam hati.
Aku masih berharap setidaknya Farrell bisa sadar meskipun hanya sekejap saja. Aku hanya ingin sekali mengatakan kalau aku sangat begitu mencintainya. Hanya itu saja keinginan yang aku capai saat ini.
Kini aku tidur disamping Farrell, aku meneteskan air mata saat melihatnya. Aku memeluknya sambil air mata ini yang tidak bisa berhenti menetes. Aku menangis sesenggukan karena tidak kuasa menahan pedih yang menyayat-nyayat di hatiku.
Akhirnya aku terlelap dalam buaian malam, dan pastinya tetap memeluk Farrell. Aku merasakan Farrell tidur damai sekali malam ini, entah kenapa aku bisa berfikir seperti itu.
Waktu hampir menunjukkan subuh, aku merasa seperti ada seseorang yang mengelus-elus rambutku sambil berkata, " Rissa, aku pamit dulu ya. Jaga dirimu baik-baik, lanjutkan hidup mu meskipun tanpa aku lagi di sisimu. Aku mencintaimu Rissa, jangan menangis lagi ya. "
Sontak saja aku terbangun dan disaat itu juga suara adzan subuh berkumandang. Aku pun langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat subuh.
Belum sempat aku melepaskan mukena saat selesai shalat, aku melihat Farrell membuka matanya.
" Farrell, kamu sadar sekarang. Ya Allah, terima kasih engkau sudah mengabulkan doa ku. Farrell, kamu tahu aku juga sangat mencintaimu. Kamu harus bertahan ya demi cinta kita. "
Namun belum sempat menjawab, Farrell langsung menutup matanya kembali. Dan disaat itu juga Mamanya Farrell dan perawat datang dan mengatakan kalau Farrell sudah meninggal. Aku syok tidak percaya karena barusan dia membuka matanya dan mendengarmu mengatakan cinta.
Dengan hancur dan remuknya hatiku sambil meneteskan air mata aku mengatakan, " Farrell 😢😢."