Di pagi hari yang cerah, tepatnya pada hari libur sekolah. Taman bermain bernama Vitre Park dipenuhi banyak pengunjung.
Anak-anak berlarian kesana dan kemari. Mereka terlihat sangat senang. Ada yang naik wahana, ada yang makan es krim, dan ada juga yang menonton sebuah pertunjukan.
Namun, seorang pegawai dari Vitre Park bernama Andira Putri Bulan, merasa heran pada suatu wahana. Yaitu Rumah Jelajah. Rumah jelajah di desain untuk anak-anak, dari umur lima sampai sepuluh tahun.
Yang membuat pegawai wanita tersebut bingung adalah, kenapa Vitre Park membuka wahana tersebut, sedangkan wahana tersebut masih dalam tahapan renovasi.
Andira pun menghampiri rekannya yang bertugas menjaga Rumah Jelajah tersebut. Dia pun berbisik
"Em.., kenapa wahananya dibuka? Bukannya wahana ini belum siap digunakan karena masih dalam tahap renovasi?" tanya Andira.
"Gua gak tahu Dir, katanya dibuka ya gua buka. Ini arahan dari atasan." kata teman Andira.
"Tapi ini bisa saja membahayakan keselamatan para pengunjung." kata Andira khawatir. Dia takut jika sesuatu yang membahayakan terjadi.
"Gua tidak tahu wahai Dira yang terhormat, Kalau lo mau protes, sama bos lah. Jangan sama gua, gua hanya karyawan biasa." kata teman Andira.
"Ah, silakan adik manis." sapa temanya Andira sambil tersenyum kepada pengunjung yang masuk.
Andira pun mendatangi ruangan bosnya, dia merasa bahwa dia harus mempertanyakan keputusan dari bosnya tersebut. Karena telah membuka wahana yang belum siap di renovasi.
Andira pun masuk dan mulai mempertanyakan hal tersebut.
"Maaf kalau saya lancang pak. Kenapa wahana rumah jelajah dibuka pak, bukannya bahaya kalau kita membuka wahana yang belum selesai di renovasi itu pak?" kata pegawai wanita tersebut.
"Awalnya saya memang berniat untuk tidak membukanya. Cuman, akan sayang jika kita tidak membukanya. Lihat, begitu banyak pengunjung yang antri di Rumah Jelajah. Lagian, kerusakannya juga tidak terlalu parah. Hanya untuk hari ini saja." jelas bosnya.
"Tapi pak.." Andira masih belum merasa puas dengan jawaban dari bosnya. Namun, bosnya menyela perkataannya.
"Sudahlah Andira, jangan khawatirkan sesuatu yang tidak perlu. Saya membayar kamu untuk bekerja, bukan untuk protes setiap kali kamu tidak setuju. Balik ke kerjaan kamu sekarang, atau kamu ingin saya menurunkan gaji kamu?" perintah bosnya.
"Tidak pak." kata Andira.
"Kalau begitu, silakan kembali ke kerjaan kamu sekarang." kata bosnya.
Andira pergi dengan perasaan kecewa. Dia merasa kalau bosnya hanya mementingkan uang saja.
Dua puluh menit berlalu, semuanya masih terlihat baik-baik saja. Semuanya masih aman terkendali.
Andira pun tidak memikirkan hal tersebut lagi, karena dia merasa sudah dua puluh menit berlalu dan tidak ada yang terjadi.
Namun, jeritan anak-anak dari dalam Rumah Jelajah terdengar keluar.
"Aaaaaa!" teriak anak-anak yang ada di dalam wahana Rumah Jelajah tersebut.
Pintu masuk tiba-tiba saja tidak bisa dibuka. Dari dalam wahana, sebuah balok kayu jatuh dari atas. Membuat anak-anak ketakutan dan menangis. Walaupun tidak ada korban jiwa.
"Tuh kan, gua bilang juga apa." kata Andira. Dia pun berlari ke arah wahana Rumah Jelajah tersebut.
Semua orang mulai berdatangan untuk melihat apa yang sedang terjadi. Orang tua mulai marah kepada para pegawai Vitre Park, dan meminta segera menyelamatkan anak mereka yang ada di dalam.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Andira.
"Kami sudah mengerahkan para satpam, namun belum membuahkan hasil Dir." kata temannya Andira.
"Kalau begitu segera hubungi pihak kepolisian saja." kata Andira.
"Em..." teman Andira pun bingung untuk mengatakannya.
"Apalagi?" tanya Andira.
"Kalau kita melaporkan kepada pihak kepolisian, maka ini bisa saja dibawa ke ranah hukum. Dir, gua masih muda, gua gak mau dipenjara." kata teman Andira sambil menangis dipelukannya Andira.
Andira pun bingung, dia sudah tidak tahu lagi harus apa. Pegawai yang lain ikut menenangkan para orang tua yang marah, karena anak mereka masih ada di dalam.
Para pihak keamanan dari Vitre Park pun masih berusaha membuka pintu masuk Rumah Jelajah tersebut.
Tangisan anak-anak terus terdengar. Andira pun sudah tidak tahan lagi, dia mulai mengambil besi yang ada didekatnya.
"Em, elo tangani orang-orang ini, gua akan cari cara yang lain." kata Andira.
"Baik Dir, elo jangan terlalu memaksakan diri ya." kata temannya Andira.
"Oke." kata Andira. Dia pun mulai mengelilingi wahana tersebut.
Pintu belakang dari wahana Rumah Jelajah masih belom selesai dibangun. Dia pun terus mengelilingi wahana tersebut.
Dia berdiri dan mencoba memukul, apakah bisa Rumah Jelajah tersebut dihancurkan menggunakan besi. Karena Rumah Jelajah memakai bangunan batu, dan memakai pintu masuk besi.
Anak-anak yang ada didalaam terus memanggil orang tua mereka. Seorang anak kecil berumur tujuh tahun, berhenti menangis dan mencoba menenangkan anak-anak lain yang menangis ketakutan.
"Teman-teman..., jangan menangis. Kita pasti akan diselamatkan. Mari bedoa." kata anak kecil tersebut. Anak-anak yang lain mulai menghapus air matanya. Mereka pun berdoa bersama.
Sebuah baluk kayu jatuh dari atas dan mengarah ke anak-anak tersebut.
Di samping itu, Akhirnya Andira berhasil menghancurkan dinding wahana tersebut.
"Akhirnya.., heh?" dia pun kaget melihat balok kayu yang jatuh.
Andira berlari dengan kencang "Awas!." teriaknya.
Balok kayu tersebut jatuh dan menimpa anak-anak kecil tersebut.
"Tidaaaak!" teriaknya. Dan terbangun dari mimpinya.
"Ah.. Mimpi." kata Andira.
"Andira! Ini sudah pagi, jangan teriak kayak gitu. Nanti para tetangga mengira kalau mama melakukan sesuatu yang tidak-tidak sama kamu." mamanya Andira.
"Cepat sini makan, mama sudah masak masakan kesukaan kamu." kata mamanya.
"Iya ma." kata Andira. Dia pun sarapan sambil menonton televisi.
"Selamat pagi pemirsa. Kami meminta maaf telah mengganggu tontonan anda. Pemilik taman hiburan Bee Park ditangkap pihak kepolisian setelah melakukan kelalaian karena telah membuka wahana yang belum siap beroperasi. Akibat dari kelalaiannya, 15 pengunjung luka-luka dan 5 orang meninggal dunia. Pihak keluarga korban pun menggugat taman hiburan Bee Park dan meminta tanggung jawab mereka. Saat ini, pihak kepolisian masih menginterogasi para karyawan-karyawan yang bekerja di Bee Park." kata pembawa berita.
"Itu saja berita kali ini, silakan kembali menikmati tontonan anda. Dan sampai jumpa." sambung si pembawa berita.
Andira pun kaget melihat berita tersebut, tiba-tiba tangannya gemetar, mukannya mulai pucat.
Sadar ada yang aneh dari anaknya, mamanya pun memanggilnya "Andira." panggil mamanya.
"Mama.." kata Andira yang sudah berlinag air mata. Andira pun langsung memeluk erat sang mama.
"Kamu kenapa?" tanya mamanya sambil menyapu punggung anaknya secara perlahan.
Andira pun menjelaskan yang terjadi. Mamanya langsung menenangkan Andira.