Aku seorang gadis dari keluarga biasa, suatu hari aku lari dari rumah hanya karena ingin mencoba merasakan dunia luar. Waktu itu aku berumur sekitar 15 tahun, umur yang masih labil dan belum punya pendirian.
Dari rumah satu ke rumah yang lain aku berpindah tempat karena sesuatu hal, dari kota satu ke kota yang lain karena mendengar kabar yang katanya di kota lain lebih menggiurkan.
Tanpa terasa aku sudah melangkah jauh dari tempat asal ku, meninggalkan mereka yang mungkin mencari keberadaan ku.
Tahun berganti tahun ku lalui dengan indah, ya bisa di katakan aku bahagia. Aku semakin melupakan masa lalu ku dan melalui semua takdirku kemana kaki ini melangkah.
Sebuah kota menjadi tujuan ku, berawal dari ajakan seseorang. Waktu itu lagi musim kerja, katanya bisa menghasilkan uang 200ribu / hari. Otak kecilku waktu itu yang masih mudah tergiur tanpa berpikir panjang langsung menyetujui nya.
Aku bekerja menjadi seorang pelayan warung bersama beberapa teman wanita. Satu demi satu berganti, hanya akulah yang mampu bertahan.
Pertama kali bekerja aku bertemu seorang Pria yang ingin berkenalan dengan ku. Sebelum nya Ia bertanya pada teman kerjaku aku berasal dari mana, karena mungkin aku berbeda. Dari segi penampilan dan segi bahasa aku sangatlah berbeda. Dia tidak percaya kalau aku berada di luar kota tersebut.
Hari berganti hari, beberapa kali Pria itu mengutarakan perasaan nya. Entah itu aku masih ragu apakah dia serius atau tidak.
Mohon maaf, waktu itu di tempat aku bekerja adalah sebuah lokasi pertambangan, banyak jenis cowok cowok yang bisa di jumpai disana. Dari yang nampak alim sampai yang nampak suka hura hura, minum minuman keras dan mabuk mabukan, ada juga yang sering membuat huru hara.
Satu tahun aku berpisah dengan nya karena warung tempat aku bekerja tidak menetap dari satu lokasi, warungnya akan berpindah mengikuti jalur mana tempat yang ramai.
Baik aku maupun dia sama sama tidak tahu kabar, aku yang mengira dia sudah menikah dan begitu juga dirinya yang mengira aku sudah kembali ke kota asal ku.
Suatu hari kami pindah tempat lagi dan ternyata takdir mempertemukan kami lagi. Aku pun tidak menyangka kalau pertanyaan yang sama setahun yang lalu Ia lontarkan lagi.
Waktu itu aku berpikir untuk membuka hati, tidak ada salahnya. Nampak nya dia adalah orang yang baik, lalu aku pun menguji nya. Semua ujian ku lulus di lalui nya dan membuatku percaya kalau dia laki laki yang tepat untuk ku.
Sebuah tahun menjadi sejarah luar biasa dalam hidupku, aku mengubah semua jati diriku. Aku yang berasal dari non muslim memilih menjadi mualaf dengan kemauan ku sendiri, aku mulai mengahapal macam macam bacaan. Dari ayat kursi, doa selamat bahkan surah yasin pun mampu aku hapal.
Jalur cinta yang rumit aku lalui, hingga suatu saat sebuah peristiwa terjadi. Ada seorang Pria dari kota S melamar ku, aku tidak menyukainya karena aku jarang melihat nya. Boos tempat aku bekerja pun menerima nya, sungguh aku tidak mau dan tertekan.
Atas bantuan dari 4 orang sahabat ku aku melarikan diri dari sana. Tujuan ku hanyalah menemuinya untuk meminta kepastian, apakah dia serius atau tidak. Aku melakukan itu karena ada alasan nya, Pria itu juga sudah melamar ku lebih dulu, namun karena tempatku bekerja tidak menyukai Pria itu jadi beliau berusaha memisahkan kami dengan menikahkan ku dengan Pria asal kota S itu.
Asal ke inginan kami berdua akhirnya kami memutuskan untuk ke kota lain menemui orang yang sudah di percayai Pria itu, singkat cerita dengan mahar 20ribu aku dah menjadi Istrinya.
Hari hari kami lalui dengan begitu bahagia dan satu yang aku yakini kalau aku mencintai nya, dia adalah Pria satu satu nya dalam hidupku. InsyaAllah yang pertama dan yang terakhir.
Meskipun perjalanan kami banyak rintangan nya namun kami lalui semua nya bersama. Banyak hal yang harus ku lewati, mulai dari banyak nya mantan Pria yang berstatus suamiku ( tapi bisa aku lewati karena aku berpikir semua punya masa lalu) begitu juga dari keluarga suamiku, mereka punya tanggapan berbeda beda.
Waktu itu kebetulan suamiku tidak punya rumah untuk kami tempati, jadi kami tinggal di tempat keluarga nya.
Di depan suamiku mereka sangatlah baik, menawarkan makan dan minum atau semua hal yang baik. Tapi tidak ada yang tahu di belakang nya kata kata pedas selalu aku dengar di telingaku.
Aku mencoba bertahan hanya karena satu hal, aku sudah menjadi Istri dari seseorang Pria dan aku mencintai nya setulus hatiku.
Lagi pula aku berpikir mungkin benar aku numpang di rumah mereka tapi untuk makan tetaplah dari uang kami sendiri.
Hari demi hari kami lalui bersama, karena tidak punya rumah kami memutuskan untuk bekerja di luar kota. Cita cita kecil kami hanyalah ingin punya rumah sendiri dan Alhamdulillah semua terkabul setelah setahun berlalu.
Tahun itu juga menjadi cobaan terberat dalam hidupku, aku hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan dengan penuh pengorbanan. Melahirkan di hutan tanpa ada nya tenaga medis dan aku tidak bisa kemana mana. Pasrah semua aku lalui dengan cinta bersamanya.
Namun sayang takdir berkata lain, Allah SWT hanya meminjamkan ku bayi mungil itu selama 5 bulan lamanya dan mengambilnya kembali. Step atau apalah namanya, panas yang tinggi dan menyebabkan kejang kejang itulah yang menjadi perantara.
Aku merasa sangat kehilangan, namun karena dukungan dari suami dan orang orang sekitar aku mampu melaluinya.
Beberapa bulan kemudian aku tahu kalau aku hamil lagi namun sayang, seperti nya Allah lagi lagi belum mempercayai kami. Janin yang ada di rahim ku keluar sebelum waktunya.
Ya Allah cobaan apalagi, aku sempat bertanya tanya. Apakah aku akan merasakan menggendong bayi lagi yang keluar dari rahim ku sendiri.
Sebuah tahun yang membahagiakan aku akhirnya di beri kepercayaan, aku melahirkan sebuah bayi perempuan nan cantik yang aku beri nama SYIFA AULIA. Aku sangat bahagia, tahun itu aku bisa punya anak dan juga punya rumah sendiri, hasil kerja keras dari kami berdua.
Hari berganti hari kami lalui bersama, rintangan dalam rumah tangga mampu kami lewati karena saling cinta ( setidaknya menurut aku, tidak tahu kalau menurut dia)
Hingga aku di karunia 3 anak dia cewek dan satu cowok, tidak ada yang tahu betapa bahagia nya diri ini merasa menjadi wanita yang sempurna ketika bisa memiliki anak yang lengkap.
Aku juga bisa berkabar dengan keluargaku yang jauh setelah 15 tahun berlalu. Melalui aplikasi fb aku bisa menemukan keluargaku lagi, hatiku sangat bahagia. Mereka yang mengira aku sudah Almarhumah karena di telan tsunami di Aceh atau pembunuhan di kalteng tidak menyangka kalau aku masih hidup hingga saat ini.
Tahun demi tahun berlalu, belakangan aku merasa ada yang berubah. Aku yang punya anak cewek dan sudah memasuki masa remaja sangat membutuhkan perhatian yang extra, belum lagi anak kedua yang berumur 7 tahun juga harus mengenyam pendidikan awal. Sering dia komplen karena bekerja sendiri di luar kota tanpa adanya teman bahkan sekedar yang menyiapkan segala keperluan nya sehari hari.
Aku ingin ikut tapi bagaimana dengan anak anak ku yang tiada siapa pun keluarga di kampung yang bisa di harapkan bantuan.
" Apa yang harus aku pilih, masa depan anak anak ku atau kah rumah tangga ku sendiri yang tidak ada rasa saling pemahaman ini. "
Belakangan ada perubahan, ponsel nya selalu pakai sandi. Begitu aku buka ada beberapa PC yang membuat aku terkejut.
" Beginikah kamu sayang di belakangku " Begitulah yang ada di benakku.
Aku mengatakan apa yang aku lihat padanya namun apa yang aku dapatkan, sebuah kata yang melukai relung hatiku yang paling dalam.
" Terserah aku "
Dua kata yang pendek namun makna nya meluluh lantakkan cinta yang selama ini aku pupuk agar selalu tumbuh subur demi kelangsungan sebuah pernikahan.
" Nabi saja boleh memiliki istri lebih dari satu, dua bahkan tiga asal bisa adil "
Kata itu yang dia ucapkan padaku.
Memang benar, tapi apa ada di dunia ini Pria yang adil. Apa ada wanita yang hatinya se suci itu merelakan cintanya untuk di bagi dengan yang lain. Bahkan Istri nabi saja pernah di uji bersandar pada pohon pisang ketika nabi menikah lagi dan hasilnya pisang itu berwarna merah karena sakit hati dari wanita yang mulia itu, lalu bagaimana denganku. Aku hanyalah wanita biasanya yang jauh dari kata sempurna, aku hanya manusia yang mencoba menjadi lebih baik dari hari ke hari. Mengabdikan diri untuk keluarga kecilku, karena aku tahu hanya itu yang bisa aku lakukan sekarang.
Mungkin aku bisa merelakan semuanya, hanya saja aku ingin tahu apa salahku, dimana letak kekurangan ku sehingga dia mencari yang lain.
Soal cantik itu relatif, hanya bagaimana cara kita bersyukur dengan pasangan kita masing masing. Soal perhatian cinta dan kasih sayang, tidak perlu di ragukan. Allah saksinya bahwa tidak ada cinta lain di hati ini selain nama nya yang terukir indah.
Melalui coretan ini, aku hanya ingin mengungkapkan rasa ini. Semua rasa nya hambar sekarang, cinta yang dulu bersemi kini seakan layu. Rasa percaya yang dulu aku agung agungkan pada teman temanku bahwa suamiku adalah orang yang setia kini tidak lagi. Bahkan hanya untuk bermanja manja saja rasanya sekarang terasa sangat berat di hatiku, aku selalu merasa berdosa karena bermanja-manja pada milik orang lain.
Ya Allah hamba hanya menyerahkan semua ini padamu, berikan hamba yang terbaik. Jika ini memang jalan yang sudah Engkau takdirkan semenjak di rahim Mama, InsyaAllah hamba akan jalani semua dengan ikhlas.
Sayang, aku diam bukan karena aku tidak peduli dengan semua ini, tapi karena terlalu dalam nya rasa sakit ini. Aku tidak ingin marah marah yang malah semakin melukai perasaan ku terlalu dalam, aku juga takut ucapan ku ini akan membuat dosa untuk ku sendiri, karena berkata kasar pada suami ku sendiri. Oleh sebab itu aku memilih untuk diam.
Kini aku tahu Ya Allah, ternyata begini jadinya jawaban dari semua nya. Cukup semua ku pendam dalam hati, sabar..... ya hanya itu yg bisa ku lakukan.
Umur mungkin kah menjadi alasan untuk berpisah
Ya Allah, kalau memang Engkau memilih hamba untuk melalui semua ini maka hamba mohon berikanlah hamba kekuatan untuk itu, menjadi tangguh untuk diri sendiri.