Di sebuah desa, desa yg bergaya Eropa di sebuah wilayah Indonesia, hujan membasahi wilayah desa itu dengan air yg turun dari langit. Di sebuah rumah yg sangat mewah dan seorang ibu yg berumur 53 tahun akan melahirkan, anak anaknya sudah begitu besar bahkan yg paling besar sudah berumur 35 dan memiliki anak yg sudah berumur 20 tahun, keluarga ini hobi nya nikah muda.
" Ayah... Harus ku panggil apa paman ku yg akan lahir itu? Paman kecil? " Ucap salah satu anak dari saudara kandung sang bayi yg tertua
" Entah lah, kau harus bisa membedakan mana paman mana anak mu sendiri " jawab nya dengan frustasi.
Suara bayi terdengar dari ruangan itu, seketika 5 bersaudara itu menghela nafas yg panjang, seorang pria tua yg tak lain adalah kakek mereka sedang menggendong cucu nya yg baru lahir itu,
" Wahhh... Paman kecil sudah lahir....!!!!! " Teriak anak anak gembira sedangkan saudara kandungnya itu sudah mau gila.
Nama nya Ilham ikhsansya, bayi yg baru lahir sudah memiliki cucu, kelahiran ini tentu menghebohkan keluarga karna ayah nya baru meninggal 5 bulan yg lalu, dengan kata lain ketika sang ayah meninggal ibu telah mengandung 4 bulan. Waktu begitu cepat berlalu Ilham tumbuh cepat, sekarang umurnya sudah 2 tahun, sedangkan cucunya sudah 3 tahun.
" Opah, main yuk.. " ajak cucu nya itu dan Ilham menggelengkan kepalanya.
" Pahpah halus baca buku, nanti akek malah " ucap Ilham masuk bangkit dari duduk nya menuju kakak pertama " tatak ni pe( kakak ini apa ) " tanya Ilham karna di umur 2 tahun dia sudah bisa membaca.
" Eh, siapa kasi buku ini sama dia? Masa anak dua tahun belajar alat produksi Manusia? Siapa yg gila di rumah ni..!! " Jerit kakak pertama.
Waktupun berlalu begitu cepat, Ilham kini sudah tamat dari namanya paud dan TK, tapi entah kenapa ini menimpa dirinya.
" Paman kecil "
" Opah kecil "
Itulah panggilan keluarga padaku yg masih berumur 5 tahun ini, walaupun umur ku 5 tahun tapi aku lah yg paling frustasi di rumah ini. Kakek selalu menuntut ku untuk belajar tentang politik, bahkan aku di kirim ke Amerika tepat nya sekolah yg bernama The American School (TASIS), Switzerland.
" Kakek aku nggak mau belajar, kenapa aku harus dikirim ke Amerika sedangkan cucu ku nggak, di mana keadilan di rumah ini kek, mama.. kakek sudah gila...!!! " Teriak ku memeluk mama karna di rumah ini cuman mama yg bisa membelaku, jangan harap dengan kelima saudara ku itu.
" Kau yg lebih gila.. " batin mereka melihat Ilham lahir dengan usia mereka yg tak seharusnya memiliki adik lagi.
" Kalian ber6 seharunya mengalah dong dengan adik kalian, benar yg di katakan Ilham, dia masih berumur 5 tahun masa di kirim ke Amerika, sedangkan cucu nya yg umur 6 tahun aja nggak " bela mama memeluk putra yg tersayang itu.
" Kak tolong bunuh aku " ujar kakak ke3 yg seorang wanita.
" Dahlah, mati sama sama aja kita, stres aku lihat anak umur 5 tahun udah punya cucu, mana cucu lebih tau dari pada atoknya sendiri "
Ya ini lah akhirnya, aku tetap di kirim ke Amerika, 2 koper yg penuh dengan barang branded, Gucci, Dior, Chanel, hermes semua ada demi aku pergi jauh, di sinilah masalah hidup ku di mulai. Sehari hari aku harus berbicara bahasa yg tak Indonesia, di siksa dengan pelajaran yg menumpuk.
Tak ada teman orang Indonesia, dari jam 7 sampai jam 6 jadwal ku sangat penuh, dan yg paling tersiksa mereka memanggilku sansya di sinilah hidup ku berubah. Dan yg paling meresahkan umur ku 10 tahun saudara tertua ku sudah 45 bahkan aku memiliki cucu tambahan yg tak pernah ku lihat.
Yah setelah 6 tahun menderita aku pulang ke rumah ku, semua orang menyambut ku dengan gembira.
" Akhirnya opah kita pulang kerumah, selamat datang opah kecil " ujar mereka semua bersamaan.
" Dah lah " batin ku seperti hari hari tak akan membaik.
Umurku baru 12 tahun tapi sejak kapan, surat lamaran dari wanita MENGANTRI DI RUMAH INI...!!!!!!!!!!
" Maaf kan saya tapi umur saya masih 12 tahun tak ada niat untuk menikah, wassalam " ujar ku langsung berlari menaiki tangga, masuk ke kamar dengan ngos-ngosan.
" Gila, aku di lamar janda anak 10, bisa hilang keperjakaan ku di ambil anak nya! Eh maksudnya emak nya " ucap ku melihat Tiara di kamar itu yg tak lain adalah cucuku.
" Opah... MATI SAJA KAU..!! " Ujar Tiara menendang masa depan ku lalu membuka pintu dengan kuat hingga membantingnya " KAKEK... OPAH KAWIN KAN SAJA...!!! OPAH MENYIMPAN BUKU HARAM DI BAWAH KASURNYA....!!!!! " Teriak Tiara memegangi buku itu menunjukan pada abang kedua
" Abang, percayalah aku nggak pernah beli buku itu...!!!!! "
Tiba tiba Haikal lewat, yg tak lain adalah keponakan ku yg berusia 25 tahun, dan dia belum menikah " alahmak, buku ku ni " batin Haikal pura pura nggak tau.
" Bang punya Haikal itu bukan punya ku "
" Mami... Paman kecil nyimpan buku haram " teriak Haikal memanggil kakak ke lima.
Yah ini lah kehidupan ku, sungguh menyedihkan bukan, setelah 2 bulan libur aku di kirim ke Eton College, Inggris sekolah SMP ku habis kan di negeri orang, setidaknya aku di terpisah dengan para keponakan dan cucu ku serta sedih berpisah dengan mama yg paling ku sayang, Ketika tamat aku mendapat nilai yg paling tertinggi di sekolah, dan hari itu juga hari kematian kakek ku aku hanya bisa menangis di sana, tak ada tiket pulang ke Indonesia, sungguh penyesalan yg mendalam bagiku.
" Kakek aku akan menjadi tokoh politik di negara kita kek, aku janji akan menegakkan ke Adilan dan melumpuhkan para tikus tikus berdasi Indonesia " ujar ku sambil menangis menyaksikan pemakaman dari Vidio call saja.
3 bulan setelahnya aku pulang, dan pulang aku memiliki kencan dengan calon istriku. Dia sangat cantik rambutnya yg di gerai panjang, " jadi kamu sangat suka kue Barry " tanya ku dengan lembut mencoba agar hubungan ini membaik.
Tiba tiba meja di tendang dengan sebuah kaki wanita yg tak lain adalah Tiara perutnya buncit hamil 9 bulan yg isi nya adalah plastik. Tiara menampar ku dan wanita itu.
" Tega kamu mas, aku hamil 9 bulan sebentar lagi aku akan melahirkan, tapi kamu malah selingkuh dengan wanita murahan ini...!!!! Kamu! Jangan dekat dekat lagi dengan suami ku, sudah 9 bulan setelah aku hamil anak ke 10 kami dia gak pulang pulang kerumah " ujar Tiara menangis sedangkan aku sudah hampir serangan jantung di sana.
" Ayah.... " Ujar para cucu cucuku memeluk ku
" Ilham, aku benci kau! " Kata wanita itu menampar pipi ku lalu pergi begitu saja.
Mereka ber9 menyatukan 5 meja lalu duduk dengan rapi, " mas kami pesan ini ini ini ini dan ini ya, kalian pesan apa? " Tanya Tiara, sungguh tiada rasa berdosa di hati mereka
Tiara membuka bantalan perutnya membuangnya ke tempat sampah lalu makan dengan santai, yah aku di sana yg membayar " 10 juta...!!! Wah korupsi ini? Apa aja yg kalian ma... " Seketika aku terdiam melihat piring sudah selesai menara Eiffel tingginya
Sesampainya di rumah langsung berbaur dengan para kakak serta Abang ku yg umurnya hampir memasuki setengah abad tapi wajah mereka seperti usia 30 tahun, bahkan mama terlihat masih usia 20 tahun, sungguh gila keluarga ini.
" Mama... Aku kangen.. " ucap ku memeluk mama ku itu dan mengadukan semua nya pada mama, ya mama adalah tempat ku mengadu, aku tak bisa curhat dengan saudara kandung ku karna mereka pasti akan membocorkannya.
Tak terasa kini umur ku sudah 20 tahun, kuliah di Amerika dan aku sudah membuat grub politik sendiri, bahkan aku akan langsung menjabat sebagai sekretaris tingkat kabupaten, tapi aku tetap berkuliah menyambung S2 di Jerman,
Hari ini Tiara akan menikah dengan pria yg telah mengkhitbah nya 10 hari yg lalu, pertanyaan kapan kawin pun terdengar dari sang mama " kapan kawin nak, cucu mu udah kawin loh, kamu mau di panggil opah buyut dulu baru kawin? " Ujar mama yg kini berumur 73 tahun.
" Mama... Bisakah ananda kawin cepat? Mama kakek kan berwasiat aku harus jadi tokoh politik yg kuat di Indonesia, jadi Ilham mau fokus dulu untuk berpolitik ya.. nanti kalok ada calon yg tepat Ilham akan nikah langsung, atau kalok di jodohkan pun nggak papa " ucap ku mencium kening mama lalu tidur di pangkuannya.
" Jangan sesali ucapan mu nak? " Batin mama melihat Ilham sudah tidur langsung berbicara dengan kelima anak nya berserta dengan keponakan cucu nya.
Setelah kembali ke Amerika untuk wisuda, tak seorangpun keluargaku yg datang, aku sudah biasa dengan hal ini karna penerbangan terkadang terhalang oleh cuaca dan banyak hal lainnya, yah 3 cucu ku menikah secara bersamaan bahkan Tiara kini sedang hamil 2 bulan.
Aku sadar, suatu saat nanti mama pasti meninggalkan ku untuk selamanya begitu juga dengan saudara ku yg semakin hari semakin tua, mungkin ketika semuanya telah meninggal tinggal aku saja sendiri, atau aku yg meninggalkan mereka. Hari ini aku pulang ke Indonesia entah kenapa pikiran ku terus menuju kematian.
Ketika pulang Abang menjemput ku membawa ku ke hotel di dekat bandara " Abang aku normal... ,"
" Ihhh efek nggak kawen ni, pakai baju mu itu, dan hafal kalimat ini kau akan menikah hari ini " ujar Abang kedua.
" APA.....!!!!? "
" Cepat lah ganti baju, pengantin wanita udah sampai "
" Okey okey, eh jelas kan dulu dari awal...!!! " Kata ku dan Abang ke2 menjelaskannya, ternyata mama lebih dari dugaan ku.
Ketika sampai aku langsung duduk di depan pak penghulu dan mengucap ijab kabul, benar benar kejadian paling gila di dalam hidupku, wanita yg ku nikahi ini dari keluarga terpandang, ilmu agama yg kental di dalam dirinya, dan seorang Hafidzah.
Tubuhku melemas ketika sedang mengalami mama lalu terjatuh di pelukannya, aku sadar apa yg sedang terjadi, mama yang syok di sana terlihat jelas di wajahnya.
" Mama ku sayang, Allah mengabulkan permintaan ku, ma.. " ujar ku dengan lemas dan mama menangis di sana, air matanya jatuh di pipiku.
" Iya nak, keinginan apa itu? " Tanya mama sambil menangis melihat ku.
" Setiap sholat ku, Ilham selalu berdoa, tolong cabut nyawaku sebelum mama, saudara ku, aku tak ingin melihat kematian kalian "
" Ilham, kau tidak seharusnya berdoa seperti itu, kau baru menikah nak, kasian dengan Fatimah " ucap mama menyebut nama istri ku itu.
" Maaf kan Ilham yg tak bisa membahagiakan mama, maaf kan Ilham kakak Abang, kalok Ilham punya salah selama ini, untuk keponakan dan cucuku, kalian wajib mendoakan ku setiap malam Jum'at nanti.. "
" Opah, candaan mu benar benar gila " ucap Tiara hampir menangis.
" Jaga kandungan mu baik baik, Fatimah, maaf aku tak bisa memberikan kenangan indah pada mu, ayah mertua dan ibu mertua, aku pulangkan Fatimah pada kalian, aku tak bisa menjaganya karna kami akan berpi.. "
" Ilham.. nggak boleh ngomong gitu nak, lihat istri mu menangis, kau tega melihatnya menangis nak, di hari pertama kalian menikah " ucap mama.
" Maaf kan aku ma, aku harus pergi... la ilaha illallah.... "
" Ilham... Sayang mama.. " tangis mama pingsan di sana.
Hembusan nafas terakhirku, meninggalkan semuanya, kasi sayang, keluarga, harta, gelar yg ku dapatkan, sahabat, semuanya, bahkan istriku, kami baru menikah belum ada 30 menit tapi aku sudah meninggalkan nya untuk selamanya.
Sungguh kisah hidup ku yg luar biasa, tapi aku bersyukur bisa merasakan kehidupan ini, mungkin kami akan berjumpa lagi di kehidupan selanjutnya.
{ info untuk para pembaca }
ini hanya sebuah cerpen fiksi yg saya buat dengab jerih payah sendiri, kalok ingin mengkopinya bisa di bicarakan terlebih dahulu dengan saya langsung, kalau ada ingin ingin menjadikan cerpen ini sebagai tugas dari sekolah bisa ijin dulu ya. terimakasih telah membaca.