Namaku Dinda anjani usiaku baru menginjak delapan belas tahun kalau kata jaman sekarang sih anak gadis baru gede apalagi harus berkata tentang cinta.
Kata cinta sering aku dengar dari teman-temanku mengapa karna aku sendiri belum mengenal apa itu cinta diusiaku yang segini aku hanya ingin pokus untuk sekolah waktu dihabisin untuk belajar,membaca,menulis dan lainnya itulah aku terkadang dingin sama sosok yang namanya cowo mengapa ? karna aku tak mau mengenal cinta karna aku dengar dari temanku cinta itu menyakitkan jadi aku putuskan tidak untuk mengenalnya.
hingga kisahku dimulai di sini ketika aku berada di titik bosan tak mau belajar pikiranku begitu kusut halnya kaset rusak apalagi ditambah masalah keluargaku yang setiap hari hanya ada terikan dan tangisan membuat aku benar-benar terjatuh hingga aku dekat dengan salah satu cowo yang bernama Fandi sudah dua bulan aku mengenalnya dia tiga taun usianya diatasku bercerita canda tawa hingga timbul rasa yang tak pernah aku rasakan sebelumnya ada getaran aneh tapi bodohnya aku belum mengerti apa itu semua.
Aku berjalan santai di sebuah taman bersama dengan fandi kami duduk disalah satu bangku yang ada di sana kami mengobrol santai tiba-tiba dia memegang tanganku membuat aku terperanjat kaget bercampur gugup dia menatapku lekat mata tajamnya menusuk masuk kedalam mataku dia menarik nafas pelan.
“Din…”ucap fandi
”maukah kamu menjadi pacarku?”
deg..ucapannya membuat aku jantungan.
“apa dia menembakku gak salah “batinku lama aku terdiam dia masih saja setia menunggu jawabanku dengan tatapan memohon hingga aku mengangguk pelan sebagai jawaban ku,lihat lah dia tersenyum lebar dan menarik lenganku hingga aku menubruk dada bidangnya dia memelukku erat
” terimakasih sayang” ucapnya dan mencium puncak kepalaku lembut aku salah tingkah perlahan dia melepakan pelukannya “sekarang kita pulang yah” ucapnya lagi aku hanya mengangguk sebagai jawaban rasanya aku jadi anak pendiam malu banget tau.
Sudah enam bulan aku berpacaran dengannya semua teman-temanku tak satupun yang tau bahwa aku sudah mempunyai kekasih dia begitu perhatiaanl dan lemah lembuat membuat aku nyaman berada di dekatnya lama-kelamaan sikapnya berubah menjadi fosesip membuat aku tak suka di kekang harus ini dan itu aku ingin bebas apapun yang aku lakukan apalagi mengenai hobiku aku main voly dia selalu marah katanya jangan terlalu cape udah yang maennya nanti kamu sakit,hitam, dan seterusnya membaut aku kesal.
Satu bulan hubunganku dengan nya sedikit tidak baik-baik saja aku selalu mendiamkannya hingga dia dekat dengan salah satu temanku namanya Andin entah kenapa membuat aku semakin kesal dengan nya bagai nama aku tidak kesal andin suka bercerita katanya.
” eh din kamu tau gak kemaren ka fandi ngajak aku ketemuan ini itulah”
apa andin gak mikir aku adalah kekasihnya kenapa dia malah cerita kepadaku membuat aku semakin kesal dan ingin sekali aku menjambak rambuatnya tapi aku urungkan sekolah ini bukan tempat yang baik buat berantem apa laki-laki semuanya sama dan kenapa andin malah semakin dekat apa dia mau merebut kekasihku dan lagi perhatian fandi kepadaku sedikit berbeda apa ini perasaan ku saja atau memang fandi sudah berubah.
Aku tak suka ada orang ketiga di setiap hubungan kenapa tidak coba saling jujur saja kalau memang fandi tak mencintaiku lagi buat apa dia masih mempertahankanku sakit rasanya dia memperlakukan aku seperti itu dan bodohnya aku ,aku tak pernah marah kepada temanku aku hanya diam seolah-olah tak tau mungkin karna terlalu sakit dan lelah.
Hari minggu aku ketemuan sama fandi di taman tempat pertama kali fandi menembakku dan sikapnya selalu manis tapi bukannya terlalu itu tidak baik nanti akan terasa pahit dan itu semua sudah aku rasakan.
” hey sayang apa kamu baik-baik saja” ucapnya
” apa dia bilang baik dengan apa yang dia lakukan di belakangku masih berani bilang baik “teriak batinku.
“kamu kenpa hem..”ucapnya lagi dia mengelus-elus puncak kepalaku rasanya aku ingin menjitak muka sok polosnya dan ingin sekali aku berteriak.
“kenapa kamu bersikaf seperti tak terjadi apa-apa setelah kamu selalu jalan bersama temanku andin”ingin rasanya aku berteriak seperti itu tapi aku hanya bisa membantin apa ini yang dinamakan cinta aku rela tersakiti tapi rasanya aku tak sanggup.
”kita putus “akhirnya kata-kata itu lolos di kedua bibirku ku tatap dia dia hanya menatapku mungkin mencari kebohongn nyatanya tidak .
“ok kalau itu kemauan mu “
deg… apa fandi sekejam itu kepadaku bukan jawaban itu yang aku mau tapi tanyakan kenapa aku begini.
Mirisnya hatiku aku menangis diam melihat kepergiannya sekejam itukah dia apa aku yang terlalu bodoh percaya dengan mulut manisnya yang akhinyya hanya ada pahit yang aku telan sakit ya robb.
Setahun pun sudah berlalu tapi aku tetap masih sama sendiri ditempat kekosongan hati cinta yang aku berikan hanya meninggal luka luka yang sampai sekarang membekas hingga aku tak percaya lagi akan kata-kata cinta atau rayuan manis karna aku pikir semuanya sama adalah kebohongan aku benci kebohongan, aku benci kepalsuan, kenapa kamu singgah hanya sekedar menitip luka bagai mana aku tak terluka fandi benar-benar pergi dariku dan dia sekarang berhubungan dengan andin sesak sekali dadaku ini rasanya aku marah tapi apa sekarang hakku aku hanya bisa marah kepada diriku sendiri aku bodoh telah memberikan cinta kepada orang yang salah dan sekarang aku berdiri di depan gerbang rumah andin ku buang nafas kasar.
“Din kamu gak papah kan” ucap vina salah satu temanku aku hanya tersenyum pahit .
“kalau kamu gak kuat mending kita pulang saja” ucapnya lagi mungkin merasa kewatir kepadaku lagi-lagi aku tersenyum meyakinkan bahwa aku baik-baik saja,perlahan aku melangkah bersama vina menuju dua insan yang sedang tersenyum bahagia .
“sakit ya robb”batinku menjerit .
“selamat yah ka atas pernikahannya” ucapku menahan sesak di dadaku fandi hanya tersenyum sebagai jawabannya aku berlalih kepada pengantin wanita sekuat tenaga aku berusaha tak menangis.
” selamat atas pernikahannya semoga sakinah mawadah warohmah” ucapku .
“terimakasih yah din sudah datang “jawab andin.
Ternyata melupakan cinta pertama itu memang sulit sakit sekali.
“hik..hik.. “aku hanya bisa menangis sesudah pulang diantar vina ,fandi sudah menikah dengan andin apa yang akan aku harapkan sekarang semuanya sudah berlalu aku harus berusaha melupakannya dan mengubur dalam-dalam rasa ini,dari kejadian itu aku putuskan untuk sendiri dulu tak mau membuka hati untuk siapapun bukan aku tak bisa move on hanya saja aku belum siap untuk merasakan sakit.
Sekarang aku hanya ingin pokus kuliah meraih cita-citaku aku belum terpikirkan tentang kata menikah waktuku aku habiskan membuka buku banyak teman-teman kuliahku yang memanggilku “Si kutu Buku” tapi aku tak menghiraukan ucapan mereka toh mereka tidak tau apa yang aku rasakan dari pada memikirkan cinta lebih baik aku memikirkan diriku sendiri bagai mana aku mencintai diriku sendiri karna aku pernah dengar’ jodoh itu cerminan diri kita sendiri’.
”tok..tok… nak “panggil ibuku di balik pintu
” ceklek “ku buka pintu kamarku perlahan.
”ada apa buk” ucapku
” apa ibu boleh masuk?”tanya ibu
“silahkan buk” akupun duduk di atas karus bersama ibuku aku lihat ibuku seperti mau membicarakan hal serius.
“nak…jika ada seorang laki-laki yang mau melamarmu apa kamu mau menerimanya “
deg…
aku terkejut dengan ucapan ibu lama aku terdiam.
“memang siapa buk?” malah ucapan itu yang lolos dari bibirku.
”nanti kamu juga akan tau sekarang jawab ibu dulu gimna” aku lihat ibuku penuh harap.
” apa ini yang terbaik ya robb jalan yang harus aku ambil “batinku lalu aku hanya mengangguk sebagai jawaban ibuku hanya tersenyum dan senyuman itu seperti kebahagiaan yang berlipat ganda tak lama ibupun kembali kekamarnya.
Hari minggupun tiba dimana laki-laki yang mau melamarku akan datang hatiku begitu gelisah apa keputusanku sudah benar hanya saja aku tak mau mengecewakan ibuku sudah cukup ayah mengecewakan ibu aku tak mau tapi aku juga sedikit takut ,takut dia laki-laki yang tak sesusai keinginanku atau…
”nak…sudah belum cepet keluar… “teriak ibuku membuyarkan lamunanku .
“sebentar buk” teriakku dengan hati tak karuaan aku berjalan bersama ibuku keruang tamu aku hanya terus menundukan kepala .
“salim nak” bisik ibuku aku terpaksa mengangkat sedikit kepalaku melihat siapa saja yang ada di hadapanku .
deg…
mataku melihat sosok yang tak asing bagiku dengan gugup aku mencium tangan yang aku perkirakan ibu dari laki-laki yang akan melamarku dan menangkupkan tangan di dada kepada dia dan yang kupikir ayahnya aku duduk di samping ibuku lama kami berbicang dan memperkenalkan nama masing-masing hingga suara pak farhan membuatku kembali gugup.
“gimna nak apa kamu menerima lamaran anak bapak “ucap pak farhan.
” iyah nak..gimana” senggah buk Fatimah selaku ibunya.
”ya robb semoga keputusanku ini yang terbaik “batinku.
“dengan bismilahirohmannirohim dinda terima lamaran pak angga “ .
“alhamdulillah “ucap mereka serempak.
Jodoh memang tidak ada yang tau seperti yang terjadi kepadaku ternyata yang melamar aku adalah dosen aku sendiri dosen yang terbilang cukup kiler,dingin ,dan arogan jarang sekali tersenyum dan sekarang dia melamar aku mimpi apa aku ini.
“anak ibu cantik sekali..”aku hanya tersenyum.
” ibu jauh lebih cantik “balasku hari ini adalah hari pernikahanku rasanya hatiku deg-degan rasa yang hadir kembali tapi kali ini sangat berbeda ibu menggandengku ketempat dimana pak angga duduk hingga kata “SAH” terucap aku mencium punggung tangan pak angga yang kini telah menjadi suami sahku dan dia mengecup puncak kepalaku .
aku menangis di pelukan ibuku “ jadi istri yang sholehah ya nak raihlah ridho suamimu “itulah yang ibuku ucapkan membuat aku terus mengeratkan pelukanku dan ibuku berbisik kepada pak angga entah apa yang ibu bisikan membuat aku penasaran hingga pak angga mengangguk tak lama tersenyum.
Malampun sudah tiba kakiku begitu pegal ku dudukan bokongku di sisi ranjang sambil memijit-mijit betis kakiku tak lama suara pak angga terdengar lembut di telingaku.
” lelah yah” ku dongkakan kepalaku deg mata kami beradu saling mengunci satu sama lain aku lihat dia membawa baskom di kedua tangannya tepat dia berdiri dihadapanku tak lama dia berjongkok dibawah kakiku membuat aku terperanjat kaget sambil mengangkat kakiku mundur.
“bapak mau ngapain “cicitku gugup dia hanya tersenyum senyuman yang belum pernah aku lihat sebelumnya pasalnya dia begitu dingin ,cuek ,ketika mengajar.
“Sini mana kakinya,,,”ucapnya sampil mengulurkan tangannya meminta kedua kakiku.
“Tapi pak …”dengan gugup perlahan aku menurunkan lagi kakiku ‘hap..”dia memegangnya dan menarohnya di atas pahanya membuat aku tak enak.
“Pak… “tapi dia tak menghiraukan nya dia terus saja memijit-mijit kakiku sambil merendamkannya ke air hangat yang ada di dalam baskom yang dia bawa tadi pijitannya membuat aku nyaman tak lama kakiku terasa ringan aku melihat sosok berbeda di diri pak angga apalagi ucapnnya membuat aku tak sadar menitikan air mata.
“Engkau sekarang adalah istriku sudah kewajiban saya memulyakanmu terimakasih kamu telah menerima lamaran saya tetaplah di sisi saya berjuang untuk mendapatkan ridho ilahi dan tegor saya jika saya melakukan kesalahan begitupun saya akan menegor adhe jika adhe berbuat salah ..”dia mendongkap menatapku ku lihat dia terperanjat kaget mungkin melihat aku menangis.
“Ade kenapa menangis ?apa ade tidak bahagia menikah dengan saya ".
‘deg...
ucapannya begitu menyayat hati sepontan aku menggeleng.
” terus kenapa ade menangis “ucapnya lagi sambil menghapus air mata ku lembut.
”aku terharu” ucapku sepontan di sela tangisan dia hanya menatapku lekat tak lama tersenyum dan memelukku membuat aku sedikit kaget pelukan hangat dia berikan tapi juga ada yang aneh dengan diriku kenapa jantungku begitu deg-degan tak karuan “ayolah jantung jangan sakit sekarang” batinku .
Malam yang indah telah aku lewati dengan dia yang sekarang sah menjadi suamiku rasa bahagia yang belum pernah aku rasakan sebelumnya Fabiayiallairobikumatukadziban”Nikmat tuhanmu yang maana yang telah kau dusatakan”sungguh tak tergambarkan suamiku dosen dingin terlihat cuek ternyata dia begitu lemah lembut cinta yang dia utarakan membuat hatiku berbunga-bunga sungguh aku bahagia “terimakasih ya robb engkau telah menghadirkan dia di dalam hidup hamba melengkapi kekosongan rasa yang lama mati sekarang hidup kembali”.gumam ku.
Satu tahun sudah usia pernikahanku hingga benih-benih cinta muncul di hatiku apalagi perhatiaannya sungguh aku suka halnya seperti sekarang
” Dek apa sudah siap “ucap suamiku.
“Sudah mas…”jawabku sambil tersenyum .
“Ya sudah ayok berangkat takut kesiangan “ucapnya lagi sambil meraih tanganku lembut membukakan pintu mobil untukku jalanan begitu ramai hatiku semakin tak karuaan rasa bahagia dan sedih bercampur jadi satu bagaimana bisa hari ini adalah hari wisudaku melepas gelar mahasiswi menjadi sarjana dan sedih harus berpisah dengan sahabat-sahabatku apalagi vina dia sahabat yang selalu setia menemani setiap perjalananku.
“Selamat ya din…”ucap vina memelukku erat
“Iya sama-sama “aku membalas pelukannya tak kalah erat darinya.
“ehemmm…..”Suara deheman membuat aku dan vina melepaskan pelukan aku lihat siapa gerangan yang mengganggu ternyata dia suamiku berdiri dengan gagahnya lihatlah tampangnya yang cuek dan dinginnya minta ampun tapi hangat loh di dalam membuat aku gemas ingin mencubit pipinya tapi sayang.
“Eh.. bapak “ucap vina cengengesan
“Sudah peluk-pelukannya …”
jleb ...
membuat vina salah tingkah melihat ucapan suamiku begitu dingin membuat aku tambah gemas ingin mencubit .
“aw…aw…”ringisnya.
“sayang kenapa cubit mas sih” rengeknya manja.
“jangan ketus kasian vina” ucapku sambil merangkul vina dan menatap tajam suamiku mengisaratkan harus bersikap hangat .
“iyah..iyah…”jawab jengkelnya .
“ pak dosen dingin takut istri “gumam vina pelan hanya aku yang mendengarnya membut aku tersenyum.
“Mas kenapa manja banget sih… lepasin sesak tau “aku merengek pasalnya suamiku ini memelukku erat membenamkan kepalanya di dadaku .
“gak mau mas mau hilangin bekas pelukan vina …gak boleh ada yang meluk kamu selain mas..” ucapnya membuat aku geli sendiri.
” iya tapi gak gini aku sesak” ucapku lagi ku lihat suamiku mengangkat kepalanya sebentar tak lama dia duduk menatap lekat bola mataku membuat aku terpaku .
“mas… kenapa?” ucapku lembut sambil menangkup kedua pipinya.
“mas mau minta ijin pergi apa kamu ngijinin mas…”
“Emang mas mau kemana…”ucapku tak rela .
“Mas mau ke jogja ada seminar di sana apa boleh” sepontan aku membalikan badanku membelakanginya ada apa denganku kenapa hatiku tak mau dia pergi suamiku memeluk erat tubuhku dari belakang.
" kenapa sayang apa kamu tak ngijinn mas…" ‘ucapnya lembuat sesekali mencium leherku aku menarik nafas berat dan membalikan badanku lagi menghadapnya .
“apa mas tega meninggalkan kami “ucapku ambigu membuat suamiku mengerutkan kening “kami” ulangnya tak mengerti aku tersenyum melihat tingkah lucu suamiku yang seperti anak kecil aku meraih tangan kokohnya dan meletakannya di atas perutku.
” apa mas tega meninggalkan kami “ucapku lagi aku lihat dia sepontan membulatkan kedua matanya tak lama kedua matanya berair .
“apa artinya sayang kamu….” ucapnya bergetar aku hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.
” ahlamdulilah ya robb” ucapnya sepontan sambil menangis haru memelukku erat .
“terimakasih sayang mas bahagia” …akupun ikut menangis di dalam pelukannya .
“Mas kenapa gak bangunin ade sih…”ucapku cemberut.
” ade kan jadi gak bisa bantu mas” celotehku lagi suamiku perlahan menutup kopernya dan berjalan kearahku yang masih duduk di atas Kasur” cup “dia mencium keningku.
” maafin mas dek mas gak mau saja ade kecapean kan ade harus jagak dedek baby juga “
“Tapi kan….”
"Sudah mas gak papah “senggahnya lagi membuat aku sedikit kesal" apa salahnya sih aku hanya ingin menyiapkan keperluannya” batinku sambil melangkah kekamar mandi.
“Mas hati-hati yah jangan lupa selalu ngabarin ade “ucapku pelan.
“Iya sayang mas pasti akan selalu ngabarin ade “”suamiku lalu mengecup puncak kepalaku dan berjongkok mengelus perut yang masih rata.
" assalamualaikum anak ayah jangan nyusahin bunda yah ayah mau pergi dulu disaat ayah gak ada jagoaan ayah harus jagain bunda” tak terasa cairan bening begitu saja keluar membasahi kedua pipiku rasanya hatiku berat sekali melepaskannya apa mungkin ini baru pertama kali bagiku ditinggal jauh olehnya hingga aku masih mematung di depan pintu melihat kepergiaannya hingga mobil yang suamiku kendarai hilang di penglihatanku.
Kulangkahkan kakiku yang begitu berat rasanya aku malas sekali untuk melakukan aktifitas aku hanya memeluk baju suamiku rasanya baru tiga puluh menit dia meninggalkanku tapi aku sudah rindu tenggorokanku begitu kering membuat aku haus.tanganku mengambil gelas yang ada di dalam lemari dan menuangkan air.
“astagfirullah”ucapku air yang aku tuangkan ternyata sudah melebar kemana-mana.
“ada apa dengan hatiku kenapa gelisah sekali “gumamku lagi tanganku sambil mengelap air yang kemana-mana tadi .
dret…dret….dret….
prank…..
suara ponselku berbunyi membuat aku kaget hingga gelas yang tadi aku isi air tersenggol ku angkat telepon itu.
” assalamualaikum…” ucapku.
“hik…hik …” “mas kamu kenapa?” ucapku panik.......”.
"gak mungkin mas….mas dimana ….ade mohon mas tenang….tenangya…..massssss hallo mas…mas…"
"bruk… “rasanya tubuhku begitu lemas rasa kewatir menyelimutiku “mas yang sabaryah maaf ade tidak ada di samping mas saat mas sedang membutuhkan kekuatan mas tunggu ade….”aku berlari mengambil konci mobil melajukan dengan kecepatan sedang aku takut terjadi apa-apa apalagi sat ini aku sedang mengandung tak lama akupun sudah sampai di RS perlahan aku berlari mencari suamiku .
deg ...
rasanya sesak sekali melihat orang yang kita cintai tak berdaya seperti itu rasanya hatiku lebih sakit apalagi aku bukan orang yang pertama menenangkanya apa ini kegelisahanku sendari tadi tak mau suamiku pergi aku hanya ingin menjadi orang yang pertama tempat dia bersandar boleh kah aku egois.
“ mas…”ucapku dia berbalik menatapku.
” bruk…hik..hik..de mamah dia” .
sutttt …..
"percaya semua akan baik-baik saja ikhlaskan mamah sudah tenang di alam sana” ucapku padahal jauh dari lubuk hatiku aku merasa kehilangan membayangka ibuku pergi saja aku merinding tapi aku gak boleh lemah aku harus kuat demi suamiku.
Aku terus saja memegang erat tangan suamiku sekedar mengalirkan kekuatan.
” mas sudah ikhlaskan ayo kita pulang hari sudah mulai gelap” ucapku .
“mas…”ku ulurkan tanganku memegang pundaknya.
deg..
sakit sekali ya robb suamiku menepis tanganku baru kali ini dia bersikap dingin kepadaku tapi aku berusaha memahami keadaanya mungkin aku juga sama ketika ada di posisi itu walau sakit aku memutuskan untuk tak berbicara lagi aku hanya menunggu sampai suamiku mau beranjak tapi ada yang aneh kenapa kepalaku pusing sekali.
“astagfirullah dari pagi aku belum sempat makan” batinku kupengangi kepalaku” kamu harus kuat dinda”gumamku pada diri sendiri tak lama suamiku beranjak deg.. lagi-lagi dadaku sesak sakit sekali kenapa suamiku meninggalkanku dengan sekuat tenaga aku mengikutinya dari belakang mungkin dia butuh sendiri ucapku menyemangati diriku tiba-tiba penglihatanku gelap.
” mas.."
"bruk”.
“Emmmz…”.gumamku rasanya kepalaku berat sekali.
"Dek….mana yang sakit”ku tatap suamiku wajah yang sudah penuh air mata sabil berusaha membantuku bangun.
“maafkan mas de ini salah mas ..mas sudah bikin ade begini mas…”.
“suutttttt…” suamiku langsung diam ketika aku menempelkan jari telunjukku di bibirnya .
“ade tidak papa ko dan ade mohon jangan salahkan diri mas sendiri karna ade tidak suka”
bruk…
suamiku memelukku erat “terimakasih de…hik..dan maafkan mas…hik..”aku pun membalas pelukannya sebenarnya hatiku masih sakit atas sikapnya beberapa jam yang lalu tapi mengingat mungkin suamiku tak sengaja karna mungkin dia juga butuh sendiri karna aku tahu sakitnya kehilangan.
“Mas… sakit mas…huh…huh…mas gak kuat mas…”aku mencengkam erat lengan suamiku hingga dia meringis.
” sabarya de ade pasti bisa…”
“Buk..ayo dorong sebentar lagi babynya akan keluar Tarik nafas pelan lalu keluarkan”ucap dokter.
“Mas..huh..huh mas …ah…..…”
“ ea..ea… ea…” .
“alhamdulillah..”ucap semuanya.
“Selamat pak buk babynya laki-laki “kulihat suamiku mengadzani anak kami membuat aku terharu menitikan air mata.
Begitu dasyatnya perjuaangan seorang ibu saat melahirkan mempertaruhkan antara hidup dan mati hanya untuk melihat anaknya terlahir kedunia jika dari dulu aku tau sakitnya melahirkan pasti dari dulu aku tak akan menyakiti bundaku ataupun sekedar melawan.
“Mau dikasih nama apa mas….”ucapku
“Muhamad Fatih argifari…”ucapnya mantap.
“Nama yang bagus….”
“Ade suka…”aku hanya mengangguk sebagai jawaban lengkap sudah kebahagianku dengan hadirnya anggota baru.
’ Fabiayiallairrobikumatukadziban”nikmat tuhanmu yang mana yang kamu dustakan” terimakasih ya robb.