"Aku talak kau, mulai hari ini kau bukan lagi istriku!" seru seorang pria yang berbicara dengan sangat keras kepada seorang wanita yang bernama Mawar.
Betapa hancur hati wanita itu saat mahliga pernikahannya yang berusia 3 tahun hari ini, dan tepat Hari ini pula ulang tahun pernikahannya yang ke-3 harus ia lalui dengan kepahitan yang sangat luar biasa.
Sebuah talak dari sang suami sebagai kado 3 tahun pernikahan, air matanya mengalir tanpa henti saat kenyataan pahit itu dia dapatkan hari ini.
"Apa kesalahanku, Mas. hingga kau memberikan aku sesuatu yang begitu berat!!" seru mawar kepada sang suami yang bernama Ali.
"Kau adalah seorang wanita yang tidak bisa memberikan aku keturunan, sudah 3 tahun kita menikah.. namun 3 tahun pula aku harus meratapi nasibku tanpa adanya satu keturunan sama sekali!!" seru Ali kepada mawar.
"Kita belum mencobanya Mas, bersabarlah!" seru mawar.
"Tak ada kata sabar untuk hal ini, karena aku adalah pria normal yang menginginkan keturunan!" seru Ali.
Berat, itu adalah sebuah kata yang di harus dihadapi mawar. ketika hari ulang tahun pernikahannya tiba-tiba sang suami memberikan dia talak.
"Kau hanyalah seorang wanita mandul yang tidak bisa memberikan aku keturunan, Aku menyesal telah menikahimu!" seru Ali kepada mawar.
Semakin keras suara tangisan mawar, saat sebuah kata yang begitu menyakitkan keluar dari mulut suaminya. terlihat wanita itu tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.
"Oh Tuhan, Mengapa kau memberikan aku cobaan yang begitu besar." ucap mawar dalam hati. saat melihat sang suami yang telah meninggalkannya.
Hari berganti Hari diratapi oleh mawar, tak pernah sekalipun suaminya yang telah pergi melihat kondisi dirinya. air matanya terus mengalir membasahi pipi, sebuah cincin dan kalung yang menempel di tubuhnya dia lihat.
wanita itu teringat masa ketika sang suami melamarnya, begitu bahagia.. begitu indah cita-cita yang akan mereka bangun. namun sekarang semua kenyataan itu telah runtuh di hadapan mawar.
Dua bulan kemudian
Nampak mawar mencoba untuk bangkit dari semua keterpurukan nya, wanita muda itu menata hari-harinya yang telah menjadi janda. begitu banyak pria yang ingin meminangnya. namun rasa sakit yang dialami oleh mawar terlanjur menjadi daging.
Hal itu membuat wanita itu tidak menginginkan sebuah pernikahan kembali, mawar berjalan menyusuri lorong rumah sakit. karena wanita itu mendapatkan kembali pekerjaan menjadi seorang perawat di sebuah rumah sakit.
Langkah kaki mawar terus berjalan dari kamar ke kamar, namun saat langkah kakinya ingin memasuki sebuah kamar yang bernomor 40.. langkah kaki mawar langsung terhenti, terlihat dia menatap sepasang suami istri yang sudah yang sedang berdiri di depan kamar bernomor 40.
"Ibu.. ayah." ucap mawar ketika melihat kedua orang tua Ali.
Terlihat tatapan mata mawar terus menatap kedua orang tua mantan suaminya, sesaat kemudian kedua orang tua Ali menatap seorang wanita yang tak lain adalah mantan menantu mereka. ingin sekali kedua orangtua Ali menghampiri mawar, Namun keinginan itu dicegah oleh kata-kata yang selalu diucapkan oleh Ali.
Mawar tidak ingin menghampiri kedua orang tua Ali, hatinya masih terasa sakit saat luka yang diberikan oleh mantan suaminya. mawar memasuki ruang perawat, terlihat di sana ada 2 temannya yang sedang membicarakan pasien kamar nomor 40. perbincangan kedua temannya itu membuat mawar menguping pembicaraan mereka.
"Aku kasihan sekali dengan pria tampan itu, usianya masih muda. namun dia harus mengalami sakit yang begitu berat." ucap salah satu perawat.
"Kau benar, aku saja yang melihatnya tidak tega." jawab perawat lain. nampak kata-kata itu membuat mawar penasaran.
"Memangnya siapa sih yang ada di kamar nomor 40?" tanya mawar kepada kedua temannya. kedua teman mawar menoleh kepada mawar.
"Itu.. yang tertera di papan nama kamar itu bernama Ali Muhammad." jawab dua perawat.
Saat mendengar hal itu, nampak mawar sangat terkejut. karena nama itu adalah nama mantan suaminya.
Terlihat mawar mencoba menata hatinya, karena tidak mungkin kalau mantan suaminya tiba-tiba sakit. keesokan hari terlihat mawar memasuki kamar nomor 40. di sana terlihat seorang pria terbujur dengan kondisi yang sangat mengenaskan, begitu banyak alat penunjang di tubuhnya. nampak mawar menatap tubuh pria itu kemudian matanya terkunci pada seorang wajah seorang pria yang sangat dia kenal.
"Mas Ali." ucap mawar saat melihat wajah suaminya yang berada di atas ranjang.
Sesaat kemudian, terlihat kedua orangtua Ali memasuki kamar putranya.
"Maaf suster, barusan Putraku baru diperiksa." ucap Ibu Ali.
Mawar tidak berani membalikkan tubuhnya, sesaat kemudian.. terlihat wajah mawar yang telah berlinang air mata.
"Mawar." ucap Ibu Ali kepada Mawar.
"Apa yang terjadi dengan mas Ali, ibu?" tanya mawar kepada mantan mertuanya. ingin sekali kedua orang tua Ali menceritakan semua kepada mawar, namun mereka selalu teringat pesan Ali. mawar terus menggoncang tubuh kedua orang tua Ali, wanita itu terus memaksa mantan mertuanya untuk menceritakan kondisi mantan suaminya.
"Ali sakit kanker stadium 4, mawar." ucap Ibu Ali. bagaikan tersambar petir, tiba-tiba sebuah kabar yang sangat mengejutkan keluar dari mulut orangtua Ali.
"Tidak mungkin Bu, Mas Ali baik-baik saja. Mas Ali sehat kok." ucap mawar kepada orang tua Ali.
"Sudah 5 bulan Ali mengetahui kalau dia sakit kanker stadium 4, sering sekali mantan suamimu itu berobat. namun kenyataannya malah semakin parah." jawab ibu Ali.
Kaki mawar serasa lemas, air matanya sudah membanjiri wajah cantiknya.
"Apakah karena itu Mas Ali menceraikan ku?" tanya mawar.
"Suamimu itu tidak ingin kau menderita karena merawatnya yang tidak mungkin sembuh." ucap Ibu Ali.
Terasa terbelah dua jantung mawar, saat kata-kata itu keluar kembali dari mulut Ibu Ali,
"Mengapa Mas Ali tidak mengatakannya kepada ku,bu!" seru mawar sambil berderai air mata.
Rasa benci yang telah dipupuk oleh mawar untuk mantan suaminya seketika rasa itu telah sirna, hati yang tersakiti kini berganti menjadi luka yang sangat menganga. sebuah kenyataan yang harus didengar oleh mawar.
Dua hari kemudian mawar terus datang keruangan Ali, merawat mantan suaminya itu dengan segenap jiwanya. jujur saja mawar masih memendam rasa cinta yang begitu besar kepada mantan suaminya, sepucuk surat diberikan kepada mawar dari ibu Ali.
"Ini apa Bu?" tanya mawar kepada mantan Ibu mertua nya.
"Bacalah.." jawab ibu Ali.
Sepucuk surat dibuka oleh mawar, wanita itu membacanya dengan berlinang air mata.
"Untuk wanita yang paling indah di dunia ini, kau adalah anugerah yang diciptakan oleh Tuhan untukku.. Aku bahagia bersamamu, aku begitu terlena karena cintamu. ku arungi kebahagiaan ini bersamamu, kukatakan seribu Cinta tanpa batas dari segala dunia.
Cintaku ini begitu besar padamu, namun sebuah kenyataan pahit harus aku dapatkan. terlihat Tuhan ingin memisahkanmu dengan diriku, sakit ini begitu menyiksa ragaku. ku diam dalam kebisuan saat melihat senyummu yang menyinari hari-hariku, kau tertawa bagaikan obat yang sangat mujarab bagiku. walaupun ragaku ini serasa akan diambil olehNya, kuputuskan untuk melepaskanmu agar kau mendapatkan kebahagiaan. aku begitu terluka saat melihat kau tersenyum dalam kebahagiaan. namun kemungkinan kebahagiaanmu itu akan ku rampas dan kubawa dalam kediaman kematian. Maafkan aku jika aku telah menyakitimu, Maafkan aku jika aku harus melepaskanmu. walau dalam hatiku yang terdalam aku tidak rela kau pergi dariku, Maafkan aku jika aku telah menorehkan luka yang sangat dalam kepadamu. Aku mencintaimu.
Ali
Sebuah surat yang begitu indah ditulis Ali kepada mawar, surat yang terakhir sebelum pria itu mengalami koma, dalam diam mawar terus merawat Ali. hingga hari ke-10 nampak pria yang begitu dicintai oleh mawar menghembuskan nafas terakhirnya.
dalam diam cinta itu telah dibawa pergi,
"Mas!!" mawar nampak berteriak histeris, wanita itu dipeluk oleh kedua orangtua Ali. mawar terus mengikuti keranda mayat yang telah dibawa pergi dari rumah sakit.
Matanya telah sembab, kepiluan telah menyelimuti hatinya. seorang pria yang begitu dia cintai telah terbujur kaku bersandar pada dinding tanah, tertidur lelap dalam buaian kedamaian.
"Maafkan Aku, Mas. aku ikhlas!" tangis mawar di samping nisan mantan suaminya.
"cinta yang kau berikan begitu besar kepadaku, namun bodohnya Aku tidak tahu sebesar apa cintamu." tangis mawar kembali pecah sambil memeluk Nissan mantan suaminya. "Berakhir sudah tali cinta ini yang telah terbawa pergi dalam diammu, aku akan bahagia demi Kau yang telah melepaskan ku untuk mencari kebahagiaanku." ucap Mawar sambil mencium batu nisan mantan suaminya.
*** selesai ***