Hujan atau Cinta?
____
Barangkali memang sudah semestinya kita berterima kasih pada hujan,
Rintik-rintik kenangan yang telah menahan kita untuk tetap di sini, mendengarkan cerita satu sama lain. Kamu bercerita, aku bercerita dan entah sudah berapa dusta yang aku cipta.
Hujan menggenang lubang-lubang jalan, burung-burung berteduh. Hatiku mengaduh; Bagaimana rasanya terjatuh, terluka, tapi harus terus berpura-pura? Bagaimana rasanya, mendengar cerita dari orang yang kita damba tapi bukan tentang kita? Aku tak pernah benar-benar tahu kata apa yang paling tepat untuk menamai perasaan ini, apakah cinta atau apa.
Barangkali karena aku tak begitu siap merawat kesimpulan yang prematur, atau mungkin kita memang tak perlu tahu segalanya, seperti kita mengenal sembilu tanpa tahu rupa bambu. Seperti kita mengagumi kupu-kupu tanpa peduli bagaimana bentuk ulat.
Tapi…
Inikah yang tengah kau lakukan Meninggalkanku dalam kebingungan?
Membiarkanku terus berdiri di atas jutaan pertanyaan?
Memenjarakanku dalam kenangan dan rasa takut kehilangan?
Hujan berhenti, kita masih disini.
Rupanya bukan karena hujan kita bertahan, tapi aku terlalu takut untuk menyebutnya cinta.