Gadis berparas cantik yang tinggal di sebuah rumah sederhana bersama ayah dan ibunya. Gadis itu kerap dipanggil Mayang. Gadis yang sangat ceria, pemberani dan baik hati. Namun, keceriaannya seketika hilang saat ia menghadapi masalah yang membuatnya sulit untuk memilih antara menikah dengan putra rentenir atau membiarkan ayahnya dipenjara karena terlilit hutang yang amat banyak dengan rentenir itu.
"Bagaimana Pak Abdullah?" Tanya ibu paru baya kepada ayah Mayang.
"Ma'af bu Reina, bisakah masa itu diperpanjang lagi? Agar saya bisa melunasi semua hutang-hutang saya tanpa menikahkan putri saya dengan putra ibu Reina." Balas pak Abdullah penuh harap.
"Tidak bisa. Kamu harus bisa memutuskan semuanya pada hari ini. Jika kamu tidak bisa membayar atau menikahkan putri kamu dengan putraku, kamu harus menanggung resikonya." Ujar bu Reina mengancam.
Mayang yang mendengar ancaman bu Reina kepada ayahnya dari luar, tiba-tiba saja ia mengiyakan untuk dinikahkan dengan putra bu Reina. Padahal ia belum tahu bagaimana putra dari bu Reaina.
"Saya mau. Saya mau dinikahkan dengan putra ibu, asalkan ibu tidak melakukan sesuatu hal kepada ayah dan ibu saya." Sahut Mayang tiba-tiba.
Ayah dan ibu nya seketika terkejut dengan pilihan putrinya itu. Dan seakan tidak percaya dengan keputusan Mayang, putri semata wayangnya. Namun tidak dengan Reina, rentenir yang sangat kejam. Ia tersenyum dengan penuh kemenangan setelah mendenagar keputusan Mayang.
"Baiklah, kalau begitu saya akan segera mencari hari dan tanggal yang tepat untuk pernikahan kamu dengan putra ku." Ujar Reina dengan senyum bahagianya.
"Tunggu bu Reina, tapi ijinkan lah kami membicarakan masalah ini terlebih dahulu dengan putri kami. Karena kami perlu berdiskusi terlebih dahulu." Sahut Abdullah meminta waktu.
Reina sang rentenir terdiam. Memandang kedua orang tua Mayang dengan begitu sinisnya. Seakan ia tidak ingin memberi waktu lagi kepada mereka. Tapi, setelah dipikir-pikir ia perlu memberi waktu untuk mereka.
"Baiklah, saya akan membari waktu sampai besok kepada kalian. Jadi, berikan keputusan yang tepat kepadaku besok pagi." Ucap Reina.
"Tidak perlu, karena saya sudah memberi keputusan saya hari ini kepada anda." Sahut Mayang dengan tegas.
Lagi dan lagi Mayang mengucapkan keputusannya dengan tegas. Yang membuat kedua orang tuanya merasa heran terhadap keputusannya yang belum diyakini oleh kedua orang tuanya.
"Baiklah, jika kamu memang benar merasa yakin dengan keputusan yang kamu ambil. Saya akan menerima keputusan kamu dengan senang hati. Dan saya akan datang lagi besok untuk membicarakan hari dan tanggal pernikahan kamu dengan putra saya." Ujar Reina penuh dengan kepuasan.
Reina pun memutuskan untuk pergi meninggalkan Abdullah dan keluarganya. Mobil mewah yang terparkir dihalaman Abdullah, tak lain milik Reina kini dilajukan dengan kecepatan sedang. Dan Reina kembali pulang membawa kebahagiaan kepada putra semayangnya.
****
"Mayang, apakah kamu yakin dengan apa yang sudah kamu putuskan tadi?" Tanya bu Jamila.
"Mayang yakin, dengan keputusan yang Mayang ambil. Karena Mayang tidak mau ayah dan ibu yang menjadi korban rentenir jahat itu. Biarkan Mayang lah yang membayar hutang-hutang ayah dan ibu kepada rentenir itu." Jelas Mayang.
Kedua orang tua Mayang tidak bisa berkata-kata apalagi. Mereka hanya bisa mendo'akan putrinya untuk yang terbaik kedepannya. Yang mengorbankan masa depannya untuk menikah dengan lelaki yang belum ia kenal sama sekali.
****
Cahaya matahari pagi ini begitu cerah. Secerah hati Mayang yang akan menjadi calon pengantin. Karena hari ini adalah hari di mana pernikahannya akan dilangsungkan. Meski terkadang ia berpikir bisa kah ia menerima lelaki yang berbeda dengan lelaki umumnya di dalam hidupnya untuk selamanya.
Rumah megah milik Reina tengah dipenuhi oleh tamu undangan yang hadir. Meskipun pernikahan itu diselenggarakan secara sederhana, tapi tetangga sekitar hampir memenuhi seisi ruangan itu.
Setelah di rasa sudah tiba waktunya untuk menjalankan akad nikah, kedua mempelai pun dipanggil dan dipersatukan dihadapan pak penghulu.
Beberapa menit acara akad nikah pun telah usai. Dan acara tersebut dijalankan dengan lancar. Meskipun Aditya harus menggunakan bahasa tubuh saat melangsungkan akad nikah. Karena Aditya tidak bisa berbicara layaknya manusia lain.
Banyak sekali gunjingan orang saat memghadiri pernikahan Aditya dengan Mayang. Karena mereka berpikir bahwa Mayang ingin menikah dengan lelaki bisu cuma hanya ingin hartanya. Namun, Mayang tidak menggubris gunjingan mereka sama sekali.
****
Hari berganti malam. Malam pertama pun tengah berlangsung. Namun, malam pertama kedua mempelai tidak lah seperti biasa bagaimana layaknya pengantin baru. Karena malam itu masih ada rasa kecanggungan diantara Aditya dan juga Mayang.
"Aduh," rintih Mayang pelan.
Jari Mayang pun berdarah karena terkena jarum penghias bajunya. Dan setelah Aditya mengetahui itu, seketika Aditya menarik tangan Mayang dan memasukkan jari Mayang ke dalam mulutnya.
"Ternyata selembut inikah hati mu, suamiku." Ujar Mayang dalam batinnya.
Mayang yang melihat perlakuan Aditya kepada nya, seketika membuat Mayang ternyuh dan luluh. Dan merasakan kehangatan dalam setiap sentuhan Aditya. Malam pertama mereka pun dilangsungkan. Karena Mayang berusaha untuk menerima dalam setiap kekurangan Aditya.
****
Hari demi hari Mayang jalani dengan bahagia. Karena ia selalu mendapatkan perlakuan manis dari suaminya itu. Yang ia sadari bahwa suaminya berbeda dengan lelaki lainnya. Meskipun banyak kekurangan dalam diri Aditya, namun ada juga kelebihan dalam diri Aditya.
"Wah mas, bagus sekali lukisan ini. Ini benar-benar mirip dengan wajah aku." Ungkap Mayang penuh kebanggaan.
Ya, ada beberapa kelebihan dalam diri Aditya yaitu jago dalam melukis dan jago dalam memainkan piano. Dan itu membuat Mayang bangga telah dipersunting oleh seorang seniman.
Mayang tidak menyangka bahwa pernikahannya akan membawa kebahagiaan dalam hidupnya. Meskipun Mayang harus mengalami kesulitan saat berbicara dengan suaminya itu. Karena Aditya harus menggunakan bahasa tubuh dalam kebisuannya. Tapi, dengan kesabaran dan pengertian Mayang mampu menjalani itu semua tanpa ada beban.
Pernikahan yang mereka rajut telah membuat Reina bersatu dengan kedua orang tua Mayang. Dan mereka ikut bahagia dengan pernikahan putra putrinya itu.
Keluarga kecil Aditya bertambah bahagia dan sempurna setelah Mayang melahirkan seorang putra yang tampan. Yang diberi nama Ammar. Baby tampan setampan papa nya.
Aditya dan Mayang membesarkan Ammar dengan penuh kasih sayang. Dan Mayang benar-benar merasakan bahagia dalam rumah tangganya selama ini. Karena pernikahan yang mereka jalani dipenuhi dengan adanya saling percaya, menghargai, kesabaran serta saling mengerti satu sama lain.
Dan Mayang berpikir inilah kehidupan yang sebenarnya. Karena ia sadar, bahwa manusia tak ada yang sempurna. Dan dipasangkan dengan jodoh pilihan-Nya. Seperti dirinya dengan Aditya. Yang marajut kasih bersama keluarga kecilnya.
NOTE: Jangan pernah merendahkan dan berprasangka buruk terhadap pasangan kita. Lelaki ataupun wanita yang sudah dipilihkan dan dijodohkan untuk kita. Karena pada dasarnya manusia tak ada yang sempurna. Dan kesempurnaan hanya lah milik yang Kuasa.