Malam begitu sunyi sepi tanpa penghuni semua warga telah tertidur terbuai dalam mimpinya tak satupun yang terjaga saat itu, hanya dua orang pemuda yang memang sedang bertugas ronda saat itu berkeliling memastikan keamanan warganya.
Konon katanya sudah tiga hari ini kampung mereka di gegerkan ada sesosok makhluk yang sedang berkeliaran membuat heboh seluruh warga kampung Cipeda, hampir setiap malam rumah mereka di ketuk-ketuk oleh seseorang yang tak nampak wujudnya.
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan kembali terdengar di rumah bu Hindun tepat jam 00.00, bu Hindun yang tengah tertidur lelap pun terbangun kaget dengan suara ketukan dari luar, akhirnya dengan berat hati bu Hindun melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.
Setibanya bu Hindun di luar saat hendak membuka pintu bu Hindun terkejut tak ada seorang pun yang berdiri di rumahnya! lalu tadi siapa yang mengetuk pintu pikirnya?
Karena merasa ada yang sedang mengerjainnya ia pun kembali ke kamar, tapi baru juga beberapa langkah kali bu Hindun terhenti kembali terdengar suara ketukan lagi dari luar.
Tok... tok... tokk...
Bu Hindun kembali kedepan pintu memastikan siapa yang malam-malam begini datang ke rumahnya, tapi lagi-lagi ga ada orang di depan pintu bu Hindun pun kembali lagi, kejadian ini terus terulang sampai tiga kali suara ketukan pintu tapi ga ada orangnya.
Dan bukan hanya rumah bu Hindu yang di teror warga yang lain pun banyak yang di teror dengan suara ketuka di tengah malam, hingga mereka melapor pada kepala Desa untuk menindaklanjuti semua kasus ini, dan akhirnya di putuskan untuk di adakan ronda bergantian setiap malam.
*****
Malam ini giliran Dasmat dan Marwan yang ronda kedua pemuda yang terkenal pemberani di Desa Cipeda Dasmat dan Marwan berkeliling sambil membawa senter masing-masing, mereka memeriska setiap rumah warga memastikan kalo semua aman terkendali.
Saat mereka sampai di ujung jalan tepat di rumah bu Hindun deket dengan TPU mereka berhenti karena melihat ada sesosok bayangan yang tengah berdiro di depan rumah bu Hindun.
Tok... Tok... tok...
Lagi-lagi terdengar suara pintu rumah bu Hindu di ketuk, kedua pri tadi pun mengarahkan senter ke arah sosok tersebut dan spontan saja makhluk itu pun menghadap ke arah mereka.
"Han... han... ha-hantuuu...," teriak Marwan.
"Set... set... setannnn...," Dasmat ikut terkejut.
"Bang... tolong... saya... bang...," rintihan hantu itu mendekat ke arah mereka.
Dasmat yang sudah di tinggal lari oleh Marwan hanya berdiri sambil merinding sekujur tubuhnya semua badannya terasa kaku tak mau bergerak semua mati rasa, dengan wajah pucat Dasmat terus memandangi si hantu.
Wajah yang benuh dengan luka dan bau amia darah semakin tercium karena hantu itu semakin mendekat ke arahnya.
"Bang... tolong... saya...."
"Ee... ee-ll-oo si-si-siapa? ja-ja-jangan me-me-mendekat!" uncap Dasmat gugup ketakutan karena sosok itu terus saja mendekatinya.
"Tolong... saya... bang?" hantu itu terus saja menguncapkannya.
"To-to-tolong a-a-apa?" tanya Dasmat lagi.
Hantu itu pun berhenti tepat di depan Dasmat berharap kalo Dasmat bisa menolongnya.
"Tolong... saya... tolong... anterin saya pulang kerumah... saya keder mau balik ke rumah saya," jawab hantu itu.
Seketika perasaan takut yang sedari tadi menghantui Dasmat berubah menjadi perasaan heran masa iya hantu bisa keder jalan pulang.
"Anterin pulang kemana? khan itu kuburan deket? ngapain juga harus keder jalan pulang?" tanya Dasmat mulai tak takut.
"Saya baru bang di pemakaman itu, jadi tadi saya sedang jalan-jalan eh giliran saya mau pulang lupa jalannya yang mana, saya keder terlalu banyak makam di situ," ujar hantu tadi.
"Hffftttt...," Dasmat menahan tawanya.
Ternyata yang meneror Desa selama ini sesosok makhluk yang keder tidak tau jalan pulang dia mengetuk setiap rumah berharap ada yang memberi tahunya jalan untuk pulang ke makamnya tempat ia di kuburkan.
Setelah Dasmat memberanikan diri mengatar hantu keder itu pulang, dengan mencari setiap kuburan dengan petujuk yang di berikan si hantu akhirnya Dasmat pun berhasil mengantar hantu itu pulang, dan hantu itu kapok tidak ingin berkeliaran lagi takut nyasar.
Desapun kembali aman dan tentram tanpa adanya ketukan di tengah malam yang selalu meresahkan warga. Semua karena hantu keder tak lagi kelayaban.
***Tamat***