Dalam dongeng, karakter ibu tiri biasanya digambarkan sebagai antagonis: jahat, cemburu, dan suka menganiaya. Namun di dunia novel, karakter “ibu tiri” punya segudang kemungkinan yang jauh lebih beragam!
Ibu tiri tidak harus jahat. Dia bisa menjadi wanita malang yang dikucilkan dan dibenci keluarga baru, bisa jadi protagonis wanita yang kuat, tegas, dan berani melawan ketidakadilan, atau bahkan ibu tiri yang lembut dan penyayang sehingga akhirnya diterima sepenuh hati oleh anak-anak tirinya…
Bayangkan kalau protagonis wanita dalam ceritamu adalah seorang ibu tiri. Kisah seperti apa yang akan kamu tulis? Berikut beberapa inspirasi karakter dan plot “ibu tiri” yang populer.
I. Jenis-Jenis Cerita “Ibu Tiri” yang Paling Umum
1.Ibu Tiri + Cinta Romantis
Plot umum: Protagonis wanita menikah secara kontrak dengan pria kaya beranak (biasanya CEO dingin) demi uang pengobatan keluarga atau melunasi utang. Anak-anak si protagonis pria sedang dalam masa pubertas dan sangat membencinya. Namun protagonis wanita tetap sabar dan penuh kasih, akhirnya berhasil meluluhkan hati anak-anak tersebut. Dalam proses ini, si protagonis pria pun jatuh cinta beneran, dari pernikahan kontrak menjadi cinta sejati.
2.Ibu Tiri + Transmigrasi + Mengubah Takdir
Plot umum: Protagonis wanita meninggal, lalu transmigrasi jadi ibu tiri jahat dalam novel yang pernah ia baca. Ia tahu nasibnya akan tragis karena menganiaya anak tiri, akhirnya dibalas dan mati mengenaskan. Maka ia memutuskan mengubah nasib: bersikap baik pada anak-anak tiri. Sayangnya, anak-anak tiri sudah trauma dan suaminya juga bersikap waspada. Protagonis wanita harus berjuang keras membangun kembali kepercayaan, sekaligus mengembangkan karier atau bisnisnya sendiri. Akhirnya ia berhasil lepas dari nasib mati, mendapatkan keluarga harmonis, dan sukses besar.
3.Ibu Tiri + Konflik Etika
Plot umum: Protagonis wanita terpaksa dinikahkan dengan pria yang jauh lebih tua (seumuran ayahnya) yang sudah punya anak laki-laki seusia dirinya. Dalam keseharian sebagai ibu tiri, ia justru jatuh cinta pada anak tirinya. Terjadilah kisah cinta terlarang yang penuh konflik batin antara ibu tiri, suami, dan anak tiri.
II. Ciri-Ciri Karakter Ibu Tiri dalam Novel
Dalam novel, "Ibu Tiri" dikategorikan sebagai hashtag sebuah karakter, karakter ini memiliki ciri-ciri yang berbeda sesuai genre masing-masing.
1.Dalam novel cinta romantis
Ibu tiri biasanya digambarkan lembut, perhatian, kuat, dan penuh kasih pada anak tiri. Kebaikan dan ketulusannya akhirnya juga menaklukkan hati si protagonis pria.
2.Dalam novel transmigrasi
Protagonis wanita biasanya adalah ahli di bidang tertentu (dokter, pembunuh bayaran, ratu mafia, atau mahasiswi cerdas) yang masuk ke tubuh ibu tiri jahat. Ia akan mengubah sikap 180 derajat, menebus kesalahan masa lalu, dan perlahan menurunkan kebencian anak tiri serta protagonis pria hingga akhirnya hidup bahagia.
3.Dalam novel konflik etika
Ibu tiri biasanya adalah wanita malang yang terpaksa berkorban demi keluarga (bayar utang atau biaya pengobatan). Ia kuat di luar tapi rapuh di dalam, dan setelah jatuh cinta pada anak tiri, ia terus bergulat dengan rasa bersalah dan dilema moral.
III. Yang Ingin Dibaca Pembaca dari Cerita “Ibu Tiri”
1.Memutarbalikkan kesan jadul ibu tiri, ada rasa kontras yang kuat
Dalam novel cinta pernikahan, protagonis wanita bergabung dalam keluarga baru dengan status ibu tiri, di mana hal ini biasanya tidak diterima oleh anak-anak tiri. Ketika ibu tiri tidak lagi jadi “karung tinju” yang selalu sabar menahan hinaan, melainkan cerdas, berani melawan, dan punya cara elegan membungkam musuh, pembaca mendapat kepuasan yang luar biasa.
2.Melihat perjuangan ibu tiri sebagai cerminan nasib perempuan modern, membangkitkan resonansi pembaca
Posisi ibu tiri penuh tuduhan dan tantangan, sama seperti banyak perempuan masa kini yang memikul banyak peran rumit. Pembaca perempuan sangat mudah berempati dan merasa “ini aku banget”dengan kejadian yang dialami ibu tiri.
3.Hubungan antarmanusia yang penuh konflik dan drama
Sebagai anggota baru dalam sebuah keluarga, hubungan ibu tiri dengan anak tiri, dengan mantan istri suami, dengan mertua, semuanya akan menjadi pusat perhatian terbesar bagi pembaca. Bagaimana kalau anak tiri justru jatuh cinta pada ibu tirinya? Bagaimana kalau istri pertama kembali ingin merebut suami dan anak-anak? Ketika mertua tidak menerima menantu baru ini, apa yang akan terjadi selanjutnya? Seluas-luasnya imajinasi penulis, seluas itu pula ruang eksplorasinya.
IV. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Ciptakan kontras yang kuat pada karakternya.
Contoh: di luar ia galak dan tak tersentuh, tapi di depan anak tiri ia tanpa sadar menunjukkan kelembutan. Atau ia berkata “kalian bukan anakku” tapi diam-diam sudah menyiapkan segalanya untuk masa depan mereka, hukumannya kepada anak, sebenarnya sedang mengajarkan mereka hukum kelangsungan hidup.
Selain itu, perubahan sikap orang-orang di sekitar, termasuk sikap anak tiri, harus alami dan logis.
Awalnya semua membenci dan mencurigai ibu tiri itu wajar. Perubahan hati mereka harus bertahap, misalnya setelah melihat pengorbanan nyata protagonis wanita, atau menyadari ibu tiri tidak sejahat yang mereka kira.
V. Referensi Karya Unggulan di Platform
Kiandra Pravira, baru saja kembali ke Jakarta dengan hati yang hancur setelah dikhianati mantan kekasihnya yang menjalin hubungan dengan adiknya sendiri. Saat berusaha bangkit dan mencari pekerjaan, takdir membawanya bertemu dengan Axton Velasco, CEO tampan dari Velasco Group. Alih-alih menjadi sekretaris seperti yang ia lamar, Kiandra justru ditawari pekerjaan sebagai babysitter untuk putra Axton, Kenric, seorang bocah enam tahun yang keras kepala, nakal, dan penuh amarah karena kehilangan Ibunya.
Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.
"Dimana ini? kenapa semuanya sangat bobrok? uuhh.. badan ku sakit sekali, " lirih Sherina yang mendapati tubuh nya berbaring di atas jerami.
"Kakak lihat, wanita kejam itu bangun kembali, apakah dia akan memukul kita lagi? " suara bisikan seorang anak kecil itu terdengar oleh Sherina, mereka mengenakan pakaian lusuh compang-camping, dengan tambalan di sekeliling nya.
"Mahkluk apa itu? kenapa mereka tampak seperti Monyet, " gumam lirih Sherina.