membuat cerpen#
Permasalahan Membuat Cerpen - 1️⃣ Ritme yang Lambat
🥕 Performa:
Performa yang paling jelas adalah ketika suatu kejadian diceritakan dalam beberapa bab, misalnya, makan selama sepuluh bab penuh.
Bagaimana mengatasi ritme yang lambat semasa membuat cerpen? 🤔🤔
Ritme yang terlalu lambat, atau dengan kata lain, terlalu banyak isi tidak penting, pada saat ini perlu mengurangi sebagian isi tidak penting tersebut, ada tiga cara yang dapat dilakukan.⬇️
1.Menghapus beberapa adegan yang tidak terlalu penting
Ada sebuah pepatah di dunia penulis yang menggambarkan hal ini sebagai "membunuh kekasihmu", demi menjaga tulisan agar lebih singkat dan tidak bertele-tele, kita perlu berkorban.
🪶 Contoh:
Arya pergi makan di restoran, ketika sedang makan, ia bertemu dengan Denis, dan ketika mereka sedang berbicara, mereka bertemu dengan Yogi, Yogi memberi tahu Arya bahwa istri Arya sedang melahirkan.
🪶 Versi yang lebih optimal:
Arya dan Denis sedang makan, Yogi datang memberitahu Arya bahwa istri Arya sedang melahirkan.
2.Menggabungkan beberapa adegan
Misalnya, untuk menulis:
Tokoh utama pria mendapatkan kanker, berbohong, jatuh cinta pada orang lain, dan ingin putus dengan tokoh utama wanita. Ia meminta temannya menjaga tokoh utama wanita dan pergi sendirian.
Dalam adegan selanjutnya,
Tokoh utama wanita merasa ada yang tidak beres dan pergi mencari tokoh utama pria. Setelah tidak menemukannya, ia hancur dan menangis dengan sangat. Kemudian, ia mencari teman dan keluarga tokoh utama pria untuk mencari tahu kebenaran.
Jika kita ingin menyederhanakannya, bisa seperti ini:
Tokoh utama pria pergi sendirian dan meninggalkan surat kepada temannya. Tokoh utama wanita merasa ada yang tidak beres, dan teman tokoh utama pria langsung menjelaskan situasinya kepadanya.
3.Menggunakan narasi daripada deskripsi
Jika suatu hal bisa dijelaskan dalam satu kalimat, maka tidak perlu menggunakan satu paragraf.
Menggunakan contoh di atas:
Denis mengetahui bahwa ia terkena kanker, dan ia memikirkan kekasihnya.
Saat ia mendapatkan hasil diagnosis dari rumah sakit, tangannya gemetar, sulit dipercaya. Ia berjalan mondar-mandir di ruangan, wajahnya penuh dengan rasa sakit.
Bagaimana ia bisa memberitahu kekasihnya tentang kenyataan yang menyakitkan ini?
Jika ingin menulis secara ringkas, bisa ditulis menjadi:
Denis mendapatkan hasil diagnosis dari rumah sakit, bahwa ia terkena kanker. Ia merasa tidak mampu menghadapi kekasihnya yang sangat mencintainya.
Dengan menggunakan jumlah kata yang lebih sedikit untuk menggambarkan alur cerita yang sama, pembaca akan merasakan ritme yang lebih cepat saat membacanya.
Secara keseluruhan, dalam novel, ritme merujuk pada cara penulisan yang harus memiliki fluktuasi seperti musik, dengan perbedaan antara yang ringan dan berat, lambat dan cepat.
Seperti kehidupan, penulis harus tahu kapan harus melambat dan kapan harus lebih cepat, menciptakan perasaan yang tepat dan membuat tulisan lebih lancar dan kuat.
Permasalahan Membuat Cerpen - 2️⃣ Penulisan Kronologis yang Membosankan
🥕 Performa:
Adanya hal-hal yang tidak berhubungan dengan inti cerita yang terus muncul di seluruh tulisan, termasuk masalah yang umum ditemui dalam penulisan cerpen.
Bagaimana mengatasi penulisan kronologis yang membosankan? ----> Metode Empat Kuadran Waktu.
Kuadran Pertama, hal yang penting dan mendesak.
Kuadran Kedua, hal yang penting tetapi tidak mendesak.
Kuadran Ketiga, hal yang mendesak tetapi tidak penting.
Kuadran Keempat, hal yang tidak penting dan tidak mendesak.
Dalam cerpen, kita membuat karakter melakukan hal-hal dalam Kuadran Pertama, yang penting dan mendesak. Pembaca akan merasakan ritme yang padat dan menegangkan.
Ketika kita perlu menambahkan isi yang tidak penting, kita membuat karakter melakukan hal-hal dalam Kuadran Kedua, yang penting tetapi tidak mendesak.
Kita harus berusaha untuk menghindari karakter melakukan hal-hal dalam Kuadran Ketiga.
Kita harus benar-benar menghindari karakter melakukan hal-hal dalam Kuadran Keempat.
Kesimpulannya: Setiap setting plot memiliki tujuan - memotong adegan yang tidak perlu dan membosankan, memilih cerita yang dapat memunculkan konflik, harus ada konflik.
Permasalahan Membuat Cerpen - 3️⃣ Karakter yang Kurang Menonjol
🥕 Performa:
Karakter terlihat seperti patung kertas, tanpa perkembangan yang signifikan, terlalu stereotipikal. Artinya, tokoh utama tidak meninggalkan kesan yang mendalam, tidak berbeda dengan tokoh pendukung.
Bagaimana cara meningkatkan performa karakter yang kurang menonjol? - Mengambil cerpen dengan jenis yang umum sebagai contoh.
Karakter dalam sebuah cerpen sangatlah penting - karakter yang terbentuk dengan baik dapat meninggalkan kesan mendalam pada pembaca.
Biasanya, ada empat aspek yang digunakan untuk membentuk karakter: penampilan fisik → ciri khas → profesi → deskripsi sampingan.
1.Penampilan Fisik - Hindari karakter utama yang terlalu klise atau stereotip.
Kita perlu memilih perbedaan yang mencolok pada karakter utama, yakni penampilan fisiknya yang menjadi kesan pertama bagi pembaca. Sebagai karakter utama, agar bisa diingat oleh pembaca, karakter tersebut harus memiliki ciri-ciri yang menonjol dan dapat membuat pembaca terkesan.
2.Ciri Khas - Ciri khas yang dapat membuat pembaca teringat dengan kuat.
Karakteristik tersebut harus unik bagi karakter utama, seperti penampilan yang istimewa, kebiasaan yang khas, hobi yang menonjol, dan sejenisnya. Meskipun tidak harus sepenuhnya unik, pastikan karakteristik-karakteristik ini menjadi sesuatu yang jarang ditemui.
🪶 Contohnya: obsesif, yandere, cacat, dan sebagainya...
3.Profesi
Orang-orang yang memiliki profesi yang sama biasanya memiliki kebiasaan atau karakteristik yang serupa. Selain itu, profesi juga mencerminkan identitas karakter utama dan dapat mencerminkan sifat-sifatnya dalam satu aspek.
Sebagai contoh, karakter dengan profesi seperti ksatria sering kali melambangkan kesetiaan, sehingga profesi tersebut dapat menggambarkan sifat karakter.
Salah satu cara terbaik untuk menonjolkan profesi ini adalah melalui pakaian. Secara abstrak, hal ini dapat diinterpretasikan sebagai penggambaran karakter secara umum melalui pakaian, dan kemudian melalui aksi atau deskripsi bahasa yang detail, kita dapat memperlihatkan dengan lebih mendalam ciri khas kepribadian karakter tersebut.
4.Deskripsi Sampingan
Dalam situasi yang tepat, penggunaan deskripsi sampingan dapat menciptakan efek yang bagus, selama tidak secara langsung mengungkapkan seperti apa karakter yang digambarkan.
Permasalahan Membuat Cerpen - 4️⃣ Dialog yang Membosankan
🥕 Performa:
Dialog tidak mampu secara efektif mendorong perkembangan plot, sehingga menghasilkan narasi yang monoton.
🪶 Contohnya:
"Apa yang kamu makan siang tadi?"
"Aku makan steak."
🫧 Pertama-tama, kita perlu memahami pentingnya dialog dalam cerpen📜
Untuk menciptakan karakter yang kuat, dialog harus digunakan dengan tujuan yang jelas. Dialog yang sering kali terjebak dalam percakapan sehari-hari kurang efektif. Oleh karena itu, penting bagi aku untuk mengingat bahwa dialog harus memiliki performa yang kuat dalam membentuk karakter dan menggerakkan perkembangan plot.
🪶 Contohnya:
Seorang kapten marah memaki bajak laut dengan kata-kata seperti ini, "Kau, yang datang dari Kepulauan Stradika, orang yang tak tahu berterima kasih, pengingkar janji, pengkhianat besar! Tembakan meriam ke wajah orang busuk ini!"
Bayangkan, sebelum kapten ini selesai mengumpat, kemungkinan besar meriam bajak laut sudah diluncurkan.
Namun, dalam keadaan marah seperti ini, apakah dia benar-benar akan menggunakan kata-kata yang rumit seperti itu? Jawabannya adalah tidak.
Ada tiga masalah umum dalam dialog yang sering muncul. Lalu, bagaimana cara kita menghindarinya?
Dialog terasa kaku, tidak alami, dan membosankan.
➡️ Dialog yang membosankan terjadi ketika tidak ada subteks, yaitu pesan yang sebenarnya tersembunyi di balik perkataan. Ini sering terjadi ketika seseorang mengatakan "tidak" tetapi sebenarnya mereka ingin mengatakan "ya".
Isi dialog yang berulang-ulang membuat alur cerita menjadi lambat dan tidak dapat mendorong perkembangan cerita dengan efektif.
➡️ Tetapkan tujuan dialog dengan jelas dan bayangkan situasi yang melibatkan diri sendiri. Artinya, pikirkanlah bagaimana melalui dialog antar karakter, kamu ingin membentuk gambaran karakter tertentu dan mencapai tujuan apa.
Dialog yang terlalu banyak dalam keseluruhan tulisan.
➡️ Menggunakan dialog sepanjang tulisan akan membuat cerita terasa monoton. Dialog hanya berfungsi sebagai alat bantu untuk membentuk karakter dan mendorong perkembangan cerita, tidak boleh menjadi yang utama.
Permasalahan Membuat Cerpen - 5️⃣ Pergantian Plot Cerita
🥕 Performa:
Transisi cerita terasa kaku dan tidak alami. Atau, di dalam satu bab, terdapat banyak peralihan yang membuat pembaca merasa melompat-lompat saat membaca dan sulit terlibat dalam cerrpen.
Misalnya, dari bar ke rumah sakit, lalu ke rumah, dan akhirnya ke kantor, terdapat empat peralihan dalam satu bab.
Penggunaan peralihan untuk mendorong perkembangan plot merupakan indikasi bahwa plotnya kurang memadai.
Bagaimana cara melakukan peralihan yang lancar antara plot? - Hindari penggunaan yang terlalu mencolok, kesederhanaan adalah kuncinya.
1.Peralihan Langsung
Setelah satu adegan cerita selesai, langsung beralih ke adegan berikutnya. Gunakan "waktu dan tempat" sebagai penanda awal.
Gunakan beberapa simbol untuk memisahkan paragraf, memberikan petunjuk peralihan yang ringan.
Misalnya: "——, *, ...", dan sejenisnya.
2.Peralihan Alami Pada Akhir Bab dan Awal Bab Berikutnya
Peralihan alami terjadi di akhir bab sebelumnya dan di awal bab berikutnya.
🪶 Misalnya: Cerita perjalanan ke pedesaan di bab sebelumnya berakhir, dan bab berikutnya secara alami dimulai dengan kembali ke kota.
Namun, metode ini sebaiknya tidak digunakan terlalu sering, karena kita ingin menciptakan momen penutup bab yang menegangkan.
Jika metode ini digunakan berulang kali, maka akan mempengaruhi momen penutup bab dan membuat pembaca merasa terputus dalam membaca.
3.Pergerakan Karakter
Satu kalimat yang mampu merangkum pergerakan karakter itu sendiri dapat menjadi bahan transisi yang baik.
🪶Contohnya: Nissa melakukan tendangan putaran yang kuat, menghantam jendela kaca hingga pecah. Ia turun bersama dengan pecahan kaca, lalu berdiri mantap di tengah halaman rumput.
Di hadapannya, Riki sedang asyik makan ayam panggang. Kejutan membuat Riki menjatuhkan ayam panggangnya ke tanah, dan ia terpaku memandangi Nissa...
4.Pengenalan Alat Transportasi
Jika terdapat jarak yang cukup jauh antara dua adegan, kita dapat memperkenalkan sedikit alat transportasi.
🪶 Contohnya: Nissa melompat langsung ke punggung Riki, mengangkat cambuk, dan berkata, "Ayo pergi ke bandara!" Mereka berdua meloncat dengan cepat ke udara, menuju arah bandara.
Sepuluh menit kemudian, di ruang tunggu bandara, terlihat sosok mungil yang memegang cambuk.
5.Pengalihan Perhatian Karakter
Metode ini memerlukan koordinasi dengan alur cerita.
🪶 Contohnya: Nissa melihat jam, penerbangannya hampir tiba. Saat itu, sebuah pesawat mendarat perlahan di landasan pacu. Di dalam pesawat, seorang pemuda tampan mulai mengambil bagasinya sambil membuka ponsel, seolah-olah sedang menunggu panggilan penting.
6.Memulai dari POV Tujuan Akhir
Jika karakter mengalami banyak adegan di tengah jalan, kita dapat menghilangkan adegan-adegan yang tidak terlalu penting dan memulai dari adegan akhir untuk mengurangi jumlah transisi.
🪶 Contohnya: Di depan pintu masuk restoran, terdapat barisan pelayan pintu yang rapi, seakan menunggu kedatangan seseorang yang penting.
Pada saat itu, sebuah mobil sedan hitam muncul di jalan lingkar yang berada di ujung Restoran Taman Bunga, diikuti oleh seorang gadis yang berlari dengan cepat..
Permasalahan Membuat Cerpen - 6️⃣ Kendali Terbatas pada POV Orang Ketiga
Masalah umum dalam penulisan adalah sebagai berikut:
Penyalahgunaan POV orang ketiga. Ini terjadi ketika cerita tidak diceritakan melalui POV karakter itu sendiri, tetapi menggunakan POV orang ketiga untuk menjelaskan apa yang terjadi antara pria dan wanita utama.
Beralih antara POV pria dan wanita utama secara acak, kadang-kadang menceritakan dengan POV wanita, dan kemudian tiba-tiba beralih ke POV pria.
🔎 Bagaimana mengatasi masalah POV penulisan?
Mengendalikan POV orang ketiga dengan kendali terbatas.
POV penulisan umumnya dibagi menjadi POV orang ketiga yang terbatas dan POV orang ketiga yang lebih objektif.
POV orang ketiga yang terbatas menceritakan cerita melalui POV orang ketiga, tetapi terbatas pada pemikiran, persepsi, dan pengalaman karakter tertentu. Ini memungkinkan pembaca untuk lebih dekat dengan karakter dan merasakan cerita melalui POV mereka.
📜 Catatan: POV orang ketiga dari sisi penulisan berbeda dengan POV orang ketiga dari sisi pembaca yang mencakup POV pihak ketiga yang lebih objektif.
POV orang ketiga sisi penulisan: Digunakan ketika narasi tidak terkait langsung dengan karakter, dan penulis menggambarkan apa yang terjadi antara pria dan wanita utama dengan POV pihak ketiga mereka sendiri.
POV orang ketiga sisi pembaca: Ini terjadi dalam genre seperti cerita perjalanan waktu, di mana wanita utama adalah seorang tabib dewi yang melakukan perjalanan waktu ke tubuh pria yang tidak berharga, sedangkan karakter pendukung tidak tahu bahwa tokoh utama memiliki kekuatan ajaib, tetapi pembaca mengetahuinya.
Tidak masalah jika saat ini masih ada ketidakpahaman. Yang penting, penulis memahami bahwa kita harus berhati-hati dengan penggunaan POV orang ketiga dari sisi penulisan.
Biasanya, karya sastra sejarah lebih sering menggunakan POV orang ketiga dari sisi penulisan yang mencakup POV pihak ketiga yang lebih objektif. Namun, gaya penulisan ini tidak cocok untuk cerita kita.
Penggunaan POV orang ketiga dari sisi penulisan secara berlebihan dapat sangat mempengaruhi keterlibatan pembaca, sehingga mereka tidak dapat merasakan perubahan karakter secara mendalam saat membaca.
Jadi, dalam proses penulisan, bagaimana kita dapat menghindari POV orang ketiga dari sisi penulisan? Caranya adalah dengan mengendalikan POV orang ketiga dengan kendali terbatas.
Apa itu POV orang ketiga dengan kendali terbatas?🤔🤔
POV orang ketiga dengan kendali terbatas adalah ketika narator mengarahkan cerita melalui "karakter pandangan" dan hanya menampilkan hal-hal yang dilihat oleh karakter tersebut, merasakan keinginan pandangan dan ingatan karakter.
Secara sederhana, pembaca memahami perkembangan cerita dan pemikiran karakter melalui POV karakter tersebut.
Keuntungannya adalah meningkatkan keterlibatan pembaca.
Misalnya, menggunakan 👧🏻 POV perempuan 👧🏻 sebagai panduan cerita:
Nissa berdiri di depan Riki, memandanginya dengan sedikit mengangkat kepala, tiba-tiba merasa asing.
➡️ Tindakan karakter + mengungkapkan emosi karakter untuk memunculkan perkembangan cerita.
🌅 Bagaimana mereka bisa berubah menjadi seperti ini?
Daripada terus terjebak, lebih baik mengakhiri lebih awal. ➡️ Deskripsi pikiran, mengungkapkan krisis emosional keduanya.
Nissa tercekat dan berkata, "Mari kita putus saja." ➡️ Dialog, mempersiapkan perkembangan cerita.
Selain itu, dalam penulisan cerpen, penggunaan POV orang kedua tidak diperbolehkan.
POV orang kedua menggunakan "kamu" sebagai POV .
🪶 Contohnya: Kamu sekarang adalah seorang petugas kebersihan, sedang menuju ke rumah tuan rumah untuk membersihkan.
POV orang kedua berbeda dari POV orang pertama dan orang ketiga, dan sulit untuk ditulis dengan baik. Diperlukan keahlian menulis yang tinggi untuk membuat pembaca merasa terlibat, sehingga tidak disarankan.
Terakhir, jika POV antara pria dan wanita dalam cerita kita bercampur aduk, solusinya cukup sederhana: gunakan POV perempuan sepanjang cerita, dan tambahkan beberapa kalimat deskripsi pikiran pria jika diperlukan.
Permasalahan Membuat Cerpen - 7️⃣ Bagaimana Cara Mengembangkan Alur Asmara
Masalah umum dalam pengembangan alur asmara adalah kemajuan yang terlalu cepat, di mana hubungan asmara berkembang tanpa banyak pengembangan terlebih dahulu, yang mengurangi keterlibatan pembaca dalam cerita.
Bagaimana cara alami untuk mendorong perkembangan hubungan asmara? 👩🏻❤️👨🏻
💨Belajarlah mengatur titik perubahan asmara.
Dalam pengembangan adegan asmara, beberapa penulis terlalu tiba-tiba, di satu detik tokoh pria dan wanita saling benci, di detik berikutnya mereka sudah jatuh cinta. Ini disebut transisi asmara yang terlalu cepat.
Sebaliknya, ada penulis yang terlalu lambat dalam menulis adegan asmara, cerita sudah berjalan lama, tetapi hubungan asmara antara tokoh pria dan wanita masih dalam tahap saling tertarik secara diam-diam.
Bagaimana cara alami untuk mendorong perkembangan adegan asmara? 💘💘
💨Belajarlah mengatur titik perubahan asmara!
Lalu, apa itu titik perubahan? Titik perubahan adalah titik penting dalam alur cerita yang memberikan kejutan dan perubahan, melalui titik perubahan, cerita dapat terhubung sebagai satu garis utama, begitu juga dengan alur asmara.
Titik perubahan asmara digunakan untuk menghubungkan garis pengembangan hubungan asmara dalam penulisan penulis.
Berikut adalah beberapa titik perubahan emosional yang umum:
🪴 Titik Pertemuan: Menggambarkan bagaimana tokoh pria dan wanita bertemu, baik itu dalam kebetulan atau melalui rencana yang disusun sebelumnya.
🌱 Titik Mengenal: Menggambarkan bagaimana kedua karakter saling mengenal satu sama lain setelah pertemuan pertama, misalnya melalui kegiatan sukarela bersama, di mana wanita menemukan sisi lembut pada 🌾pria yang awalnya terkesan dingin.
🌻 Titik Salah Paham: Seperti namanya, menggambarkan adanya kesalahpahaman antara dua karakter, misalnya wanita salah mengira bahwa pria tersebut sedang jatuh cinta pada orang lain.
🌴 Titik Konflik: Contohnya adalah pertengkaran, pergi dari rumah, atau masa-masa dingin di antara tokoh pria dan wanita yang dapat dianggap sebagai titik konflik emosional.
🌿 Titik Perubahan Sikap: Menggambarkan perubahan sikap wanita terhadap pria, misalnya karena pria menyelamatkannya dalam situasi berbahaya atau kesalahpahaman terpecahkan, sehingga wanita memiliki kesan yang berbeda terhadap pria dan sikapnya menjadi lebih baik.
🌵 Titik Momen Mengharukan: Merupakan momen ketika wanita merasa terharu, misalnya ketika pria melindungi wanita dari cedera atau ketika wanita diintimidasi dan pria tersebut melindunginya dengan berani.
Semua titik ini adalah peristiwa penting yang dapat mengubah perkembangan hubungan asmara antara tokoh pria dan wanita dalam cerita.
Ketika menulis, kita perlu menghubungkan titik-titik perubahan emosional ini menjadi sebuah alur cerita yang utuh.
Misalnya, dalam cerita kita, sang tokoh wanita salah mengerti sang tokoh pria, sehingga mereka terlibat dalam konflik hebat.
Kemudian kesalahpahaman itu terpecahkan, dan sikap sang wanita terhadap sang pria berubah menjadi lebih baik.
Pada saat itu, sang wanita menyadari tindakan-tindakan yang dilakukan sang pria untuknya secara diam-diam, dan dia sangat terharu.
Kemudian, pada pertemuan berikutnya dengan sang pria, sang wanita secara aktif mengungkapkan perasaannya, dan akhirnya mereka bersama.
Dalam cerita ini, titik-titik perubahan emosional adalah kesalahpahaman - konflik - perubahan sikap - momen terharu.
Dan alur yang terbentuk dari titik-titik perubahan emosional ini disebut sebagai "garis asmara".
💥💥 Terlihat bahwa meskipun kita mengatur berbagai titik ini, seluruh cerita terhubung menjadi satu alur yang utuh. Ingatlah untuk tidak memutus titik-titik perubahan emosional ini, dan pastikan untuk menjaga agar alur cerita tetap utuh‼️
1. Tahap Awal
Kembangkan karakter: Tokoh pria dan tokoh wanita memiliki kehidupan masing-masing yang menarik, namun fokuslah pada garis utama cerita atau garis karier wanita.
Contohnya, wanita adalah siswa pindahan, sedangkan pria adalah siswa yang populer di sekolah. Sang pria jatuh cinta pada wanita saat pandangan pertama.
Pada tahap ini, cerita yang harus ditulis adalah bagaimana sang pria mendekati wanita.
Garis asmara pada tahap ini masih dalam fase awal tumbuh, sedangkan garis utama cerita menyoroti krisis yang harus segera diatasi oleh wanita.
Misalnya, sang pria memberikan payung saat hujan atau mengantarkan wanita ke sekolah.
2. Katalis Sebelum Jatuh Cinta
Tentukan interaksi dasar: Apakah hubungan tumbuh seiring waktu? Cinta pada pandangan pertama? Sang pria yang mendekati wanita? Wanita yang mendekati pria?
Ini adalah empat jenis dasar, dan setelah menentukan interaksi dasar ini, kita dapat memikirkan detail untuk mendorong garis asmara menuju tahap jatuh cinta.
Misalnya, jika interaksi dasar adalah sang pria yang mendekati wanita, pada tahap ini garis asmara telah berkembang dari fase awal menjadi fase berkembang.
Setelah menghabiskan waktu bersama, wanita mulai menyukai pria. Pada saat ini, kita dapat mencapai puncak cerita utama dan garis asmara secara bersamaan.
Misalnya, cerita utama adalah ketika wanita diculik oleh antagonis, pria berjuang mati-matian untuk menyelamatkannya.
Pada saat itu, garis asmara mencapai puncaknya saat wanita melihat pria sebagai pahlawan dan dia yakin dalam hati bahwa dia juga menyukai pria tersebut.
Pada saat ini, garis asmara telah mencapai tahap jatuh cinta di mana kedua tokoh saling menyukai satu sama lain.
3. Ungkapkan dengan Sentuhan Khusus
Seiring dengan perkembangan garis karier, intensitas garis asmara semakin meningkat dan mencapai puncak.
Jangan hanya membuat ungkapan cinta yang klise, tetapi desainlah ungkapan cinta romantis yang unik untuk karakter Anda.
Setelah kita melewati fase tumbuh dan berkembang dalam garis asmara, saatnya untuk mencapai hasil akhir.
Artinya, kedua tokoh secara resmi menjadi pasangan dan memulai hubungan asmara yang manis.
Namun, bagaimana caranya agar mereka menjadi pasangan saat mereka saling mencintai?
Dalam bagian ini, kita dapat menetapkan titik perubahan emosional dalam garis asmara sebagai berikut:
tetapkan bahwa pria yang mendekati wanita, setelah keduanya saling menyatakan perasaan, sang pria memberikan ungkapan cinta romantis yang unik kepada wanita untuk mengumumkan hubungan mereka secara resmi kepada semua orang. Pria dan wanita ini sekarang
bersama!
4. Krisis Baru
Setelah mereka bersama, dapatkan ketegangan yang sesuai, karena tidak ada hubungan yang berjalan mulus sepanjang waktu.
Bagaimana cara menetapkan titik perubahan emosional pada saat ini?
Misunderstanding (kesalahpahaman) -
Misalnya, orangtua wanita meninggal tragis, sang pria terus mendampingi wanita, dan setelah melalui banyak perjuangan, akhirnya mereka berhasil menjalin hubungan yang manis dan mesra.
Pada saat itulah wanita menemukan hubungan antara kematian orangtuanya dan sang pria, dan wanita salah paham terhadap sang pria.
Ini menciptakan krisis baru yang menarik minat pembaca dan membuat mereka penasaran tentang bagaimana akhirnya kedua tokoh ini.
Permasalahan Membuat Cerpen - 8️⃣ Bagaimana Mengatur Cliffhangers di Akhir Bab
📍 Bagaimana meningkatkan tingkat retensi bab?
Buatlah adegan yang menegangkan di akhir bab, sehingga memunculkan minat pembaca untuk melanjutkan membaca bab berikutnya.
📍 Bagaimana mengatur cliffhangers di akhir bab?
Berdasarkan perkembangan alur cerita, pilih salah satu dari metode berikut:
Dalam cerpen, mengatur cliffhangers di akhir bab dapat lebih menarik minat pembaca untuk melanjutkan membaca bab berikutnya. Jika setiap akhir bab memiliki cliffhanger yang kuat, hal ini juga akan mencerminkan kemampuan penulis dalam mengendalikan ritme cerita dan memahami alur cerita.
😃😃 Bagaimana cara umum untuk menciptakan titik-titik penting dalam cerita?
1️⃣ Yang cukup sederhana, adalah dengan membuat salah satu karakter mengajukan pertanyaan tetapi tidak menjawabnya di akhir bab, menciptakan sebuah misteri, dan kemudian menjawabnya di bab berikutnya.
2️⃣ Di akhir bab, ungkapkan sebuah rahasia atau peristiwa misterius, dan kemudian jelaskan lebih lanjut di bab selanjutnya.
3️⃣ Umumkan sebuah berita yang tak terduga atau mengguncangkan, dan kemudian berhenti tiba-tiba setelah mengumumkannya, lalu jelaskan lebih lanjut di bab berikutnya.
4️⃣ Berikan petunjuk tentang konflik yang akan terjadi atau peristiwa yang akan meledak.
5️⃣ Tokoh utama membuat keputusan penting atau karakter terkait membuat keputusan yang akan menyebabkan perubahan besar.
6️⃣ Akhir bab menjadi titik perubahan atau titik masuk dalam cerita saat ini, yang membuat pembaca berharap pada bab selanjutnya.
7️⃣ Deskripsi adegan yang sangat intens atau penggambaran emosi yang kuat, sehingga pembaca tahu bahwa cerita akan mencapai puncaknya, sehingga mereka sangat menantikan bab selanjutnya.
Permasalahan Membuat Cerpen - 9️⃣ Bagaimana Cara Menulis Pembukaan dalam Cerpen
Banyak penulis yang memiliki kerangka cerita dan konsep yang bagus, tetapi karyanya kurang menarik karena pembukaannya tidak cukup menarik.
Bayangkan dari POV pembaca, jika pembukaan tidak menarik, maka pembaca tidak akan melanjutkan membaca bab-bab selanjutnya.
Bagaimana cara menulis pembukaan dalam cerpen? - Ciptakan Tiga Bab Pembukaan Emas.
Pembukaan sebuah novel adalah faktor penting yang menentukan popularitas sebuah karya.
Banyak penulis yang menulis pembukaan yang membosankan, lambat dalam ritme, lambat dalam memasuki inti cerita, dan terlalu banyak pengenalan latar belakang. Karya-karya seperti ini memiliki kesamaan - data penjualan bukunya tidak bagus.
Lalu, bagaimana cara menulis cerpen yang baik? - Belajarlah untuk menciptakan Tiga Bab Pembukaan Emas!
1. Menentukan Jenis Tulisan.
Tentukan jenis tulisan apa yang ingin ditulis, dan pada bab pembuka haruslah menggambarkan hal tersebut serta menjelaskan latar belakang.
Saat menjelaskan latar belakang, hindari penjelasan yang terlalu panjang tentang pengaturan latar belakang atau menulis hal-hal yang tidak relevan.
Sampaikan konten yang baik dalam waktu singkat untuk memberikan pembaca pengalaman yang baik.
Misalnya, jika kamu menulis tentang kehidupan di sekolah, jangan langsung menulis tentang bagaimana tokoh utama dibangunkan oleh ibunya di pagi hari dan bertemu dengan ketua OSIS yang telah diam-diam dicintainya di jalan menuju sekolah.
Pada bab pertama, langsung saja masuk ke perspektif tokoh utama yang berdiri di pintu gerbang sekolah sambil memegang surat cinta, seolah menunggu seseorang.
Dalam pikirannya, kamu bisa menggambarkan bahwa tokoh utama telah menyukai ketua OSIS selama ini, tetapi tidak pernah berani mengungkapkannya.
Maka, tokoh utama memutuskan untuk berani mengungkapkannya dengan tiga kalimat. Hal ini tidak hanya mengungkapkan latar belakang, tetapi juga menjadi pengantar untuk alur cerita selanjutnya.
Ini adalah apa yang sering kita sebut sebagai memulai dengan ritme cepat, langsung menuju inti cerita.
2. Deskripsi Psikologi Karakter Utama atau Ekspresi Perasaan Tidak Harus Lebih Dominan daripada Perkembangan Plot.
Pada pembukaan cerita, penting untuk mendorong perkembangan plot, menimbulkan ketertarikan, dan menetapkan konflik utama.
Artinya, cerita harus dapat berkembang dengan cepat sehingga pembaca dengan cepat memahami konten utama dari buku tersebut.
Ingatlah untuk tidak menggunakan bagian yang terlalu besar untuk menggambarkan psikologi karakter utama atau secara berlebihan mengekspresikan perasaan pribadi.
Misalnya, jika kamu menulis tentang karakter utama yang bereinkarnasi, kamu tidak perlu menulis tentang kehidupan sebelumnya secara detail.
Langsung saja mulai menulis tentang karakter utama setelah bereinkarnasi dan memasukkan latar belakang melalui kilas balik.
3. Pembukaan Cerita, Garis Waktu, dan POV Karakter Utama, Pendukung, atau Karakter Pendukung Tidak Boleh Terlalu Sering Berganti.
Saat menulis pembukaan cerita, hindari terlalu sering beralih antara setting, garis waktu, dan POV karakter. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan pembaca akan merasa bingung.
4. Jangan Terlalu Misterius.
Hindari penggunaan kata ganti seperti "pria" atau "dia" secara berulang-ulang. Pada pembukaan cerita, langsung perkenalkan tokoh utama pria dan wanita secara jelas.
Jika terlalu panjang, pembaca akan semakin bingung seiring cerita berlanjut dan tidak tahu siapa tokoh utama dalam cerita ini, yang dapat mengurangi ketertarikan pembaca.
5. Jumlah Karakter.
Disarankan untuk mengontrol jumlah karakter pada pembukaan cerita menjadi maksimal 3 orang, dengan fokus utama pada tokoh pria dan wanita.
Dengan demikian, pembaca akan lebih mudah memahami siapa tokoh utama dalam cerita.
Hindari memperkenalkan terlalu banyak kerabat atau anggota keluarga pada awal cerita, karena terlalu banyak karakter dapat membuat cerita menjadi kacau dan tidak terstruktur, serta tidak jelas dan singkat.
Permasalahan Membuat Cerpen - 🔟 Bagaimana Meningkatkan Empati
📍 Bagaimana cara meningkatkan empati dalam cerpen?
Mulailah dengan menggabungkan enam aspek berikut: visual, sentuhan, pendengaran, penciuman, pengecap, dan kesadaran.
📍 Jika empati tidak cukup kuat, apa yang harus dilakukan?
Pelajari cara menggabungkan enam aspek berikut!
🏕️ Visual
Tokoh utama wanita melihat dan merasakan apa yang terjadi di sekitarnya. Teknik umum: pengamatan visual+deskripsi psikologis.
Contohnya: Ketika tokoh utama wanita menyaksikan pasangannya berselingkuh atau menghadapi kematian orangtuanya, gunakan deskripsi visual untuk menggambarkan apa yang terlihat oleh tokoh tersebut.
Misalnya: "Tokoh utama wanita melihat langsung pasangan mereka bergelut di atas tempat tidur, hatinya terasa seperti teriris."
🏕️ Sentuhan
Tokoh utama pria merasakan melalui sentuhan. Teknik umum: sentuhan+deskripsi psikologis.
Misalnya, jika tokoh utama pria adalah seorang tunanetra yang hanya dapat mengandalkan sentuhan untuk memahami lingkungan sekitarnya, gunakan deskripsi sentuhan untuk menggambarkan apa yang dirasakan oleh tokoh tersebut.
Misalnya: "Tokoh utama pria dengan hati-hati menyentuh bibir tokoh utama wanita dengan ujung jarinya, tak dapat menahan kekagumannya. Bibirnya terasa lembut, dan ia ingin menciumnya."
🏕️ Pendengaran
Tokoh utama wanita merasakan melalui pendengaran.
Teknik umum: pendengaran+deskripsi psikologis. Misalnya, jika tokoh utama wanita mendengar rencana jahat dari tokoh pendukung yang ingin mencelakainya, gunakan deskripsi pendengaran untuk menggambarkan apa yang didengar oleh tokoh tersebut.
Misalnya: "Tokoh utama wanita mendekati pintu dan sebelum masuk, ia sudah mendengar suara tokoh pendukung tersebut. Dia tersenyum kecil sambil berpikir tentang cara untuk membalas."
🏕️ Penciuman
Tokoh utama pria merasakan melalui penciuman. Teknik umum: sentuhan+deskripsi psikologis.
🏕️ Pengecap
Tokoh utama pria merasakan melalui pengecap. Teknik umum: sentuhan+deskripsi psikologis.
🏕️ Kesadaran
Dari enam poin sebelumnya yang sering disebut sebagai lima indra, kita seharusnya bisa memahaminya dengan baik. Namun, poin terakhir, kesadaran, adalah aspek paling tinggi dalam empati.
🚩 Kesadaran melibatkan hal-hal berikut yang perlu diperhatikan: ①Emosi ②Sikap mental ③Reaksi - Tindakan.
Emosi adalah respons otak yang dibawa oleh kesadaran, sikap mental mempengaruhi kesadaran, kesadaran menghasilkan reaksi, dan reaksi membawa tindakan.
Mungkin terdengar agak rumit, tetapi mari kita lihat contoh konkret:
🖼️ Adegan: Seseorang memukulku, memukul tepat mengenaiku, aku merasa sangat sakit, orang tersebut masih bersiap untuk memukul lagi, pukulan yang tiba-tiba membuatku merasa marah, aku memutuskan untuk membalas, aku mengumpatnya dan membalas dengan pukulan.
Seseorang memukulku, itu adalah faktor dari luar, aku merasakan sakit, itu adalah sentuhanku, aku merasa orang ini memukuliku tanpa alasan yang jelas, ini adalah sikap mentalku (deskripsi).
Sikap mental juga bisa dianggap sebagai emosi tersembunyi, disebut juga sebagai emosi psikologis, perbedaannya dengan emosi yang jelas adalah satu belum terungkap, sedangkan yang lain sudah terungkap.
Aku memutuskan untuk membalas, di sini juga ada sikap mentalku, sikap mentalku adalah tidak senang, itulah sebabnya aku mengumpatinya dan membalas, mengumpatinya dan membalas adalah emosi yang aku tunjukkan dan tindakan yang aku lakukan.
Dengan kata lain, kombinasi emosi, sikap mental, dan reaksi membentuk kesadaran.
Untuk mencapai efek di mana pembaca merasakan kesedihan dan kebahagiaan tokoh utama, serta merasakan kesedihan dan kebahagiaan sendiri, kita perlu membuat pembaca terlibat dalam cerita seolah-olah mereka sedang mengalaminya sendiri.
Seperti yang terjadi pada tokoh utama, kita ingin membawa pembaca masuk ke dalam peristiwa dan pengalaman yang sedang dialami oleh tokoh utama itu sendiri.
🛎️ Secara keseluruhan, untuk meningkatkan empati, penulis perlu menggunakan alur cerita untuk menyampaikan apa yang ingin mereka sampaikan kepada pembaca.
Misalnya, jika penulis ingin menunjukkan bahwa tokoh utama pria mencintai tokoh utama wanita, mereka harus menunjukkannya melalui peristiwa-peristiwa di mana tokoh utama pria menunjukkan kepeduliannya terhadap tokoh utama wanita saat tokoh wanita menghadapi bahaya atau kesulitan.
Penulis juga dapat menyoroti perubahan dalam pandangan tokoh utama pria terhadap tokoh utama wanita dengan menggambarkan perbedaan dalam ekspresi matanya.
Hal yang penting adalah menghindari sekadar memberikan narasi atau penjelasan bahwa tokoh utama pria mencintai tokoh utama wanita tanpa menunjukkan tindakan nyata atau momen di mana tokoh utama pria menunjukkan kebaikan dan perhatian kepada tokoh utama wanita.
Begitu pula, jika tokoh utama pria hanya berbicara tentang cinta kepada tokoh utama wanita tanpa menunjukkan tindakan konkret, maka empati yang dibangun akan rendah. Hal ini perlu dihindari.