Analisis karya :Berbagi Cinta : Hasrat Terlarang Suamiku
Berbagi Cinta : Hasrat Terlarang Suamiku adalah salah satu karya konflik rumah tangga - konflik etis yang sangat bagus. Analisis teks naskah (ambil bab 1-3 sebagai contoh):
..Hal paling su——Kedua: menggunakan pengembangan alur plot untuk membentuk karakter, tidak secara langsung menulis karakter protagonis wanita, tetapi dengan perkembangan alur plot, tindakan karakter juga mengalami perubahan, pembaca melewati perkembangan plot dan tindakan karakter memahami seperti apa karakter protagonis wanita itu. Keuntungan dari penciptaan karakter semacam ini adalah dapat membentuk karakter lebih halus, mempersempit jarak antara pembaca dan karakter, dan membawa karakter lebih dekat dengan kenyataan.lit dalam hidupku bukan kehilanganmu. Melainkan aku harus melihatmu bahagia meski bukan denganku. ...
...-Almeera Azzelia Shanum...
...🌴🌴🌴…
——Bagian ini adalah prasasti, ini sangat memuji kemampuan menulis penulis, jika penulisannya tidak bagus maka pembaca melihat bagian ini akan merasa tidak tertarik dan pergi, tidak bagus untuk retensi pembaca, jadi umumnya kita tidak saran author untuk menulis prasasti.
"Kemarilah, Mas. Aku bantu!" kata Almeera sambil mendekat ke arah sang suami.
"Terima kasih, Sayang."
Dengan lembut, Almeera memasukkan kancing demi kancing di pakaian sang suami. Penampilan seperti ini membuatnya mengingat bagaimana dulu sang suami menikahi dirinya. Semua itu masih sama dan mungkin akan selalu sama, dia terlihat tampan.
Ketampanan seorang Gibran Bara Alkahfi lah yang mampu membuat Almeera melabuhkan hatinya untuk pria itu. Karena kelembutan dan kebaikan dirinya, mampu membuat Almeera semakin jatuh dalam pesona pria itu.Panggilan yang selalu dilantunkan untuknya tak pernah berubah. Namun, Almeera menyadari jika sebentar lagi bukan hanya dia yang akan mendapatkan panggilan itu. Melainkan ada sosok baru yang akan mendapatkan hak yang sama dengan dirinya.
Ya, hari ini pernikahan mereka akan berubah. Pernikahan mereka akan terasa berbeda. Akan ada pembagian hati, hak, kewajiban dan rasa yang biasanya hanya untuk Almeera, harus mulai dibagi rata.
——Penulisan yang pendek dan simple sudah menjelasin settingan cerita dengan cepat : poligami. ini bisa membantu pembaca dengan cepat mengerti settingan cerita, dan hanya membaca awal pembukaan pun sudah tau ceritanya, yang secara efektif menghindari pembaca meninggalkan artikel karena mereka tidak mengerti apa yang penulis tulis. Selain itu, cara penulis membentuk karakter ini layak untuk dipelajari. Penulis tidak menggunakan kata-kata yang keren atau kata-kata yang susah dipahami untuk menggambarkan bagaimana penampilan protagonis wanita, dan apa yang dipikirkan dipsikologis, tetapi melalui kombinasi perilaku dialog + deskripsi psikologis, dan langsung menggunakan perlakuan karakter untuk mendorng alur plot, pada saat yang sama, penulis juga menggunakan perkembangan plot untuk menciptakan karakter yang hidup, membuat karakter dekat dengan kehidupan nyata, sangat kondusif untuk membantu pembaca meningkatkan rasa substitusi dan mudah beresonansi.
——Disini kita ingatkan kembali, kalau masih banyak penulis tidak tahu bagaimana membentuk karakter, sebenarnya sangat sederhana, ada dua cara:
Pertama: membentuk melalui deskripsi penampilan, deskripsi dialog, sikap, deskripsi tindakan dan deskripsi psikologis. Yang paling sederhana adalah deskripsi penampilan, kita hanya perlu menggambarkan penampilan protagonis dalam pikiran kita, tetapi ini juga menguji kemampuan penulisan kita. Yang kedua adalah deskripsi dialog, deskripsi dialog, sikap, deskripsi tindakan berfungsi untuk membentuk karakter protagonis, melalui deskripsi tersebut, karakter menjadi hidup, sedangkan deskrispi psikologis, selain mendorong alur plot, juga dapat memperdalam pengenalan pembaca pada karakter, meningkatkan rasa substitusi.
——Kedua: menggunakan pengembangan alur plot untuk membentuk karakter, tidak secara langsung menulis karakter protagonis wanita, tetapi dengan perkembangan alur plot, tindakan karakter juga mengalami perubahan, pembaca melewati perkembangan plot dan tindakan karakter memahami seperti apa karakter protagonis wanita itu. Keuntungan dari penciptaan karakter semacam ini adalah dapat membentuk karakter lebih halus, mempersempit jarak antara pembaca dan karakter, dan membawa karakter lebih dekat dengan kenyataan.
Jika kalian bertanya, ikhlaskah Almeera untuk berbagi suami? Maka dia akan menjawab tidak. Namun, demi kebahagiaan seseorang yang dia cintai, Almeera rela menyakiti hatinya sendiri.
Mungkin diluar sana banyak yang berpikir jika Almeera adalah wanita bodoh. Tapi, cobalah posisikan diri kalian menjadi Almeera.
Memiliki dua orang anak yang tampan dan cantik. Abraham dan Bia, dua orang bocah yang dia dapatkan dari pernikahannya dengan Gibran Bara Alkahfi, pasti akan mendapatkan dampak jika dia memilih berpisah. Mereka berdua masih membutuhkan figur ayah dalam hidupnya. Hingga karena mereka lah, Almeera masih berdiri disini.
Dia masih berusaha bertahan dengan janji suci dihadapan tuhannya. Almeera hanya berharap, semoga Tuhan berbaik hati padanya untuk memberikan kelapangan hati dan kesabaran yang luas.
"Kamu beneran gak mau ikut?" kata Bara sambil menatap wajah Almeera.
Almeera menggeleng. Dia merapikan jas sang suami untuk yang terakhir kalinya lalu tersenyum.
"Nggak, Mas. Aku bakalan disini, jagain anak-anak."
"Anak-anak masih bisa bersama pengasuhnya, Sayang," sela Bara menahan lengan Almeera yang hendak menjauh.
"Maaf, Mas. Lebih baik aku disini." Almeera mencoba melepas cengkraman tangan sang suami lalu dia membalikkan tubuhnya untuk pergi dari sana.
"Meera!" seru Bara menahan langkah sang istri.
"Ya, Mas?" Meera berhenti. Namun, dia tak membalikkan tubuhnya sedikitpun.
"Kamu ikhlas, 'kan?"
Almeera tersenyum pahit. Matanya berkaca-kaca dan siap untuk tumpah. Namun, sebisa mungkin dia menahannya karena takut menyakiti sang suami. Perlahan, Almeera menarik nafasnya begitu dalam, lalu dia menganggukkan kepalanya, pertanda jika dia menyetujui pertanyaan Bara.
"Raih kebahagiaanmu bersamanya di jalan yang halal, Mas. Semoga Allah memberkahi pernikahanmu." Bersamaan dengan itu, jatuhlah air mata yang sejak tadi Almeera tahan.
Ya, ini sangat menyakitkan. Bahkan sungguh menyakitkan dengan kehilangan seseorang karena Allah mengambilnya.
——Di beberapa paragraf ini, penulis menggunakan interaksi karakter untuk mendorong alur plot, walaupn didalamnya ada dialog dan deskripsi tindakan, tetapi masih dapat dilihat bahwa plot bergerak maju, Plot tidak berhenti karena interaksi , melainkan menggunakan plot untuk melecehkan protagonis wanita, biarkan pembaca bersimpati pada protagonis wanita. Meskipun penulis tidak menuliskan perasaan protagonis wanita secara langsung, tapi masih bisa merasakan patah hati protagonis wanita melalui isi naskahnya, ini adalah skil pembaca :melalui penulisan membangkitkan emosi pembaca, membuat pembaca tidak dapat menahan rasa kasihan pada protagonis wanita, dan secara tidak sadar menantikan alur kelanjutannya.
Satu hal yang perlu diperhatikan di sini: penulis bukan karena mau adegan melecehkan baru melecehkan protagonis wanita, melainkan secara logika menggunakan perkembangan alur plot untuk melecehkan protagonis wanita. jika kita demi adegan melecehkan baru menulisnya, tidak ada dukungan cerita pastinya tidak bisa menarik perhatian pembaca, sehingga JANGAN demi adegan melecehkan untuk melecehkan protagonis wanita.
Mungkin jika mereka dipisahkan karena maut, Almeera akan ikhlas akan takdir Allah. Tetapi saat ini bukan perihal maut. Melainkan dia harus ikhlas jika miliknya dibagi dengan orang lain.
Dengan segala kekuatan hati, Almeera mengantar kepergian sang suami sampai di depan pintu. Almeera mengambil tangan Bara dan menciumnya begitu dalam.
Bismillah semoga bahagiamu bisa menjadi bahagiaku juga, Mas, batin Almeera penuh harap.
Bergantian, Bara mengambil kedua tangan istrinya. Mencium punggung tangannya bergantian lalu terakhir memberikan kecupan lembut di kening, Almeera.
"Aku berangkat, Sayang. Terima kasih atas izinmu," kata Bara setelah melepaskan kecupannya. "Aku mencintaimu."
"Aku mencintaimu juga, Mas," sahut Almeera dengan sungguh. "Selamat atas kebahagiaanmu."
Setelah mengatakan itu. Bara langsung memasuki mobil yang sudah disiapkan untuk mengantar dirinya hari ini. Tak ada yang ikut bersamanya. Hanya kedua sahabatnya yang akan menjadi saksi pernikahan Bara. Semua keluarga benar-benar tak setuju dengan pernikahan kedua ini. Akan tetapi Almeera melakukannya untuk menyelamatkan sang suami dari dosa yang dilarang tuhan.
Perlahan mobil yang membawa Bara mulai melaju meninggalkan rumah yang biasanya dipenuhi kebahagiaan keluarga mereka. Namun, kali ini hanya tersisa Almeera sendirian. Ya, dia sendirian sambil menatap kepergian sang suami untuk meraih kebahagiaannya. Hingga Almeera mengingat betul kejadian ini bermula. Kejadian dimana sosok baru itu muncul di antara mereka. Saat dia dan Bara melangsungkan hari ulang tahun pernikahan mereka.
Saat itu, Almeera sedang menatap pantulan dirinya. Namun, tiba-tiba dari arah belakang, Bara datang dan memeluk istrinya dengan mesra.
"Kamu cantik," kata Bara sambil memberikan kecupan lembut di pipi kanan, Almeera.
"Terima kasih," sahut Meera dengan pipi bersemu merah. "Mas juga tampan."
Tak mau semakin dilanda rasa malu. Almeera lekas mengajak suaminya turun ke lantai bawah. Ya, hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka. Seperti tahun-tahun sebelumnya. Keduanya selalu merayakan untuk bisa berkumpul dengan kerabat, saudara, teman dan rekan kerjanya.
Keduanya berjalan dengan pelan. Namun, sebelum mencapai tangga. Almeera baru teringat akan sesuatu.
"Aku lupa bilang, Mas. Sahabatku saat sekolah SMA bakalan dateng. Kita lama gak kontekan, terus baru seminggu kemarin kita kontekan lagi." Cerita Meera dengan senang.
"Oh ya?"
Meera mengangguk, "nanti mas harus ketemu dia yah!"
"Baiklah, sekarang mari kita turun."
Acara demi acara mulai berlangsung. Hingga pasangan suami istri yang terlihat begitu bahagia itu mulai berpencar. Bara terlihat sibuk mengobrol dengan koleganya. Sedangkan Almeera hendak berjalan ke arah sang putri. Namun, belum setengah jalan. Terdengar suara wanita memanggil dirinya hingga membuat Almeera berbalik.
"Ya Allah. Hai, Rumi," sapa Meera lalu keduanya berpelukan.
"Kamu makin cantik, Meera," kata Narumi setelah pelukan keduanya terlepas.
"Bisa aja, kamu juga makin cantik loh."
"Wajar dong, aku kan cewek." Canda Narumi dengan kekehan.
"Oh iya. Aku kenalin kamu sama suami aku, 'yah." Meera segera berbalik. Lalu di memanggil Bara hingga pria itu mendekati dirinya.
"Kenalin, ini sahabatku, Mas. Namanya Narumi."
Dengan lembut Almeera menarik tangan sang suami hingga kedua orang itu berhadapan. Saat Bara menatap siapa sosok sahabat istrinya, jantungnya berdegup kencang. Bersamaan dengan itu, ikatan lengannya dengan Almeera dilepas olehnya.
Almeera bisa melihat dengan jelas tatapan berbeda dari kedua orang di depannya. Bahkan sang suami, sampai menatap lekat wajah sang sahabat. Sedangkan Narumi, dia yang tersadar segera menatap Almeera dengan menetralkan ekspresi wajahnya.
"Ini suami kamu?" tanya Narumi setelah dia berusaha tenang.
"Iyah, Rumi. Kenalin, ini Mas Bara."
Matanya terus menatap pergerakan sang suami. Sampai dia melihat bagaimana Bara menerima uluran tangan Narumi dan mengenalkan dirinya. Meera bisa melihat perubahan wajah, tatapan dan pegangan tangan keduanya yang masih bersalaman. Jujur dalam pikirannya saat ini, banyak pertanyaan yang berkelebat. Namun, dia tak bisa mengutarakannya.
Ada apa dengan suami dan sahabatku?
~Bersambung
Selamat pagi semua. Terima kasih sudah mampir di novel baruku.
Novel ini aku ikutkan lomba 'Berbagi Cinta' jadi kalian pasti sudah bisa membayangkan bagaimana alurnya.
Jangan lupa berikan apresiasi pada author yah agar selalu semangat update novel ini. Jangan lupa like, komen, vote poin, koin dan vocher agar author terus update. Terima kasih.
Salam sayang, JBlack.
——Paragraf ini terutama menggambarkan memori protagonis wanita, dan menyempurnakan semua adegannya. Setelah membaca, kita dapat menarik poin-poin informasi berikut: 1. Protagonis pria dan antagonis wanita sudah saling kenal untuk waktu yang lama. 2. Antagonis wanita adalah sahabat protagonis wanita, dan menggunakan memori protagonis wanita untuk mengeluarkan antagonis wanita. Didalam memori protagonis wanita tidak susah dilihat kalau protagonis wanita memiliki kehidupan pernikahan yang manis sama suaminya di masa lalu, tetapi pada anniversarynya, teman sekelas SMA protagonsi wanita tampaknya berselingkuh dengan suaminya. Plot ini terhubung dengan plot sebelumnya, dan dengan cara ini, konflik pembukaan lengkap dan keterikatan emosional terungkap dalam bab pertama: protagonis pria menikahi pasangan wanita, dan protagonis wanita melihat sahabat bersama suaminya nikah, walaupun patih hati, tapi tetap enggan menerima demi anak.
Selain itu, penulis membuat transisi yang alami saat menjelaskan latar belakang, tidak secara langsung menggunakan kilas balik untuk memotong ingatan, melainkan menggunakan penulisan yang lebih halus, bersubstitusi untuk mengubah adegannya. Tidak menggunakan kilas balik untuk memotong ingatan dapat lebih kondusif untuk meningkatkan rasa substitusi dalam teks
Di atas adalah bab pertama kami yang lengkap, sebenarnya dari sini kami dapat menganalisis bahwa ritme bab pertama tidak cepat, tetapi mengapa kami merekomendasikan buku ini? Melalui analisis, tidak sulit untuk menemukan bahwa meskipun ritme bab ini lambat, penulis telah menangani plot berlapis-lapis, dan dalam ruang yang relatif singkat, ia masih menjelaskan konflik di awal dan emosional karakter dengan jelas, menciptakan karakter protagonis wanita yang menyedihkan yang membuat pembaca berempati. Pada saat yang sama, penulis pandai membangkitkan emosi pembaca dengan kata-kata pendek, dan memiliki rasa substitusi yang baik.
——Dan, semua alur plot di laksanakan mengiringi protagonis wanita dan protagonis pria, termasuk antagonis wanita yang muncul dalam adegan flashback, dari karya tersebut baru 3 karakter yang muncul. Banyak author suka di pembuka karya menceritakan semua karakter di bab 1, hal ini tidak patut di contoh, pertama, ini akan menambah kesulitan dalam penulisan, sementara kebanyak penulis masih belum memahami cara penulisan pergantian tokoh, oleh karena itu karya kita akan nampak sangat kacau. Kedua, pembaca akan sulit mengingat karakter banyak yang muncul di bab yang sama, karena pembaca membaca dengan sekilas atau cepat mereka tidak mudah mengingat ini akan menyebabkan pembaca tidak berminat untuk lanjut membaca. Ketiga, akan membuat karya kita nampak kacau. Oleh karena itu, kita merekomendasi penulis saat di bab awal mengurangi pemunculan karakter. Intinya dari analisis kita bisa tahu, kemampuan penulis ini sangat tinggi, walaupun dari bab ini nampak plotnya seperti lambat, tapi sangat berhasil dalam pembentukkan karakter, pembaca akan gampang terbawa oleh alur cerita kita, pembaca juga dapat resonansi saat membaca.