#kabar yang mengejutkan#
pagi-pagi dengan langkah lunglai aku masuk kamar mandi untuk bersiap-siap kerja. Rasanya berat banget untuk kembali bekerja, apalagi mereka akan melakukan hal yang sama lagi. Jujur aku yang masih berusia 16 tahun di dewasakan oleh keadaan dan banyak kekecewaan. Apakah mereka senang dengan penderitaan yang aku alami?, hanya karena aku masuk bekerja karena orang dalam. Tapi bukan aku yang meminta pekerjaan ini, melainkan bu intan yang menawarkannya padaku.
Tahu gak sih rasanya di rundung satu ruang checking? mencekam. Rasanya nyesek banget. Aku dengan langkah gontai masuk dan mengambil peralatan bersih-bersih dan memulai untuk bersih-bersih. Selagi aku melanjutkan pekerjaanku, satu demi satu karyawan di pt sudah datang. Tapi aku bersyukur bagian produksi masih mau bergurau dan bercengkrama denganku. Jadi hatiku tidak galau banget.
hari demi hari masih saja seperti ini, tapi ada hal yang menggembirakan. ternyata sudah waktunya gajian. Meskipun aku baru bekerja selama dua minggu, karena mengikuti aturan perusahaan, akupun mendapatkan gajiku. Yah meskipun hitungan kerja harianku masih kecil, dikarenakan aku yang masih di bawah umur. Tapi aku bersyukur, tujuh ratus ribu dalam 2 minggu tidaklah sedikit. Aku bisa bantu-bantu ekonomi keluarga kami.
sesampainya dirumah, aku langsung bilang pada ibu kalau aku gajian.
"ibu tahu gak bu, diah dapat apa?".
"emang diah dapat apa?" sahut ibu lembut.
"diah kira bulan ini itu diah gak bakalan dapat gaji bu, tapi ternyata pas mau pulang tadi diah di panggil dong bu sama bu intan di kasih amplop. Diah kira itu surat kontrak kerja ya bu, ehhh ternyata malah gaji diah. Lumayan bu, dapat tujuh ratus ribu bu. Jajan yook bu beli bakso bareng adek juga". Ibu hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuanku. Malam harinya kita bertiga pergi untuk membeli bakso dan makan di tempat. Karena motor butut kami di gunakan ayah buat bekerja, jadilah kami bertiga jalan kaki ke warung bakso depan jalan utama.
"mbak, mbak diah. Kok tumben nih kita makan bakso disini, biasanya kan beli di pak kumis"
"iya, kan mbak diah sekarang sudah kerja jadi insha allah kalau gajian kita bisa makan di luar kayak gini"
"gajian itu apa buk?" tanya gita bingung.
"gajian itu dapat duit dek. Jadi kalau dapat duit bisa beli jajan"
"oh kalau gitu adek juga mau dong gajian. Biar bisa sering-sering jajan kayak gini".
"kalau mau gajian adek harus kerja dong bareng mbak diah. Mau gak? Tapi disana banyak banget kakak yang jahat".
"jahat? Kok jahat mbak? Emang mbak di pukul ya sama mereka?"
"bukan di pukul dek tapi di musuhin"
"dimusuhin itu apa mbak?" aku hanya geleng-geleng dengan pertanyaan adikku. Mending lanjut makan deh. Susah juga jelasinnya sama bocah. Masih lanjut dengan obrolan ringan kami. Kami pun pulang karena sudah rame dan kita harus gantian tempat duduk. Aku membayar dan kamipun langsung pulang dan tidur.
Esok harinya aku masih pergi bekerja dengan hati gelisah. Dengan rundungan, dengan kerjaan yang ada aja yang gak bener di mata bu intan. Entah itu masalah teh, kerak air yang katanya gak hilang dan masih banyak hal. Tapi aku berusaha untuk bersikap cuek. Sedikit demi sedikit juga aku mulai belajar untuk checking. Sebenarnya itu bukanlah termasuk dalam pekerjaanku, karena di luar bantu- bantu pekerjaan checking terkadang aku masih harus pergi kirim dokumen, ataupun pergi berbelanja kebutuhan kantor. saat sore tiba bu intan memanggilku masuk keruangannya, kami duduk berhadapan.
"gimana diah, sudah nyaman kerja disini?" aku hanya tersenyum sambil mengangguk. Meski banyak minusnya, aku masih ingin bertahan setidaknya demi membantu ekonomi dirumah.
" sepertinya gak ada masalah ya diah. Tapi ibu mau minta maaf nih sama diah, dikarenakan sekarang ini pesanan yang masuk ke Pt sedang sedikit, untuk sementara diah ibu liburkan dulu ya. Nanti kalau pesanan yang masuk ke PT ibu sudah banyak lagi, ibu akan panggil diah untuk bekerja kembali". jantungku rasanya seperti berhenti, baru kemarin aku merasakan bahagia sudah bisa jajanin adek dan ibu, sekarang malah aku di berhentikan dengan waktu yang tak pasti. sedih dan kecewa rasanya. Gimana aku bilangnya sama ibu dan ayah ya.
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments