ZONE ROUGE
Dua remaja laki-laki yaitu itoshi rin dan isagi yoichi pergi menuju sekolah bersama. Rin remaja yang sangat pendiam, sementara isagi sangat talkative. Rin dan isagi menjalin hubungan persahabatan sejak kecil. Isagi menyukai rin lebih dari seorang sahabat.
"Rin, sepulang sekolah kita mampir sebentar di ramen biasanya mau?" tanya isagi dengan gembira
"baiklah" jawab rin dengan singkat
Mereka sampai di sekolah dan meletakkan tas mereka di bangkunya masing-masing. Rin tetap di bangkunya, sementara isagi mengobrol dengan yang lainnya. Rin tersenyum tipis di saat isagi tersenyum bahagia bersama temannya.
Alarm darurat sekolah berbunyi, seluruh siswa dan siswi di sekolah tersebut terkejut akan hal itu. Di luar gedung sekolah tepatnya di area lapangan, sangat ramai sekali akibat dari teriakan para murid-murid yang berusaha menyelamatkan diri mereka dari kejaran teman mereka yang bersikap aneh.
Rin melihat ke jendela kelas nya untuk mengetahui apa yang terjadi di luar sana.
"sialan, terjadi secara langsung..." lirih rin
"kenapa? Ada apa di luar sana?" tanya reo menghampiri rin, "shit, mereka sangat agresif" sambung reo
"kita harus bergerak sekarang, kalau tidak mereka akan menyerang kita kapan saja" ucap rin
"apa yang harus kita lakukan?" tanya reo
"kabur dari tempat ini" jawab rin
"hei? Apa kau yakin dengan itu? Kau lihat sendiri kan di luar keadaan seperti apa? lebih baik kita menetap di sini saja. Aku tidak mau keluar" ucap siswa 1
"benar, lebih baik kita menetap di sini saja. Biarkan yang lainnya terkena serangan para monster itu. Aku tidak mau terkena seperti mereka" ucap siswa 2
"berengsek seperti mu memang pantas untuk mati saja." ucap rin tegas, "isagi, kau tetap bersamaku jangan pergi kemanapun" sambung rin mengikat tangan isagi dengan tangan nya menggunakan kain
"rin, aku mempunyai rencana" ucap reo
"katakan saja" ucap rin
Reo memberitahu rencana yang ada di dalam ide nya itu kepada orang orang yang ingin keluar dari tempat itu saja. 2 orang siswa yang menolak mengikuti mereka hanya bisa mengeluarkan ekspresi julid nya saja. Setelah itu, mereka menyiapkan segala peralatan yang akan mereka kenakan selama keluar dari tempat itu.
Rin membantu isagi untuk membalutkan kain di lengan isagi dan kaki isagi.
"kau akan baik baik saja jika tetap bersamaku. Aku akan melindungi mu jangan khawatir" ucap rin
"baiklah, aku akan terus bersamamu. aku ingin kau berjanji kepada ku untuk tetap selamat di saat kita berpisah Rin" ucap isagi
Rin mengangguk sebelum mengusap usap kepala isagi. Reo dan nagi sedang bersiap siap, begitu pula dengan chigiri dan bachira. Reo sebagai pemimpin mereka untuk keluar dari tempat itu. Rin dan Nagi sebagai tim penyerang monster itu atau alias zombie.
Mereka terus menyerang para zombie yang memenuhi lorong kelas sekolah mereka dengan sekuat tenaga yang ada. Satu persatu tumbang tapi masih ada yang mencoba untuk bangkit. Dengan adanya alat yang ada, mereka bisa menyerang para zombie tersebut dengan kerja sama mereka. Sampai pada akhirnya mereka sampai di ruang perpustakaan. Di dalam ruangan tersebut sangat sunyi namun beberapa barang berantakan. Mereka beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan mereka yang masih panjang itu. Rin dan reo meletakkan barang mereka.
"sialan, mereka sangat agresif di bandingkan dengan di film" ucap reo
"aku tidak percaya ini akan terjadi" ucap chigiri, "tapi kenapa harus terjadi di saat seperti ini?" sambung chigiri
"takdir kita untuk menyelesaikan ini semua" celetuk bachira
"takdir memakan nyawa" ucap chigiri
Mereka asik mengobrol, sementara rin dan isagi mengobrol secara empat mata.
"rin, kau baik baik saja kan?" tanya isagi
"aku aman, bagaimana dengan mu? Maaf tadi aku sempat melukaimu" ucap rin
"tidak apa apa, aku aman" jawab isagi, "mereka sangat mengerikan, apa yang mereka incar dari manusia? Organ organ manusia?" tanya isagi penasaran
"kalau di kartun zombie yang aku lihat, mereka mengincar otak manusia, tapi itu di kartun" ucap rin
"kau ini, sangat menyebalkan" ucap isagi
Rin meletakkan kepalanya di atas bahu isagi. ia terbiasa melakukan itu di saat ia bersama isagi saja. Tangan isagi mengusap usap kepala rin dengan lembut. Itu sudah menjadi kebiasaan Rin dan isagi di dalam kehidupan sehari-hari.
"Rin, bagaimana dengan kak sae? Apa dia baik baik saja?" tanya isagi
"aku belum menanyakan kabar nya, aku berharap di baik baik saja" ucap rin
"kau hubungi dia saja dulu untuk memastikan saja" ucap isagi
"sialan...ponsel ku tertinggal di kelas" ucap rin dengan kesal
"aaa tidak" ucap isagi
"reo, aku akan kembali kekelas untuk mengambil ponsel ku yang tertinggal" ucap rin
"rin? Kau yakin?" tanya reo
"bagaimana pun kita tidak bisa seperti ini terus menerus tanpa ponsel. Aku akan mengambil beberapa ponsel yang berada di kelas" ucap rin
"rin jangan." ucap isagi, "jangan pergi, di luar sangat mengerikan Rin. Aku tidak ingin kau menjadi seperti mereka" sambung isagi dengan khawatir
"apa kau bodoh? Kau ingin mati di makan oleh mereka? menetap lah di sini saja berengsek" ucap nagi dengan kesal
Rin memutuskan untuk mengikuti permintaan mereka. Ia kembali dengan isagi duduk di dekat jendela perpustakaan.
"sialan berengsek, kenapa mereka sangat merepotkan" kesal chigiri
"sangat merepotkan. Aku belum menyelesaikan tugas matematika ku" ucap bachira, "mendapat hukuman lagi dari guru memang lah kebiasaan ku, bagaimana dengan tugas matematika ku? Apa mereka pintar matematika?" sambung bachira
"kau ini sangat bodoh, zombie itu sangat bodoh" jawab chigiri
"kalau mereka pintar, aku meminta ajaran mereka untuk membantu ku mengerjakan tugas matematika" ucap bachira
"terserah kau sajalah" ucap chigiri
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments