ALAM LAIN
Disebuah Kota di salah satu pulau Sumatera, seorang anak perempuan bernama Kirana lahir ke dunia, dia terlahir tepat pada hari JUMAT pukul 2 siang setelah Sholat Jumat telah berlalu, tangisnya mengisi kegembiraan hati bagi kedua orang tuanya, dia terlahir pada tanggal 13 Di bulan Desember 1991.
Sebelum beranjak pada ramalan Primbon Jawa Kelahiran 13 Desember 1991 menurut hitungan wuku dan weton, Sekedar memberitahukan, Primbon Jawa merupakan kitab warisan leluhur yang mengorientasikan hubungan antara manusia dengan alam semesta.
Hingga kini, Primbon diyakini sebagai pedoman atau acuan dalam menentukan tindakan ataupun sikap dalam beraktivitas.
Primbon Jawa sendiri diyakani oleh masyarakat tanah Jawa bahkan di luar pulau Jawa sebagai cara untuk mengetahui peruntungan di masa depan. Kendati hanya bersifat prediksi, namun tidak sedikit orang-orang meyakini tentang proses kehidupan yang dihitung berdasarkan hitungan wuku dan weton.
Kembali lagi kepada kepercayaan masing masing manusia, dan jangan lupa Percaya penuh hanya kepada ALLAH Sang Pecipta Langit Dan Bumi beserta seluruh isinya.
Kelahiran 13 Desember 1991 menurut hitungan wuku dan weton,
Tanggal Masehi : 13 Desember 1991, Jum'at Sukra
Tanggal Jawa : 6 Jumadil Akhir 1924, Jemuwah Kliwon
Tanggal Hijriah : 06 Jumadil Tsania 1412
Watak kelahiran berdasarkan weton
Dina : Jemuwah atau bisa di bilang Energik mengagumkan
Pasaran : Kliwon (Pandai bicara dan bergaul, periang, ambisius, urakan, kurang bisa membalas budi, setia pada janji, ceroboh memilih makanan, banyak selamat dan doanya)
Haståwårå/Padewan : Guru (Berkuasa, bakat memimpin, pemberi, perayu)
Sadwårå : Wurukung (Hewan) sifat yang Kurang waspada.
Sångåwårå/Padangon : Wogan (Ulat) memiliki sifat Sabar dapat menerima, mantap.
Saptåwårå/Pancasuda : Wasesa Segara (Pemaaf, suka menolong, berhati mulia.)
Rakam : Dêmang Kadhuruwan (Sering mendapat perkara, suka membantah.)
Paarasan : Lakuning Rêmbulan (Mempesona dan membuat tenteram hati orang.)
Watak berdasarkan wuku
Dewa Bumi : Bethara Gana. Pohonnya Tangan : suka kegiatan tidak mau menganggur.
Burungnya Nori : Boros, dermawan, jauh rejekinya, hatinya jahat dan serakah.
Sungsang mega mendhung : Wataknya peteng atine (tega, berani).
Aralnya : terkena besi.
Sedekah / sesaji : Nasi dang-dangan beras senilai zakat fitrah, lauknya ayam dan bebek dimasak apa saja, urap dari sembilan macam daun-daunan.
Do'anya : slamet kabul, slawatnya : 10 ketheng.
Kala Jaya Bumi : ada di timur menghadap ke barat.
Saat wukunya berjalan selam 7 hari, sebaiknya menghindari bepergian menuju ke timur.
Sungsang wurung tiba (datangnya api) : kehadirannya bagaikan datangnya api, menerangi, berwibawa, tetapi juga membuat gerah orang.
Wuku Sungsang baik untuk mencari nafkah, pindah tempat, berteman, berkerabat, berbesanan, mbabar kain batik, menanam.
Tidak baik untuk memanjat, menebang kayu kebun, pergi jauh, bersenang-senang, beramai-ramai dan berperang.
Jika di libatkan dalam ramalan tersebut Kirana juga memiliki watak demikian, dia juga memiliki watak yang keras kepala , suka membantah, ergik dan juga pemaaf tidak dapat menaruh dendam yang lama terhadap orang lain.
Kiran meskipun seorang perempuan namun kegemarannya adalah memainkan permainan yang dimainkan oleh laki-laki seperti layangan, Gasing, Kelereng, Bola dsb.
Malam itu malam yang panjang bagi kirana yang masih berumur tujuh tahun, saat itu dia duduk di kelas 3 sd.
dia memiliki kakak perempuan dan seorang sepupu perempuan yang saat itu sudah SMP.
Kirana tidak diizinkan oleh kakaknya untuk tidur bersama dengan mereka, kamar Kirana dan kakak nya terpisah namun kamar tersebut terhubung satu sama lain,
Malam itu sekitar pukul 11.00 (kurang lebih), Kirana tidak bisa terpejam, karena dia tidur sendirian di ranjang yang cukup besar untuk tubuhnya yang kecil.
Rasa takut menyelimuti Kirana, dia mulai menyelinap kekamar kakaknya dia berbaring tepat di ujung kasur kakaknya, tubuhnya meringkuk karena tidak ada space antara kaki sang kakak dengan ujung kasur,
matanya tetap sulit terpejam,
tiba tiba sebuah suara muncul terdengar sangat jelas oleh telinganya..
' CELETAK '
' CELETAK '
Sebuah kelereng yang Kirana miliki, berbunyi begitu saja, seakan akan ada yang sedang memainkannya.
Kirana membayangkan seorang anak kecil botak tanpa baju duduk diatas kasurnya sambil tertawa memainkan kelerengnya.
Suara itu semakin menjadi, membuat tubuh Kirana bergidik ketakutan.
" Ayo tidur, tidur, kumohon"
Dia memejamkan matanya sangat keras, namun sayangnya kakaknya sadar, dan menendang Kirana keluar dari ranjang kasurnya, Kiranapun terjatuh. Dia bergegas menyenderkan punggungnya keranjang sang kakak, tak lama kemudian suara itu kembali lagi..
' CELETAK '
' CELETAK '
" Uhuk " Kirana pura pura batuk, dan suara itu berhenti..
Kirana mengambil nafas yang cukup dalam. kelang hanya beberapa menit sura itu kembali
' CLETAK '
dan semakin cepat..
' CELETAK '
' CELETAK '
' CELETAK '
' CELETAK '
' CELETAK '
Kirana akhirnya berbaring di pojok tempat tidur meski desampingnya ada lemari pakaian kirana tetap membuat tubuhnya yang kecil itu muat untuk tidur disana..
" ayolah, tidur tidur" Gumamnya dalam hati,
Tak lama kemudian Ibunya berteriak..
" Kenapa kau tidur disini Kiran?"
Diapun terbangun, namun dia tidak ingat bagaimana caranya dia bisa tertidur pulas, setelah sang ibu membangunkannya Kirana bergegas ke Kamarnya, dia melihat ada 2 kelereng besar berada di atas kasurnya, dia segera mengambil buku tulisnya.
" Mungkin semalam kelereng ini bergerak karena angin"
dia mengebaskan Buku tulisnya sekuat tenaga, namun kelereng itu tidak berbunyi.
"Mungkin karena hal lain"
Kirana segera menarik Seprei kasurnya dan mengelindingkan sepasang kelereng itu, namun yang terjadi keuanya hanya mengikuti arah yang di buat kirana,
' DEG '
Perasaan Kirana semakin tak enak, dia mencoba hal yang dia pikirkan,dia mengambil salah satu kelereng, dia mencoba memainkannya dengan target mengenai kelereng yang satunya lagi.
' CELETAK '
Bunyi itulah yang mengganggunya semalam, saat Kirana mengambil kelereng yang lainya dia dengan sengaja henya membenturkan keduanya, namun bunyi yang dihasilkan sangat berbeda.
Kirana mengangguk
" Itu berarti bunyi semalam , kelereng ini dimainkan dengan cara menjadikan kelereng satunya sebagai target dan yang satunya lagi di gerakan dengan dorongan ibu jari dan telunjuk jika keduanya bertemu suara itu keluar"
Kirana langsung merinding dan melempar kelerngnya kembali kekasurnya.
" Malam nanti aku harus menyimpan kelerengku didalam toples, dia (makhluk tak kasat mata) tidak akan bisa membukanya"
Kirana segera mandi, karena hari itu dia sekolah..
Saat kejadian yang dia rasakan Kirana tidak pernah menceritakan apapun kepada sang ibu, meski dia seorang yang periang namun ada hal yang kadang dapat di ceritakan olehnya dan tidak dia ceritakan..
To Be Continue...
Note : " Jika mengingat ini, rasanya tetep aja takut meski sudah terjadi puluhan tahun yang lalu..
kalian boleh percaya boleh tidak, namun ini benar terjadi ( Nyata) yang mimin alami .. uuu (-,-')
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments