Episode 4 : Kita Adalah Keluarga

Ray Woug adalah seorang pria muda keturunan tionghoa yang bertempat tinggal di New York,memiliki seorang ayah yang bernama Gowa Woug dan seorang ibu bernama Desy.Ray berumur 22 tahun dan sedang menjalani kuliah di bidang elektronik,memiliki tinggi 165 cm dan berat ideal.Ray adalah teman Jack sejak dari SD,namun berpisah saat SMP.Ayah Ray bekerja sebagai seorang dokter,sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.

Rumah Jack

"Apa yang terjadi dengan Jennie,padahal saat aku memberitahukan niatku untuk bekerja di AGSA,dia setuju.Tapi tadi....,dia seperti melarangku pergi",kata Jack.

Tiba tiba terdengar suara

"Itu wajar,Jack",kata suara itu.

Jack menoleh ke arah datangnya suara

"Ibu",kata Jack.

Ruby mendekati Jack

"Maksud ibu apa?",kata Jack.

"Ayo,ikut ibu ke teras.Ibu akan memberitahumu disana",kata Ruby.

Mereka berdua pun berjalan ke teras lalu duduk di kursi yang ada di sana

"Beritahu aku bu,kenapa tingkah Jennie jadi aneh begitu",kata Jack.

Ruby menghela nafas

"Kau tahu,menjadi seorang tentara itu tidak mudah.Kita harus bisa bertahan di lingkungan yang berbeda dari yang biasanya,kita harus bisa mandiri dan kuat.Kita harus disiplin,bahkan rela mati demi negara.Jika kita masih muda dan menjadi seorang tentara,maka tantangan seperti itulah yang kira kira bakal kita hadapi.Tapi akan berbeda cerita jika kita sudah berkeluarga,ada tantangan yang lebih menyakitkan daripada itu,yaitu harus rela meninggalkan keluarga demi tugas",kata Ruby.

"Dan itulah yang telah terjadi dengan ayah",kata Jack.

"Kau benar.Ayah selalu ditugaskan ke berbagai tempat,kebanyakan ditugaskan ke tempat tempat yang sangat jauh seperti ke luar negeri.Hal itu yang membuatnya jarang pulang dan jarang bertemu dengan keluarga",kata Ruby.

Jack menundukkan kepala,dan merasa sedih

"Sejak Jennie masih kecil,ayah selalu berpindah tempat dan jarang pulang ke rumah,hal itu membuat Jennie menjadi kurang mendapat perhatian dari ayah.Dia tidak tahu bagaimana rasanya mendapat cinta dari seorang ayah,ketika dia melihat teman temannya yang lain dijemput oleh ayah mereka saat pulang dari sekolah,dia merasa sangat sedih bahkan iri dengan mereka",kata Ruby.

Jack mulai menangis

"Tapi untungnya dia punya kau,Jack",kata Ruby.

"A...aku?",kata Jack.

"Ya,kau.Disaat Jennie membutuhkan perhatian seorang ayah,kau datang menggantikan ayah.Kau selalu ada di samping Jennie disaat dia gembira bahkan sedih,kau selalu menghiburnya dan membuat Jennie seperti mendapat perhatian dari seorang ayah",kata Ruby.

"Tapi,sekarang ayah sudah tidak berpindah pindah lagi.Seharusnya Jennie sekarang sudah bisa merasakan perhatian dari ayah yang sebenarnya",kata Jack.

"Sekarang ayah memang belum berpindah pindah,dan sudah bisa memberikan Jennie perhatian.Tapi perhatian yang diberikan oleh ayah,tidak akan bisa menggantikan perhatian yang diberikan olehmu",kata Ruby.

Jack mengelap air matanya

"Itulah kenapa,ketika dia tahu bahwa kau akan pergi meninggalkannya,dia menjadi sangat sedih",kata Ruby.

"Tapi menjadi agen adalah cita cita ku dari kecil bu",kata Jack.

"Ibu tidak melarang kau untuk menjadi seorang agen,itu terserah padamu.Tapi yang perlu kau perhatikan adalah,perasaan adikmu",kata Ruby.

"Apa yang harus kulakukan?",kata Jack.

"Yang harus kau lakukan adalah,menenangkan Jennie dan meyakinkannya bahwa kau akan kembali kepadanya",kata Ruby.

Ruby berdiri lalu pergi meninggalkan Jack dan masuk ke dalam rumah

"Jennie...",kata Jack.

Markas Tentara

Max sedang berada di dalam sebuah ruangan dokumentasi ketentaraan

"Dimana dokumen itu?,seharusnya ada disini",kata Max sambil mencari dokumen di sebuah lemari.

Beberapa saat kemudian...

Pintu ruangan terbuka dan seseorang masuk

"Sersan River,kau dipanggil oleh Letnan di ruangannya",kata seseorang yang masuk tersebut.

"Letnan?,ada apa?",kata Max.

"Aku tak tahu,tapi dia menyuruhmu menghadap dia",kata orang itu.

"Baiklah,aku akan pergi",kata Max.

Beberapa saat kemudian...

Pintu ruangan Letnan diketuk

Knock! Knock!

"MASUK",kata Letnan.

Pintu terbuka dan Max masuk lalu menutup pintu

"Ada apa,pak?",kata Max dengan nada tegas.

"DUDUK",kata Letnan.

Max pun duduk berhadapan dengan Letnan

"Aku mau memberitahumu sesuatu,Sersan River",kata Letnan.

Rumah Jack

Jack berjalan menaiki tangga kemudian berhenti di depan kamar Jennie

"Jennie...,aku tidak tahu apa kau mau mendengarkanku atau tidak...,tapi...aku hanya ingin bilang...,aku minta maaf",kata Jack.

Sementara dari dalam kamar Jennie,terlihat Jennie sedang berbaring di ranjangnya sambil menangis

"Baiklah...,kuharap kau baik baik saja",kata Jack sambil mengambil berkas berkas yang ditinggalkannya di depan pintu kamar Jennie.

Jack berjalan ke kamarnya

Markas Tentara

"Apa kau mengerti,Sersan River?",kata Letnan.

"SIR YES SIR",kata Max.

"Baiklah,kau bisa pulang dan mengemasi barang barangmu,lalu datang ke sini lagi",kata Letnan.

Rumah Jack

"Jack,bisa kau belikan ibu garam dan merica?,yang di dapur sudah habis",kata Ruby berteriak.

"Baiklah,bu",kata Jack.

Jack berjalan menuju lantai bawah namun berhenti di depan kamar Jennie

"Sebaiknya kubiarkan Jennie sendiri terlebih dahulu,supaya pikirannya tenang",kata Jack.

Jack berjalan menuruni tangga dan pergi ke dapur

"Itu saja yang perlu dibeli?",kata Jack.

"Ya,ini uangnya",kata Ruby sambil menyerahkan uang kepada Jack.

Jack pun pergi ke mini market dengan berjalan kaki

Beberapa menit kemudian...

Jack sudah selesai berbelanja namun memutuskan untuk beristirahat di taman kota

Taman Kota

"Hah,hari yang melelahkan",kata Jack sambil duduk di bangku.

Tiba tiba terdengar suara

"Jack",kata suara itu.

Jack menoleh ke arah datangnya suara

"Ray",kata Jack.

"Jack,sudah lama tidak berjumpa",kata Ray sambil duduk di sebelah Jack.

"Ya,aku bahkan tidak menyangka kau masih bisa mengenaliku",kata Jack.

"Tentu saja aku masih bisa mengenalimu,kau belum banyak berubah.Ngomong ngomong,kau dulu bersekolah di SMA apa?",kata Ray.

"Aku dulu tidak bersekolah di SMA",kata Jack.

"Jadi kau dulu tidak bersekolah?",kata Ray.

"Tentu dulu aku bersekolah,tapi aku bukan bersekolah di SMA melainkan di SKIA",kata Jack.

"Apa?!,SKIA?.Maksudmu,Sekolah Khusus Intelejen Amerika",kata Ray.

"Ya",kata Jack.

"Wow,sungguh luar biasa.Kau memang orang yang hebat,aku masih ingat saat kita masih SD,kau selalu berkata kepadaku bahwa saat kau sudah dewasa kau akan bekerja menjadi seorang agen,dan tak bisa ku percaya,kau menepati kata katamu",kata Ray.

"Ya,terimakasih pujiannya",kata Jack.

"Bukankah untuk masuk ke SKIA itu sangat susah?",kata Ray.

"Kau benar,tapi untungnya ada ayahku.Karena aku sangat berkeinginan menjadi agen,akhirnya ayahku meminta petinggi tentara angkatan darat Amerika untuk berbicara dengan petinggi SKIA agar membolehkan aku masuk",kata Jack.

"Wow,kau beruntung sekali",kata Ray.

"Memang aku beruntung,tapi ketika aku sudah masuk SKIA,aku tidak seberuntung itu.Ternyata pendidikan disana sangat keras,tapi aku bisa bertahan dan lama kelamaan menjadi terbiasa",kata Jack.

"Wow,hebat sekali.Bukankah untuk menyelesaikan pendidikan di SKIA itu perlu waktu yang lebih lama daripada di SMA?",kata Ray.

"Ya,kau benar.Untuk lulus dari SKIA,diperlukan waktu delapan tahun",kata Jack.

"Delapan....tahun?",kata Ray.

"Ya,tapi setelah lulus,aku tidak perlu berkuliah.Aku akan langsung kerja menjadi seorang agen,namun aku harus mengirim berkas-berkas terlebih dahulu",kata Jack.

"Wow,aku sungguh kagum denganmu",kata Ray.

"Bagaimana denganmu?",kata Jack.

"Yah...",kata Ray.

Tiba tiba handphone Jack berbunyi

Ring! Ring!

"Maafkan aku,aku mau mengangkat telepon dulu",kata Jack.

"Oh ya,silahkan",kata Ray.

Jack menjawab panggilan

"Halo",kata Jack.

"Jack,ini ibu",kata Ruby.

"Ibu,ada apa?",kata Jack.

"Cepat pulang ke rumah,ada sesuatu yang penting",kata Ruby.

"Baiklah",kata Jack sambil menutup panggilan.

"Ada apa Jack?",kata Ray.

"Aku harus pulang,senang bisa mengobrol denganmu",kata Jack.

Jack pun langsung berlari pulang

"Kuharap ini bukan tentang Jennie",kata Jack.

Beberapa menit kemudian...

Rumah Jack

"Ibu,aku pulang.Ada apa?",kata Jack sambil membuka pintu rumah.

Setelah membuka pintu rumah,Jack melihat ayahnya sudah berseragam tentara lengkap dan ibu Jack berada di sebelahnya

"Ayah,ayah mau kemana?",kata Jack.

"Nak,ayah ditugaskan ke luar negeri.Penugasan ini dilakukan dengan mendadak,karena tim yang sebenarnya ditugaskan sudah hilang kontak dengan markas.Jadi ayah ditugaskan memimpin tim yang baru untuk mencari keberadaan tim yang lama",kata Max.

"Tapi...,ayahkan baru sebulan di rumah,kenapa ayah rela pergi lagi?",kata Jack.

"Jack,kau masih ingat apa yang ibu katakan kepadamu di teras tadi?,tentang tantangan yang harus dihadapi oleh tentara?",kata Ruby.

"Ya,aku ingat.Seorang tentara harus rela meninggalkan keluarganya demi tugas.Tapi...,apa ayah sudah memberitahu Jennie?",kata Jack.

"Ayah sudah memberitahunya,dan dia langsung berlari ke dalam kamarnya.Ayah membiarkannya karena ayah tahu ini adalah masa masa sulit baginya",kata Max.

"Jack,kau tahu apa yang harus kau lakukan?",kata Ruby.

"Ya,bu",kata Jack.

"Baiklah,ayah berangkat dulu ya",kata Max.

"Iya,ayah",kata Jack sambil memeluk erat ayahnya.

Max pun pergi

"Sampai jumpa,ayah",kata Jack di dalam benaknya.

"Baiklah,Jack.Pergi dan tenangkan adikmu",kata Ruby.

"Baik,bu",kata Jack.

Jack pun menyerahkan belanjaannya lalu berjalan dan berhenti di depan pintu kamar Jennie

"Jennie,ada sesuatu yang ingin aku katakan",kata Jack.

Jack menunggu sebentar namun tidak ada balasan

"Jennie,apa aku boleh masuk?",kata Jack.

Jack menunggu lagi namun tidak ada balasan

"Baiklah,aku masuk",kata Jack.

Jack masuk ke kamar Jennie dan melihatnya sudah tidur di ranjangnya

"Oh,ternyata dia sudah tidur",kata Jack sambil menutup pintu kamar Jennie dan menguncinya.

Terlihat juga setumpuk buku di meja belajar Jennie

"Sepertinya,sebelum ayah datang,Jennie masih belajar tadi",kata Jack.

Jack melihat ada salah satu berkasnya di meja Jennie

"Kenapa ada berkasku disini?,apakah ini ulah Jennie?.Sepertinya dia tidak mau aku meninggalkannya,sampai sampai dia menyembunyikan salah satu berkasku.Aku sungguh kasihan dengan Jennie,dia akan kutinggalkan nanti,tapi dia sudah ditinggalkan oleh ayah terlebih dahulu",kata Jack.

Jack melihat ke arah Jennie yang sedang tertidur

"Jennie pasti habis menangis sampai sampai ketiduran",kata Jack.

Jack berjalan mendekati Jennie

"Jennie...,tidak akan kubiarkan kau terus menangis",kata Jack.

Jack pun berbaring tepat di sebelah Jennie lalu memeluknya dengan sangat erat

"Jennie...",kata Jack dengan suara pelan.

Tiba tiba Jennie tersadarkan dari tidurnya karena pelukan Jack

"A..abang",kata Jennie dengan suara pelan karena suaranya habis dipakai untuk menangis.

"Jennie,aku tahu kau sedih karena ditinggal oleh ayah.Dan aku tahu kau sedih,karena akan ditinggal olehku.Tapi,aku berjanji Jennie,aku pasti akan kembali....,pasti....akan kembali.Karena,...kita adalah keluarga.Kau bisa pegang ucapanku",kata Jack sambil memeluk Jennie.

"A..abang",kata Jennie.

Jennie pun berbaring menghadap Jack lalu memeluknya dengan erat,sementara Jack makin mempererat pelukannya

"Abang jangan khawatirkan aku,aku pasti bisa bertahan walaupun tidak ada kau dan ayah di sampingku",kata Jennie.

Jack tersenyum

Jennie pun kembali tertidur dengan posisi memeluk Jack,Jack pun memutuskan untuk tidur bersama Jennie dengan posisi memeluk Jennie

BERSAMBUNG...

Hot

Comments

Edrick App

Edrick App

Semoga kalian yang membaca ini merasa terhibur,terimakasih telah membaca novel ini😊😊

2020-05-31

2

See all

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play