SERENDIPITI | TAY TAWAN

SERENDIPITI | TAY TAWAN

Chapter 1

'Entah sampai kapan aku akan mengagumi virtual dirimu. Kita yang tak kunjung bertemu, sementara Kalopsia ini terasa semakin nyata setiap hari'

Gadis muda itu kemudian menutup bukunya. Matanya menatap lurus ke luar jendela, mendapati rembulan yang bersinar terang. Entah apa yang dipikirkannya, namun bibirnya tak berhenti tersenyum. Udara yang semakin dingin membuatnya beranjak turun dan menutup jendela kamarnya.

"Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Aneh, padahal bulan bersinar terang di luar sana, bintang juga banyak", gumam gadis itu sembari menyelimuti dirinya dengan selimut berornamen paus orca dan beruang kutub. Tangannya meraih ponsel yang tergeletak begitu saja di atas nakas.

Gambar seorang pria tampan tengah tersenyum terpampang dengan jelas di layar kunci ponsel milik gadis itu. "Selamat malam sayang, have a me dream. I love you", ucap gadis itu pada pria di ponselnya lalu mengecupnya agak lama sebelum ia menutup mata terbuai dalam mimpi indahnya.

***

Siang ini benar-benar sangat terik. Panas sang mega membuncah membuatku tak mampu  konsentrasi pada mata kuliah yang tengah di ajarkan dosen di depan sana. Air Conditioner yang ada dalam ruangan ini pun seakan telah bersekongkol dengan semesta untuk sengaja membuat semua insan di bumi kepanasan. Huft! Setidaknya aku masih punya kipas portabel yang sering ku bawa kemana-mana. Agak membantu walaupun tidak banyak.

Aku segera melipat tanganku, menjadikannya sebuah bantal. Suara lagu yang terus berdentum dari airpods yang sengaja kupasang sejak kelas di mulai membuatku semakin suntuk dan lemas. Aku tidak kuat dengan keadaan ini, aku harus tidur. Dan sepertinya aku juga harus berterimakasih kepada Teng-Teng--teman sekelasku yang badannya tidak gendut tapi tidak juga kurus namun mampu menyembunyikan aksi bejatku dari pantauan dosen.

Mungkin mimpiku terlalu indah hingga membuatku enggan untuk bangun bahkan ketika sebuah tangan mulus menoel-noel pipiku. Pemandangan yang tadinya berupa ladang bunga dandelion dengan aku sebagai pemeran utamanya, berubah menjadi seorang gadis berawajah tenang dan polos. Dia sedang berusaha membangunkan ku.

"Sima.. bangun,, ayo makan", ajaknya begitu aku membuka mata. Pandanganku berpendar ke seluruh penjuru kelas. Tak ada orang lain selain kami berdua. Rupanya sudah jam pulang. Aku sedikit lega bisa pulang tanpa harus berpapasan dengan orang-orang. Tapi gadis ini..

Saat tanganku berusaha merogoh ponsel  dari dalam tottebag bergambar seorang pria berkacamata, gadis itu lagi-lagi membuka suara. "Aku gak pernah liat kamu ke kantin hari ini, ayo makan. Abis itu kita shopping"

Well, yang aku tau gadis ini bernama Ayudisha Harini Aghnibrata, gadis yang sering mengajakku makan, menanyakan tugasku, keadaanku, kondisku, walaupun aku jarang menggubrisnya. Entah kenapa dari sekian banyaknya orang di kampus ini yang mau berteman dengannya, dia malah memilihku untuk dijadikan temannya. Sejak masa pengenalan sampai saat ini dia tidak pernah berhenti mengajakku walaupun dia tau, ujung-ujungnya aku tidak akan menggubrisnya.

Dia mengangkat daguku. Kali ini tangannya menyemaikan anak rambutku kebelakang telinga, dan melepaskan airpods yang ku pakai. "Ayo, kali ini aja. Wajahmu pucat Sima, abis makan kita jalan-jalan yaa aku yang traktir", celotehnya sembari menarik tanganku menuju kantin. Entah angin apa yang membuatku menurut dengan begitu mudah pada gadis ini.

Sesampainya di kantin, dia memesan nasi dengan ayam goreng dan sambal ulek. Aku tahu, dia pasti melakukannya. Dia sudah pasti tau makanan kesukaan ku.

"Kamu ngapain repot-repot ajak aku kesini? aku bisa sendiri", sarkasku pada gadis yang hampir sama tingginya denganku itu. Dia hanya terdiam sebelum berteriak, "Sima! akhirnya kamu ngomong, aku sudah lama menunggu untuk hari ini", jeritnya dengan wajah senang. Padahal aku tidak melakukan apa-apa malah aku pikir dia akan tersinggung dengan perkataanku.

Disha meraba-raba pipiku hanya untuk memastikan aku baik-baik saja namun tangannya langsung ku tepis begitu saja. Makanan yang ia pesan pun datang, dan aku tak bisa membohongi perutku. Aku juga lapar. Kami makan tanpa ada suara, hanya garpu yang berdenting di tengah kantin yang hanya terisi aku, Disha dan beberapa orang.

"Jalan-jalan yuk?", pintanya tepat saat aku menghabiskan makananku. Aku hanya pasrah dan mengikuti kemana gadis itu pergi.

Kami memasuki salah satu pusat perbelanjaan di salah satu mall besar di kotaku. Disha langsung menarikku ke salah satu toko baju. Ia memilih beberapa baju branded untukku dengan harga yang terbilang tidaklah murah. Sesekali ia menanyakan style seperti apa yang cocok untuknya dan aku hanya menjawab sekenanya.

"Gue mau gelang ini, sepasang ya", ucapku pada penjaga toko perhiasan. Mataku menangkap sepasang gelang mirip seperti gelang yang di berikan P'Mew kepada Gulf, aku berinisiatif membelinya untukku dan satunya untuk Disha.

Tapi aku hanya membelinya tanpa tau bagaimana cara memberikannya pada Disha. Aku.. hanya belum berani.

Setelah semuanya selesai, kami lalu berjalan menuju sebuah cafe yang masih di dalam area mall. Semuanya masih seperti tadi, aku yang kaku-- lebih ke canggung, dan Disha yang terus saja nyerocos gak jelas.

Aku baru ingat, aku bahkan tidak pernah menyentuh ponselku seharian ini. 'Aku kangen' gumamku dalam hati.

Disha duduk di depanku gelisah, ia terus menatapku seakan aku adalah buronan yang telah dicari selama bertahun-tahun. Sementara aku tidak peduli dan langsung membuka ponselku menuju instagram sembari memakan makananku.

Ini dia yang aku tunggu-tunggu.

Update Instagram milik Idolaku, Tay Tawan Vihokratana. Aku selalu senang membuka dan mencari tau apa yang ada di sana tanpa berpikir kalau suatu hari aku akan tersakiti karena itu.

Seperti hari ini, Phi Tay meng-update sebuah foto. Dirinya memakai tuxedo biru, dengan siluet seorang wanita mengenakan gaun putih agak kebiru-biruan yang terlihat sedikit di cermin namun tidak jelas. Tidak lupa sebuah tulisan kecil yang membuat jantungku seperti ditusuk ribuan anak panah: Fitting gown 💙

Phi Tay Fitting gown? buat baju pernikahan? Aku tidak yakin. Aku beralih ke Twitter dan yang membuatku terkejut adalah hastag #taygoingtomarried yang memenuhi berandaku. Bahkan hastag ini sudah menjadi trending sejak 8 jam yang lalu. Mataku perlahan memanas, seketika pandanganku kabur. Cairan bening menetes begitu saja, merembes menuju jantungku bekas tertusuk anak panah yang tak terlihat. Pedih!

Disha yang sedari menatapku dengan cepat membawaku ke pelukannya. "Sima.. ", lirihnya lemah. "Aku sengaja, ngajak kamu jalan-jalan biar kamu gak buka hp dan liat semua ini, tapi aku salah, ujung-ujungnya kamu pasti akan tau jug.."

Aku terperangah. "Jadi kamu tau semuanya? sudah 8 jam berlalu dan hanya aku yang belum tau ini?!!", gertakku pelan kepada Disha. Aku mengusap air mataku kasar dan berjalan begitu saja meninggalkan Disha sendirian. Tapi lagi-lagi dia mengikutiku.

"Sima dengar, aku mohon..."

"Ayudisha, aku mau pulang"

*****

Episodes
Episodes

Updated 1 Episodes

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play