Jangan bandingkan Apartment ala Indonesia dengan New York. Arti apartment itu sendiri adalah bangunan besar berisi sejumlah tempat tinggal. Bangunan tua berumur ratusan tahun yang sudah suram dan gelap pun disebut Apartment. Jangan bayangkan gedung tinggi dengan elevator (lift) yang harum dan megah. Buang jauh-jauh halusinasi itu.
Pertama kali tiba di NYC langsung diboyong dan ditampung di sebuah bangunan tua ratusan tahun di Clinton Street, Downtown Manhattan NY. Yang pintunya saja sudah bisa menceritakan sejarah gelap Downtown NY di masa silam. Bangunan itu dimiliki oleh orang China. Apartment itu hanya memiliki satu kamar yang lumayan sempit dan ruang tamu agak memanjang. Dapur dan kamar mandi di pintu masuk. Tantangan bagi Apartment ini adalah ratusan tangga yang curam dan Tetangga memiliki belasan kucing. Bau semerbak kotoran kucing dan Bulu-bulu jahanam (kelam) yang berterbangan. Kami terlalu lemah hati untuk menghirup muaknya udara di dalam Apartment Kucing itu.
Tidak beberapa lama kemudian kami pindah ke Queens NYC. Karena ketidaksanggupan kami untuk 7 orang hidup bersama. Ibu mertuaku sempat bermimpi untuk membangun keluarga bersama-sama dalam suka dan duka.
Apartment berupa sebuah rumah berlantai 3 itu terdiri dari 3 kamar tidur dan ruang tamu yang sangat luas. Kalau tidak salah alamatnya di 53rd St Grand Ave, dekat dengan Queens Mall. Sewa Apartment yang mahal terlalu ideal bagi kami yang baru datang ini. Kami diberikan potongan sewa Apartment selama kami bersedia mengurusi sampah seluruh penghuni dan membersihkan salju. Beberapa bulan tinggal di apartment itu merupakan hari-hari yang menyenangkan, sampai pada suatu hari pintu rumah kami digedor-gedor sangat keras oleh tetangga kami yang tinggal dibawah kami. Arthur dan Ayesha yang masih kecil sungguh punya hak untuk bermain. Tapi bukan di rumah itu.
Dengan terpaksa kami pindah ke Whitney Ave Elmhurst NY. Kali ini kami pindah ke basement (bawah tanah). Demi memberikan kesempatan bagi Arthur dan Ayesha untuk bermain. Ibu mertuaku di jemput balik oleh bapak mertuaku untuk kembali tinggal di Downtown NYC.
Tinggal di Basement sama sekali tidak menyenangkan. Apalagi landlord kami orang China. Kami selalu kedinginan pada musim dingin, dan selalu kebanjiran kalau musim hujan. Hidup sengsara demi harga yang murah. Apartment basement ini memiliki 3 kamar tidur. Kami sewakan 2 kamar tidur yang lain kepada sesama indonesia. 3 tahun kami bertahan.
Pada akhir tahun ke 3. Ibu mertuaku mendapatkan lease baru di Co-Op Apartment di East River. Kami disarankan untuk tinggal di apartment itu. Kami teramat senang luar biasa. Tapi tiba-tiba bapak mertuaku berubah pikiran. Dia setuju untuk pindah ke Co-Op. Dan kami pindah ke Apartment Kucing di Downtown NY. 2 tahun kami tinggal di sini, hingga pada akhirnya di usir oleh landlord yang mengetahui keberadaan kami tanpa penghuni asli.
Lagi-lagi dengan terpaksa kami pindah. Kali ini kami pindah keluar NYC, yakni Forley Street New Jersey. Sebuah rumah raksasa dengan 3 kamar tidur, 2 ruang tamu, dapur, backyard untuk BBQ. Sebuah kehidupan EXTRA LARGE yang tak terbayangkan sebelumnya. 4 tahun lamanya kami tinggal disini, kenangan-kenangan indah yang tak terlupakan...
Hidup di Journal Square, NJ sangatlah menyenangkan. Terlalu sempurna bagi kami yang cuma keluarga yang berpendapatan rendah (low income family). Alhamdulillah karena kebaikan teman kami yang mempunyai saudara orang Kaya, kami diperbolehkan tinggal ditempat ini. Yang menjadi masalah yang cukup besar, pertama adalah bagi pekerja tinggal di NJ dan kerja di NY wajib pajak 2 states. Yang kedua, karena rumah ini besarnya luar biasa, biaya listriknya teramat mahal. Ketiga, Adiknya pemilik rumah yang tinggal di atas kami, suka cari masalah dan sering mengadu tidak2. Keempat, karena profesiku sebagai Supervisor, kadang pulang ke rumah jam 2 pagi dan berangkat kerja jam 3 pagi. Kelima, Sekolah bagi anak2 sangatlah sulit, karena jauh dan jalan yang curam. Hingga kami memutuskan untuk pindah lagi.
Teman kami lagi, ia yang sedang meneruskan kuliah, dan juga keluarganya sudah pindah ke upstate NY. Kebetulan apartmentnya kosong, jadi kami diperbolehkan untuk tinggal di rumahnya selama 2 tahun saja. Alamatnya di Williamsburg, Brooklyn NY. Daerah elite di pinggiran East River. Lokasi ini baru saja menggeliat dari tidur. Tempatnya orang2 Kaya berkulit terang dan penganut agama topi bulat kecil. Kami agak canggung tinggal di sini. Asian kulit coklat hidup di tengah-tengah mereka. Cuma tinggal disini sangatlah ajaib selama COVID19 berlangsung. Bisa ke Klinik kapanpun kita mau, dan bisa belanja apapun setiap kami butuh makanan. Bayangkan kalau kami masih di NJ, yang totally locked down.
Setelah vacation tahun 2021 (COVID Delta), kami diminta pindah lagi. Kali ini dengan bantuan teman kami di Masjid dan FB. Kami pindah ke Woodside, Queens NYC. Daerah yang sangat ramai; di dominasi oleh Irish, Filipinos, Nepali, Tibetan. Sebuah apartment yang sangat tua, dengan harga terjangkau. Namun sangat strategis karena dekat dengan; grocery, klinik, toko buku, restaurants, asian store, halal store. Sempurna. Apartment kami selalu ramai oleh buru Dara, gagak, Camar yang rutin hadir di atas samping apartment kami, karena mereka sering di undang makan siang oleh isteriku. Namum sangat disayangkan, apartment ini sangat ramai oleh ratusan Kecoak kecil dan kutu busuk, mereka amat sangat mengganggu. Mereka tidak pernah di undang makan siang ataupun untuk tinggal gratis bersama kami.
October 2024, kami terpilih oleh Housing Connect (low income apartment lottery) milik NYC Government. INSHA ALLAH kami akan pindah lagi, segera...pengalaman baru dan kisah baru.
Fin.