Di sebuah perkotaan dibagian barat amerika tepatnya di kota Seattle. Kota yang dipenuhi oleh gedung gedung perkantoran megah dan menakjubkan. Kota tersibuk setelah new york city, dipadatin lalu lintas para pekerja yang hendak bekerja dan anak-anak yang berangkat ke sekolah serta orang tua yang berjalan kaki melintasi trotoar. Tepat disudut lampu lalu lintas banyak orang menunggu lampu hijau agar bisa melintasi jalan besar, tak kecuali gadis berambut coklat kemerahan juga tengah menunggu lampu menjadi warna hijau.

Abby pov

Hai nama aku Abbyline jones, okay nama aku cukup unik bukan. Itu dikarenakan ayahku memang punya kesan menarik dengan kata “line”. Siapa yang tahu maksud dari arti kata “line”. Okay lanjut lagi, aku seorang gadis pekerja di sebuah gedung perkantoran yang cukup terkenal. Perusahaan aku bergerak di bidang fasshion dan aku sebagai assistant manager di bagian front line. Cukup bergensi bukan? Haha tapi sayangnya wajahku tidak mendukung pekerjaan aku, karena aku memiliki freckles yang lumayan menonjol di permukaan hidungku. Tapi sahabat aku David bilang wajahku itu manis. Tentuk aku tidak percaya itu. Tapi aku percaya jika aku rajin bekerja maka kecantikan tidak begitu diperlukan.

Pov end

Rambu lalu lintas berubah menjadi hijau dan berbondong bondong orang langsung mempadatin area jalan besar, tak terkecuali Abby yang berusaha menerobos jalan besar karena sudah terlambat bekerja. Dengan sekuat tenaga dia lari menyongsong seberang jalan. Begitu sampai di rambu lalu lintas Abby langsung berlari menuju kantor yang tepat berada di gedung seberang jalan besar.

Sesampainya di kantor, Abby berjalan mengendap ngendap agar tidak ketahuan oleh atasannya Jean. Yang tengah membaca laporan di ruangannya.

Tap..tap.. tap..

dengan pelan pelan berjalan menuju kubikel abby melihat sekeliling dengan sigap dan menemukan sahabatnya David tengah menertawakannya.

‘Kurang ajar’ batin abby yang kesal menatap abby dan menghiraukan wajah David yang tampak memberikan kode.

“Wow nona Jones anda terlambat lagi hari ini.” Sebuah suara terdengar ketika abby duduk di kursi kubikelnya

‘Deg!’ Jantung abby serasa berhenti dan perlahan menoleh ke sumber suara dan menemukan wajah atasannya yang tengah tersenyum yang tidak sampai ke mata.

‘Mampus aku...bagaimana ini??... apa alasan yang harus aku bilang ya?’

“Ngg..begini..emm... “ abby kebingungan menjawab hanya bisa mengeluarkan kata kata yang tidak begitu jelas di telinga bosnya.

“Bruk!!” Dengan santai bosnya menumpuk berkas dokumen dimeja abby dan dengan santai berkata

“Revisi data mode fashion musim panas dari tahun 2000 hingga 2020 aku tunggu dimeja besok pagi.”

“Boss ini terlalu....” baru setengah abby menjawab managernya langsung melenggang pergi menuju ruangannya.

‘Dasar bos brengsek!’ Suara jeritan abby yang hanya bisa di pendam dalam hati. Tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundak abby dan dia David.

“Sudah ku bilang jangan telat datang. Manager sudah memperhatikan kinerja mu! Masih untung kau hanya diberikan pekerjaan menumpuk, kalau di devisi lain langsung di....” ujar David yang prihatin dengan keadaan sahabatnya.

“ kau tahu alasan kenapa aku telat dav.”

“Ya aku tahu.. cuma kau tahu sekarang rumor beredar katanya beberapa bulan ini akan ada pemutusan karyawan baik yang lama atau baru. Bisa jadi.....” kata david yang terputus namun dipahami Abby. Sehingga rona pucat abby muncul di permukaan

“Aduh bagaimana ini?!” Abby langsung pucat pasi dengar kabar dari sang sahabat. Dan langsung memutar kursinya kearah layar komputer, langsung mengerjakan apa yang disuruh oleh bos.

‘Aku harus kerja keras untuk beberapa bulan ini! Demi keberlangsungan hidup aku!’ Tekad Abby dalam hati.

End of part

Ini masih bagian abby ya guys ditunggu aja. Mungkin masih pada gk ngerti