Namaku Anatasya urbaningrum biasa dipanggil Ana. Aku baru pindah dari Solo ke Jakarta. Dinas ayahku dipindahkan. Terpaksa akupun harus pindah sekolah. Hufht, padahal aku sudah betah tinggal di sana.
Tok tok tok suara pintu berbunyi “Pasti ibu”. Dengan segera aku membukakan pintu itu.
“Ada apa ibu?” Sapaku,
“Ini susu untukmu. Jangan tidur malam malam yah, besok kan kamu harus sekolah.” Jawab ibu sambil memberikan susu kepadaku.
“Baik bu.” Pintu pun kembali ku tutup lalu beranjak kearah meja belajar.
Buku diary yang telah ku rangkai dengan kata - kata, ku tutup tanpa ampun. Dan kubiarkan tubuh ini terhempas pada kasur baru pemberian ayah “Ahhh lelahh nyaa, Besok aku harus sekolah, bertemu dengan teman baru dan lingkungan baru”. Lambat laun diri ini mulai menjajaki alam mimpi.
Keesekon harinya aku langsung bersiap kesekolah dan tidak lupa untuk sarapan.
“Bu, bagaimana jika aku tidak menyukai sekolah baruku?” Tanyaku,
“Kau pasti menyukainya sayang.” Jawab ibu.
“Semoga.” Lanjutku.
“Sayang ayo kita berangkat nanti kita terlambat.” Ucap ayah.
“Baik yah, ibu aku berangkat dulu yah. Ibu jangan kangen sama aku.” Setelah mencium punggung tangan sang ratu di istana ini, aku pun tak ingin mengundur waktu dan menghampiri ayah segera.
Tak terasa aku sudah sampai di sekolah baruku, Jarak rumahku dengan sekolah bisa dibilang dekat, karena sekolahku berada tepat di depan perumahanku. Ayah lalu memakirkan mobilnya, Ketika aku keluar dari mobil banyak tatapan mata yang tertuju kepadaku mungkin karena aku asing bagi mereka.
“Ayah aku malu” Ucapku.
“Udah, kan ada ayah” Jawabnya.
Aku lalu masuk kedalam sekolah. Sepanjang jalan banyak yang memperhatikanku, risih sekali.
Akhirnya aku sampai di ruangan kepala sekolah. Disana terdapat 2 orang pria yang sedang ngobrol. Ayahku lalu mengetuk pintu dan memasuki ruangan nya
“Assalamualaikum.” Ucap ayahku,
“Waalaikumsalam” Ucap 2 Orang yang berada di dalam sana. Ketika kami masuk 2 orang itu lalu berjabat tangan dengan ayahku.
“Begini pa ini putri saya Anatasya Urbaningrum, Saya ingin menyekolahkan putri saya di sekolah ini.” Ucap ayahku
“Oh begitu pa, boleh liat berkasnya?”
Akupun membuka tas dan memberikan berkas yang berada didalam tas ku. “Ini pa.”
Selang berapa menit “Oh baik pa, anak bapa diterima disekolah ini. Anak bapa jurusan nya MIPA jadi otomatis masuk ke MIPA.” Ucap bapak itu.
”Terimakasih Pa.” Ucap ayahku,
”Sama-sama Pa Pengawas.”
Ayah ku dan laki laki itu yang ternyata kepala sekolah di sekolah ini tertawa bersama “Hahahaha”
“Saya senang sekali bisa menjadi seorang kepala sekolah dari putri pengawas sekolah ini.” Ucap Pa kepala sekolah.
“Hah?” Aku tersontak kaget. “Ayah pengawas disini?” Ucapku lagi.
“Iyah nak, ayah pengawas disekolah ini. Maaf ya, ayah tidak memberitahumu sebelumnya.” Ucap ayahku dengan sikap lugunya.
“Hahhh pasti sulit” Ucap ku sambil menghela napas. Aku langsung diantar ke kelas oleh Pa Maman walikelasku.
Sesampainya dikelas aku lalu diperkenalkan oleh Pa Maman. “Anak anak ini teman baru kalian yang bernama Ana.
Ana silahkan kenalkan dirimu.”
“Baik pa.” Ucapku. “Assalamualaikum.” Sapaku,
Lalu seisi kelas pun menjawab salam dengan serentak “Waalaikumsalam.”
“Namaku Anatasya urbaningrum panggil saja aku Ana, Aku pindahan dari Solo. Salam kenal yah semoga kalian bisa menerimaku dengan baik.” Ucapku.
Sedetik setelah nya, ruangan dipenuhi dengan bisikan para penghuni di hadapanku. Dapat kutangkap separuh dari bisikan itu, “Oh itu dia anak nya pengawas sekolah ini.” Dalam hati ku berkata “Gawat darimana mereka tau.”
Sesampainya dikelas aku diperkenalkan oleh Pa Maman. “Anak anak ini teman baru kalian yang bernama Ana. Ana silahkan kenalkan dirimu.”
“Baik pa.” Ucapku.
"Assalamualaikum.” Sapaku,
Lalu seisi kelas pun menjawab salam dengan serentak “Waalaikumsalam.”
“Namaku Anatasya urbaningrum panggil saja aku Ana, Aku pindahan dari Solo. Salam kenal yah semoga kalian bisa menerimaku dengan baik.” Ucapku.
Sedetik setelah nya, ruangan dipenuhi dengan bisikan para penghuni di hadapanku. Dapat kutangkap separuh dari bisikan itu, “Oh itu dia anak nya pengawas sekolah ini.” Dalam hati ku berkata “Gawat darimana mereka tau.”
Lalu yang lainnya, “Wahhh kelas ini hebat yah ada anak kepala sekolah dan pengawas, kira-kira sikap nya sama tidak yah dengan anak kepala sekolah itu”
“Hah? Ada anak kepala sekolah juga?” tanyaku dalam hati.
“Sudah sudah anak anak jangan berisik.” Teriak Pa Maman. “Yasudah Ana kamu duduk di sebelah putri saja ya” Ucapnya.
“Ana sini !”
Seorang yang bernama putri itu ‘mungkin’ melambaikan tangan nya padaku dan memintaku untuk duduk disebelahnya, kurasa dia baik. Aku pun menghampiranya dan duduk disebelahnya.
“Hay Ana, Senang berkenalan denganmu.” Ucapnya sambil menyodorkan tangan.
Dalam hatiku berkata “Dia so kenal banget si, tapi aku senang.”
Tiba tiba terdengar suara seseorang yang menghentakkan meja Brakkkkkkk. Semua orang terkejut dan menatap kearah laki laki yang memiliki style absurd itu.
“Ada apa loh ngeliatin gue?”Ucap laki-laki songong itu.
Dia pun berlalu keluar tanpa meminta izin kepada Pa Maman selaku wali kelas sendiri. Pa Maman hanya bisa
menggeleng-gelengkan kepala sambil mengelus dada.
“Siapa dia?” Tanyaku penasaran.
“Itu loh dia Afrizal anak Kepala sekolah kita.” Jawabnya.
“Ohhh...” Ucapku “Songong sekali dia.” Lanjutku dalam hati.
Kicauan para murid di kelas ku kembali terdengar, Pa Maman menenangkan dan memerintahkan kami untuk diam. Namun tetap saja mereka tidak memperhatikan arahan Pa Maman.
Krinnnggggggg bel istirahat pun berbunyi. Orang orang berhamburan keluar kelas. Tiba tiba ada seorang wanita yang mengahampiriku dan dia berkata “Eh loh, Jangan kira elo anak pengawas disini elo bisa berbuat
semau luh yah. Gue ga takut sama luh.” Ucap wanita berambut pirang itu.
“Apaan si loh sil. Belum apa apa udah bikin ribut.” Bela Putri.
“Diem deh loh cewe cupu.” Ucap sisil.
“Hah apa loh bilang?” Putri lalu berdiri dan menatap sisil tajam .
Aku pun melerai mereka berdua “Sudah sudah. Ayo put kita ke kantin.”
Aku lalu menarik putri dan melabrak pundak Sisil, Aku tidak takut aku hanya sedang
malas membuat kegaduhan, Sisil pun mendesah kesakitan
“Aduh anjir loh liat aja nanti.” Aku lalu berlari keluar sambil menarik tangan Putri.
“Siapa si dia? Aneh banget sikapnya.” Ucapku .
“Sisil and the geng. Mereka itu wanita pencari sensasi. hiks” Jawab putri sambil cekikikan.
“Ah kamu put bisa saja.”
“Ohiyah by the way tadi kita mau kemana?” tanya putri.
“Ke kantin.” Jawabku cuek sambil memainkan Smartphone ku.
Tiba tiba Putri menghadangku dan berkata “Stop Ana. Ini jalan ke mushola bukan ke
kantin.”
Aku pun memberhentikan langkahku “Ahhh kamu kenapa gabilang.”
“Aku kan orang nya pelupa, hehe.” Ucap putri tanpa rasa salah. Akhirnya aku dan
putri memutar balik arah dan pergi menuju kantin.
Sesampainya dikantin aku lalu duduk di kursi berwarna coklat dengan meja datar, diatasnya
terdapat saus botol. “Kamu mau pesan apa na? Aku deh yang teraktir karena hari
ini kau sudah resmi menjadi sahabatku.” Ucap putri.
“Hmmm apa yah?” Aku mencoba mengedarkan padangan ku ke sekeliling kantin. Semua siswa sibuk dengan pesanan dan makanannya. Ada satu yang menarik perhatianku, seseorang yang pernah kulihat
tapi aku tak yakin dengan itu.
“Hey ana elsa frozen?” Ucap putri mengagetkan ku.
“Hah iyah? Hmmm aku sudah kenyang aku ingin es jeruk saja deh.” Ucapku.
“Siap tuan putri.” Putri pun pergi meninggalkan ku. Tinggal aku seorang diri dengan lingkungan asing ini. Tiba tiba ada seorang wanita yang menghampiri meja ku dan membawa semangkuk bakso “Hay, Aku boleh duduk disini
kan? Ok diam berarti boleh. Ngomong-ngomong aku ga pernah liat kamu, kamu anak baru yah?” Tanya nya.
“Hahhh lagi lagi aku bertemu dengan orang aneh, wanita berambut pendek menggunakan jepit rambut berwarna pink.” Ucapku dalam hati sambil memperhatikan nya.
“Heyy ada apa?” Tanya nya lagi sambil melambaikan tangan nya didepan wajah ku.
“Eh iyah boleh ko. Hmm ko kamu aneh yah?” Ucapku dengan santai.
“Sudah biasa” Jawabnya dengan santai juga.
“Oh iyah namaku Alika. Aku kelas 12 MIPA 2. Kalo kamu?” Tanya alika lagi.
“Namaku Ana, Aku kelas 12 MIPA 1.” Jawabku.
“Wahh kita tetangga yah” Berbicara sambil menyantap baso pesanannya.
Tak lama kemudian Putri datang membawa 2 gelas es jeruk.
“Eh ada eluh lik, Ngapain disini?” tanya lika sambil menaruh 2 gelas es jeruk.
“Ah eluh put, meja makan penuh boleh kali gue numpang duduk.” Keluh lika.
“Iyah iyah.” Jawab putri pasrah.
Tak lama kemudian bel berbunyi tanda masuk pelajaran. Mereka pun bergegas ke kelas. Karena terburu buru Ana menabrak seorang pria dari arah berlawanan.
“Bruggggg” mereka pun terjatuh dengan posisi Ana di atas badan pria itu, Mata mereka pun bertemu dan saling menatap tanpa menghiraukan kata “Cie-cie” dari suara suara orang disekiar mereka.
Tak lama mereka tersadar dan aku langsung berdiri dan merapihkan jilbab ku sambil berucap “Astagfirullahal’azim.”
Begitu pun dengan lelaki itu berdiri lalu berkata dengan nada tinggi “Eluh bisa lihat ga si? Lo buta yah?.” Sambil menunjukan jari telunjuknya kepadaku.
“Maaf gue tadi terburu-buru. Lagian eluh kenapa ga menghindar.” Ucap ku membela diri.
Pria itu lalu pergi meninggalkan banyak siswa yang sedang memperhatikan kami tanpa menjawab perkataan ku.
“Eluh gapapa na? Emang si Afrizal itu orangnya ngeselin.” Tanya putri. “Iyah gapapa.” Jawab
ana.
“Eh kalian ngapain ngeliatin emang ada pertunjukkan?” Teriak putri kepada ribuan siswa itu.
“HUHHHHHHHHHH” Banyak siswa itu meneriaki putri.
”Ayo na kita ke kelas.” Ajak Putri.
Sesampainya di kelas kami pun mengikuti pelajaran dengan baik. Bel pulang pun berbunyi. Aku
merapihkan buku-buku ku lalu memasukan nya kedalam tas.
Aku melihat ke samping kanan ku tepat nya di barisan pertama meja terakhir tempat dimana seorang
afriza duduk, Kursi itu kosong dengan sebuah tas tergeletak di atas meja didepannya.
Aku berfikir kemana dia mengapa tidak hadir saat jam pelajaran, dan mengapa guru tidak menanyai nya aneh. Tiba tiba ada seseorang yang memukul bahuku dan berkata “Aku mau pulang nih, Mau bareng ga na?” Tanya putri. Aku
menjawab “Hmmmmm. Aku kayanya pulang agak sore aku ingin melihat-lihat dulu.”
“Oh yasudah, hati hati yah soalnya disini.... seram.” Ucap putri mencoba menakutiku.
“Ahh kamu bisa saja.” Tanpa kusadari ternyata kelas sudah sepi hanya ada aku dan tas si afriza itu, ahh tapi kenapa aku selalu memerdulikan dia, dia bukan siapa-siapa bagi ku.
Download NovelToon APP on App Store and Google Play