Sebuah benda bersinar biru tampak melintasi langit gelap kota St. Louise, pecahan
cahaya yang tertinggal membentuk seperti ekor sehingga persis seperti sebuah komet,
bergerak cepat dan terus melesat turun, tak lama kemudian terdengar dentuman keras yang
membuat semua orang terbangun dari tidurnya, beberapa Alarm kendaraan meraung-raung,
binatang-binatang peliharaan mulai berteriak membuat suasana pada dini hari itu sedikit kacau,
Suara sirene meraung-raung, tampak pihak keamanan setempat sedang mencari asal suara
dentuman yang keras itu,
'Tampaknya suara itu dari belakang bukit itu, John' ujar Opsir David kepada rekannya,
'Sungguh keterlaluan, dipagi sebuta ini siapa pula yang mencoba meledakan sebuah bom,
ditempat sepi seperti ini' dengus rekannya yang gemuk dan berkumis tebal,
'Kurasa itu hanya penambang yang iseng, mereka ingin bermain-main dengan kita sepertinya,
'Ya , lihat saja sampai aku menemukan mereka Dave..' Ujar Opsir John terengah-engah,
'Hei, Hindari konflik ok..' ucap Opsir David, 'kita harus menggunakan pendekatan persuasif',
lanjutnya,
'Huh..' dengus Opsir John, 'berani menggangguku sepagi ini.. Tau rasa kalian' lanjutnya tanpa
menghiraukan rekannya,
'Biar bagaimanapun juga mereka adalah warga St. Louise, kita tidak boleh mendahulukan
kekerasan kepada mereka..'
'Stop Dave…, jangan mengajari aku, biar bagaimanapun aku lebih mengenal situasi seperti ini dibanding kau, jadi tolong hentikan bualanmu, kau harus tau bagaimana cara mengajari
begundal-begundal itu agar mereka tidak berbuat onar dikota ini' bentak Opsi John,
Opsir dave diam saja, ia sibuk memainkan kemudi sambil menatap jalan yang berkelok-kelok
didepannya, ia tau rekannya sedang marah besar, sebenarnya hal itu cukup beralasan, baru
saja beberapa hari yang lalu mereka menertibkan para penambang liar dari pinggiran barat St.
Louise, kini para penambang itu kembali bikin ulah di utara, dan memang mereka selalu
berbuat ulah menjelang pagi hari, hal itu membuat Opsir John tertanggu dari tidurnya, maka kali
ini tampaknya Opsir John betul-betul emosi,
'John menurutmu apa yang mereka cari disini??'
'Entahlah, apakah disini ada emas? Batubara?perak?minyak bumi??, dasar bodoh' dengus
John lagi tampak kesal
Mobil patroli itu berputar-putar menyusuri jalanan berkelok-kelok yang mengelilingi hampir
seluruh bukit dikawasan Green Mountain - Highland Village, tapi tampaknya mereka tidak bisa melihat sesuatu yang mencurigakan,
‘Haruskah kita lanjutkan berjalan kearah sana untuk memeriksa John?’ tanya Dave ketika mobil
patroli mereka sampai diujung jalan beraspal,
‘Kembali Dave, kita berputar sekali lagi’ ujar Opsir John hendak memastikan,
‘Apa mungkin ledakan itu dari dasar jurang disana?’ ucap Dave seraya melambatkan
kendaraannya,
‘Tidak, tidak mungkin.. Kawasan itu kawasan terlarang Dave, siapapun tidak ada yang berani
kesana, kalaupun para penambang itu mencari sesuatu mereka tidak akan segila itu’ ujar John,
‘Heh John, sejujurnya aku tidak percaya dengan cerita legenda turun temurun itu’ ujar Dave,
‘Jangan konyol Dave, kakekku sendiri yang menceritakannya, banyak dari anak muda kala itu
juga tidak mempercayainya sehingga kakekku dan teman-temannya pergi kesana’ jawab John
‘Kalau begitu ayo kita buktikan, kau takut apa? Kita membawa senjata dan menggunakan
seragam bukan?’ ujar Dave
‘Kau bukan orang lokal Dave, keluargamu baru saja pindah beberapa belas tahun disini, kau
dengar ya, setiap orang yang pergi kesana tidak ada yang pernah kembali.., kau mengerti, jadi
jangan kau coba-coba untuk melakukan itu, Green Mountain dari dulu sampai sekarang masih
menjadi kawasan terlarang’
‘Apakah sama sekali tidak ada yang pernah mencoba untuk meriset kesana?, bahkan dari
pemerintah pusat sekalipun?’
‘Tahun 1976,1982 dan 1999 tiga kali mereka pernah mencoba meneliti gunung tersebut, namun
semuanya tidak kembali dan sampai hari ini masih menjadi misteri apa yang terjadi sebenarnya dengan ketiga team itu, bahkan semua peralatan canggih yang dikerahkan mengalami kerusakan ketika mendekati gunung itu, bukit ini adalah batas amannya, jadi jika kau tidak ingin terjadi sesuatu dengan dirimu, jangan pernah coba-coba’ jawab John Ketus
'Ssssekrkrkkrkr'' bunyi radio 'Opsir John, ada laporan dari warga bahwa ada yang meilhat
bahwa ada benda bercahaya jatuh dari langit disekitar belakang bukit dikawasan Green
Mountain, apakah kalian sudah berada disana?'
Keduanya saling berpandangan,
' Jadi ledakan itu bukan dari para penambang?' ujar Opsir David seraya mengambil walkie talkie
‘32 kepada pusat, melaporkan bahwa kami sudah berputar-putar dilokasi namun tidak
menemukan sesuatu yang mencurigakan’
‘Dave, sebaiknya kita segera kembali kemarkas, kurasa ini bukan hal yang baik untuk berada
disini berlama-lama’
Keesokan harinya hal itu menjadi sorotan dimedia lokal, bahwa benda bercahaya
misterius itu menghilang begitu saja tanpa jejak sama sekali, bahkan team penelitian dari pusat
sudah mendatangi bukit itu termasuk dari badan NASA, radius 5 km dari bukit sudah dijaga dan
ditutup oleh garis polisi, tidak ada satupun warga yang boleh memasuki kawasan tersebut,
namun tampaknya tidak ada satupun stasiun berita nasional yang boleh meliput kejadian
tersebut, tampaknya ada beberapa hal yang ingin dirahasiakan oleh pemerintah pusat, namun
tidak disangka sebuah video penampakan jatuhnya benda bercahaya dari langit menjadi Viral, tidak diketahui asal usul siapa yang merekam video tersebut, yang pasti jagat dunia maya terus membicarakannya dan sudah ditonton lebih dari delapan belas juta kali dan dishare lebih dari enam ribu kali.
'Berita yang beredar didunia maya yang sangat menghebohkan itu dipercaya oleh para netizen
bahwa adalah berita yang benar, namun sampai detik ini tidak ada tanda-tanda jatuhnya benda
dari langit disekitar bukit Green Mountain, beberapa peneliti mengatakan bahwa mungkin itu
hanya peristiwa alam yang kebetulan saja, cahaya itu bisa dihasilkan oleh zat dan partikel
hydrogen yang terhempas kebawah, namun hal ini tidak dapat dijelaskan lebih rinci oleh peneliti
tersebut, sekian sekilas berita mengenai hal itu' ucap salah satu pembawa berita disalah satu
TV Nasional, berita itu seakan-akan mengklarifikasi bahwa video yang beredar Viral di Internet
adalah berita bohong atau Hoax.
Satu - tahun kemudian.
' Hei Kai, bagaimana pun kau harus mengikuti acara itu, ayolah.. Itu hanya setahun
sekali, itu acara yang sangat seru..' ujar pemuda berkacamata itu,
'Steve, kau kan tau bagaimana galaknya pamanku itu, aku harus membantu Bibiku, Bibi Silvia
belakangan ini cukup sibuk dengan bisnis kuenya, kau kan tau usahanya baru saja dimulai'
'Tapi acara ini setahun sekali dan hanya 1 malam itu saja, ini adalah acara khas anak muda
disini Kai, tidak seperti ditempat lainnya, seluruh pemuda-pemudi akan datang keacara itu..'
rayu Steve lagi,
Kai tidak menanggapi teman baiknya itu, Steve adalah satu-satunya orang yang mau berkawan
dengannya ketika Kai baru saja masuk ke SMU Highland delapan bulan lalu, walaupun kota ini
bukan kota yang cukup besar, akan tetapi penduduk dikota itu menyentuh angka seratus ribu
jiwa, enam puluh lima persennya adalah anak-anak dan remaja,
karena hampir sebagian besar penduduk yang sudah beranjak dewasa akan pergi meninggalkan kota St. Louise untuk menuju
kota-kota besar dan bekerja disana, sebenarnya di St Louise sendiri lahan pekerjaan cukup
banyak, namun sebatas bekerja kasar seperti beternak, berkebun, berladang ataupun jadi
penjaga toko dan sederet pekerjaan tidak bergengsi lainnya,
hanya ada satu group perusahaan besar yang menaungi hampir semua bisnis dikota itu yaitu ‘MARCK Co’.
Saat ini MARCK co tengah dipimpin oleh generasi keempat, perusahaan lokal ini sudah
dibangun dari abad ke 19, sudah 1 abad lamanya berdiri dikota tersebut,
itu adalah satu-satunya pekerjaan bergengsi bagi warga St. Louise, MARCK co sendiri membantu banyak dalam pembangunan kota St. Louise, ‘Mr Hector Bale’ adalah pemimpin tertinggi perusahaan itu,
Putra semata wayangnya adalah teman sekelas dari Kai dan Steve, kehidupannya betul-betul berkelimpahan, untuk seukuran anak kelas 12 membawa mobil sekelas Lamborghini adalah impian bagi semuanya, bukan hanya itu saja, rumah bak istana, pengawal pribadi, supir
dengan Roll Royce yang menunggu didepan gerbang sekolah bukan hal yang istimewa
dikehidupan ‘Erick Bale’, hal ini membuatnya digandrungi oleh para gadis seusianya dan
banyak orang yang ingin menjadi sahabatnya, hal itu menjadikan Erick Bale sedikit bertindak
semaunya.
'Atau kau takut diganggu oleh Erick dan kawan-kawannya?' ucap Steve penuh selidik,
'Tidak.. Sudahlah, kaupun kurasa lebih baik tidak usah ikut, acara itu sepertinya bukan untuk
kita' ucap Kai,
'Eits Kai, walaupun kita adalah kutubuku disekolah, bukan berarti kita tidak boleh
bersenang-senang bukan?' ucap Steve berargument,
'Bukan itu maksudku, saat ini Paman Nick dan Sam sedang sibuk membantu bibi Silvia dengan
gerai kuenya, jika aku tidak membantu mereka, mereka pasti sangat marah' jelas Kai
'Kau bisa minta ijin untuk kali ini saja bukan?, toh hanya dari jam 6 sore sampai tengah malam'
'Tapi gerai bibi Silvia tutup jam 10 malam?'
'Kalau begitu kau ijin saja dari jam 5 sore' ucap Steve, 'nanti aku jemput didepan gerai' lanjutnya
lagi,
Kai tampak tidak bisa menjawab lagi, Steve begitu memaksanya kali ini, ia menghela nafasnya,
'Baik, kita lihat saja nanti, mudah-mudahan mereka mengijinkanku' ucap Kai,
'Yes… kalau begitu sampai besok..jangan lupa besok ada ujian fisika' balas Steve tampak
senang,
Mereka berpisah, Steve pulang kerumahnya sementara Kai harus membantu bibi Silvia
melayani pelanggan di Gerai Kue milik bibinya yang baru saja dibuka bulan lalu.
Gerai Kue Lockdown cukup terkenal karena bibi Silvia tampaknya sangat cekatan dalam
membuat kue dari bahan-bahan alami, berbagai macam rasa ditawarkan oleh Gerai kue Lockdown,
Nama itu diambil dari masa penyebaran Virus 2 tahun lalu dimana semua negara, kota dan desa melakukan lock down untuk mengurangi penyebaran Virus mematikan tersebut,
baru saja satu bulan dibuka, namun setiap hari hampir 20 meter panjangnya antrian dari orang
yang hendak membeli kue di Gerai tersebut, hal itu membuat Kai dan bibi Silvia kewalahan melayaninya, sesekali paman Sam datang untuk membantu disore hari, sementara Paman Nick
sibuk mengurus ladang dan kebun untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dari Gerai kue
tersebut,
Sejauh ini kehidupan mereka dikota ini meningkat cukup baik, saat ini Kai dan Paman Bibinya tinggal didekat bukit Green Mountain, mereka baru saja membeli tanah itu dari pemerintah desa untuk dibuat ladang, kebun dan peternakan, namun karena kerja keras kedua paman dan juga bibinya mereka dapat memperbesar tanah mereka sedikit demi sedikit.
Sebuah truck Raptors tampak tergesa-gesa berhenti didepan Gerai tersebut, tidak lama
kemudian Paman Sam turun dari dalam truck dan membuka pintu Bak belakang truck tersebut,
'Kai ayo lekas bantu paman Sam' ujar Bibi Silvia, ' biar bibi yang menggantikanmu' lanjutnya,
Kai segera mengangguk dan berlari menuju paman Sam,
Mereka berdua mengangkat dua puluh kotak yang berisi kue-kue yang masih hangat dari
tempat produksi yang berada dirumah Kai sendiri,
'Bagaimana hari ini?' ucap Paman Sam,
'Ramai sekali, seperti kemarin-kemarin' balas Kai,
Tiba-tiba ada suara perempuan yang menegur Kai
'Hei… , bukankah Kau Kai dari kelas 12-A' ucap suara seorang gadis lembut,
Kai menoleh, dan mendapati seorang gadis cantik tengah menunggu diantrian yang panjang
itu,
'Loraine?' gumam Kai pelan,
'Ah ternyata kau mengenalku, apa kau bekerja disini?' tanyanya lagi..
Kai mengangguk pelan,
'Hei Kai ayo cepat, para pelanggan sudah menunggu' ucap paman Sam seraya berlari kembali ke Truck yang diparkir didepan gerai untuk mengambil 20 kotak kue lainnya,
'Kau hendak membeli kue kami?' tanya Kai
'Ya, kue yang sedang Viral ini begitu menggoda ibuku, aku berencana membelikannya
sepulang sekolah' ucap Lorraine tersenyum,
'Se..sse..sebentar' ucap Kai seraya berlari masuk,
Tidak lama kemudian ia membawakan sekantung kue dan memberikannya kepada Lorraine,
'Ini untuk ibumu, tidak usah bayar' ucapnya,
Hal itu membuat orang-orang yang mengantri disekelilingnya menjadi iri, namun mereka tidak
mengenal salah satu dari pemilik toko itu tampaknya, sehingga mereka tidak bisa mendapatkan
layanan special seperti itu,
'Kau baik sekali, sebenarnya tidak usah seperti itu, biarkan aku membayarnya saja' ucap
Lorraine seraya mengambil sejumlah uang dari dalam tasnya,
'Tt..t.t.ttidak usah' ucap Kai seraya berlari menuju truck milik keluarganya dan kembali
membantu paman Sam untuk mengambil kotak-kotak kue itu, Kai tampak sangat canggung,
paman Sam tersenyum melihat tingkah Kai yang tidak wajar,
'Apakah kau menyukainya?' tanya Paman Sam tersenyum,
'Tidak.. Tidak tentu saja tidak'
'Kalau begitu kenapa kamu gugup sekali?' tanyanya lagi,
'Sudahlah ayo bekerja..' ucap Kai pura-pura acuh,
Hari itu seperti hari-hari sebelumnya, Gerai Kue Lockdown milik bibi Silvia sangat ramai, bahkan
sampai dengan jam delapan malam kue-kue yang sudah dibawakan oleh paman Sam habis
terjual, beberapa dari pelanggan sempat menggerutu karena kehabisan dan tidak mendapatkan kue dihari itu,
'Begini seharusnya berbisnis itu' ucap Bibi Silvia, seraya menghitung penghasilan mereka dari
menjual kue hari ini,
'Sebenarnya ada cara yang lebih cepat dari ini.. Tapi kalian tidak mau mendengarkan aku' ucap
Paman Sam tersenyum,
'Dengan menjadi kriminal maksudmu?' tanya Bibi Silvia,
Paman Sam tersenyum,
'Lupakan ide gilamu itu, kita ingin ketenangan disini' ucap Kai
Bibi Silvia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar candaan Paman Sam,
sementara Kai dan Paman Sam sibuk menutup Gerai untuk segera beranjak pulang.
Tidak ada yang perubahan yang berarti dari tiap-tiap generasi untuk hidup dikota St.
Louise, kehidupan yang monoton menghantui setiap orang yang berumur lebih dari 30 tahun
dan masih tinggal dikota itu, tempat hiburan dikota itu masih bisa dihitung menggunakan jari
tangan, sebutlah Bar Knicks, Cafe La Fertu dan Hills Deck, ketiga tempat itu adalah pusat
hiburan paling mahal yang bisa dikunjungi oleh mereka, masing-masing memiliki suasana yang
sangat berbeda, Bar Knicks biasa diisi oleh pekerja-pekerja kasar yang hendak minum-minum
diwaktu luangnya, Cafe La Fertu adalah tempat anak-anak muda yang hendak bercengkrama
dengan sesama temannya, sementara Hills Deck adalah tempat makan mewah tidak jauh dari
bukit Green Mountain yang baru saja dibuka dua bulan terakhir, tentu saja ketiganya milik
keluarga Bale. Namun walaupun begitu daerah ini terkenal dengan keindahan dan keasrian
alam yang masih natural, danau yang masih memiliki banyak ikan dan bersih, gunung yang
belum jarang dijamah oleh manusia, dan sungai yang dingin dan jernih mengalir kearah laut,
semua itu cukup untuk menggantikan segala hiruk pikuk dikota besar.
‘Nick, apakah persediaan bahan baku kue sudah cukup?’ ucap Bibi Silvia,
‘Tenang saja Silvia, semua bisa diatur, walaupun kau ingin membuat kue untuk memberi makan
satu dunia pun kita bisa’ ucap Paman Nick tersenyum,
Mereka berempat sedang menonton televisi diruang keluarga, rumah yang cukup nyaman
membuat mereka sekeluarga betah bersantai sebelum waktunya tidur,
‘Kehidupan seperti ini sangatlah menyenangkan’ ujar Sam seraya menyaksikan acara televisi,
‘Ya tapi terlalu santaipun tidak baik bagi kita’ jawab Kai,
Malam pun semakin larut, mereka berempat akhirnya kembali kekamar masing-masing dan
segera tidur, namun ada yang tidak biasa hari itu,
Paman Nick tiba-tiba seperti tercekik, ia meronta-ronta hebat, matanya melihat kesekelilingnya
dan mendapati sebuah bayangan hitam tengah mencekik lehernya dengan kuat,
‘Kurang ajar, siapa kau? jerit Paman Nick,
Bayangan itu diam, dan terus mencengkiknya dengan kuat, nafasnya terhenti dan dengan satu
sentakan kuat bayangan itu terhempas jauh dan terpelanting, bayangan itu menghilang
meninggalkan Paman Nick yang terengah-engah, namun tiba-tiba ia tersadar dan mendapati
dirinya kembali ditengah-tengah kamarnya yang sunyi, nafasnya terengah-engah seakan-akan
kejadian tadi sangat nyata,
‘Ada apa ini’ gumamnya,
Pagi ini Paman Nick malas sekali untuk bangun, ia baru saja bisa tertidur kembali menjelang
subuh, dengan langkah berat ia turun dari tempat tidurnya dan menuju kelantai bawah,
sesampainya diruang makan, ia mendapati Sam, Silvia dan Kai tengah makan,
‘Tidur jam berapa kau?’ ucap Sam
‘.. aku mengalami hal aneh semalam’ ucap Nick,
‘Apa kau bermimpi buruk?’ ucap Silvia,
‘Ya, bagaimana kau mengetahuinya?’ ucap Nick terheran seraya mengambil sepotong kue aple
dan membuat secangkir teh hangat
‘Kami baru saja selesai membahasnya, hanya Kai yang tidak mengalaminya’
‘Tunggu… , maksudmu kalian juga mengalami mimpi buruk?’ tanya Nick,
‘Ya, aku bermimpi kalau aku berada ditempat yang dikelilingi api, dan tidak ada jalan keluar
tampaknya dan Silvia bermimpi dihampiri oleh seekor mahluk besar bersayap dan mahluk itu
menyerangnya bertubi-tubi’ ucap Sam,
‘Dan aku bermimpi dicekik oleh bayangan hitam’ jawab Nick,
‘Ini tidak mungkin kebetulan, bagaimana menurutmu?’’ tanya Silvia kepada Kai,
‘Sebenarnya dari awal kita tiba disini, aku sudah merasakan hal itu, dan asalnya dari arah sana’
ucap Kai kepada mereka,
‘Maksudmu dari arah gunung itu?’ tanya Sam
‘Ya, tapi aku pikir biarkan kita mengembalikan tenaga kita masing-masing terlebih dahulu, baru
kita lakukan penyelidikan’ jawab Kai
‘Kami pun merasakan hal yang sama Kai’ jawab Silvia,
‘ya , akupun pernah membicarakan hal ini kepada Silvia dan Nick’ ucap Sam,
‘Aku merasakan banyak energi dari sana, tapi aku blm dapat memastikan apa itu, seperti ada
yang menghalangi’ ucap Kai,
‘Bagaimana keadaan kalian sendiri?’
‘Aku sudah pulih’ jawab Nick
‘Aku pun siap’ jawab Sam,
‘Dari kita semua hanya Kai yang betul-betul terkuras habis ketika itu’
‘Kalian meremehkan aku?’ tanya Kai,
‘Tidak Kai, kau jangan salah paham’ jawab Silvia, ‘kami justru mengkhawatirkanmu’ lanjutnya,
‘Mengkhawatirkanku? Khawatirlah terhadap diri kalian sendiri’ jawab Kai,
‘Ya justru kami mengkhawatirkan diri kami sendiri maka kami khawatir dengan keadaanmu’
jawab Sam,
‘Aku hanya bercanda saja’ jawab Kai sambil tersenyum, ‘jangan begitu tegang’ lanjutnya,
‘Aku pergi sekolah dulu, nanti selepas bibi Silvia membuka gerai kalian cobalah untuk
menyelidiki gunung itu, hari ini gerai kita tutup lebih cepat’ ucap Kai seraya beranjak pergi,
‘Fiuh…’ Sam dan Silvia menghela nafasnya,
‘Bagaimana?’ tanya Nick
‘Ya lakukan saja perintahnya’ ucap Silvia.
Sore itu Kai membantu bibi Silvia menutup gerai lebih cepat, tentu saja pelanggan banyak yang
kecewa karena kue yang dinanti-nantikannya habis begitu cepat,
‘Ya ampun, jam segini kalian sudah tutup? Tidak salah’ ucap seorang pelanggan yang tampak
kecewa,
‘Apakah kuenya sudah habis lagi?’ tanya yang lain,
‘Mohon maaf, hari ini kue kami habis begitu cepat, datanglah esok hari, kami buka dari jam 9
pagi’ ucap bibi Silvia seraya tersenyum,
‘Bagaimana harimu disekolah?’ tanya Bibi SIlvia,
‘Minggu depan ada acara yang harus kuhadiri bersama Steve, jadi aku tidak dapat
membantumu di Gerai’ ucap Kai,
‘Oh ya, acara apa itu?’ tanya Silvia,
‘Sebenarnya aku tidak begitu tertarik dengan acara itu, itu adalah acara anak muda dikota ini,
letaknya di danau Blue Fin Lake, semacam acara api unggun dan bersenang-senang
sepertinya’ jawab Kai,
‘Terserah kau saja Kai, semoga kau bisa bersenang-senang disana’ ucapnya
Sekembalinya kerumah, kedua Pamannya sudah menunggu diruang keluarga, mereka tampak
menunggu kedatangan bibi SIlvia dan Kai,
‘Bagaimana?’ tanya Kai begitu menjejakan kakinya diruang keluarga,
‘Kurasa, ada hal misterius diatas gunung itu Kai’ jawab Nick seraya memandang Kai sambil
sesekali melirik kepada Sam,
‘Maksudmu?’ tanya Kai datar,
‘Sepertinya para manusia ini tidak hidup sendirian…’ jawab Sam
‘Maksudmu cerita legenda yang dipercayai mereka benar?’ tanya Kai,
‘Tidak… tidak seperti itu, ada sebuah desa diatas sana, yang dikelilingi sebuah energi yang
membuatnya tidak terlihat, disana tinggal banyak manusia seperti pada umumnya, tapi mereka
tampak berbeda dengan manusia yang kita temui seperti biasa’ ucap Nick serius,
‘Berbeda bagaimana’ tanya Silvia penasaran,
‘Mereka … hmm seperti agak terbelakang
peradabannya, namun mereka memiliki kekuatan’
jawab Nick,
‘Mereka memiliki kemampuan diatas rata-rata manusia yang kita jumpai disini’
‘Mereka petarung?’ tanya Kai,
‘Ya, seperti itulah kira-kira, tapi tampaknya mereka hidup terpisah dari manusia pada umumnya,
aku tidak yakin mereka menyukai kedatangan kami tadi’ jawab Nick lagi,
‘Kalian bertemu dengan mereka?’ tanya Silvia,
‘Tidak, hanya kami tadi dipergoki oleh penjaga pintu dan mereka dilumpuhkan oleh Sam’
‘Sekuat apa mereka?’ tanya Silvia lagi,
‘Hmm, sepertinya cukup kuat, tapi penjaga tadi hanya mendapatkan satu pukulan ditengkuk
oleh Sam dan mereka terjerembab ketanah’
‘Kau membunuhnya?’ tanya Kai,
‘Tidak, aku hanya memukulnya dengan pelan’ jawab Sam,
‘Tapi mereka masih hidup?’ tanya Kai lagi,
‘Tentu saja, Nick sudah memeriksanya tadi sebelum kami kembali’
‘Kurasa kita harus tau lebih banyak tentang mereka’ ucap Kai.
‘Sejak kami berhasil melumpuhkan penjaga mereka, kurasa mereka akan memperketat
penjagaan selama beberapa waktu kedepan, mungkin kita harus menunggu mereka lengah
kembali’ ucap Nick,
Kai tampak berpikir dengan seksama,
‘Ya sebaiknya, kita tunggu beberapa minggu lagi’ ucap Kai seraya kembali kekamarnya,
Download MangaToon APP on App Store and Google Play