NovelToon NovelToon

Kosong

kekhawatiran seorang ibu

Di rumah yang terkesan mewah itu Yeon jin masih tertidur dengan pulas padahal hari ini dia ada meeting dengan para rekan kerjanya.

itu mungkin karena tadi malam dia kesusahan untuk tidur.

ibu dan ayah sudah menunggu di bawah, tapi Yeon jin belum juga turun. Ibu Yeon jin begitu khawatir jika terjadi sesuatu pada anak nya.

"Buin (sayang) Kok Yeon jin belum muncul-muncul jangan sampai terjadi masalah denganya yang kita tidak tahu.

"iya yeobo (sayang) aku khawatir hari ini kan ayah dan dia akan mengadakan meeting dengan rekan kerjanya.

ibu Yeon jin semakin khawatir dengan anaknya yang belum muncul batang hidungnya.

dia lalu naik ke kamar Yeon jin untuk melihat keadaanya, padahal di rumah itu banyak pembantu yang bisa di suruh untuk membangunkan Yeon jin, dia hanya ingin melihat keadaan anaknya saat ini menurut kata hatinya sendiri.

"Yeon jin buka pintunya, ibu mau liat keadaanmu nak" dengan berusaha membangunkan Yeon jin di depan pintu yang masih terkunci itu tapi tidak ada suara dari dalam.

"Yeon jin, Yeon jin, teriaknya di depan pintu dengan menggedor-gedor pintu itu berharap sang anak akan mendengarnya.

Yeon jin terbangun, dengan muka masih mengantuk dia lalu berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. dan menghampiri ibunya yang dari tadi menggedor-gedor pintu kamarnya itu.

"yes mom wait." lalu membuka kunci pintu itu.

"Yeon jin kamu membuat ibu khawatir dengan kondisi kamu, ibu pikir kamu sedang sakit." ucap mamanya sambil mencubit pipi anaknya yang membuatnya kesal tadi.

"i'm fine Mom, I was just a little tired last night." sekarang aku mau mandi mama turun duluan.

"iya mama tunggu di bawah sayang, ingat hari ini kamu ada meeting di kantor." mamanya menasehatinya.

"okey I'm sorry mom, karena sudah membuat mama khawatir." lalu menutup pintunya kembali ketika ibunya sudah pergi dari hadapannya itu.

Yeon jin turun dengan lengkap berpakaian rapi, seorang gadis kecil yang menyadari kedatangan Yeon jin berlari menghampirinya dan memeluknya dengan erat.

" apakah kakak baik-baik saja?" tanya gadis kecil itu. ditanya oleh gadis kecil itu Yeon jin justru kebingungan sendiri.

" ooh iya dong kakak baik-baik saja, buktinya kakak masih sehat dan kuat.  Yeon jin lalu mencium pipi adiknya dan menggendongnya  ikut sarapan bersama kedua orang tuanya.

"Yeon jin kamu hari ini tidak ada masalah kan?" tanya ayahnya yang mempelajari bahasa tubuh anak itu.

"yeah i'm fine dad, dont worry." ucapnya dengan nada seolah tak terjadi masalah padanya. mungkin dia hanya kecapean habis kerja seharian di kantor kemarin.

" apa kamu sedang memikirkan sesuatu Yeoon jin? tebak mamanya.

" Don't worry mom aku kemarin hanya sedikit lelah saja," ucapnya kepada mamanya dan tersenyum.

setelah sarapan pagi Ayah dan anak itu pergi ke kantor bersama karena hari ini ada meeting dengan perusahaan lain. meeting ini sangat penting dan bisa menaikkan investasi perusahaan jika dia mau menyetujui kerja sama dengan perusahaan itu. Sebagai bisa atau direktur kantor dia benar-benar harus konsisten untuk mengatur setiap waktu di kantor dan begitupun waktu di rumah.

Yeon jin hanya bisa bisa mengekor di ayahnya   jika ada meeting seperti saat ini. Taekyung dari tadi merengek untuk ikut ke mobil ayahnya.

"Ayah aku ikut ke sekolah," rengek gadis itu.

tapi saat ini Yeon jin dan ayahnya sangat  di kejar oleh waktu dan tidak bisa menerima permintaan Taekyung.

"Taekyung sayang hari ini ayah kan ada meeting, meeting nya dengan perusahaan lain kalau ayah telat datang nanti yang mau bekerja sama dengan ayah akan marah dan merasa tidak dihargai jadi taekyung di antar saja sama om itu. dengan menunjuk salah satu bodyguard rumah itu.

setelah lama di bujuk akhirnya Taekyung ma juga menurut, dia mengikuti bodyguard itu ke parkiran mobil lalu berlalu pergi.

"Ayah i love you" teriak Taekyung ketika melewati ayahnya dan Yeon  jin.

"Kali ini Taekyung jadi penurut, berarti sebentar dia dapat hadiah dong dari ayah." ungkap Yeon jin kepada ayahnya berharap dia  mau membelikan hadiah untuk adik perempuan nya itu.

"Kalau ayah ada waktu pasti ayah belikan dia hadiah." balas ayahnya.

"Gitu dong ayah supaya Taekyung bisa jadi anak yang penurut.

...........

Di kamar Ha Eun bersiap untuk pergi kantor, dengan sedikit berjalan kaki dan menaiki bus umum itu cukup membantu untuk pergi ke kantor pagi ini. Ha Eun hanya malas telat ke kantor, lagian dia juga belum terlalu lama kerja di kantor itu jadi jika dia telat maka akan ada senior yang bermuka masam di pagi hari.

dia tidak bisa membayangkan jika dirinya dimarahi hanya karena telat datang ke kantor itu, kantor yang diimpikan oleh setiap orang untuk kerja di sana.

Di perjalanan dia sempat berpapasan dengan senior nya di kantor.

"selamat pagi senior" Sapa Ha Eun, senior itu hanya membalas sapaan itu dengan senyuman dan melanjutkan berjalan dengan terburu-buru.

Oh tuhan apa semua akan terus mengejar waktu, (time is money)waktu betul-betul uang yang berharga.

jam istirahat tiba semua orang yang berada si ruangan itu keluar untuk mencari udara segar dan sebagian juga akan turun ke kantin kantor untuk sarapan.

seorang pria menghampiri Ha Eun, dan mengajaknya untuk makan siang bersama.

"Ha Eun na kamu tidak mau ke kantin?" Ucap Baekhyun.

"ini baru mau turun ke kantin, mau tururn bersama ku makan siang di kantin." tanya Ha Eun.

"Boleh juga,"

(mereka berdua turun ke kantin untuk makan siang)

di kantin Ha Eun melihat salah satu seseorang yang tidak asing baginya dan memutuskan bertanya kepada Baekhyun tentang pria tersebut.

" kayaknya aku pernah ketemu sama pria itu tapi di mana yah?" ucapnya sambil mikir kapan dia ketemu sama pria itu.

Baekyung lalu memberi tahu Ha Eun siapa sebenarnya pria itu dan apa hubungan dia dengan perusahaan ini.

" Ha Eun na dia itu menejer di perusahaan ini sekaligus kemanakan direkrut (CEO) perusahaan ini, sebenarnya direktur punya anak yang hampir seumuran dengan dia, dia juga kerja di kantor ini cuman dia jarang kelihatan."

"Ooooh jadi anak pengusaha itu cerita nya sedang main peta umpet dengan kami semua." Ha Eun tidak menyadari apa yang dia katakan bekhyung bisa memaklumi Ha Eun. dia saja yang sudah lama kerja di sini hanya kenal muka tapi tidak akrab dengan anak pengusaha itu.

"Bisa jadi seperti itu lah," kata Baekhyun kepada Ha Eun.

..........

sekretaris Seung min

Hari ini kumpulan berkas sungguh membuatnya lelah, Yeon jin terduduk di kantor itu dengan perasaan sedikit legah. tiba-tiba lamunanya langsung tertuju pada seorang gadis yang berwajah imut dan berlesung pipi itu.

siapa lagi kalau bukan Ha Eun gadis itu sungguh membuat jantung Yeon jin berdetak lagi jika mengingatnya, dia tidak menyangka kalau dia sudah mulai bisa menyukai yang lain lagi setelah Yoona gadis yang malang itu.

Dengan kehadiran Ha Eun kayaknya dia mulai bisa semangat lagi untuk menjalani hidup setelah beberapa tahun dalam keterpurukan dan rasa bersalah.

Yoona aku minta maaf kepadamu, semoga kamu merestui ku untuk menyukai yang lain istirahatlah dengan tenang aku tidak akan bisa lupa dengan kebaikan dan ketulusan hatimu. Ungkapnya dalam hati berharap Yoona akan mendengarnya walau dia sudah berbeda alam.

takdir memang tidak ada yang tahu begitu pun dengan kematian, tidak seorang pun yang bisa menebaknya kapan kita akan beristirahat dengan tenang. semua itu sudah ada yang atur walau bagaimana pun kita hanya bisa menjalankan tugas kita sebagai makhluk hidup.

seseorang mengetuk pintu, dan memecahkan lamunan Yeon jin, Dia salah satu sekretaris cowok yang tampan dan baik.

"Saudaraku, aku ingin memberi berkas yang di berikan ayah untukmu." kata Seung min dengan menyerahkan beberapa berkas itu. Yeon jin  mengambil berkas yang diberikan Seung min dan meletakkannya di atas meja.

"Ada apa dengan mu seperti terjadi sesuatu" tanya Seung min kepada pria itu dengan muka mengintrogasi.

"Seung min aku mau cerita sama kamu, bagaimana sebenarnya cinta sejati it." belum selesai Yoo jin melanjutkan kata u Seung min  sudah tidak bisa menahan ketawa tiba-tiba saja ketawanya lepas kendali dan mengeluarkan suara.

"Hahahahahahha, kamu serius menanyakan cinta sejati sama saya?" ucap Seung min lalu meneliti Yeon jin kalau dia saat ini sedang jatuh cinta.

"yes i am serious when i play?" kata Yeon jin lalu melirik Seung min meminta jawaban yamg tepat.

"okey, jadi aku rasa sekarang kamu lagi jatuh cinta, tapi apakah dia menolakmu?" ucapnya dengan nada menggombali sepupunya itu.

"siapa juga di tolak ketemu sama dia saja jarang," cetus Yeon min dengan kesal.

okey aku kasih tau, jadi begini kalau kamu benar-benar sangat menyukai seseorang yah bisa jadi hanya sekedar suka dan jika kau mencintai seseorang bisa saja kamu akan selalu memikirkan dia,  menyukai semua kekonyolan dia, kita juga kadang suka mengganggunya dan juga kamu akan bertingkah konyol didepanya tanpa malu dan kamu hanya melakukanya di hadapan dia berharap dia akan suka." kata Seung min lalu memukul pundak sepupunya itu.

"okkey aku sekarang mengerti,"

"oh iya satu lagi, apakah jangtungmu juga hampir copot jika berada di dekatnya?" tanya seung min dengan mimik muka sedang mengintrogasi seseorang. tapi Yeon jin hanya terdiam seperti sedang memikirkan perkataan Seung min.

(kali ini seungmi hanya tersenyum melihat tingkah anehnya Yeon jin yang sedang jatuh cinta.)

seungmi lalu meminta izin untuk keluar ruangan, masih banyak pekerjaan yang menunggunya di luar.

"Yeon jin suadaraku, kayaknya kamu harus ikut saran terakhirku, dekati dia, jika dia menolak dekatin saja terus kalau bisa buntutin terus sampai dia benar-benar capek. kata Seung min lalu berjalan keluar.

di luar lewat seorang gadis cantik yang melihat kearahnya lalu tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.

"burrrrr, aduh jidatku."

Yeon jin lalu berbalik, nyatanya Seung min sudah menabrak pintu kaca itu, lantas saja Yeon jin langsung menghampirinya dan melihat jidat Seung min ada sedikit benjolan.

" Hahahaha,  kamu kenapa," kata Yeon jin

" Sumpah tadi ada bidadari imut yang lewat," Yeon jin kali ini benar-benar sakit perut ketawa setelah mendengar seung min mengatakan apa yang terjadi.

"HaHaHa Apaa,  ada bidadari imut di kantor ini, memang dia jatuh dari mana sampai bisa membuat kepala kamu seperti itu apakah bidadarnya jatuh dari atap kantor ini?" Kata Yeon jin dengan nada bercanda kali ini dia  tidak bisa menahan tawa.

"iya sumpah aku liat, bidadari imut itu berlesung pipi dia tersenyum padakau."  Ucap Sung min memastikan dia tidak salah liat.

"Terus bidadarnya mana,? kenapa tidak menolongmu, jangan-jangan dia bidadari kesasar HaHahahahaha"Katanya masih tertawa keras, sambil memegang perutnya yang masih kesakitan gara-gara perkataan Seung min.

"Yah mungkin bidadarnya lagi mencari pujaan hatinya di tempat ini jadi dia datang ke kantor ini."

"Seung min mending kamu pergi tidur dulu siapa tau kamu ketemu dia dalam mimpi"

Seung min kali itu hanya bisa nyengir, dia pikir dia benar-benar sadar waktu berjalan.

ternyata Seung min juga punya sifat yang lucu jika dia selalu melakukan hal yang bisa di bilang konyol juga.

bisa di bilang di antara semua orang-orang di kantor Yeon jin lebih percaya dengan sekertarisnya itu, dia sudah menganggapnya seperti saudara kandungnya sendiri.

jika ada masalah yang terjadi, dia lebih terbuka dengan Sekertaris itu.

kim Seung min sudah sangat lama kerja dengan ayahnya Yeon jin setelah lulus kuliah dia lalu mendaftar ke perusahaan itu.

Kim Seung min termaksud sahabat sekaligus sepupu Yeon jin pantaslah jika dia jadi sekertaris Yeon jin, dan memanggil ayah Yeon jin dengan sebutan ayah. dia juga sangat tampan wajahnya hampir mirip dengan Yeon jin itu karena dia punya darah keturunan keluarga yang sama.

Seung min sangat penurut dan baik, dia sangat pantas di jadikan teman curhat untuk Yeon jin. mereka dari kecil sudah menjadi teman dekat jadi jangan heran kalau kedua sepupu ini sangat dekat walaupun di luar kantor orang akan mengira kalau mereka itu tidak akrab tapi nyatanya Seung min selalu membuat Yeon jin tertawa dengan kekonyolan yang dia buat.

di bandingkan dengan Yeon jin, di luar kantor Seung jin lebih terkenal dibandingkan anaknya sang pengusaha, dia bahkan dikira anak dari CEO kantor ini.

Yeon jin mengetahui semua itu dan tidk pernah marah ataupun cemburu dengan spupunya dia justru beesyukur kalau sepupunya bisa di kenal banyak orang di luar sana.

Ayahnya Kim Seung min sebenarnya punya perusahaan yang bisa dibilang mewah dan berkelas juga tapi dia lebih memilih bekerja di tempat ayahnya Kim Yeon jin, dan yang meneruskan pengusaha ayahnya kedua kakak Seung min sendiri.

quote:

Mencintai seseorang bukanlah suatu kesalahan dan melupakan seseorang itu hal yang sulit, yah itulah permainan dunia dimana kita akan dengan mudahnya jatuh cinta dan dengan sulitnya melepaskan dan melupakan.

Namun ketika hati telah merasa sakit dan terluka di tinggal orang yang kita cintai untuk selamanya maka akan susah untuk mencintai  seseorang lagi.

gedung olahraga

Sudah jam 3 sore semua orang sudah bersiap-siap untuk latihan, Ha Eun begitu lelah habis dari kantor istirahat setengah jam lalu pergi latihan, dia seperti orang yang sedang kecurian di buru dengan waktu.

yah setidaknya aku istirahat setengah jam di rumah tadi, lagian di kantor tidak banyak pekerjaan. jadi tidak masalah, di kantor Ha Eun tidak terlalu bergaul sama orang-orang di sana bahkan tidak begitu kenal banyak orang di kantornya.

wajar saja jika dia kurang tau siapa pendiri dan siapa pemilik kantor itu, baginya dia tidak perluh harus tahu. jika pun dia tahu belum tentu sang pemilik perusahaan akan mengenalnya.

flasback

Ha Eun berjalan di kantor yang sangat besar itu, dia bersyukur bisa kerja di tempat itu walau dia hanya jadi kariawan biasa. dia tidak pernah ikut meeting karena pertemuan meeting hanya untuk kariawan-kariawan yang punya bakat tertentu.

tapi tadi di kantor dia seperti mengenal seseorang yang tidak asing baginya, tapi dia tidak tau siapa.

mungkin dia cuman pernah liat pria itu di luar, gumamnya dalam hati dan menguap sejadi-jadinya.  Woaahhhh, kali ini aku benar-benar bingung dengan apa yang aku liat, celotehnya dalam hati.

.....

setelah mencuci muka Ha Eun mulai segar kembali, di tempat latihan sudah banyak anak-anak latihan yang datang di kejauhan Ayana berlari-lari kecil menghampiri Ha Eun.

"Ha Eun na" teriak Ayana memanggil Ha Eun. Ha Eun berbalik ketika mendengar ada seseorang yang memanggilnya.

"Ada apa, teriak-teriak" tanya Ha Eun kepada Ayana.

"Pelatih ganteng ituuuu" belum selesai Ayana menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Yeon jin sudah lewat di samping mereka.

Lantas saja membuat Ha Eun langsung salah tingkah dan menutup mulut gadis itu, Ha Eun lalu menyapa pelatih itu.

"Anyeong Haseyo Sabeoumnim,"  Sapa Ha Eun yang masih menutup mulut Ayana dengan tangannya. Ayana berusaha untuk melepaskan tangan Ha Eun hingga terlepas.

"Ha Eun na, kamu mau membunuhku yah," ketus Ayana dengan kesal.

Pelatih Yeon jin yang melihat tingkah aneh mereka heran dan pura-pura untuk berjalan melalui mereka dengan sangat hati-hati berharap mereka akan mendengar apa yang tadi membuat Ha Eun menutup mulut Ayana ketika dia lewat di sampingnya.

"Suaramu hampir terdengar olehnya, jika dia dengar semuanya kita bisa matii," ketus Ha Eun kepada sahabatnya itu dengan suara berbisik.

"ish apaan, aku kan cuma bilang kalau dia sudah datang," kata Ayana dengan muka yang masih kesal.

Ha Eun hanya menggelang-geleng lalu pergi meninggalkan ayana, melihat tingkah Ayana yang benar-benar tidak memahami situasinya sekarang.

latihan sudah dimulai, dari tadi Ha Eun memerhatikan wajah tampan Yeon jin sambil mengingat dimana mereka pernah ketemu sebelumnya, wajah itu seperti tidak asing lagi baginya.

seperti dia sudah sangat lama mengenal wajah itu, Yeon jin merasa dari tadi ada yang memperhatikannya lalu menoleh ke arah Ha Eun.

Ha Eun tidak fokus dengan latihan itu, Yeon jin yang melihat Ha Eun tidak fokus lalu mendekatinya tanpa disadari oleh Ha Eun bahwa Yeon jin sudah mendekatinya.

"Hmmmm, Ada apa denganmu," Kata Yeon jin mengejutkan gadis itu," Ha Eun tersadar dengan lamunanya langsung terkejut, dia baru sadar kalau Pria itu sudah ada didepannya.

"Ha Eun lalu tersenyum seolah-olah tidak terjadi sesuatu padanya dengan memamerkan lesung pipinya.

"Tidak apa-apa kok sabeum," dia bahkan tidak sadar senyuman gadis itu justru membuat Yeon jin tidak bisa berkutik banyak seolah terhipnotis senyum manis wanita itu.

"Okey latihan lah dengan baik gadis pintar," Kata Yeon jin lalu memukul pundak gadis itu dengan pelan. kali ini dia tidak bisa memarahi gadis itu jantungnya benar-benar berdetak kencang tak karuan, saat Ha Eun memperlihatkan kedua lesung pipinya.

jika Seung jim melihat senyum itu dia pasti akan merebut hati pujaan hatiku, gumamnya dalam hati.

dia lalu tersadar apa yang sudah dia katakan pada hatinya, lalu memegang dadanya oh tuhan jantung ku terus berdetak tidak karuan didepan gadis itu.

dia berlalu pergi meninggalkan Ha Eun, kali ini Ha Eun benat-benar bingung baru kali ini dia di puji sama pelatih itu. dasar manusia aneh sudah marah eh baik lagi, kesal Ha Eun dalam hati.

pemanasan hari ini sungguh membuatku sedikit lelah apalagi pelatih baru itu datang tiba-tiba bikin orang hampir jantungan saja,

celotehnya dalam hati.

.............

latihan hari ini sudah selesai semua anak latihan bergegas untuk pulang, tinggal Ara Ha Eun Ayana dan beberapa pelatih lainnya.

Mereka bertiga memutuskan untuk pulang bersama tapi Ayana di jemput sama kakaknya dengan motor

"Ha Eun na, Ara, aku minta maaf tidak bisa menemani kalian pulang bersama." kata Ayana dengan perasaan bersalah.

"iya tidak masalah itu sudah hal yang biasa terjadi."

Ara dan Ha Eun berjalan keluar parkiran, seorang pria datang menghampiri mereka tidak salah lagi kali ini Ara juga di jemput sama pacarnya.

Tinggal Ha Eun yang berjalan sendirian di luar parkiran, baru beberapa lama kepergian kedua sahabatnya hujan turun membasahi kota seoul. Ha Eun sangat kesal harus hujan-hujan pulang ke apartemen padahal dia berjalan belum terlalu jauh dari parkiran. aku harus bagaiaman sekarang hujan lagi, aku tidak bawah payung kalau aku demam gimana aku bisa kerja di kantor. kesalnya karena tidak membawah payung.

Hujan mulai membasahi sekujur tubuh nya tapi belum ada satu orang pun yang lewat di jalan itu. dengan kehujanan dia berusaha untuk mencari tempat untuk berteduh. setelah lama berlari  di tengah kerasnya hujan  Akhirnya dia menemukan tempat berteduh.

di halte Ha Eun menunggu hujan redah,  tapi bukannya hujan redah malah semakin deras turunnya. Ooh tuhan bagaiaman mungkin aku bisa pulang dengan hujan yang semakin deras.

badannya mulai kedinginan dan mengigil, di jalan setapak seorang pria berjalan menghampirinya dengan membawah payung.

"kamu kenapa hanya tinggal disini dengan baju yang masih basa" kata pria itu dengan marah melihat keadaan Ha Eun sudah mengigil. Ha Eun mengangkat kepalanya dan ingin melihat siapa pria yang sudah memarahinya di tengah hujan deras begini. ketika melihat wajah pria itu betapa terkejutnya dia.

"Aku tadi ingin melanjutkan perjalananku tapi hujan semakin deras jadi aku tunggu sampai hujannya redah. ucapnya dengan nada suara yang terbata-bata

"Lain kali bawahlah payung ke tempat lafihan," ucap pria itu yang tak lain adalah pelatih Yeon jin. dia membantu Ha Eun bangkit dari tempat duduk nya, sudah hampir setengah jam dia di halte menunggu hujan akan redah tapi nyatanya hujan semakin deras. baju yang basa yang masih melekat pada tubuh itu membuat Yeon jin khawatir kalau Ha Eun akan terkena demam. Ha Eun semakin mengigil di dalam mobil.

setelah sampai di apartemen Yeon jin berlaku pergi meninggalkan tempat itu.

...........

Download MangaToon APP on App Store and Google Play

novel PDF download
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play