NovelToon NovelToon

Saat Aku Melihatmu

Bagian 1 Pertama kali

Di sebuah rumah yang tidak terlalu besar tapi memiliki pendopo di bagian depan rumah. Memiliki pekarangan yang cukup luas di samping rumah sekaligus sebuah taman.

Terdengar keramaian yang tidak biasanya terjadi, yang terdengar hanya suaranya si pemilik rumah.

"Jangan disitu, mejanya agak geser kesana.kursinya juga jangan disana"perintah Budhe Mar. "Warnanya jangan yang itu,dibagian sana jangan ditaruh itu.

"Assalamualikum, Budhe? "ada suara yang menyapa dengan ramahnya.Budhe Mar menengok kearah datangnya suara.

"Gusti, Aina.kamu sudah sampai, nduk*"ucap Budhe Mar sambil memeluk Aina. *nduk\=panggilan gadis dalam bahasa jawa

"Pakdhe mana Budhe?. Aina cari kok nggak kelihatan"tanya Aina masih celingukan mencari Pakdhenya.

"Sebentar lagi sepertinya Pakdhemu pulang,kamu istirahat dulu kan baru sampai.Nanti abis istirahat bantu-bantu Budhe ya"terang Budhe Mar.

Aina menjawab dengan anggukan,segera ia berjalan masuk kedalam rumah menuju kamar yang dulu pernah ia tempati. Kamar Aina tidak terlalu besar,disamping pintu ada lemari pakaian. Ada meja untuk belajar di depan jendela yang menghadap pekarangan,disebelah kasur ada meja kecil.

"Neng... sudah datang rupanya"sapa Bik Sumi ramah.

"Bibik, Aina kangen"seru Aina, langsung dipeluknya Bik Sumi.

"Neng, istirahat dulu.ini makanan buat Neng,pasti sudah lapar kan"tebak Bik Sumi.

Aina mengangguk manja lalu tersenyum.Bik Sumi meninggalkan Aina dikamarnya untuk istirahat. Setelah merapikan barang-barangnya, kemudian sholat juga makan.

Aina bergegas menuju ke pendopo untuk membantu Budhenya yang sedang sibuk mempersiapkan acara family gathering keluarga besar Budhe Mar.Budhe Mar kewalahan mengatur persiapan acara untuk esok hari.Apalagi anak gadis satu-satunya tidak terlihat dari tadi.Entah menghilang kemana.

Di bagian dapur apalagi tidak kalah sibuknya mempersiapkan makanan untuk acara esok hari.

"Aina bantu ya, Budhe"kata Aina.

"Kamu benar-benar beda sama Winda ya, Ai"terdengar nada pujian dari kata-kata Budhe Mar. "Nggak juga Budhe, paling sebentar lagi Winda pulang"bela Aina.

"Halo everyones.... "terdengar suara yang tidak asing dari kejauhan. Semua orang menengok kearah datangnya suara.

"Hai, sis.... "sapa Winda pada Aina.Budhe Mar mendekat lalu menjewer telinga Winda.

"Moms... "teriaknya karena kesakitan.

"Nggak usah pake inggris-inggrisan, ibu nggak paham kamu ngomong apa.Abis darimana saja kamu, bukannya bantu malah ngilang nggak jelas"omel Budhe Mar.

"Iya, Winda minta maaf. Winda bantuin deh mumpung Aina udah ada disini.Ya nggak,Ai"ucap Winda sambil mengerling nakal.

"Tapi Ai kan elo udah ada disini, nanti gue tidur di kamar elo ya, trus kita.... "kata Winda lalu Budhe menjewer telinga Winda lagi.

"Winda kapan kamu bantuin, malah gangguin Aina"omel Budhe lagi.

Orang-orang yang melihat kejadian itu menertawakan tingkah Winda.Yang ditertawakan hanya tersenyum kecut.Karena bantuan orang-orang sekitar rumah persiapan acara cepat selesai sebelum petang.

Budhe mengucapkan terima kasih pada semua yang membantu.Pakdhe Tri pulang tepat semua orang mau pulang. Beliau juga mengucapkan terima kasih dan mengundang untuk datang di acara besok.

"Pakdhe.. "panggil Aina melihat Pakdhenya yang sudah pulang.

"Aina.. kamu sudah datang.kapan kamu sampai?"tanya Pakdhe Tri pada keponakan perempuan satu-satunya.

"Tadi siang, Pakdhe"jawab Aina semangat.

"Sekarang Aina sama Winda segera masuk lalu istirahat, nggak boleh ada keributan sampai acara besok selesai"perintah Pakdhe Tri.

Bagian 2 Mencari

Keesokan harinya acara berlangsung dengan lancar.Keluarga besar Budhe Mar hampor semuanya berkumpul.Bahkan yang dari luar kota seperti Jakarta, Malang,bahkan Palembang meluangkan waktu untuk bisa mengikuti acara hari ini.

Aina sibuk keluar masuk dapur untuk mengecek juga mengisi kalau ada makanan atau minuman yang dihidangkan habis. Untuk acara hari ini Budhe Mar memasak sendiri hidangannya dengan dibantu beberapa tetangga.

Budhe tidak ingin memesan makanan dari luar, karena untuk Budhe kalau untuk keluarga harus masakan rumah.Karena lebih spesial juga istimewa, apalagi hidangannya dipilih hidangan lokal seperti gudeg, brongkos, soto ayam,masih banyak lagi.

"Aduh..."terdengar suara seorang anak kecil yang berteriak karena jatuh.Aina segera meletakkan nampannya lalu berlari kearah anak itu.

"Adik nggak apa-apa?"tanya Aina.Anak kecil itu hanya diam dan terlihat mau menangis.Segera dipeluknya anak kecil itu.

"Namanya siapa?"tanya Aina.

"Adam"jawab Adam pelan.

"Nama yang bagus. Adam duduk sini ya.Kakak ambil obat dulu, deket kok cuma ambil di situ"kata Aina sambil menunjuk kamarnya yang tidak terlalu jauh.Anak kecil itu hanya menganggukkan kepalanya.

Aina lalu berdiri dan berlari ke kamarnya mengambil kotak P3K miliknya. Begitu kembali diobatinya dengan luka lecet pada kaki Adam dengan hati-hati.

"Anak pintar,sudah selesai kakak obati. Lain kali Adam hati-hati ya"pesan Aina sambil mengelus lembut kepala Adam.

"Sayang.. "panggil Ibunya Adam dari kejauhan.

"Bunda"panggil Adam senang begitu melihat ibunya.

"Maaf apa anak saya mengganggu?"tanya ibunya Adam.

"Nggak kok, mbak. tadi Adam jatuh trus saya obati. Adam anak yang kuat karena bisa nahan biar nggak nangis"puji Aina yang dipuji senyam-senyum saja.

"Ya Tuhan, mana yang sakit,nak.Terima kasih, perkenalkan sama Ema ponakannya Tante Mar dari jakarta"ucap Ema lalu mengajak berjabat tangan.

"Saya Aina, mbak. keponakannya Pakdhe Tri dari Lumajang"kata Aina memperkenalkan diri.

"Ya ampun, Aina yang kecil itu"pekik Ema terkejut. Dan obrolan dua orang itupun berlanjut dengan seru. Tanpa mereka sadari ada yang melihat kejadian itu dari kejauhan, tepatnya melihat gadis yang berhijab biru itu.

"Woi.. "sapa Winda membuat Rendi kaget. Ketika Rendi berbalik kearah taman sudah tidak ada lagi orang disana.seolah-olah hilang, lenyap begitu saja.

"Mana tadi?"tanya Rendi kebingungan.

"Siapa?"Winda balik tanya sambil mengikuti tingkah Rendi yang celingukan.

"Cewek yang disana tadi sama anak kecil"terang Rendi.

"Maksud kamu Yuni, Susi apa Tini atau jangan jangan.. "Winda belum selesai bicara sudah di potong Rendi.

"Pakai Hijab, warna biru dari tadi juga bolak-balik kesini kan"tegas Rendi menyatakan kalau dia tidak salah melihat.

"Lha kan emang semuanya pake hijub trus bolak-balik kesini, Ren. emang siapa sih yang elo cari"Winda tidak mau kalah menerangkannya.

Rendi melirik tajam ke arah Winda. Ingin rasanya Rendi marah tapi tidak mungkin ia luapkan saat ini. Rendi pun pergi menjauh dari Winda.

Tak terasa hari sudah sore, satu persatu kerabat Budhe berpamitan pulang. Tak terkecuali keluarga Rendi. Ternyata Rendi masih penasaran dengan sosok gadis yang dia lihat di taman tadi.

"Kamu kenapa,Ren?"tanya Budhe Mar yang jadi penasaran dengan tingkah Rendi.

"Nggak kok, tan. nggak apa-apa."jawab Rendi menutupi.

Bagian 3 Awal mula

Setelah semua kerabat Budhe Mar pulang,orang rumah mulai sibuk membereskan juga membersihkan perlengkapan acara.

"uahhhh.... "erang Winda merebahkan tubuhnya di kasur Aina. Aina heran kenapa Winda malah tiduran di kamarnya.

"Sis, sini dong."panggil Winda manja. Aina mulai menyalakan mode waspada.

"Ada apa?tumben kamu jadi manja ke aku"tanya Aina.

"Heh... gimana tadi?"tanya Winda penasaran.

"Gimana apanya?"jawab Aina bingung.

"Sepupu gue yang dari palembang"Winda mencoba memberikan petunjuk.

"Mang ada ya?"Aina bertanya karena benar-benar tidak tahu yang dimaksud Winda.

"Heh..... "Winda menghela nafas lalu menarik selimut untuk menutupi dirinya, kesal karena jawaban Aina.

Aina hanya diam melihat tingkah Winda tanpa berani bertanya lagi.

Hari berganti,3 hari sudah Aina ada di Solo.Aina benar-benar menikmati waktunya disini. Karena pagi ini dia ikut Bik Sumi ke pasar Gede.

Aina mulai membeli oleh-oleh untuk teman kuliahnya. Memang tidak ada bedanya antara Solo juga Jogja tapi pasti ada istimewanya.

"Bik, Aina beli ini ya. ini juga, yang itu"pinta Aina setiap melihat ada hal yang menarik dimatanya.Bik Sumi hanya bisa mengiyakan setiap permintaannya.

Tak terasa hari hampir siang, mereka berdua keberatan dengan belanjaan Aina yang tidak disangka banyak sekali.Sesampainya diparkiran pasar tanpa sengaja Aina menabrak seseorang.

"Maaf, maaf mas"ucap Aina kepada orang yang ditabraknya.

Yang ditabrak hanya mengelap kemejanya dan berlalu pergi tanpa membantu Aina.Akibat tabrakan tadi belanjaan Aina berhamburan kemana-mana.

Bik Sumi malah terpaku melihat kejadian itu, rupanya yang ditabrak Aina tadi Rendi keponakannya Budhe Mar.

"Bik Sumi tolong Aina"pinta Aina memohon.

"Oh iya, neng. maaf Bibik melamun tadi"jawab Bik Sumi bergegas membantu Aina membereskan belanjaannya.Mang bejo yang melihat kejadian itupun segera membantu membereskan belanjaan.

Sesampainya dirumah,Aina beristirahat di pendopo karena lelah membawa begitu banyak belanjaan.

"Ya Tuhan Aina, kamu mau buka toko ya banyak banget yang kamu beli"koment Winda yang kaget dengan begitu banyak barang di pendopo.

"Ini pake daftar,Win.buat temen-temen kampus trus ibu kost,oppa yogi sama unnie Nella,trus..."belum selesai Aina bicara.

"Gusti Aina, opo iki nduk?"tanya Budhe Mar kaget.

Ternyata dibalik sikap Aina yang terlihat polos,dia suka kalap kalau lagi belanja.Orang rumah hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Maaf, mbak Win. Bisa Bibik ngomong sebentar sama mbak Winda"tanya Bik Sumi.

"Ada apa ya, Bik? "tanya Winda setelah agak menjauh dari yang lainnya.

"Tadi waktu dipasar, nggak disengaja neng Aina tabrakan mbak sama den Rendi.tapi den Rendi langsung pergi mbak"cerita Bik Sumi.

Winda terdiam untuk beberapa saat, "Bik Sumi percaya kan sama Winda. Tolong jangan bilang sama Ayah apalagi Ibu"pinta Winda dengan pandangan memelas. Bik Sumi mengangguk menuruti permintaan Winda.

Winda meyakini ada sesuatu yang terjadi tapi dia tidak tahu apa.Kemudian diambilnya HP dari saku celananya.Lalu dia menghubungi seseorang.

"Bisa kita ketemu?sekarang!karena ini bukan permintaan"ucap Winda tegas.

Ditempat yang sudah dijanjikan Winda bertemu orang yang dia hubungi.

"Maksud kamu apa, Ren?"selidik Winda begitu sampai.Rendi tidak menjawabnya hanya duduk santai sambil mainin HPnya.

"Rendi.. "panggil Winda dengan nada yang berbeda dengan yang tadi.Rendi merubah posisi duduknya menghadap Winda dengan sorot mata yang tidak biasa.

"Siapa cewek itu?"tanya Rendi dengan suara yang menakutkan menurut Winda.

Download NovelToon APP on App Store and Google Play

novel PDF download
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play