NovelToon NovelToon

Di Hapus!!

Episod1

PROLOG

Kaila Mahestri Wiraguna gadis muda yang cantik, energik, ceplas-ceplos kalau berbicara. Harus menanggung karma dari sang kakak Zemira Anastasya Wiraguna.

Tidak pernah menyangka sekaligus menduga kehidupan Kaila diatur sedemikian rupa oleh papahnya sendiri. Bahkan jodoh pun papahnya yang mencari dan memilihkan untuk Kaila. Selama menjalani kehidupan ini Kaila selalu bersikap tenang dan tak pernah memikirkan kehidupan kedepannya akan seperti apa. Jadi motto dalam hidup Kaila itu. "Hidup hari ini untuk dinikmati hari ini, tak usah memikirkan hari esok".

Setelah kejadian menimpa kakaknya itu, hidup Kaila bagaikan sebuah penjara. Kaila sudah tidak bisa bebas seperti dulu lagi, bahkan untuk bertemu dan nongkrong bersama temannya pun harus izin ke papahnya dan diatur jamnya. Semua peraturan yang dibuat papahnya yang dadakan ini membuat Kaila begitu sangat tertekan.

Hingga suatu hari, tiba dimana seorang Hendrik Wiraguna mengumumkan bahwa Kaila akan menikah dengan seorang anak dari bosnya. Mendengar semua itu membuat Kaila berusaha menolak dengan sekuat dan sebisa mungkin perjodohan konyol ini agar bisa batal. Namun takdir seperti tidak memihak kepadanya. Semua ini membuat Kaila begitu sangat frustasi juga putus asa. Kaila bimbang karena dirinya saat ini masih menyandang status sebagai seorang pelajar. Meski saat ini Kaila sudah dipenghujung akhir sekolah SMA, namun tetap saja Kaila belum merasakan bagaimana rasanya ujian nasional itu. Kaila benar-benar tak habis pikir dengan pola pikir papahnya itu. Bagaimana bisa papahnya hanya memikirkan soal perjodohan Kaila dengan anak bosnya itu?!

Kaila selalu memikirkan wujud dari calon suaminya itu. Apakah laki-laki itu masih muda atau sudah tua bangka? berjenggot? atau berbulu didadanya? memikirkan semua itu membuat Kaila pusing juga merinding.

***

Hari ini tiba dimana Kaila akan melangsungkan sebuah pernikahan dengan orang yang Kaila bahkan belum tahu wujudnya seperti apa. Bertemu saja belum pernah, apalagi melihatnya. Semua acara pernikahan ini sudah disiapkan oleh papahnya dari mulai wedding organiser sampai urusan catering. Kaila hanya mengikuti apa saja yang disuruh papahnya. Entah kenapa tiba-tiba jantung Kaila merasa deg-degan saat ini, karena beberapa menit kedepan status Kaila akan berubah menjadi "ISTRI".

Kaila terpana saat melihat mempelai laki-laki yang terlihat begitu tampan. Tatapan matanya sangat tajam seperti burung elang, rahangnya begitu tegas juga sangat kokoh, hidungnya begitu mancung, alisnya tebal, tatanan rambutnya begitu rapi. Dan jangan lupakan kalau bentuk tubuhnya begitu sangat proposional, otot-ototnya terlihat begitu menggoda siapapun kaum wanita, dadanya juga begitu lebar dan bidang. Kaila yakin pasti suaminya ini rajin berolahraga sehingga membentuk tubuh yang atletis seperti itu. Jas tuxedo yang dipakai saat ini pun sangat pas dibadannya sehingga memperlihatkan nilai plus di mata orang-orang yang melihatnya. Membayangkan bentuk fisik dari suaminya ini membuat Kaila tak sadar sudah melongo terlalu lama sehingga mendapat teguran dari mamahnya.

Namun siapa sangka dibalik fisik yang sempurna itu membuat seseorang selalu perfect? Ada banyak kekurangan yang Kaila tidak paham dan mengerti. Semua itu akan ketahuan dengan berjalannya waktu.

Melviano Azekiel, laki-laki keturunan Indonesia-California. Harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Ayahnya menelepon menyuruhnya untuk terbang ke Indonesia. Awalnya Melviano menolak dengan tegas, namun setelah mendengar ancaman sang Ayah, membuat Melviano akhirnya mau menuruti segala semua perintah sang Ayah. Termasuk dengan menikahi anak dari salah satu karyawan ayahnya.

Saat ini Melviano masih tak menyangka bahwa hidupnya akan berakhir seperti ini. Diatas pelaminan dengan seorang gadis yang bahkan lebih muda dari adiknya sendiri, Mikaila.

Kehidupan Melviano di California dihabiskan hanya untuk bersenang-senang saja, menurutnya hidup hanya satu kali jadi harus dinikmati dengan sebaik mungkin. Setiap malam Melviano selalu datang berkunjung ke kelab malam untuk memuaskan hasratnya sebagai seorang laki-laki. Namun banyak sekali wanita yang dekat dengannya yang ingin meminta hubungan lebih kepada Melviano, namun Melviano menolak dengan tegas. Menurutnya menjalin hubungan dengan seorang wanita akan membuatnya ribet dan tidak bebas. Melviano memiliki motto hidup dalam dirinya untuk tidak meniduri wanita yang sama. Sehingga sudah dipastikan bahwa setiap malam Melviano selalu berganti wanita untuk dirinya. Sehingga membuat teman-temannya menjuluki Melviano dengan "THE LADY KILLER".

Melviano tidak peduli dengan semua julukan yang diberikan oleh teman-temannya itu. Yang terpenting hasratnya bisa tersalurkan dengan baik dan pada tempatnya. Bisa dikatakan bahwa Melviano ini laki-laki brengsek yang pernah ada, bahkan kebrengsekannya ini sudah menjadi kelas kakap. Namun tetap saja semua wanita tunduk dibawah tubuhnya yang atletis itu.

Namun sayang seribu sayang, saat ini justru ia sedang menghadapi pernikahannya dengan anak bocah pilihan orang tuanya itu, lebih tepat lagi pilihan Ayahnya. Mau menolak nanti justru ia tidak mendapat warisan perusahaan. Melviano hanya menghela napas pasrah menerima bahwa dirinya sudah menjadi seorang suami. Ya Suami. Mendengar kata suami saja membuat Melviano merinding dan mual.

Melviano sedang mengamati istrinya itu, kalau dilihat-lihat sih cantik juga, tapi bodynya kurang berisi. Ah sial, kenapa pikiranku menjadi sangat liar seperti ini sih, gerutu Melviano didalam hatinya.

Memikirkan itu membuat diri Melviano frustasi dan stres. Melviano menerawang kehidupan rumah tangganya kedepan akan seperti apa. Apakah ia akan mampu menjalani kehidupan rumah tangga dengan wanita yang masih belia alias masih bocah itu? Entahlah.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

BAB 1 - PERSIAPAN NIKAH.

Seminggu ke depan adalah hari dimana semua siswa-siswi tingkat SMA melaksanakan ujian nasional. Kaila Mahestri Wiraguna siswi yang dikenal badung sekaligus memiliki otak pas-pasan itu selalu menganggap semuanya enteng. Termasuk ujian nasional pun yang dianggap momok menakutkan bagi seluruh siswa-siswi namun tidak bagi Kaila. Bagi Kaila ujian nasional hanya seperti segelintir upil yang berada dalam hidungnya. Jadi buat apa dibikin takut, toh misal tidak lulus sekolah tidak akan mati jugakan?

Di saat semua teman-temannya sedang mempelajari materi yang sudah dibahas untuk ujian, berbeda dengan Kaila. Ia justru asik main gadget stalking-stalking instagram para member boyband BTS. Kaila selalu berkhayal ingin bertemu dengan Jungkook.

“Woi main hape mulu, belajar,” ucap Debi saat melihat temannya malah mesam-mesem menatap hape.

“Udah pinter gue,” jawab Kaila asal.

“Lah si anjir, kalau pinter mah nilai pelajaran lu kagak mungkin doremi,” sela Debi mengingatkan fakta yang sebenarnya.

“Ah lu kalau mau belajar mah belajar aja sih, otak gue udah ngebul begini. Udah sono lu jangan ganggu gue.” Kaila mengusir Debi yang menurutnya mengganggu itu.

Setelah kepergian Debi, Kaila kembali menjadi stalker. Namun beberapa saat ada pesan whatsaap masuk. Kaila langsung membukanya dan ternyata itu dari Kakaknya, Nasya.

Setelah membaca pesan whatsapp dari Nasya, Kaila berdecak sebal. Kenapa sih semua orang selalu mengingatkan dirinya untuk belajar dan fokus? Lagian nih baca buku terus itu bikin mumet dan bisa mengakibatkan kebotakan. Lagian mending baca novel kemana-mana menurut Kaila, apalagi genre romance yang suka bikin baper pembaca. Terkadang Kaila membaca novel sambil guling-guling di kasur saat merasakan hatinya ikutan baper kepada si tokoh lelaki yang di ciptakan oleh si penulis.

“Kai,” panggil Debi lagi saat melihat temannya makin nggak waras itu.

“Apa.”

“Lu seriusan nggak takut?”

“Takut apaan?”

“Ujian nasional.”

“Ngapain takut sih, emangnya ujian nasional itu mematikan? Nih Deb, gue bilangin ya HIDUP ITU TIDAK PERLU DIBIKIN RIBET, NIKMATI DAN JALANI SAJA SEPERTI AIR MENGALIR.” Kaila mencoba memberikan petuahnya.

“Sok bijak lu,” sela Debi tak terima dinasehati Kaila.

“Ya terserah lu lah,” balas Kaila masa bodoh.

“Tapi Kai, emang lu nggak ngeri apah kalau nggak lulus?” tanya Debi melihat Kaila yang tenang-tenang saja.

“Udah gue bilang ngapain sih takut, udah tenang aja.”

“Lu yakin bisa ngerjain?”

“Yakinlah.” Kaila mengucapkan dengan mantap.

“Kok gue yang ngeri kalau lu nggak lulus Kai, dilihat dari daftar riwayat hidup lu aja dari kelas satu sampai kelas tiga nilai lu itu not doremi begitu.”

“Lagi-lagi lu bahas nilai gue. Ya itukan kalau nilai harian, lu tau nggak Deb? Ujian nasional itu bukan tergantung pinter bodohnya orang,” ujar Kaila.

“Terus tergantung apaan?” tanya Debi penasaran.

“Tergantung faktor X.”

“Apa itu?” tanya Debi masih tidak paham.

“Ah bego lu, pelajaran doang nilai bagus. Beginian aja lu oon Deb. Ujian nasional itu tergantung faktor keberuntungan. Lu tahukan banyak siswa yang cerdas dan pinter, sering juara kaya lu justru nggak lulus---” Kaila belum selesai berbicara langsung disambar oleh Debi.

“Dih kok lu jadi nakutin gue sih,” sela Debi tak terima atas pernyataan Kaila.

“Makanya kalau lu pengin lulus nanti jangan pelit-pelit bagi gue jawaban,” ucap Kaila tertawa terbahak.

Debi langsung menonyor kepala Kaila. “Dih tai, itu sih bilang aja lu mau nyontek,” jawab Debi kesal.

“Lagian hidup lu terlalu serius sih,” sela Kaila masih dengan tawanya. “Oya gimana Donat lu?”

“Doni, Kaila ! pacar gue Doni bukan Donat.” Debi sangat marah jika Kaila memanggil pacarnya dengan seenak jidadnya itu.

“Ya ya terserah lu dah, tapi gue serius Deb. Kalau ujian itu tergantung faktor X yang ada pada diri kita.”

“Terserah lu Kai,” ucap Debi dan meninggalkan Kaila lagi.

Bel sekolah pun berbunyi menandakan semua siswa-siswi untuk memasuki ruangan yang sudah ditentukan menurut nomor induk. Sebelum melakukan ujian nasional semua berdoa menurut kepercayaan masing-masing.

Satu minggu kemudian.

Satu minggu sudah Kaila melaksanakan ujian sekolah dan nasional, namun hidupnya bukan makin santai malah makin ribet, bagaimana tidak ribet coba? Banyak sekali wedding organiser datang kerumahnya untuk membicarakan soal pernikahan Kaila. Namun hebatnya Kaila tidak dilibatkan sama sekali mengenai tema pernikahan yang akan dilangsungkan minggu depan.

Lagi-lagi Kaila berdecak sebal melihat pria paruh baya itu. Hidup Kaila sekarang bagaikan penjara, mau hangout sama teman saja harus di tanya-tanya mendetail seperti orang mau pinjam hutang. Ya pria paruh baya yang Kaila maksud itu Hendrik Wiraguna, Papah kandung Kaila sendiri.

Kaila mengingat kembali saat Papahnya mengumumkan pernikahan Kaila dulu. Papahnya mengumumkan tepat sebelum Kaila melaksanakan ujian nasional. Di saat itu juga Kaila langsung menolak dengan tegas namun tetap saja seorang Hendrik Wiraguna itu susah untuk dibantah.

Kaila menghela napas jika mengingat nasib Kakaknya itu, entah terbuat dari apa hati Papahnya itu. Bisa-bisanya tega mengasingkan Kak Nasya yang sedang mengandung. Bahkan alasan Papahnya menikahkan Kaila adalah, agar Kaila tidak hamil di luar nikah seperti Nasya.

“Kai, belum tidur,” tanya Rania melihat putrinya menjadi pemurung seperti ini.

“Belum ngantuk Mah,” balas Kaila mencoba tetap tersenyum.

Rania sedih melihat putrinya yang selalu ceria itu tiba-tiba menjadi pemurung. Rania tahu kalau tindakan suaminya itu sudah keterlaluan. Namun Rania tidak bisa membantah suaminya itu, Rania terlalu lemah lembut.

“Yang sabar ya sayang,” ucap Rania sambil mengelus-elus rambut panjang Kaila.

“Iya Mah,” balas Kaila mengangguk dan langsung menyenderkan kepalanya di bahu sang Mamah.

“Jangan jadikan pernikahan ini beban untuk kamu ya Nak, jangan benci Papahmu. Kaila tahu tidak, kalau Papahmu melakukan ini semua itu demi putri-putrinya.”

“Kaila nggak masalah nikah muda, nikah diusia 18 tahun seperti ini, yang Kaila pikirkan itu bagaimana dengan Kak Nasya yang di Surabaya Mah, Kak Nasya sedang hamil. Kak Nasya butuh dukungan kita sebagai keluarga. Tapi kenapa Papah justru tega membuang Kak Nasya,” ucap Kaila menahan amarah yang sudah terlalu lama dipendam itu.

“Mamah yakin, kalau Kakakmu itu baik-baik saja di sana. Apalagi Kak Nasya wanita kuat, lagian kamu waktu pergi ke Surabaya lihat sendiri kalau Kak Nasya tidak apa-apa kan. Justru Kak Nasya bekerja di sana,” ujar Rania agar Kaila tidak sedih lagi sekaligus lebih tenang dalam pernikahannya besok.

Mereka berdua tanpa sadar saling mengeluarkan air mata, posisi mereka pun masih saling berpelukan. Elusan tangan Rania membuat Kaila semakin sedih, apalagi Kaila mendengar kalau calon suaminya itu hidup di negara California. Sudah Kaila bayangkan pasti kehidupan di sana sangat berbeda dengan di Indonesia. Yang membuat Kaila berpikir apakah calon suaminya bisa bahasa indonesia? Jujur saja Kaila tidak bisa bahasa inggris. Memikirkan itu membuat Kaila frustasi. Tak sadar Kaila memeluk Mamahnya makin erat.

“Mah. Tidur bereng Kaila yah,” rengek Kaila manja.

“Kamu kan mau jadi istri, masa tidur sama Mamah sih.”

“Tapikan saat ini belum Mah, jadi masih boleh dong,” rayu Kaila lagi.

“Kamu ini, udah mau nikah tapi manjanya nggak ilang-ilang. Awas loh kamu harus rubah sikap absurd kamu Kai.” Rania memperingati anak bontotnya itu untuk bersikap normal, sebab Rania hapal betul kelakuan Kaila yang hiperaktif itu. Apalagi jika ada lagu dari Korea, Kaila langsung ikutan ngedance. Namun itu semua justru untuk hiburan keluarganya, terutama menghibur Rania dan Nasya yang terkenal pendiam itu.

Akhirnya dengan terpaksa Rania menemani Kaila tidur di kamarnya. Bisa ngoceh kaya burung beo besok kalau tidak diturutin. Mereka berdua terlelap dengan saling memeluk, menyalurkan rasa sayang mereka antara Ibu dan Anak.

BAB 2 - WHAT NIKAH?!

Setelah melewati banyak drama keluarga beberapa minggu silam, akhirnya hari ini tepat dimana Kaila akan melangsungkan sebuah pernikahan. Pernikahan yang tidak diharapkan sama sekali oleh Kaila.

Semua orang saat ini sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, termasuk Kaila sendiri sedang sibuk bertukar chat dengan Nasya. Kaila mengutarakan isi hatinya yang sedih karena dijodohkan dengan paksa. Kaila merasa miris mengetahui kalau Nasya tidak bisa hadir diacara yang bersejarah ini. Acara yang akan Kaila ingat seumur hidupnya. Kaila memaklumi balasan Nasya yang mengatakan tidak bisa libur bekerja, tapi Kaila yakin itu ulah Hendrik Wiraguna, papahnya.

Selesai dimake up akhirnya Kaila disuruh turun ke bawah untuk melaksanakan acara prosesi pernikahannya. Jujur saja hati Kaila saat ini gugup juga degdegan, Kaila membayangkan kalau ia akan dinikahkan dengan bandot tua. Saat sedang berkhayal dengan pikirannya tiba-tiba Rania datang.

“Kai, ngelamun aja. Cepetan turun acara udah mau di mulai.”

“Mah, yang nikah gantiin Mamah aja ya,” rengek Kaila manja seperti biasa.

“Hust ngaco kamu kalau ngomong. Ayo cepetan itu mempelai laki-lakinya udah nunggu loh,” Rania menarik lengan Kaila yang masih ogah-ogahan turun ke ballroom.

“Iya tunggu Mah, ini gaunnya panjang banget sih!” gerutu Kaila saat kesusahan akan berjalan.

“Namanya juga gaun pengantin ya harus panjang juga wow dong. Gimana sih kamu.”

“Ih kenapa nggak pakai baju sepak bola aja sih, kan gampang jalannya,” gerutu Kaila makin kesal karena merasa disiksa memakai baju yang menurutnya ribet.

“Hiss ngawur aja kamu, udah nggak usah banyak ngomel. Sini Mamah bantu pegang.

Akhirnya dengan sabar Rania memegangi gaun belakang Kaila, namun namanya juga kaila disuruh berjalan anggun saja susahnya minta ampun. Sering kali Rania menegur bahkan mencubit lengan Kaila untuk menjadi anggun sehari saja tapi faktanya tidak bisa. Tetap saja Kaila berjalan seperti dikejar depcoletor.

“Kai, yang anggun dong jalannya. Jangan kaya preman pasar gitu.” Rania geram melihat putri bungsunya yang tidak bisa anggun sedikitpun.

Kaila tak merespon, justru ia dengan sengaja menenteng high hellnya saat berjalan. Rania yang melihat hanya mendesah pasrah. Namun dengan tegas Rania memerintah Kaila untuk memakai hellnya kembali saat sudah di depan pintu Ballroom, dimana sebuah pernikahan digelar sangat mewah dan mewah.

Keluarga besar Azekiel tidak main-main saat memilih tempat untuk melangsungkan pernikahan keturunannya itu. Mereka memilih di Ritz Carlton, bahkan sekaligus menyewa beberapa kamar untuk anggota keluarganya. Kamar untuk pengantin pun sudah mereka siapkan dengan sedemikian rupa.

Mata kaila melotot saat melihat mempelai laki-laki, apa Kaila tidak salah lihat saat ini? Kalau mempelai laki-lakinya bakalan setampan ini sih, Kaila juga rela jika dinikahkan sejak masih SD. Kaila tersenyum dan terkikik sendiri saat membayangkan dirinya dan laki-laki yang sedang memakai tuxedo biru dongker itu, Kaila memandang dengan senyuman kagum. Mata laki-laki itu begitu tajam seperti tatapan burung elang, hidungnya mancung, rahangnya begitu kokoh juga tegas, bibirnya merah seperti cheri, dan badannya sangat atletis. Kaila membayangkan itu semua dalam pikiran nakalnya, tak terasa Rania menegur yang membuat Kaila berjenggit kaget.

“Kai, masuk. Kenapa jadi melongo di depan pintu sih,” gerutu Rania yang melihat anaknya dikit-dikit melamun. Rania khawatir kalau anaknya akan kesambet jika kebanyakan melamun.

Dengan segera Kaila menormalkan pikirannya agar bisa berfikir jernih juga bersih. Kaila melangkah masuk dan semua tatapan pengunjung melihat penampilan Kaila yang seperti cinderella saat ini. Dengan perasaan gugup Kaila mencoba tersenyum melihat para tamu undangan yang momotret dirinya yang berjalan ke arah mempelai laki-laki.

Tangan Kaila gemetar saat akan menyambut uluran tangan suaminya itu, Kaila tak menyangka diusianya yang masih sangat muda begini ia sudah menggelar predikat ISTRI.

Saat ini posisi Kaila sudah di samping laki-laki yang menyandang sebagai suaminya itu. Sesekali mata genit Kaila mencuri-curi pandang menatap suaminya. Yang membuat Kaila gugup adalah tangan Kaila masih dipegang begitu erat.

Buset dah ini tangan gede amat ya, aduh nggak bisa membayangkan sama aset-aset yang lainnya. Lagi-lagi Kaila asik berfantasi sendiri dengan pikirannya.

“Ehem,” deham Melviano.

Kaila langsung berposisi tegap bagai prajurit yang akan melaksanakan upacara itu.

Saat ini Kaila tak berani menatap bahkan menengok ke arah suaminya itu.

Gila gila gila gila jantung gue mau copot woy. Rutuk Kaila dalam hatinya.

Mereka berdua saat ini sibuk menyalami para tamu undangan yang katanya berjumlah sepuluh ribu orang itu. Lagi-lagi Kaila menghela napasnya karena tamu yang hadir tak henti-henti. Rasanya saat ini kaki Kaila akan copot berdiri lama menggunakan high hell seperti ini.

Kaila sudah berdiri dengan sempoyongan, namun tangan kekar milik Melviano dengan sigap langsung memegangi pinggulnya.

“Kau ini berdiri saja tidak becus!” bisik Melviano tepat di telinga Kaila.

Mendengar ucapan Melviano barusan membuat Kaila terkesiap, wah gila aja ganteng-genteng mulutnya pedas seperti bon cabe.

“Memangnya lu nggak lihat kalau gue pakai hell begini,” jawab Kaila dengan sengit.

“Jaga bicaramu, bicaranya yang sopan.” Bisik Melviano yang langsung kembali tersenyum kepada tamu yang menyalaminya.

“Untuk apa? Suka-suka gue lah.”

“Terserah!”

Akhirnya mempelai laki-laki dan perempuan pun diberi jeda istirahat, sebab acara pernikahannya dibagi dua season. Untuk season pertama siang sampai sore dan season kedua malam sampai selesai.

Saat ini baik Melviano dan Kaila sedang di dalam lift, mereka sama-sama diam tak ada yang berani bertegur sapa. Hingga lift sudah berada di lantai tertinggi hotel Ritz Carlton, keluarga Melviano sengaja menyiapkan kamar khusus pengantin di lantai tertinggi atau biasa di sebut penthouse room. Sedangkan keluarga dan kerabat di lantai sepuluh.

Melviano berjalan begitu saja saat melihat Kaila kesusahan dengan gaunnya itu. Karena Melviano tidak suka cewek berisik seperti Kaila.

“Woi,” panggil Kaila saat akan berjalan susah.

Melviano tetap berjalan menuju kamarnya.

Merasa tak dipedulikan akhirnya Kaila melepas high hell dan melemparkan ke arah Melviano.

Pletak....

“Awww,” ringis Melviano saat hellnya mengenai punggungnya itu. Untung punggung yang kena, kalau kepala bisa kena gegar otak nantinya.

Kaila menutup mulutnya dengan kedua tangan, ia tak menyangka bakalan kena punggung Melviano padahal Kaila melepar asal-asalan saja.

“Kau,” geram Melviano sambil menatap tajam ke arah Kaila.

“Maaf nggak sengaja,” ucap Kaila sambil tersenyum tanpa dosa.

Dengan langkah lebar Melviano berjalan kearah Kaila, dengan cepat ia menggotong Kaila dengan mudah.

Merasa digotong seperti karung beras membuat aliran darah Kaila seperti terkumpul di kepala.

“Woy gila banget lu gotong, turunin gue,” rengek Kaila saat kepalanya pusing menatap ke bawah.

Melviano tak menghiraukan ocehan dan protesan Kaila, ia tetap berjalan dengan tegap seperti tidak membawa apapun. Menurut Melviano tubuh Kaila itu bagaikan kapas.

Saat sudah memasuki kamar hotelnya, Melviano langsung membanting tubuh Kaila diatas kasur. Melviano memandang Kaila dengan tatapan tajam juga seringaian yang tak bisa diartikan.

Merasakan dibanting dengan kejam, punggung Kaila merasa senut-senut. Tapi yang buat Kaila takut adalah tatapan Melviano yang seperti akan memangsa umpannya. Membayangkan itu membuat Kaila merinding.

BAB 3 - WEDDING PARTY.

Kali ini Kaila mulai beringsut mundur perlahan hingga mentok ke sandaran ranjang. Apalagi melihat Melviano yang merangkak naik ke atas kasur dengan gaya yang begitu amat menakutkan.

Dalam hati Kaila selalu berdoa, ia belum siap melepas virginnya ini. Gila aja sih, masa iya mau digarap langsung sih?! Nanti malam ‘kan ada acara lagi, bagaimana kalau nanti sampai nggak bisa jalan? Bisa bahaya delapan enam kalau begini. Dengan cepat Kaila menendang Melviano hingga terjungkal ke bawah lantai.

“Awww, ****.” Melviano menggeram kesakitan kala Kaila menendang tepat kena juniornya itu.

Dengan rasa takut, Kaila langsung melihat Melviano yang masih meringis kesakitan sambil memegangi area aset berharganya.

Sungguh Kaila nggak sengaja tadi, niatnya mau nendang daerah perut tapi nggak tahu kenapa meleset kesitu.

“Ma-ma-maaf,” cicit Kaila dengan takut kala melihat Melviano sudah berdiri dan pergi berjalan meninggalkan Kaila sendirian di kamar hotel yang sudah didesain seperti kamar pengantin.

Kaila bernapas lega kala Melviano sudah pergi ke luar dari kamar. Tapi kira-kira dia mau kemana ya? Pertanyaan itu terus menerus bercokol dipikiran Kaila. Hingga tak terasa ada bunyi ketukan pintu kamar hotelnya.

Dengan cepat Kaila membuka pintu tanpa mau melihat terlebih dahulu siapa yang datang.

“Kai, belum ganti?” tanya Rania kala melihat anaknya masih pakai gaun pengantin.

“Belum Mah,” balas Kaila lesu.

Rania melongok ke dalam memastikan keadaannya. “ Melvin mana?” tanya Rania kala tak melihat sesosok Melviano.

“Keluar.”

“Loh, kemana? kalian nggak....”

“Apasih Mah, ini masih sore. Jangan mulai deh,” sungut Kaila sambil mencoba membuka gaunnya.

“Sini mamah bantu,” Rania langsung maju menuju ke Kaila dan membantu membuka resleting gaunnya.

“Makasih Mah, Kaila mandi dulu,” ujar Kaila kala gaunnya sudah terlepas dari tubuhnya.

“Yaudah kalau udah selesai mandi jangan lupa turun ke bawah makan bersama. Jangan lupa ajak Melvin sekalian,” ujar Rania dan pergi meninggalkan Kaila yang masih diam membisu.

Lagi-lagi Kaila mengembuskan napasnya dengan panjang. Tidak habis pikir kalau hidupnya akan berubah dengan sekejap. Sekarang statusnya sudah jadi istri saja. Kaila menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghalau pikiran yang tidak-tidak tentang kehidupan ke depannya. Dan dengan segera Kaila memasuki kamar mandi untuk membilas tubuhnya yang sudah terasa lengket itu.

Di tempat lain sekarang Melviano sedang merecoki kamar Mikaila. Ia sedang mengganggu adiknya itu. Sudah lama juga ‘kan mereka berdua tidak berantem.

“Ya ampun, ngapain sih pengantin tuh disini!” ujar Mikaila dengan sewot karena acara istirahatnya diganggu oleh kakaknya yang kurang ajar.

“Numpang tidur bentar terus mandi,” jawab Melviano asal sehingga membuat Mikaila memutarkan bola matanya jengah.

“Lagian lo kan udah ada kamar Kak, terus juga sudah nikah ada istri. Mana cakep pula anaknya.”

“Ck,” Melviano berdecak sebal. Memang sih Kaila cakep tapi bukan tipe wanitanya gimana dong? Melviano itu suka wanita yang seksi juga menggairahkan, bukan kaya Kaila yang masih ingusan gitu. Emang bocah ingusan itu bisa muasin dirinya apah?! Melviano nggak yakin sih, paling digarap satu ronde saja sudah minta ampun.

“Kak, malahan ngelamun lagi.” Mikaila memukul bahu Melviano karena kesal ucapannya dari tadi tidak didengarkan.

“Yaudah gue numpang mandi,” ucap Melviano cepat dan langsung masuk ke kamar mandi.

Mikaila hanya geleng-geleng melihat kelakuan kakaknya itu. Nggak nyangka aja itu orang udah nikah, Mikaila memikirkan apakah nanti kakaknya itu bisa menjalani kehidupan rumah tangganya itu? Apalagi kakaknya masih suka gonta-ganti wanita setiap malam. Ya semoga saja dengan menikah kakaknya bisa berubah. Semoga.

Tiga puluh menit kemudian.

Baik Melviano dan Mikaila sudah siap-siap akan turun ke ballrom kembali untuk melanjutkan acara pernikahannya. Pada malam hari acara dan tema yang diusung lebih friendly dan bebas. Tidak seperti tadi pagi harus memakai dress code yang sudah ditentukan.

Melviano mencoba melirik kesana kemari untuk mencari keberadaan Kaila. Matanya memicing kala melihat wanita berpakaian yang sangat terbuka dibagian punggungnya. Bukan apa atau gimana, tapi Kaila nanti masuk angin gimana? Dengan langkah cepat Melviano menghampiri Kaila yang tengah asyik tertawa. Entah dia sedang menertawakan apa, yang jelas terlihat bahagia sekali.

“Ehem,” deham Melviano dan langsung melingkarkan tangannya dipinggang Kaila dengan begitu posesif.

Kaila yang diperlakukan seperti itu merasa sangat kaget. Ini seriusan Melviano yang tadi sore udah ngambek pergi dari dalam kamarnya itu? Kaila merasakan kalau tangan Melviano meremas pinggangnya kuat-kuat.

“Sayang,” ucap Melviano dengan lembut.

Kaila langsung melongo kala mendengar Melviano mengucapkan kata ‘sayang’ kepada dirinya. Ini Melviano kesambet setan hotel nggak sih? Tolong dong jangan pergi setannya, tetap awet disini aja.

“Iya,” balas Kaila tak kala lembut juga tersenyum yang dipaksakan.

“Dia siapa? Kenapa nggak dikenalin sama aku?” ujar Melviano kala melihat pasangan yang sangat kontras itu. Wanitanya ini masih sangat muda banget seperti umuran Kaila, tapi laki-lakinya ini seperti om-om saja.

“Oh, ini teman aku. Kenalin ini Debi sama Donat eh Doni maksud aku,” Kaila langsung meralat ucapannya kala Doni sudah melototinya dengan isyarat protes.

Dengan cepat Debi dan Doni bersalaman dengan Melviano sambil mengucapkan selamat. Namun Debi membisikan sesuatu kepada Kaila yang hanya bisa didengar mereka berdua.

“Ganteng banget, pasti nanti malam oke banget performanya. Udah keliatan dari tubuhnya yang aww kekar,” bisik Debi sambil tersenyum dan cipika-cipika agar tidak terlalu ketara.

Akhirnya mereka berempat melakukan selfi, karena tadi Debi yang meminta berfoto bersama katanya sih biar cepat nular cepat nikah. Padahal kalau mau nikah mah Doni sudah siap, Cuma kadang Debinya yang masih labil.

Setelah kepergian Debi dan Doni. Dengan cepat Melviano langsung melepaskan pelukannya, tatapannya berubah kembali dingin lagi dan itu membuat Kaila bingung juga merasa aneh dengan Melviano.

Suara pengumuman pembawa acara membuat Kaila dan Melviano untuk segera berdiri di tempat pelaminan kembali. Mereka akan melakukan sesi foto kembali juga acara lempar bunga. Karena acara malam diatur untuk tamu undangan khusus anak-anak muda saja.

Baik Kaila dan Melviano menerima ucapan selamat terus menerus sampai merasa tangannya pegal kembali dan juga merasakan kebas. Hingga tiba acara lempar bunga, Kaila berdiri ditengah untuk melemparkan bunga kearah belakang namun yang mendapatkan bunga itu justru Mikaila adik iparnya sendiri. Semua bersorak juga merasa senang dengan acara malam ini.

Hari sudah mulai larut, tamu satu persatu sudah mulai pamit untuk pulang. Hanya beberapa tamu yang sedang mengobrol dengan ayah Melviano. Mungkin itu salah satu rekan bisnisnya.

Lagi-lagi Kaila sudah menguap merasa sangat ngantuk. Jujur saja Kaila tidak kuat untuk bergadang, mentok tidur malam itu jam sembilan malam. Sedangkan ini sudah jam satu dini hari dan sudah dipastikan Kaila sangat ngantuk juga begitu lelah.

“Ck,” decak Melviano sebal meliat Kaila yang menguap terus-terusan.

“Namanya juga ngantuk.” Kaila menjawab tak terima dengan ejekan Melviano.

“Gimana nanti kalau suami minta jatah,” ucap Melviano lalu pergi meninggalkan Kaila yang berdiri mematung mencerna ucapan Melviano.

“Minta jatah? Jatah apaan? Ngawur banget sih tuh orang,” gumam Kaila pada dirinya sendiri. Hingga tak sadar Rania datang menghampirinya.

“Kai, kalau mau istirahat kamu istirahat dulu aja gih, acara juga sudah selesai kok, palingan itu tinggal sisa rekan kerja mertua kamu saja.”

Kaila mengangguk sambil menutupi mulutnya yang sudah menguap kembali. Kali ini untung pakaiannya lebih simple jadi Kaila masih bisa berjalan kearah kamar hotel yang sudah dibooking.

Kaila membuka kamar hotel itu dengan lemas karena tenaga benar-benar dikuras habis hari ini. Namun kenapa kamar hotelnya terang benderang? Memang siapa yang masuk? Apa maling? Nggak mungkin dong hotel semewah Ritz Carlton bisa ada maling.

Dengan cepat Kaila melepaskan high hellnya dan mencoba langsung tidur, Kaila masa bodoh dengan sisa make up yang masih menempel di mukanya itu. Kaila sudah tidak kuat untuk bersih-bersih.

Baru akan memejamkan mata, pintu kamar mandi terbuka lebar dan menampilkan sesosok laki-laki yang begitu hot, badannya yang tercetak begitu sempurna membuat siapapun yang melihat pasti ngiler, pahatan demi pahatan sesuai dengan porsinya.

Melviano berjalan kearah lemari sambil mengacak-acak rambutnya yang terlihat basah itu, handuknya pun hanya sebatas pinggang yang agak terlihat melorot sehingga terlihat bentuk perutnya yang sixpack itu. Melviano mengeryit kala melihat Kaila sedang menatapnya tanpa berkedip, Melviano berpikir bukannya itu bocah tadi udah tidur kenapa sekarang malah duduk menatapnya terus menerus seperti ini?

Dengan langkah cepat Melviano menghampiri Kaila yang masih terbengong menatap Melviano.

Dengan cepat Kaila sadar, kalo objek yang ditatapnya sudah menuju kearahnya. Bahaya ini bahaya, mana Melviano pakai handuk doang lagi, kalau melorot gimana? kan bisa kelihatan itunya. Nggak bisa dibiarkan.

“Tidaaaaaakkkkkk,” teriak Kaila dengan kencang sehingga membuat Melviano sangat kaget dan berhenti sebelum sampai kearah Kaila.

Download NovelToon APP on App Store and Google Play

novel PDF download
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play